Bahasa Hawu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jspharmando (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(16 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Bahasa Hawu''' atau '''Lī Hawu''' adalah sebuah bahasa yang digunakan [[suku Sabu]].<ref>[http://www.joshuaproject.net/languages.php?rol3=hvn Sabu Speaking Peoples - Joshua Project]</ref> Penuturnya terdapat di [[Kota Kupang]], [[Kabupaten Ende]], [[Pulau Sawu]], [[Pulau Raijua]], [[Pulau Sumba]] khususnya [[Kabupaten Sumba Timur]].
 
{{Infobox Bahasa
Baris 14:
|fam4=[[Rumpun bahasa Sumba-Flores|Sumba–Flores]]
|dia1=Hèbha
|dia2=Dimu
|dia3=Liae
|script=Latin
|iso3=hvn|dia4=Mehara|dia5=Raijua|glotto=sabu1255|date=1997|fam5=[[Rumpun bahasa Sumba|Sumba]]|ethnicity=[[Suku Sabu|Hawu]]}}
 
Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa [[Austronesia]] dengan sub-rumpun Melayu-Polinesia Tengah. Bahasa Hawu berhubungan erat dengan [[bahasa Dhao]] dan bahasa-bahasa Sumba. [[Bahasa Dhao]] pernah sekali dianggap dialek dari bahasa Hawu, tetapi keduanya tidak dapat saling mengerti.
Baris 24:
Bahasa Hawu memiliki lima dialek, yaitu: Seba (Hèbha), Timu (Dimu), Liae, Mesara (Mehara), dan Raijua. Terdapat perbedaan minor pada pengucapan dan beberapa kata di keempat dialek ini.
 
Dialek Seba dianggap sebagai dialek standar karena penuturnya yang lebih banyak.{{incubator|code=hvn}}
 
== Fonologi ==
Baris 126:
|ikan
|}
Bahasa Hawu memiliki vokal dan aturan tekanan yang sama. Bahasa ini berbagi kesamaan konsonan implosif (atau mungkin pra-glotal) konsonan dengan bahasa Bima-Sumba dan dengan bahasa-bahasa di Flores dan Sulawesi yang lebih jauh ke utara, seperti bahasa Wolio, dan agak mirip bahasa Ngadha yang memiliki pemanjangan konsonan setelah pepet.
 
Terdapat beberapa perbedaan sistem bunyi (fonologi) bahasa Hawu dan bahasa Indonesia yang memaksa penutur menyesuaikan tulisannya dengan Bahasa Indonesia<ref>{{Cite journal|last=Grames|first=Charles E.|date=1999|title=Implikasi Penelitian Fonologis untuk Cara Menulis Bahasa-Bahasa Daerah di Kawasan Timur Indonesia|url=http://e-ubb.org/wp-content/uploads/2018/02/1998-C-Grimes-PELBBA-orthography.pdf|journal=Centre for Regional Studies, Universitas Kristen Artha Wacana, Kupang; dan Summer Institute of Linguistics, International}}</ref> yang hanya mempunyai 18 konsonan asli dan 4 konsonan yang dipinjam dari bahasa lain, misalnya dari bahasa Arab<ref>{{Cite journal|first=Moeliono, Anton, dan Charles E. Grimes|date=1995|title=Indonesian Introduction|journal=Darrell Tryon, red. Comparative Austronesian Dictionary: an introduction to Austronesian studies. 4 Parts. Trends in Linguistics, Documentation 10. Berlin: Mouton de Gruyter.
Baris 141:
| rowspan="2" |Hentian
|nirsuara
|[[:en:Voiceless_bilabial_plosive|[p]]]
|[[:en:Voiceless_dental_and_alveolar_plosives|[t̪]]]
|(c)
|[[:en:Voiceless_velar_plosive|[k]]]
|[[:en:Glottal_stop|[ʔ]]]
|-
|bersuara
|[[:en:Voiced_bilabial_plosive|[b]]]
|[[:en:Voiced_dental_and_alveolar_plosives|[d]]]
|[[:en:Voiced_postalveolar_affricate|[d͡ʒ]]]
|[[:en:Voiced_velar_plosive|[g]]]
|
|-
|Letup
|
|[[:en:Voiced_bilabial_implosive|[ɓ]]]
|[[:en:Voiced_alveolar_implosive|[ɗ]]]
|[ʄ]
|[[:en:Voiced_velar_implosive|[ɠ]]]
|
|-
Baris 168:
|
|
|[[:en:Voiceless_glottal_fricative|[h]]]
|-
|Sengau
|
|[[:en:Voiced_bilabial_nasal|[m]]]
|[[:en:Voiced_dental,_alveolar_and_postalveolar_nasals|[n̪]]]
|[[:en:Voiced_palatal_nasal|[ɲ]]]
|[[:en:Voiced_velar_nasal|[ŋ]]]
|
|-
Baris 181:
|
|
|[[:en:Voiced_dental,_alveolar_and_postalveolar_lateral_approximants|[l̪]]]
|
|
Baris 189:
|
|
|[[:en:Voiced_dental,_alveolar_and_postalveolar_trills#Voiced_alveolar_trill|[r]]]
|
|
Baris 196:
|Semivokal
|
|[[:en:Voiced_bilabial_fricative|[v~β]]]
|
|[[:en:Voiced_palatal_fricative|[ʝ]]]
|
|
Baris 206:
Diftong pada bahasa Hawu adalah rangkaian vokal.
 
