Gunung Guntur: Perbedaan antara revisi

Gunung Guntur pernah menjadi gunung berapi paling aktif di Pulau Jawa pada dekade 1800-an. Namun, sejak itu aktivitasnya kembali menurun.{{Butuh rujukan}} ''Bataviasche Courant'' pada 7 November 1818 melaporan peristiwa letusan yang terjadi pada 21 Oktober 1818. Letusan tersebut diperkirakan terjadi pada malam hari antara pukul 22.00 dan 23.00. Sebwlumnya, [[Thomas Walker Horsfield|Thomas Horsfield]] menulis, "Pada malam hari antara tanggal 6 dan 7 April 1803, dan selama beberapa jam di hari akhir, semacam benda halus, hitam, seperti pasir di Kota, dan di sekitar Batavia, jatuh sangat lambat dari udara". Pada tahun-tahun berikutnya, Gunung Guntur meletus beberapa kali. ''Bataviasche Courant'' melaporkan kembali peristiwa letusan Gunung Guntur yang terjadi pada 14 Juni 1825 dengan kerusakan yang ditimbulkan cukup besar. ''Javasche Courant'' pada 4 Desember 1841 melaporkan bahwa Gunung Guntur kembali meletus pada 14 November pada tahun yang sama. Letusan juga kembali terjadi pada 4 Januari dan 26 November 1843.<ref>{{Cite journal|last=Jaelani|first=Gani|last2=Febriani|first2=Rima|last3=Mawarrani|first3=Ratna|date=2023-04-30|title=ANTARA EKSPEDISI SAINTIFIK DAN ANCAMAN EKONOMI KOLONIAL: LETUSAN GUNUNG DI PRIANGAN PADA PARUH PERTAMA ABAD KE-19|url=https://scholarhub.ui.ac.id/paradigma/vol13/iss1/7|journal=Paradigma: Jurnal Kajian Budaya|volume=13|issue=1|doi=10.17510/paradigma.v13i1.1138|issn=2503-0868|access-date=2023-06-15|archive-date=2023-06-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230630063722/https://scholarhub.ui.ac.id/paradigma/vol13/iss1/7/|dead-url=no}}</ref>

[[Kategori:Gunung berapi di Jawa Barat]]