AXIS: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(16 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7:
| type = Kartu SIM prabayar
| inventor =
| slogan = ''#KenapaNggakEmangKitaBeda''
| launch year = [[27 April]] [[2001]] (sebagai '''Lippo Telecom''')<br />Februari [[2007]] (sebagai '''NTS''')<br />[[27 Februari]] [[2008]] (sebagai '''AXIS''')
| company =Lippo Group (2001-2008)<br>Axis Telekom Indonesia (20082001-2014)<br>[[XL Axiata]] (2014-sekarang; lisensi nama dari [[Maxis Communications|Maxis]] dan [[Saudi Telecom Company|STC]])
| available = Seluruh Indonesia
| current supplier =
Baris 55:
Upaya akuisisi ini diharapkan bisa mewujudkan niat Natrindo untuk beroperasi secara nasional, dan dengan hal tersebut Lippo sudah mempunyai peluang untuk beroperasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jabodetabek dan Kalimantan. Bahkan, pada akhir 2002 sempat direncanakan perusahaan-perusahaan tersebut akan dilebur dalam PT Natrindo, ditambah dengan dua perusahaan GSM 1800 lain yang belum diakuisisi (dan juga sama-sama belum beroperasi), yaitu PT Astratel Nusantara dan PT Ariawest Internasional.<ref name="Merger DCS 1800 Buat Lippo"/><ref name="bisnis.tempo.co">[https://bisnis.tempo.co/read/32985/jurus-baru-penyelamatan-lippo-telecom Jurus Baru Penyelamatan Lippo Telecom]</ref> Lippo juga berencana untuk menggunakan jaringan bisnisnya yang "menggurita" di mana-mana untuk membangun bisnis komunikasinya ini.<ref>[https://www.rcrwireless.com/20010701/carriers/new-regulation-restructures-indonesias-cellular-services New regulation restructures Indonesia's cellular services]</ref> Hal ini diwujudkan dengan kerjasama misalnya dengan [[Bank Lippo]] dan [[AIA Financial|AIG Lippo Life]].<ref name="lippotel.com">{{Cite web |url=http://www.lippotel.com/id/media_detail.asp?pressid=11 |title=LippoTelecom Luncurkan ‘Prabayar Ekonomis’ |access-date=2006-11-10 |archive-date=2006-11-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20061110091024/http://www.lippotel.com/id/media_detail.asp?pressid=11 |dead-url=no }}</ref><ref>
{{Cite web |url=http://www.lippotel.com/id/media_detail.asp?pressid=5 |title=LippoTelecom Gandeng LippoBank |access-date=2005-02-23 |archive-date=2005-02-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20050223142727/http://www.lippotel.com/id/media_detail.asp?pressid=5 |dead-url=no }}
</ref> Bahkan, sempat ada rumor bahwa Lippo Telecom akan berkongsi dengan partnernya, Hutchison untuk mengambilalih saham pemerintah di [[Indosat Ooredoo Hutchison|Indosat]],<ref>[https://www.totaltele.com/399364/Hutchison-says-not-interested-in-Indosat Hutchison says not interested in Indosat]</ref> walaupun pada akhirnya saham Indosat justru jatuh ke [[Temasek Holdings]] [[Singapura]].