Kata-kata pada bahasa Hawu mendapat tekanan pada suku kata atau vokal kedua dari belakang. Karena di dalam bahasa Hawu konsonan selalu diikuti vokal, maka suku katanya selalu adalah konsonan-vokal (CV) atau hanya vokal (V).
 
== Gramatika ==
Baris 213:
Pronomina adalah kelas kata tertutup yang merujuk kepada pembicara, orang yang tertuju, atau bukan keduanya. Pronomina persona dan posesif memliki bentuk yang sama. Semua preferensi pronominal bahasa Hawu menggunakan pronomina independen.
 
Pronomina persona dan pronomina posesif memiliki bentuk yang sama
{| class="wikitable"
! colspan="2" |Persona
Baris 250:
 
=== Nomina ===
Meskipun benar jika dikatakan bahwa nomina bahasa Hawu merupakan kelas kata yang mencakup nama orang, tempat dan benda, kriteria ini tidak cukup untuk membedakan nomina dari kelas kata lain. Kriteria lain yang akan memudahkan tujuan ini adalah sebagai berikut:
 
# Hanya nomina dapat dijadikan inti dari frasa nomina. Seperti halnya pronomina dan demonstrativa yang adalah kelas kata tertutup, nomina dapat dengan mudah diidentifikasi sebagai inti non-pronomina, non-demonstrativa, non-klausa dari frasa nomina.
# Hanya frasa nomina yang mengikuti artikel umum ''ne'', demonstratif adjektiva, klausa relatif.
# Kebanyakan frasa nomina dari klausa verba diawali dengan preposisi kasus yang jelas.
Baris 355:
!Penjelasan
|-
|''dhei''
|
|Preposisi ini memiliki dua fungsi, yaitu:
|Preposisi ''absolutive'' adalah preposisi untuk subjek pada verba intransitif dan objek pada verba transitif. Bahasa Sabu tidak memiliki penanda absolutif. Sehingga pada konstruksi kalimat dengan verba intransitif, tidak diperlukan penanda untuk subjek dan pada verba transitif, tidak diperlukan penanda untuk objek.
 
# penanda area jarak dari aksi atau keadaan. Ini dalam bahasa Indonesia artinya adalah ‘sepanjang’ atau ‘melewati’. Contoh: ''jhī nèru dhei dae'' ‘kami berjalan di sepanjang pantai’
# preposisi dengan apa suatu objek dibawa. Contoh: ''èla jara nahidhe peèba dhei otomobi'' ‘kuda-kuda itu sudah dibawa oleh mobil’
|-
|''rijhèra''
|Preposisi ini memiliki dua fungsi, yaitu:
|Preposisi ''ergative'' adalah preposisi untuk subjek pada verba transitif.
 
# preposisi dengan apa suatu objek dibawa. Contoh: ''èla jara nahidhe peèba jhèra otomobi'' ‘kuda-kuda itu sudah dibawa oleh mobil’
# penunjuk untuk sesuatu yang sedang dibicarakan. Di dalam bahasa Indonesia, preposisi ini artinya ‘tentang’. Contoh: ''yā ta owe jhèra moto pa liru'' ‘saya berpikir tentang bintang di langit’
|-
|''rila''
|Preposisi ini memiliki dua fungsi bergantung posisinya, yaitu
|Preposisi instrument adalah preposisi untuk instrumen. Digunakan untuk menjelaskan dengan apa suatu aksi atau tindakan dilakukan.
 
