Buddhisme di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Surijeal (bicara | kontrib)
Kerajaan->Kedatuan
Herryz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(14 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
[[Berkas:Borobudur monks 1.jpg|jmpl|250px|Biksu berdoa di [[Candi Borobudur]], struktur Buddhis terbesar di dunia yang dibangun oleh [[Wangsa Syailendra]].]]
{{noref}}
{{Buddhisme|sejarah}}
 
{{Infobox religious group
{{Buddhisme}}
| group = Buddhism in Indonesia
| image = Borobudur monks 1.jpg
[[Berkas:Borobudur| monksimage_caption = 1.jpg|jmpl|250px|Biksu berdoa di [[Candi Borobudur]], struktur Buddhis terbesar di dunia yang dibangun oleh [[Wangsawangsa Syailendra]].]]
| population = {{increase}} '''2.02 million''' (2022)<ref name="RELIGION">{{cite web|url=https://satudata.kemenag.go.id/dataset/detail/jumlah-penduduk-menurut-agama|title=Jumlah Penduduk Menurut Agama|publisher=[[Ministry of Religious Affairs (Indonesia)|Ministry of Religious Affairs]]|date=31 August 2022|access-date=29 October 2023|language=id|quote=Muslim 241 Million (87), Christianity 29.1 Million (10.5), Hindu 4.69 million (1.7), Buddhist 2.02 million (0.7), Folk, Confucianism, and others 192.311 (0.1), Total 277.749.673 Million}}</ref><br/>'''0.73%''' dari populasi
| regions = Jakarta, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Banten, Riau, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Jawa Tengah.<ref name ="Tirto-Buddha">{{Cite web|first=Irma|last=Garnesia|date=29 May 2018|title=Manakah Wilayah dengan Umat Buddha Terbanyak?|url=https://tirto.id/manakah-wilayah-dengan-umat-buddha-terbanyak-cLjw|access-date=2020-11-12|website=tirto.id|language=id|archive-date=2022-07-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20220703044314/https://tirto.id/manakah-wilayah-dengan-umat-buddha-terbanyak-cLjw|url-status=live}}</ref>
| religions = [[File:Dharma Wheel.svg|18px]] [[Buddhisme]] [[Mahayana]] dan [[Theravada]]
| scriptures =
| languages = [[Bahasa Indonesia]] dan [[Mandarin]]
}}
 
'''Buddhisme''' mempunyai [[Sejarah Indonesia|sejarah di Indonesia]] yang panjang, dan merupakan salah satu dari enam agama yang diakui di Indonesia, bersama dengan [[Islam]], Kristen ([[Protestan]] dan [[Katolik]]), [[Hinduisme]] dan [[Konghucu]]. Menurut perkiraan tahun 2022, sekitar 0,7% dari total penduduk Indonesia beragama Buddha, dan berjumlah sekitar 2 juta. Kebanyakan [[Agama Buddha|Umat Buddha]] terkonsentrasi di [[Jakarta]], [[Riau]], [[Kepulauan Riau]], [[Bangka Belitung]], [[Sumatera Utara]], dan [[Kalimantan Barat]]. Namun, jumlah total ini mungkin meningkat, karena para praktisi [[Taoisme]] dan [[Kepercayaan tradisional Tionghoa|agama rakyat Tiongkok]], yang tidak dianggap sebagai agama resmi di Indonesia, kemungkinan besar menyatakan diri mereka beragama Buddha berdasarkan sensus terbaru. Saat ini, mayoritas umat Buddha di Indonesia adalah [[Tionghoa Indonesia|Tionghoa]], namun komunitas kecil penganut Buddha Penduduk Asli Indonesia (seperti [[orang Jawa|Jawa]] dan [[Orang Sasak|Sasak]]) juga ada.
'''Buddhisme di Indonesia''' memiliki sejarah panjang. Di [[Indonesia]] selama era administrasi [[Orde Baru]], terdapat lima kepercayaan resmi di Indonesia, menurut ideologi negara [[Pancasila]], salah satunya termasuk [[Buddhisme]]. Presiden [[Soeharto]] telah menganggap Buddhisme dan [[Hinduisme]] sebagai kepercayaan klasik di Indonesia.
 
Buddhisme merupakan salah satu kepercayaan tertua yang ada di dunia. Buddhisme berasal dari [[anak benua India]]sejak abad ke-6 SM dan tetap bertahan hingga sekarang. Buddhisme berkembang cukup baik di benua [[Asia]] dan telah menjadi agama mayoritas di beberapa negara, seperti [[Taiwan]], [[Thailand]], dan [[Myanmar]]. Buddhisme kemudian juga masuk ke [[Nusantara]] (sekarang dikenal sebagai Indonesia) dan menjadi salah satu kepercayaan tertua yang ada di [[Indonesia]].
 
