Suku Tumi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Membatalkan 1 suntingan oleh Claralarisa (bicara) ke revisi terakhir oleh Super Hylos (🕵️‍♂️)
Tag: Pembatalan
(17 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 6:
|poptime =
|region = [[Lampung]] (historis)
|langs = [[Bahasa Tumi (bahasa kuno)|Tumi]] {{small|(kemungkinan)}}<br>[[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]
|rels = [[Animisme]], [[dinamisme]] {{small|(hingga abad ke-3)}}<br>Corak [[Hindu]] {{small|(abad ke-3 sampai abad ke-12)}}<br>[[Islam]] {{small|(setelah abad ke-13)}}<ref>https://lampung.viva.co.id/budaya/45-mengenal-asal-usul-ulun-lampung</ref>
|related = [[Suku Tamil|Tamil]] {{small|(diyakini sebagai asal-usul orang Tumi)}}<br>[[Suku Lampung|Lampung]] {{small|(diyakini sebagai keturunan orang Tumi)}}<br>Kenyangan dan Nekhima {{small|(dua suku lain yang mendiami Gunung Pesagi)}}
Baris 14:
 
==Etimologi==
Menurut Ahmad Safei, Saibatin Kepaksian Buay Belunguh, nama ''"Tumi''" berasal dari kata ''[[Tamil]]'', yakni sebuah [[suku bangsa]] yang mendiami India bagian selatan dan diyakini orang Tumi merupakan bagian dari orang Tamil yang mendiami wilayah [[Lampung]] dahulu.<ref>https://www.medinaslampungnews.co.id/kerajaan-paksi-pak-sekala-brak/</ref>
 
==Sejarah==
Baris 22:
 
==Budaya==
[[Budaya Lampung|Kebudayaan Lampung]] tidak bisa dipisahkan dari dua hal, yakni keberadaan suku Tumi di Gunung Pesagi dan kedatangan penyebar Islam di bawah perintah Ratu Ngegalang Paksi beserta keempat putranya, yaitu Umpu Belunguh, Umpu Bejalan Diwai, Umpu Pernong, dan Umpu Nyerupa.<ref>https://pringsewu.site/nenek-moyang-orang-margakaya/</ref> Suku Tumi yang beragama [[HinduBhairawa|Hindu BhirawaBhairawa]] datang membawa seperangkat adat dan budaya. Suku Tumi kemudian dikalahkan oleh para ''umpu'' yang juga membawa adat serta budaya yang bersumber dari [[Islam|ajaran Islam]].<ref>https://tirto.id/mengenal-kerajaan-sekala-brak-sebagai-leluhur-lampung-czon</ref> Keempat ''umpu'' yang mengalahkan [[Ratu Sekekhumong]], pemimpin terakhir suku Tumi, seperti para [[Walisongo]] di [[Pulau Jawa]], penyebaran agama Islam di Lampung dilakukan dengan melakukan akulturasi kebudayaan yang telah ada sebelumnya.<ref>https://www.medianasional.id/sekura-topeng-1000-wajah/</ref> Penduduk suku Tumi yang saat itu belum memeluk agama Islam memilih untuk mengungsi ke pesisir atau menyebrang ke Pulau Jawa dan sebagian lainnya mengungsi ke [[Kepulauan Sunda Kecil]].<ref>https://arrahim.id/alvina/jejak-islam-di-tanah-sang-bumi-ruwai-jurai-lampung/</ref>
 
==Kepercayaan==
Dalam buku ''Sejarah Daerah Lampung'' (1997), disebutkan bahwa dahulu masyarakat suku Tumi masih menganut kepercayaan [[animisme]] atau [[dinamisme]] sebelum kedatangan agama [[Hindu]] dari daratan [[India]] sejak abad ke-3 Masehi. Beberapa kelompok masyarakat dari suku ini tidak mau menerima Islam sebagai agama mereka karena sebagian dari mereka tidak menerima ajaran tentang asal-usul manusia dan mengaku bukan keturunan [[Adam]], namun ada tiga anak perempuan dari suku tersebut yang kemudian menikah dengan para ''umpu'' penyebar Islam.<ref name='Tim Advis'/> Menurut mereka tuhan menurunkan mereka melalui seorang bernama Ratu Pesagi yang saat itu sudah berada di Gunung Pesagi.<ref name='Tim Advis'>{{cite book |last1=Sudjarwo |first1=Prof. Dr. |title=KPL Menjawab Sejarah |date=5 |publisher=Masa kiniKini mandiriMandiri |location=Lampung |isbn=9786025270529 |page=13 |pages=13 |edition=1 |ref=SKB |language=id |access-date=30 |refurl=SKB}}</ref>
 
==Peninggalan==
[[Berkas:Batu kepampang purba.jpg|ka|jmpl|285px|Batu kepampang, tempat eksekusi mati peninggalan suku Tumi.]]
Keberadaan Kepaksian Sekala Brak yang dihuni oleh suku Tumi dibuktikan dengan ditemukannya sejumlah peninggalan, seperti [[prasasti]], [[punden berundak|batu-batu]], [[jejak|tapak kaki]], [[altar|altar upacara]], hingga tempat untuk eksekusi mati yang disebut ''batu kepampang''.<ref>https://penaberlian.com/selayang-pandang-tentang-kerajaan-sekala-brak-ranji-pasai/</ref> [[Louis-Charles Damais]] (1995) dalam ''Epigrafi dan Sejarah Nusantara'' menyimpulkan, prasasti tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Sekala Brak pada era suku Tumi.<ref>https://www.sekitarlampung.com/kerajaan-sekala-brak-lampung-barat/</ref>
 
==Referensi==
Baris 37:
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia]]
[[Kategori:Sekala Brak]]
 
 
{{Suku-stub}}