# preposisi untuk nomina benda mati sebagai objek tak langsung. Contoh: ''bhajhu au tatèka ri yā la lemari'' ‘bajumu saya simpan ke lemari’
# preposisi ''la'' yang muncul tepat sebelum verba menunjukkan bahwa subjek dari verba intransitif menjauh dari posisi yang ditempati segera sebelum tindakan, proses atau status dari verba ini. ‘La’ dapat diartikan sebagai ‘pergi dari sini’. Contoh: ''la nga'''ʼ'''a yā'' ‘saya pergi makan’
|-
|''lua''
|Preposisi ini adalah penunjuk untuk sesuatu yang sedang dibicarakan. Di dalam bahasa Indonesia, preposisi ini artinya ‘tentang’.
Contoh: ''yā ta owe lua moto pa liru'' ‘saya berpikir tentang bintang di langit’
|-
|''ma''
|Preposisi ini memiliki dua fungsi yang bergantung pada posisinya, yaitu
|Preposisi ''goal towards speaker'' adalah preposisi terhadap benda objek tak langsung dan kepada subjek.
 
{|
# preposisi untuk nomina/pronomina sebagai objek tak langsung. Contoh: ''wie patalo napunène ma yā'' ‘kasih pensil itu ke saya’
# preposisi ''ma'' yang muncul tepat sebelum verba menunjukkan bahwa sebelum aksi, proses, atau keadaan verba ini, subjek verba intransitif bergerak menuju posisi yang ditempati untuk aksi, proses, atau keadaan verba ini. ''Ma'' dapat diartikan sebagai ‘datang ke sini’. Contoh: ''ma nga'''ʼ'''a'' ‘mari datang makan’
|-
|''nga''
|Contoh:
|Preposisi ini memiliki dua fungsi, yaitu:
|''wie patalo napunène ma yā''
 
# dengan apa suatu objek dibawa. ''Nga'' jarang dipakai sebelum kata tanya interogatif ''ngā'' ‘apa’. Contoh: ''èla jara nahidhe peèba nga otomobi'' ‘kuda-kuda itu sudah dibawa oleh mobil’
# penanda komitatif yang menunjukkan iringan. Di dalam bahasa Indonesia ini memilik arti yang mirip dengan kata ‘dengan’. Contoh: ''ina penau la paha nga a'''ʼ'''a'' ‘ibu pergi ke pasar dengan kakak’
|-
|''ngara''
|
|Preposisi ini menunjukkan hubungan kuantitas atau ukuran antara objek dan kata-kata yang lain di dalam suatu kalimat.
|"kasih pensil itu ke saya"
Contoh: ''nō teo kako ngara èhi kilomete'' ‘dia perlu berjalan sejauh satu kilometer’
|}
|-
|''la''
|Preposisi ''goal from speaker'' adalah preposisi benda terhadap objek tak langsung.
{|
|Contoh:
|
|-
|
|''au bhajhu tatakka ri yā la lemari''
|-
|
|"Saya simpan bajumu ke lemari."
|}
|-
|''pa''
|Preposisi ''goalini animate''berfungsi adalahsebagai prepoisispenanda untuk objeknomina maklukmakhluk hidup sebagai objek tak langsung. Contoh: ''èla doi pewie ri rō pa au'' ‘mereka sudah memberikan uang ke kamu’
 
{|
Jenis preposisi ini juga adalah preposisi penanda lokasi dari aksi, proses, atau keadaan.
|Contoh:
Contoh: ''yā nē pa èmu'' ‘saya ada di rumah’
|
|-
|''rai''
|
|Preposisi untuk menandai ‘sejak’ kapan suatu kejadian terjadi.
|''alla doi pewie ri rō pa au''
Contoh: ''ta èjhi ke rai jhèmiae he'' ‘sudah hujan sejak tadi pagi’
|-
|
|"Mereka sudah memberikan uang ke kamu"
|}
|-
|''ta''
|''Prepositional case'' adalah preposisi yang menunjukkan objek sebagai hasil atau proses tindakan.
{|
|Contoh:
|
|-
|
|''Nō bubu ta ou''
|-
|
|"Dia marah karena kamu"
|}
|-
|''raingati''
(singkatreduksi: ''raiti'' dan, ''ngati'')
|Jenis preposisi ini adalah preposisi penunjuk lokasi, materi, atau keadaan statis dari aksi atau proses.
Contoh: ''ne roti tao raingati lawo nga dèlu'' ‘roti terbuat dari tepung dan telur’
|-
|''pari''
|Preposisi ini memiliki dua fungsi, yaitu:
|Jenis preposisi ini adalah preposisi penanda lokasi dari aksi, proses, atau keadaan.
 