Buddhisme yang menyebar di Nusantara pada awalnya adalah sebuah keyakinan [[intelektual]], dan hanya sedikit berkaitan dengan [[supranatural]]. Namun dalam prosesnya, kebutuhan [[politik]], dan keinginan emosional pribadi untuk terlindung dari bahaya-bahaya di dunia oleh sosok dewa yang kuat, telah menyebabkan modifikasi dalam Buddhisme. Dalam banyak hal, Buddhisme adalah sangat individualistis, yaitu semua individu, baik pria maupun wanita bertanggung jawab untuk spiritualitas mereka sendiri. Siapapun bisa bermeditasi sendirian; [[candi]] tidak diperlukan, dan tidak ada [[pendeta]] yang diperlukan untuk bertindak sebagai perantara. Masyarakat menyediakan [[pagoda]] dan [[kuil]]-kuil hanya untuk menginspirasi kerangka pikiran yang tepat untuk membantu umat dalam pengabdian dan [[kesadaran diri]] mereka.
 
Meskipun di Indonesia berbagai aliran melakukan pendekatan pada ajaran Buddhisme dengan cara-cara yang berbeda, fitur utama dari Buddhisme di Indonesia adalah pengakuan dari "[[Empat Kebenaran Mulia]]" dan "[[Jalan Utama Berunsur Delapan]]". Empat Kebenaran Mulia melibatkan pengakuan bahwa semua [[keberadaan]] dipenuhi [[penderitaan]]; asal mula penderitaan adalah keinginan untuk objek duniawi; penderitaan dihentikan pada saat keinginan berhenti; dan Jalan Utama Berunsur Delapan mengarah ke pencerahan. Jalan Utama Berunsur Delapan mendatangkan pandangan, penyelesaian, ucapan, perilaku, mata pencaharian, usaha, perhatian, dan konsentrasi yang sempurna.
 
== Masa Kerajaan Hindu-Buddha ==
{{utama|Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha}}
Agama Buddha pertama kali masuk ke [[Nusantara]] (sekarang [[Indonesia]]) sekitar pada [[abad ke-5]] [[Masehi]] jika dilihat dari penginggalan prasasti-prasasti yang ada. Diduga pertama kali dibawa oleh pengelana dari [[China]] bernama [[Fa Hsien]].<ref>[http://bhagavant.com/home.php?link=sejarah&tipe=sejarah_buddhisme_Indonesia_1 Sejarah Perkembangan Agama Buddhis di Indonesia]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses 18 Maret 2011 - 22.10 WIB</ref> Kerajaan Buddha pertama kali yang berkembang di Nusantara adalah [[Kerajaan Sriwijaya|Kedatuan Sriwijaya]] yang berdiri pada [[abad ke-7]] sampai ke tahun [[1377]]. Kedatuan Sriwijaya pernah menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di [[Asia Tenggara]]. Hal ini terlihat pada catatan seorang sarjana dari China bernama [[I-Tsing]] yang melakukan perjalanan ke India dan Nusantara serta mencatat perkembangan agama Buddha disana. Biarawan Buddha lainnya yang mengunjungi Indonesia adalah [[Atisa]], [[Dharmapala]], seorang profesor dari [[Nalanda]], dan [[Vajrabodhi]], seorang penganut agama Buddha yang berasal dari India Selatan.
 
Di Jawa berdiri juga kerajaan Buddha yaitu [[Syailendra|Kerajaan Syailendra]], tepatnya di [[Jawa Tengah]] sekarang, meskipun tidak sebesar Kedatuan Sriwijaya. Kerajaan ini berdiri pada tahun [[775]]-[[850]], dan meninggalkan peninggalan berupa beberapa candi-candi Buddha yang masih berdiri hingga sekarang antara lain [[Candi Borobudur]], [[Candi Mendut]] dan [[Candi Pawon]]. Setelah itu pada tahun [[1292]] hingga [[1478]], berdiri [[Kerajaan Majapahit]] yang merupakan kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang ada di Indonesia. Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaannya ketika dipimpin oleh [[Hayam Wuruk]] dan [[Maha Patih]]nya, [[Gajah Mada]]. Namun karena terjadi perpecahan internal dan juga tidak adanya penguasa pengganti yang menyamai kejayaan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, maka Kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran. Setelah keruntuhan kerajaan Majapahit, maka kerajaan Hindu-Buddha mulai tergeser oleh kerajaan-kerajaan Islam.
Baris 69 ⟶ 74:
[http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=2 Data Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia 1971-2000], diakses 18 Maret 2011 - 22.23 WIB</ref> Berdasarkan data tersebut, kita dapat mengetahui rata-rata laju pertumbuhan penduduk tiap 10 tahun yaitu, 1.834%. Jadi, kita dapat memprediksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun [[1100]] yang merupakan mayoritas penganut agama Buddha, yaitu sekitar 24.1 juta penduduk.
 