 
Namun, banyak yang menduga bahwa langkah mulus Lippo ini dibantu oleh pemerintah lewat [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan dan Transportasi]] [[Agum Gumelar]], mengingat pemiliknya yang merupakan konglomerat besar berkoneksi tinggi. Agum misalnya pada November 2002 memerintahkan agar operator seluler diatas untuk segera merger dengan Lippo Telecom atau izin mereka akan dicabut. Pemerintah beralasan bahwa karena semua operator tersebut (Ariawest, Astratel, Inti Mitratama, Primarindo, Kodel Margahayu dan Mitra Perdana) belum beroperasi, maka lebih baik mereka menggabungkan diri.<ref name="Merger DCS 1800 Buat Lippo"/> Di Juni 2002, sebelumnya juga berhembus kabar bahwa Agum memaksa operator "raksasa" [[Excelcomindo]], [[Satelindo]] dan [[Telkomsel]] untuk memberikan jasa ''[[roaming]]'' kepada Lippo Telecom.<ref name="bisnis.tempo.co"/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Bb0TAQAAMAAJ&q=roaming+lippotelecom+2002&dq=roaming+lippotelecom+2002&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjDx4XR-9TuAhXWZCsKHcskDEcQ6AEwAHoECAAQAg Tempo, Volume 31,Masalah 13-18]</ref>
Baris 74:
Namun kemudian tampak rencana itu ditunda lagi dan sampai 2007, Lippo Telecom hanya menggaet 12.000 pelanggan di Bandung dan Surabaya. Akibat tindakan Lippo Telecom yang mengulur-ulur peluncurannya dan tampak tidak serius beroperasi di 3G, pada Juni 2007 [[BRTI]] sempat merencanakan untuk mencabut operasional perusahaan ini, dan BRTI memberi waktu 6 bulan agar Natrindo segera menyelesaikan kewajibannya.<ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-798187/lisensi-seluler-lippo-telecom-terancam-dicabut Lisensi Seluler Lippo Telecom Terancam Dicabut]</ref><ref>[https://bisnis.tempo.co/read/103049/natrindo-diberi-waktu-enam-bulan Natrindo Diberi Waktu Enam Bulan]</ref> Namun, kemudian di tahun 2007 juga Natrindo mengalami perubahan kepemilikan kembali dengan Lippo menjual 44% sahamnya (dari anak usaha perusahaan afiliasinya, PT Aneka Tirta Nusa bernama Penta Investment BV) ke anak usaha Maxis lain, Althem BV dengan harga US$ 123,92 juta.<ref>[https://swa.co.id/swa/listed-articles/maxis-kuasai-saham-lippo-telecom Maxis Kuasai Saham Lippo Telecom]</ref><ref>[https://www.commsupdate.com/articles/2007/04/25/althem-strikes-deal-with-penta-investments-to-acquire-lippo-telecom-stake/ Althem strikes deal with Penta Investments to acquire Lippo Telecom stake]</ref> Penjualan yang berlangsung pada 25 April 2007 ini mengakibatkan saham Lippo menjadi hanya tersisa sangat sedikit sedangkan 95% dikuasai oleh Maxis Telecom. (Sebenarnya, anak usaha Maxis lain bernama Teleglobal Investments BV juga memiliki hak untuk membeli 5% saham sisa Lippo, tetapi tampaknya tidak dilakukan). Penjualan ini sempat menuai kontroversi karena dituduh jual-beli lisensi (walaupun [[Menkominfo]] saat itu [[Sofyan Djalil]] tidak menolaknya)<ref>[https://inet.detik.com/business/d-772679/dirjen-postel-kecewa-lippo-telecom-dicaplok-asingDirjen Postel Kecewa Lippo Telecom Dicaplok Asing]</ref> dan awalnya Maxis sempat menyampaikan akan mencari partner lokal lain.<ref>[https://www.antaranews.com/berita/62869/maxis-akan-cari-local-partner Maxis Akan Cari "Local Partner"]</ref> Sebelum transaksi ini dilakukan, sebenarnya merek Lippo Telecom sejak Februari 2007 sudah berganti nama menjadi '''NTS''', singkatan dari '''N'''atrindo '''T'''elepon '''S'''eluler.<ref>[https://priandoyo.wordpress.com/2007/05/09/natrindo-bagaimana-nasibmu/ Natrindo bagaimana nasibmu?]</ref>
 