# berfungsi sebagai instrumen (untuk menjelaskan dengan apa suatu aksi atau tindakan dilakukan). Contoh: ''yā wae helau ri hepedamoto'' ‘saya mau jalan-jalan dengan sepeda motor’
# berfungsi sebagai ergatif (untuk subjek pada verba transitif). Contoh: ''nga'''ʼ'''a nadu'''ʼ'''u ri yā'' ‘saya makan ikan’
|-
|''dheita''
|DiPreposisi dalamini bahasa Indonesiaadalah preposisi iniyang adalahmenunjukkan 'sepanjang'objek sebagai hasil atau 'melewati'proses tindakan.
Contoh: ''nō bubu ta ou'' ‘dia marah karena kamu’
|-
|''nga'', ''jharra'', dan ''dhei''
|Preposisi ''vehicle'' adalah preposisi dengan apa suatu objek dibawa. Preposisi ''nga'' jarang dipakai sebelum partikel interogatif ''ngā'' 'apa'.
|-
|''jharra'' dan ''lua''
|Preposisi untuk sesuatu yang sedang dibicarakan. Di dalam bahasa Indonesia preposisi ini adalah 'tentang'.
|-
|''nga''
|Preposisi 'dengan'.
|-
|''ngara''
|Preposisi yang menunjukkan dengan apa suatu diukur.
|-
|''wie''
|Preposisi benefaktif menyatakan bahwa rujukan dari nomina yang ditandai menerima manfaat dari situasi yang diungkap oleh klausa.
|Preposisi 'untuk' penerima aksi.
Contoh: ''yā peboka kelae wie nō'' ‘saya buka pintu untuk dia’
|-
|''rai''
|Preposisi 'sejak' suatu kejadian terjadi.
|}
 
=== Verba ===
Verba bahasa Sabu,Hawu (sama seperti nomina,) merupakan kelas kata terbuka “yang keanggotaannya pada prinsipnya tidak terbatas, bervariasi dari waktu ke waktu dan antara satu penutur dengan yang lain”. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menggambarkan kelas verba bahasa SabuHawu adalah sebagai berikut:
 
# Verba biasanya mendahului frasa nomina, tetapi pada klausa dengan ''past-completiveaspek tense-aspect''kala lampau lengkap, verba dapat berupa ''postpasca-nominal''nomina dengan ''pe'' dari ''alla'' prefiks ''èla...pe-'' dilekatkan ke verba.
# Hanya verba dan partikel yang dapat secara langsung menggunakan ''postponedpartikel negationnegasi -dho'', verba dapat diidentifikasi sebagai non-partikel yang secara langsung mengikuti ''dho''.
# Verba sering didahului oleh partikel ''ta'', ''do'', ''la'', dan ''ma,'' dan sering didahuluidiikuti oleh partikel ''ke'', ''we'', ''he'', ''(le)ma'', dan ''(we)ri'', tetapi itu bukan keharusan bagi verba untuk didahului oleh partikel-partikel ini.
# Verba mendeskripsikan aksi, proses, atau keadaan.
# Beberapa verba menyesuaikan dengan frasa nomina ''absolutive''absolut atau ''goal'' bernyawa.
 