Menurut sensus nasional tahun [[1990]], lebih dari 1% dari total penduduk Indonesia beragama Buddha, sekitar 1,8 juta orang. Kebanyakan penganut agama Buddha berada di [[Jakarta]], walaupun ada juga di lain provinsi seperti [[Riau]], [[SumatraSumatera Utara]] dan [[Kalimantan Barat]]. Namun, jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sebenarnya karena pada saat itu [[Khonghucu|Agama Khonghucu]] dan [[Taoisme]] tidak dianggap sebagai agama resmi di Indonesia sehingga mereka disensuskan sebagai penganut agama Buddha.
Pada tahun [[2008]], jumlah penganut agama Buddha sekitar 1.3 juta penduduk dari 217,346,140 penduduk Indonesia atau sekitar 0.6%. Pada tahun [[2010]], jumlah penganut agama Buddha sekitar 1,7 juta penduduk dari 237,641,326 penduduk Indonesia atau sekitar 0.72%.<ref name="sp2010">{{cite web|date=15 May 2010|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut|url=http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0|publisher=[[Statistics Indonesia|Badan Pusat Statistik]]|location=Jakarta, Indonesia|language=id|trans-title=Population by Region and Religion|access-date=20 October 2011|quote=Religion is belief in Almighty God that must be possessed by every human being. Religion can be divided into Muslim, Christian,, Hindu, Buddhist, Hu Khong Chu, and Other Religion.}} Muslim 207176162 (87.20%), Christian 16528513 (7), Catholic 6907873 (3), Hindu 4012116 (1.69), Buddhist 1703254 (0.74), Confucianism 71.999 (0.05), Other 112.792 (0.04), Total 237.641.326</ref> Pada sensus terakhir tahun 2018 , tercatat dari <nowiki>[[Badan Pusat Statistik]]</nowiki> bahwa ada 2 juta Umat Buddha dari total 266,534,836 penduduk Indonesia .<ref name="RELIGIO">{{cite web|date=15 May 2018|title=Statistik Umat Menurut Agama di Indonesia|url=https://data.kemenag.go.id/agamadashboard/statistik/umat|publisher=[[Kementerian Agama Republik Indonesia]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20200903221250/https://data.kemenag.go.id/agamadashboard/statistik/umat|archive-date=3 September 2020|access-date=15 November 2020|quote=Muslim 231.069.932 (86.7), Christian 20.246.267 (7.6), Catholic 8.325.339 (3.12), Hindu 4.646.357 (1.74), Buddhist 2.062.150 (0.77), Confucianism 117091 (0.03), Other 299617 (0.13), Not Stated 139582 (0.06), Not Asked 757118 (0.32), Total 266.534.836}}</ref>
Berdasarkan data tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang menganut agama Buddha bertolak belakang dengan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia.
 
Agama Buddha di Indonesia paling banyak dianut oleh masyarakat [[Tionghoa Indonesia|Tionghoa]] dan beberapa kelompok asli Indonesia, dengan persentase jumlah 1% (Buddhisme saja) sampai 2,3% (termasuk [[Taoisme]] dan [[Konfusianisme]]) penduduk Indonesia yang termasuk umat Buddha.<ref>{{Cite web |url=http://www.depag.go.id/index.php?menu=page&pageid=17 |title=Salinan arsip |access-date=2011-05-17 |archive-date=2007-12-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071214080813/http://www.depag.go.id/index.php?menu=page |dead-url=yes }}</ref><ref>{{Cite web |url=http://religiousfreedom.lib.virginia.edu/nationprofiles/Indonesia/rbodies.html |title=Salinan arsip |access-date=2011-05-17 |archive-date=2006-08-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060829053427/http://religiousfreedom.lib.virginia.edu/nationprofiles/Indonesia/rbodies.html |dead-url=yes }}</ref>
 
== Perkembangan aliran Buddha di Indonesia ==
Baris 107 ⟶ 112:
Pada tahun [[1976]], Bhikkhubhikkhu lulusan Wat Bovoranives yang merupakan murid binaan Bhante Vin memutuskan keluar dari Sangha Agung Indonesia dan mendirikan [[Sangha Theravada Indonesia]] (STI).
 
== Sastra Buddhisme di nusantaraNusantara ==
Dua teks Buddhis Jawa yang penting adalah '''''[[Sang Hyang Kamahayanikan]]''''' dan '''''[[Kamahayanan Mantranaya]]'''''.
 
== Candi Borobudur ==
Baris 132 ⟶ 137:
{{Topik Asia|Agama Buddha di}}
{{Topik Buddhisme}}
{{buddha-stub}}
 
[[Kategori:Buddhisme di Indonesia| ]]
[[Kategori:AgamaBuddhisme dimenurut negara|Indonesia]]