Anekdot: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mrbonbon (bicara | kontrib)
k Membatalkan 1 suntingan oleh 115.178.223.186 (bicara) ke revisi terakhir oleh Raka santosa (TW)
Tag: Pembatalan
Bulandari27 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(25 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{About||film tahun 1989|Anecdote (film)|perbandingan anekdot dengan jenis cerita yang lain|cerita tradisional}}
 
'''Anekdot''' adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya.<ref>{{cite book|last=Cuddon|first=J. A.|title=Penguin Dictionary of Literary Terms and Literary Theory, Third Ed.|year=1992|publisher=Penguin Books|location=London|pages=42}}</ref> Anekdot selalu dikaitkan dengan tanggapan terhadap fenomena sosial. Sebuah anekdot merupakan sarana penyampaian pesan dan kritikan terhadap fenomena sosial melalui kemasan cerita lucu namun sarat makna.<ref>{{cite journal|title= Analisis Teks Anekdot Bermuatan Karakter dan Kearifan Lokal sebagai Pengayaan Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA|authors= Endah Dyah Wardani, Rustono, Agus Nuryatin|journal= Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia|volume= 6|number= 2|issn= 2252-6722|page= 69|url= https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi/article/view/23505}}</ref> Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata namun, seiring berjalannya waktu modifikasi pada saat penceritaan kembali dapat mengubah sebuah anekdot tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tetapi "terlalu bagus untuk nyata". Terkadang menghibur, anekdot bukanlah [[lelucon]], karena tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya (Anekdot bersifat alami dan satir).
'''Anekdot''' adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya.
<ref>
{{cite book
|last=Cuddon
|first=J. A.
|title=Penguin Dictionary of Literary Terms and Literary Theory, Third Ed.
|year=1992
|publisher=Penguin Books
|location=London
|pages=42
}}</ref>
Anekdot bisa saja sesingkat pengaturan dan provokasi dari sebuah ''[[Daftar kalimat-kalimat Prancis#B|kelakar]]''. Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata<ref>
Apakah autentik atau tidak, ia memiliki [[verisimilitude]]; cf. "[[kepercayaan]]".
</ref>
melibatkan orang-orang yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak, biasanya di suatu tempat yang dapat diidentifikasi. Namun, seiring waktu, modifikasi pada saat penceritaan kembali dapat mengubah sebuah anekdot tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tetapi "terlalu bagus untuk nyata". Terkadang menghibur, anekdot bukanlah [[lelucon]], karena tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya. [[Novalis]] mengamati "Eine Anekdote ist eines historisches Elemen - ein historisches Molekül oder Epigramm".<ref>
"Sebuah anekdot adalah elemen sejarah — sebuah molekul sejarah atau epigram"; kutipan tersebut adalah [[Prasasti (literatur)|prasasti]] untuk Gossman 2003)
</ref>
Sebuah monolog singkat yang diawali "Seorang pria muncul di sebuah bar ..." akan menjadi lelucon. Sebuah monolog singkat yang diawali "Setelah [[J. Edgar Hoover]] muncul di sebuah bar ..." akan menjadi sebuah anekdot. Dengan demikian sebuah anekdot lebih dekat dengan tradisi [[tamsil]] daripada [[dongeng]] yang secara terbuka diciptakan dengan karakter hewan dan tokoh manusia yang umum -- tetapi ia berbeda dengan perumpamaan dalam spesifisitas sejarah yang diklaimnya.
 
== Etimologi ==
Anekdot terkadang bersifat [[satire|sindiran]] alami. Di bawah rezim [[otoritarian]] di [[Uni Soviet]] berbagai macam [[Lelucon politik Rusia|anekdot politik]] tersebar di masyarakat sebagai satu-satunya cara untuk membuka dan mencela kejahatan dari sistem politik dan pemimpinnya. Mereka mentertawakan kepribadian [[Vladimir Lenin]], [[Nikita Khrushchev]], [[Leonid Brezhnev]], dan pemimpin Soviet lainnya. Pada zaman Rusia modern ada banyak anekdot tentang [[Vladimir Putin]].<ref>
{{cite web|url=http://samlib.ru/editors/j/jacko_w_a/anecdotes.shtml
|title=Yatsko V. Cerita rakyat lucu dari Rusia
|publisher=Samlib.ru
|date=
|accessdate=2012-09-07
}}</ref>
 
Kata 'anekdot' dalam ([[Yunani kuno|Yunani]]: ἀνέκδοτον "tidak diterbitkan", secara harfiah "tidak dikeluarkan") berasal dari [[Procopius of Caesarea]], penulis biografi dari [[Justinian I]], yang membuat sebuah karya berjudberjudul {{lang|grc|Ἀνέκδοτα}} (''A''ul ''nekdota'', secara beragam diterjemahkan dengan ''Memoar yang tak diterbitkan'' atau ''Kisah Rahasia''), yaitu sebuah koleksi kejadian-kejadian singkat dari kehidupan pribadi dari istana [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantin]]. Secara bertahap, makna ''anekdot'' dipakai<ref>
Kemunculan pertamanya dalam Inggris yaitu tahun 1676 (''[[OED]]'').
</ref>
Baris 35 ⟶ 12:
</ref>
 
== Struktur ==
Situs ''Anecdotage.com'' mengandung [http://www.anecdotage.com ribuan anekdot].
 