Sebenarnya, Maxis tidak ingin merengkuh saham Natrindo secara mutlak dalam waktu lama pasca-akuisisi 44% saham tersebut, bahkan pada Mei 2007 Maxis sudah berencana untuk melepas saham mayoritas perusahaan tersebut.<ref>[https://www.thestar.com.my/business/business-news/2007/05/11/maxis-in-talks-on-natrindo-stake-sale Maxis in talks on Natrindo stake sale]</ref> Pada 26 Juni 2007, Maxis berhasil menjalin kesepakatan dengan [[Saudi Telecom Company]] (STC), sebuah perusahaan telekomunikasi besar [[Arab Saudi]] untuk menjual 51% sahamnya di Natrindo senilai US$ 3,05 miliar.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-798015/saudi-telecom-beli-51-saham-maxis-di-natrindo Saudi Telecom Beli 51% Saham Maxis di Natrindo]</ref> Menurut STC, transaksi ini dilakukan seiring upaya mereka untuk memperluas operasinya di berbagai negara Asia. Setelah transaksi ini, 51% saham dikuasai STC, 44% oleh Maxis dan sisanya oleh pihak lain.<ref name="industri.kontan.co.id">[https://industri.kontan.co.id/news/kongsi-group-lippo-dan-astro-malaysia-kian-di-ujung-tanduk Kongsi Group Lippo dan Astro Malaysia Kian di Ujung Tanduk]</ref> Akuisisi ini dilakukan dengan menjual perusahaan Maxis yang memegang saham di Natrindo, Teleglobal Investments BV kepada STC.<ref>[https://staticxl.ext.xlaxiata.co.id/s3fs-public/media/documents/2RingkasanRencanaPenggabungan.pdf Ringkasan Rancangan Akuisisi]</ref> (Transaksi Maxis dan STC ini jelas memakan biaya yang berkali-kali lipat lebih besar daripada saat Lippo menjual Natrindo pada Maxis beberapa tahun lalu, sehingga konon Lippo berang atas "kecerdikan" perusahaan Khrisnan ini. Akibatnya, keduanya terlibat konflik senilai US$ 250 juta yang pada akhirnya berakibat pada hancurnya kerjasama mereka di [[televisi kabel|TV kabel]] [[Astro Nusantara]] yang dimiliki juga sebagian oleh perusahaan Khrisnan lain, [[Astro (Malaysiaperusahaan)|Astro]]. Konflik ini melibatkan berbagai laporan ke [[polisi]] dan gugatan di berbagai pengadilan dalam dan luar negeri).<ref name="industri.kontan.co.id"/><ref>[https://inilah.com/news/1888262/lippo-vs-konglomerat-malaysia Lippo vs Konglomerat Malaysia]</ref><ref>[https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol20086/konflik-astrolippo-kian-memanas/ Konflik Astro-Lippo Kian Memanas]</ref> Setelah proses akuisisi itu, Natrindo makin memantapkan niatnya untuk segera memulai operasinya, di akhir 2007.<ref>[https://www.suarasurabaya.net/ekonomibisnis/2007/NTS-Percepat-Pengoperasioan-Infrastruktur/ NTS Percepat Pengoperasioan Infrastruktur]</ref> Sebelum berubah menjadi AXIS, pelanggan NTS terakhir tercatat sebanyak 20.000 pelanggan dan beroperasi di Bandung serta Surabaya.<ref>[https://www.antaranews.com/berita/96724/pemerintah-siapkan-dua-opsi-benahi-frekuensi-nts Pemerintah Siapkan Dua Opsi Benahi Frekuensi NTS]</ref>
 
===Peluncuran AXIS===
Baris 86:
Namun, baru mulai beroperasi, pada bulan Mei 2008 AXIS sempat tersandung isu [[setanisme]] karena menggunakan angka yang mirip dengan [[666]] (Rp 60/[[SMS]], Rp 60/menit menelepon sesama AXIS, Rp 600/menit menelepon ke operator lain) dalam iklannya. Rumor yang banyak menyebar di kalangan [[Kristen]] ini dibantah oleh manajemen AXIS hanya sebagai miskonsepsi.<ref>[https://nasional.kompas.com/read/2008/05/08/16261191/axis.tak.takut.disebut.kartu.setan Axis Tak Takut Disebut Kartu Setan]</ref><ref>[https://techno.okezone.com/read/2008/05/10/54/108036/axis-setan-ternyata-benar Axis SeTan Ternyata Benar!]</ref><ref>[http://fivelements.blogspot.com/2008/06/axis-dari-setan.html AXIS: Dari Setan?!]{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Juga sempat ada rumor bahwa pemegang saham utama AXIS, STC sempat berencana untuk menjual 20% sahamnya di AXIS pada pihak lain, meskipun akhirnya dibantah oleh AXIS.