Abdul Hamid Pasuruan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus KH_Hamid_Pasuruan_bersama_Mertua.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Yann; alasan: Copyright violation, see c:Commons:Licensing.
Tag: gambar rusak
Raksasabonga (bicara | kontrib)
 
(7 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kelayakan}}{{tone}}{{bersayap}}
[[Kiai]] [[Haji (gelar)|Haji]] '''Abdul Hamid''' atau Mbah Hamid juga kondang dipanggil '''KH Hamid Pasuruan''' (lahir di [[Lasem, Rembang|Lasem,]] 22 November 1914 M/4 Muharram 1333 H) merupakan seorang ulama, pendakwah, dan pengasuh pondok pesantren yang banyak mengabdikan diri dalam pengembangan agama Islam di [[Kota Pasuruan]], [[Jawa Timur]].<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/prnxi4458|title=Mengenal KH Abdul Hamid, Ulama yang Lemah-Lembut|date=2019-05-18|website=Republika Online|access-date=2020-04-10}}</ref>
[[File:KH Abdul Hamid Pasuruan.jpg|thumb|KH Abdul Hamid Pasuruan]]
 
== Riwayat Hidup ==
Baris 10:
 
Akibat kenakalannya, ia sering kali dicari oleh aparat Hindia Belanda. Rumah Kasdan, seorang sopir yang tinggal di daerah Kauman sering menjadi tempat sembunyinya, Abdul Mu'thi muda juga sering menyamar menjadi perempuan untuk mengelabui aparat yang mencarinya.<ref name=":0" />
[[File:Foto KH Hamid Muda.jpg|thumb|Foto KH Hamid Muda]]
[[File:KH Hamid bersama Keluarga.jpg|thumb|KH Hamid bersama Keluarga]]
Semasa kecil ia juga sangat jarang berdiam di rumah. Hobinya adalah bermain sepak bola dan layang-layang setiap hari, hingga membuat orang tuanya khawatir keselamatan dan kewajiban belajar mengajinya yang sering terbengkalai meski tak sepenuhnya ditinggalkan.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.laduni.id/post/read/14659/riwayat-hidup-kh-abdul-hamid-pasuruan.html|title=Riwayat Hidup KH Abdul Hamid Pasuruan|last=DIA|first=Yayasan|date=2016-09-11|website=Riwayat Hidup KH Abdul Hamid Pasuruan|language=en|access-date=2020-04-10}}</ref> Semasa kecil ia juga dikenal dengan panggilan ''bedudul'', pelesetan dari nama panggilannya "Dul" sekaligus menunjukkan betapa nakalnya ia saat itu.
 
Baris 21 ⟶ 19:
 
=== KH Abdul Hamid Menikah ===
[[File:KH Hamid bersama Istri.jpg|thumb|KH Hamid bersama Istri]]
Setelah 12 tahun menuntut ilmu di [https://pondoktremas.com/ Pesantren Tremas Pacitan], ia kemudian dipinang oleh paman dari jalur ibunya yakni KH. Ahmad Qusyairi untuk dijodohkan dengan putrinya yang bernama Nafisah sebagaimana pesan ayahanda setelah peristiwa berhaji yang lalu. Beliau kemudian menikah pada usia 22 tahun, tanggal 12 September 1940 M / 9 Sya'ban 1359 H, di Masjid Jami' (sekarang Masjid Agung Al-Anwar) Pasuruan, data didapat dari manuskrip undangan pernikahan yang masih ada.<ref name=":0" />
 
Baris 29 ⟶ 26:
 
=== Mengasuh pesantren dan berdakwah ===
[[File:KH Hamid bersama Samahah Habib Abdullah Bilfaqih.jpg|thumb|KH Hamid bersama Samahah Habib Abdullah Bilfaqih]]
[[File:Kiayi Hamid bersama Para Habaib.jpg|thumb|Kiayi Hamid bersama Para Habaib]]
Meski tinggal di lingkungan Pesantren Salafiyah, KH Abdul Hamid belum ikut terlibat pada aktivitas pengajaran. Beliau masih ikut menimba ilmu melalui pengajian ''rohah'' atau membaca kitab secara bergantian yang diadakan Habib Ja'far bin Syaikhan, ulama kenamaan Pasurauan di rumahnya setiap ashar hingga selesai isya. Tahun 1951 KH. Abdullah bin Yasin yang menjadi pengasuh Pesantren Salafiyah Pasuruan wafat, putranya yang bernama Kiai Aqib diangkat menjadi pengganti, namun karena masih sangat muda dan masih harus menimba ilmu di Pesantren Al-Hidayah Lasem, Haji Abdul Hamid kemudian didaulat untuk menjalankan kepemimpinan Pesantren Salafiyah.<ref name=":0" />
 
Baris 38 ⟶ 33:
 
== Wafat ==
[[Berkas:Masjid Agung Pasuruan.jpg|kanan|jmpl|Masjid Agung Al-Anwar Pasuruan, di belakangnya terdapat kompleks pemakaman wali dan ulama Kota Pasuruan, termasuk KH. Abdul Hamid.]][[File:Makam KH Hamid Pasuruan.jpg|thumb|Makam KH Hamid Pasuruan]]
 
Kamis, 23 Desember 1982 KH. Abdul Hamid dilarikan ke RSI Surabaya setelah mendadak jatuh. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya pembekakan jantung, kondisi ginjal dan liver yang juga parah yang seharusnya sudah diketahui dan diobati sejak lama, namun karena tak ingin merepotkan orang lain KH. Abdul Hamid tak pernah membicarakan kondisi kesehatannya pada siapapun termasuk kepada keluarganya.<ref name=":2" /><ref name=":3" />