Struktur pada [[teks]] anekdot yaitu:<ref>{{Cite web|last=Team|first=TeknoBae com|title=Pengertian Teks Anekdot, Struktur, Kaidah Kebahasaan dan Contoh Teks Anekdot|url=https://www.teknobae.com/2022/06/pengertian-teks-anekdot-struktur-kaidah-kebahasaan-dan-contohnya.html|website=TeknoBae.com|language=id|access-date=2022-07-05|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191527/https://www.teknobae.com/2022/06/pengertian-teks-anekdot-struktur-kaidah-kebahasaan-dan-contohnya.html|dead-url=yes}}</ref>
 
* Abstraksi, bagian awal [[paragraf]] yang memberi gambaran tentang [[cerita]]. Fungsinya adalah memberikan gambaran tentang isi teks. Secara umum, bagian ini menunjukkan hal unik, kejadian yang tidak lumrah, tidak biasa, aneh, atau berupa rangkuman atas apa yang akan diceritakan atau dipaparkan dalam teks.
* Orientasi, bertujuan untuk menunjukkan latar belakang isi teks. Pada bagian ini, penulis bercerita secara detail, berupa pengenalan tokoh, waktu, dan tempat.
* Krisis, mengandung kejadian, peristiwa, atau bagian terjadinya hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada [[penulis]] atau orang yang diceritakan.
* Reaksi, bagian ini menunjukkan cara penulis menyelesaikan masalah atau langkah yang diambil untuk merespons masalah yang timbul pada bagian krisis.
* Koda, memberi simpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. Biasanya perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita.<ref>{{cite journal|title= Struktur Teks Dan Unsur Konteks Anekdot Gus Dur Sebagai Alternatif Pemilihan Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMA|authors= Rochanda Wiradinata, Neneng Titin, Ahmad Zuhri|journal= Tutur|volume= 3|number= 2|issn= 2089-2616|page= 555|url= http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jurnaltuturan/article/view/815}}</ref><ref>{{Cite web|last=Angelina Grin|date=2021|title=How to Write an Anecdote and Win the Attention|url=https://studybay.com/blog/how-to-write-an-anecdote/|website=Studybay.com}}</ref>
 
== Kualifikasi sebagai bukti ==
Baris 46 ⟶ 31:
Istilah ini terkadang digunakan dalam konteks legal untuk menjelaskan beberapa bentuk kesaksian. Ahli Psikologi telah menemukan bahwa orang lebih memungkinkan mengingat contoh-contoh yang penting daripada contoh yang khusus.
 
== ContohKaidah AnekdotKebahasaan ==
Teks anekdot memiliki ciri kebahasaan antara lain, pertama konjungsi temporal, menyatakan hubungan waktu. majas atau gaya bahasa. Kedua, Retoris yakni kalimat tanya yang tidak perlu dijawab. Ketiga, kata seru yaitu kata yang menyatakan perasaan seseorang. dan yang terakhir kalimat perintah, yaitu kalimat yang yang bermaksud menyuruh.<ref>{{Cite book|last=Mafrukhi|first=Mafrukhi|date=2021|title=Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X|location=jakarta|publisher=Erlangga|isbn=978623266593|pages=40|url-status=live}}</ref>
Anekdot memang tidak sepopuler [[puisi]] maupun [[pantun]]. Namun anekdot terkadang berisi humor, kritik, dan pendapat yang terkesan tegas, nyata, tetapi tetap menggelitik dan menghibur. Salah satu anekdot yang paling terkenal adalah anekdot "Hukum Peradilan"
 
'''Anekdot Hukum Peradilan'''
 
Pada zaman dahulu di suatu negara (yang pasti bukan negara kita) ada seorang tukang
 
pedati yang rajin dan tekun. Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan
 
pedatinya. Suatu pagi dia melewati jembatan yang baru dibangun. Namun sayang, ternyata kayu
 
yang dibuat untuk jembatan tersebut tidak kuat. Akhirnya, tukang pedati itu jatuh ke sungai.
 
Kuda beserta dagangannya hanyut.
 
Si Tukang Pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian gara-gara
 
jembatan yang rapuh. Kemudian, mereka melaporkan kejadian itu kepada hakim untuk
 
mengadukan si Pembuat Jembatan agar dihukum dan memberi uang ganti rugi. Zaman dahulu
 
orang dapat melapor langsung ke hakim karena belum ada polisi.
 