<ref>[https://techno.okezone.com/read/2008/11/26/54/168095/axis-ditinggal-saudi-telecom-company Axis Ditinggal Saudi Telecom Company?]</ref> Terlepas dari hal tersebut, pada akhir 2008 wilayah layanan AXIS sudah menyebar ke wilayah yang ditargetkan sebelumnya, ditambah [[Banten]] dan [[Riau]]. Manajemen menargetkan pada 2009 sudah memiliki 6.000 BTS, dan pemerintah meminta AXIS jika berkomitmen ingin bermain dalam industri ini harus sudah punya 10.000 BTS pada akhir 2010.<ref>[https://industri.kontan.co.id/news/axis-targetkan-miliki-6.000-bts-tahun-2009 Axis Targetkan Miliki 6.000 BTS tahun 2009]</ref><ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-909253/natrindo-axis-harus-bisa-kejar-xl-di-2009 Natrindo Axis Harus Bisa Kejar XL di 2009]</ref>
 
Di awal 2009, tercatat pengguna AXIS sudah menjadi 3,5 juta orang dengan mayoritas adalah kaum pemuda. Tahun 2009 juga direncanakan AXIS akan memperluas jaringannya ke Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, [[Sumatera Barat]], [[Aceh]], [[Sumatera Utara]], [[[[Sumatera Selatan]], [[Lampung]], [[Bengkulu]], [[Jambi]] dan [[Bangka Belitung]].<ref>[https://www.antaranews.com/berita/1313/axis-targetkan-6-juta-pelanggan-2009 Axis Targetkan 6 Juta Pelanggan 2009]</ref> Dalam membantu penjualannya, telah disiapkan 1 juta kartu perdana baru dan layanan kerjasama dengan sejumlah bank.<ref>[https://republika.co.id/berita/41294/axis-siapkan-satu-juta-kartu-perdana-baru Axis Siapkan Satu Juta Kartu Perdana Baru]</ref> Kerjasama juga dilakukan misalnya dengan meluncurkan telepon seluler jenis ''[[feature phone]]'' (seperti untuk pelajar dan merek AXIS Hoki) maupun ''[[smartphone]]'' seperti [[BlackBerry]].<ref>[https://www.viva.co.id/arsip/65390-blackberry-axis-meluncur-di-ics-2009 BlackBerry AXIS Meluncur di ICS 2009]</ref><ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-1102959/axis-meluncur-dengan-ponsel-merek-sendiri Axis Meluncur dengan Ponsel Merek Sendiri]</ref><ref>[https://lifestyle.kontan.co.id/news/axis-membidik-komunitas-pelajar-1? Axis Membidik komunitas pelajar]</ref> Akhir Juli 2009, sudah ada 4.700 BTS dan 192 kota di jaringan AXIS,<ref>[https://www.viva.co.id/arsip/83754-axis-siap-adu-kualitas-jaringan-seluler Axis Siap Adu Kualitas Jaringan Seluler]</ref> dan di beberapa wilayah seperti Jawa Timur sudah 85% ter-''cover''.<ref>[https://surabaya.tribunnews.com/2009/12/09/gaet-kalangan-muda-perbesar-layanan-data Gaet Kalangan Muda, Perbesar Layanan Data]</ref> Lalu pada 2010, layanan juga diperluas ke [[Sulawesi]] seperti di [[Makassar]] dan [[Kalimantan]] seperti di [[Pontianak]]. Pada Juli 2010 pengguna AXIS mencapai 6,5 juta.<ref>[https://www.tribunnews.com/bisnis/2010/07/09/medio-juli-axis-eksis-di-makassar Medio Juli Axis Eksis di Makassar]</ref> Promosi seperti SMS dan internet juga ditawarkan,<ref>[https://www.kabarbisnis.com/photo/281631/promosi-gratis-sms-dan-internet-dari-axis Promosi gratis SMS dan internet dari Axis]</ref> dan di tahun 2010, pasar AXIS difokuskan ke Sumatera dengan penawaran harga jasa yang murah dibanding operator lain.<ref>[https://techno.okezone.com/read/2010/07/03/54/349156/axis-fokus-incar-pasar-sumatera Axis Fokus Incar Pasar Sumatera]</ref> Fokus AXIS pada saat itu adalah lebih ke jasa telepon dan SMS, bukan data [[internet]] dan oleh karena itu, manajemen berusaha meningkatkan layanannya untuk telepon, terutama dari luar negeri seperti Malaysia dan Arab Saudi.<ref>[http://donnyit.blogspot.com/2010/03/pasar-data-bukan-fokus-ekspansi-axis.html Pasar Data Bukan Fokus Ekspansi Axis]</ref>
 