Permohonan keluarga si Tukang Pedati dikabulkan. Hakim memanggil si Pembuat
 
Jembatan untuk diadili. Namun, si Pembuat Jembatan tentu protes dan tidak terima. Ia
 
menimpakan kesalahan kepada tukang kayu yang menyediakan kayu untuk bahan jembatan itu.
 
Kemudian, hakim memanggil si Tukang Kayu.
 
Sesampainya di hadapan hakim, si Tukang Kayu bertanya kepada hakim "Yang Mulia
 
Hakim, apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan?" Yang Mulia Hakim
 
menjawab, "Kesalahan kamu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk membuat jembatan itu
 
ternyata jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta
 
kudanya. Oleh karena itu, kamu harus dihukum dan mengganti segala kerugian si Tukang
 
Pedati." Si Tukang Kayu membela diri, "Kalau itu permasalahannya, ya jangan salahkan saya,
 
salahkan saja si Penjual Kayu yang menjual kayu yang jelek." Yang Mulia Hakim berpikir,
 
"Benar juga apa yang dikatakan si Tukang Kayu ini. Si Penjual Kayu inilah yang menyebabkan
 
tukang kayu membawa kayu yang jelek untuk si Pembuat Jembatan. " Lalu, hakim berkata
 
kepada pengawalnya, "Hai pengawal, bawa si Penjual Kayu kemari untuk
 
mempertanggungjawabkan perbuatannya!" Pergilah si Pengawal menjemput si Penjual Kayu.
 
Si Penjual Kayu dibawa oleh pengawal tersebut ke hadapan hakim. "Yang Mulia Hakim,
 
apa kesalahan hamba sehingga dibawa ke sidang pengadilan ini?" kata si Penjual Kayu. Sang
 
Hakim menjawab, "Kesalahanmu sangat besar karena kamu tidak menjual kayu yang bagus
 
kepada si Tukang Kayu sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kukuh dan menyebabkan
 
seseorang kehilangan kuda dan barang dagangannya dalam pedati. " Si Penjual Kayu menjawab,
 
"Kalau itu permasalahannya, jangan menyalahkan saya. Yang salah pembantu saya. Dialah yang
 
menyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang salah memberi kayu yang jelek
 
kepada si Tukang Kayu itu." Benar juga apa yang dikatakan si Penjual Kayu itu. "Hai pengawal
 
bawa si Pembantu ke hadapanku!" Maka si Pengawal pun menjemput si Pembantu.
 
Seperti halnya orang yang telah dipanggil terlebih dahulu oleh hakim, si Pembantu pun
 
bertanya kepada hakim perihal kesalahannya. Sang Hakim memberi penjelasan tentang
 
kesalahan si Pembantu yang menyebabkan tukang pedati kehilangan kuda dan dagangannya
 
sepedati. Si Pembantu tidak secerdas tiga orang yang telah dipanggil terlebih dahulu sehingga ia
 
tidak bisa memberi alasan yang memuaskan sang Hakim. Akhirnya, sang Hakim memutuskan si
 
Pembantu harus dihukum dam memberi ganti rugi. Berteriaklah sang Hakim kepada pengawal,
 
"Hai, Pengawal, masukkan si Pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya sekarang juga!"
 
Beberapa menit kemudian, sang Hakim bertanya kepada si Pengawal, "Hai, Pengawal
 
apakah hukuman sudah dilaksanakan?" Si Pengawal menjawab, "Belum, Yang Mulia, sulit sekali
 
untuk melaksanakannya." Sang Hakim bertanya, "Mengapa sulit? Bukankah kamu sudah biasa
 
memenjarakan dan menyita uang orang?" Si Pengawal menjawab, "Sulit, Yang Mulia. Si
 
Pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang kita punya tidak muat karena terlalu
 
sempit dan si Pembantu itu tidak punya uang untuk disita." Sang Hakim marah besar, "Kamu
 
bego amat! Gunakan dong akalmu, cari pembantu si Penjual Kayu yang lebih pendek, kurus, dan
 
punya uang!". Kemudian,si Pengawal mencari pembantu si Penjual Kayu yang lain yang
 
berbadan pendek, kurus, dan punya uang.
 
Si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang bertanya kepada hakim,
 
"Wahai, Yang Mulia Hakim. Apa kesalahan hamba sehingga harus dipenjara?" Dengan
 
entengnya sang Hakim menjawab,"Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uaaaaaang!!!"
 
Setelah si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang itu dimasukkan ke
 
penjara dan uangnya disita, sang Hakim bertanya kepada khalayak ramai yang menyaksikan
 
pengadilan tersebut, "Saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian,
 
peradilan ini sudah adil?" Masyarakat yang ada serempak menjawab, "Adiiiiilll!!!!"
 
== Lihat juga ==
Baris 177 ⟶ 48:
 
{{wiktionary|anekdot}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:LiteraturSastra]]
[[Kategori:Tipe cerita singkat]]
[[Kategori:Cerita rakyat]]