Pada 2011, AXIS sudah melayani 11 juta pelanggan dan beroperasi di 400 kota di seluruh Indonesia, yang membuatnya diklaim sebagai operator terbesar keempat di Indonesia dalam hal luas wilayah jangkauan. Selain untuk konsumer, di Maret 2011 AXIS juga menjalin kerjasama dengan [[Artatel]] dalam meluncurkan produk khusus korporasi.<ref>[http://m.batamtoday.com/berita2385-Axis-Kerjasama-Artatel-Luncurkan-Paket-Telpon-Hemat.html Axis Kerjasama Artatel Luncurkan Paket Telpon Hemat]</ref><ref>[http://techno.okezone.com/read/2011/06/23/54/471875/axis-ubah-nama-perusahaan Axis Ubah Nama Perusahaan]</ref> Di tanggal 15 Maret 2011, STC (lewat Teleglobal) menaikkan kepemilikan sahamnya menjadi 80,1%, sedangkan sisa 14,9% sahamnya masih dipegang oleh Maxis (lewat Althem) dan 5%-nya lagi oleh perusahaan lokal Indonesia bernama Harmersha Investindo (yang kurang jelas siapa pemiliknya). STC juga berencana untuk memberikan dana lebih dari US$ 300 juta untuk pengembangan AXIS, setelah pengendalian perusahaan kini beralih sepenuhnya kepadanya. STC awalnya juga merencanakan di waktu mendatang akan meningkatkan sahamnya lagi dengan membeli sisa saham Maxis.<ref>[https://www.itp.net/584161-stc-to-increase-its-stake-in-nts STC to increase its stake in NTS]</ref><ref>[https://www.viva.co.id/arsip/209532-saudi-telecom-perbesar-saham-kepemilikan-axis Saudi Telecom Perbesar Kepemilikan Saham Axis]</ref> Seiring dengan perkembangan perubahan kepemilikan ini, pada 7 Juni 2011 nama perusahaan berubah dari PT Natrindo Telepon Seluler menjadi '''PT Axis Telekom Indonesia'''.<ref>[https://kabar24.bisnis.com/read/20110623/186/35909/natrindo-ganti-nama Natrindo ganti nama]</ref>
Baris 105:
Proses akuisisi ini rupanya tidak berakhir dengan kepemilikan saham mayoritas XL atas PT Axis Telekom, melainkan juga merger antara keduanya. Dalam proses merger ini, yang sudah disepakati sejak awal dan disetujui dalam RUPSLB XL Februari 2014, penggabungan usaha awalnya direncanakan terjadi pada 28 Februari 2014.<ref name="liputan6.com"/><ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/februari-2014-excl-dan-axis-melebur Februari 2014, EXCL dan AXIS melebur]</ref> Dalam merger ini, XL akan memiliki 65 juta pelanggan dan 21% pangsa pasar, sedangkan merek AXIS tetap dipertahankan sebagai ''brand'' XL Axiata.<ref name="XL-Axis Resmi Jadi Satu Badan Usaha"/> Setelah sempat tertunda, akhirnya pada [[8 April]] 2014 keduanya resmi merger setelah mentandatangani perjanjian penggabungan.<ref>{{Cite news|url=http://tekno.kompas.com/read/2014/04/08/1717055/xl.dan.axis.resmi.jadi.satu.perusahaan|title=XL dan Axis Resmi Jadi Satu Perusahaan|last=Panji|first=Aditya|editor-last=Hidayat|editor-first=Wicak|work=[[Kompas.com]]|date=2014-04-08}}</ref> Pemegang saham yang tersisa (5%) di AXIS, yaitu PT Pesona Nuansa Abadi, kemudian menjual sahamnya ke XL dalam proses merger ini sehingga dalam "detik-detik merger" ini kepemilikan XL atas PT Axis Telekom sudah mencapai 100%.<ref name="market.bisnis.com"/><ref>[https://www.beritasatu.com/archive/176529/xlaxis-resmi-merger XL-Axis Resmi Merger]</ref> Merger ini menghasilkan XL Axiata sebagai ''surviving company'', sedangkan PT Axis Telekom adalah perusahaan yang melebur. Setelah penggabungan usaha ini, kedua perusahaan tersebut melakukan integrasi di segala bidang, termasuk integrasi jaringan, pelanggan, sistem tarif, hingga sumber daya karyawan. Integrasi akan dipimpin oleh Ongki Kurniawan, ''Chief Service Management Officer'' XL. Setelah integrasi selesai, tongkat kepemimpinan akan kembali ke Hasnul.
[[Berkas:Axis logo 2014.svg|jmpl|ka|Logo pertama AXIS setelah diakuisisi oleh [[XL Axiata]] (8 April 2014-30 Maret 2015)]]
Awalnya, tampak bahwa kebijakan mempertahankan merek AXIS masih dilakukan seiring dengan penuntasan proses integrasi kedua perusahaan yang memakan 3-9 bulan (dan akhirnya masih belum ditentukan), namun kemudian akhirnya diputuskan untuk mempertahankan merek AXIS.<ref>[https://www.republika.co.id/berita/n2s44d/pasca-akuisisi-xl-tetap-pertahankan-brand-axis Pasca Akuisisi XL Tetap Pertahankan Brand Axis]</ref> Kebijakan XL Axiata yang tetap mempertahankan merek XL ini didasari sejumlah alasan, terutama untuk persaingan bisnis. Menurut pihak XL Axiata, AXIS akan diposisikan sebagai produk bagi kelas bawah, anak muda, pengguna data dan bertarif terjangkau dengan lawannya adalah [[Indosat Ooredoo Hutchison|Indosat]] dan [[3 Indonesia|Tri]], sedangkan XL akan diposisikan melawan Telkomsel. Kedua merek akan fokus ke segmennya masing-masing dan tidak saling "kanibalisasi", melainkan saling melengkapi.<ref>[https://www.indotelko.com/read/1425434489/xl-bidik-pelanggan-telkomsel Pertahankan Merek Axis, XL Bidik Pelanggan Telkomsel]</ref><ref>[https://www.harianbhirawa.co.id/pertahankan-axis-untuk-lengkapi-kebutuhan- masyarakat/ Pertahankan AXIS Untuk Lengkapi Kebutuhan Masyarakat]</ref><ref>[https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150107173218-185-23026/xl-merek-axis-akan-tetap-ada XL: Merek Axis akan Tetap Ada]</ref> Hasnul Suhaimi menyatakan bahwa keuntungan akan diperoleh baik oleh pengguna XL dan AXIS: pengguna XL mendapat tambahan frekuensi sedangkan pemakai AXIS mendapat jaringan yang lebih luas.<ref>[https://swa.co.id/swa/headline/akhirnya-xl-sukses-caplok-axis Akhirnya XL Sukses Caplok Axis]</ref>
 
=== Wajah baru AXIS ===
Baris 111:
 
[[Dian Siswarini]] mengatakan, “Peluncuran kembali merek AXIS ini adalah tindak lanjut dari proses merger dan akuisisi sebelumnya. Keputusan mempertahankan merek AXIS adalah untuk memberikan layanan yang lengkap kepada pelanggan, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. AXIS dan XL akan saling melengkapi satu sama lainnya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Nah, untuk AXIS baru ini, kami mengenalkan konsep Iritologi yakni gaya hidup menggunakan layanan telekomunikasi yang simple sesuai kebutuhan dengan tarif irit.”
 
Pada tanggal [[14 November]] [[2023]], XL Axiata memperkenalkan layanan migrasi operator seluler AXIS ke layanan operator seluler XL melalui aplikasi myXL dan AXISnet, hal ini tidak menghilangkan nomor ponsel AXIS dan paket sebelumnya.
 
== Slogan ==
Baris 125 ⟶ 127:
* ''Semakin Bisa'' (2014-2015)
* ''Irit Itu Axis'' (2015-2019)
* ''#KenapaNggak'' (2019-sekarang2023)
* ''#EmangKitaBeda'' (2023-sekarang)
 
== Lihat pula ==