==== Verba imperatifGenerik & Spesifik ====
Dalam bahasa Hawu terdapat pembedaan verba generik dan verba spesifik. Verba generik bersifat umum dan tidak mutlak harus dilakukan. Verba spesifik bersifat mutlak dan tindakan yang terdapat di dalamnya harus dilakukan atau pasti terjadi pada saat itu juga. Misalnya, ''nga’a'' ‘makan’ digunakan dengan maksud perbuatan itu tidak harus dilakukan. Sebagai teguran basa-basi kepada seseorang, lawan bicara sebenarnya tidak disuruh makan atau harus makan. Namun, jika diucapkan ''nga'e'' ‘makan’ perbuatan itu harus dilakukan, tidak boleh ditolak.
Beberapa verba dalam bahasa Sabu mengubah bentuk akhiran ketika menjadi verba imperatif. Verba imperatif menuntukkan bahwa kegiatan atau aksi tersebut harus dilakukan dan tidak dapat ditunda-tunda.
{| class="wikitable"
|+Beberapa contoh verba imperatifgenerik dan spesifik
!Generik
!Bentuk Dasar
!Spesifik
!Bentuk Imperatif
!Arti
|-
|''dai''
|''dae''
|'menapis'
|-
|''dau''
|''dao''
|'mengambil'
|-
|''keppakèpa''
|''keppekèpe''
|'menangkap'
|-
|''tuku''
|''tuke''
|'melempar'
|}
 
==== Verba deiktikBantu ====
Bahasa Hawu memiliki kata kerja bantu. Kata kerja bantu ini selalu mendahului frasa nomina. Mereka tidak mengikuti penanda kata kerja statif atau ''èla...pe-''. Kata kerja bantu boleh diikuti partikel negasi ''dho'' tepat setelahnya.
Kata kerja deiktik memiliki bingkai kasus intransitif dengan ABS frasa nomina wajib dan LOC opsional. Verba ini menunjukkan:
 
==== Verba Imperatif ====
# kedekatan spasial dari ABS frasa nomina sehubungan dengan pembicara (dan penerima/''addressee'')
Beberapa verba dalam bahasa Hawu memiliki bentuk yang berubah pada verba imperatif.
# kala waktu sekarang (''present tense'')
 
==== Verba Deiksis ====
Verba deiksis memiliki bingkai kasus intransitif dengan frasa nomina absolut dan adverbia tempat opsional. Mereka menunjukkan kala sekarang, dan kedekatan spasial dari frasa nomina absolut sehubungan dengan subjek dan objek.
{| class="wikitable"
!Tunggal
Baris 490 ⟶ 472:
|''nē''
|''hē''
|subjek ada di dekat pembicaraobjek
|-
|''nei''
|''hei''
|subjek ada jauh dari pembicaraobjek
|-
|''nène''
|''hère''
|subjek ada sangat jauh dari objek
|ada di dekat ''addressee''
|}
 
=== Susunan KataSintaksis ===
Bahasa SabuHawu adalah bahasa ergatif-absolutif-ergatif dengan preposisi ergatif ''ri'' untuk (dialek SebaHèbha), ''ro'' untuk (dialek Dimu), ''la'' untuk (dialek RaijuaRaijhua). Klausa-klausa umumnya ''verbinisial-initialverba''. Akan tetapiNamun, keberadaankehadiran preposisi ergatif memperbolehkanmembuat susunanurutan kata yangmenjadi lebih bebas. Di antara verba monovalen, subjek boleh berada sebelum atau sesudah verba. MenurutBerdasarkan penutur asli, tidak ada perbedaan arti antara dua konstruksi kalimat di bawah ini.
{|
| rowspan="2" |'''SV'''
|''yā''
|''be'''ʼ'''i''
|-
|saya
Baris 512 ⟶ 494:
|-
| rowspan="2" |'''VS'''
|''be'''ʼ'''i''
|''yā''
|-
Baris 520 ⟶ 502:
| colspan="3" |"Saya tidur"
|}
Pada ketidakberadaanketidakhadiran preposisi ergatif, konstruksi kalimat bivalen memiliki SVOurutan kata AVO yang ketat.
{|
| rowspan="2" |'''SVOAVO'''
|''Ha'''ʼ'''e''
|''tanga'''ʼ'''a''
|''tera'''ʼ'''e''
|-
|Ha'''''ʼ'''''e
|makan
|sorgum
Baris 533 ⟶ 515:
| colspan="4" |"Ha'e makan sorgum"
|}
Ketika ada preposisi ergatif hadir dalam konstruksi kalimat, urutan kata menjadi cukuplebih bebas. SelainSebagai itutambahan, dengan adanya preposisi ergatif, banyak verba transitif memiliki bentuk khusus untuk menunjukkanmengindikasikan jumlah objek tunggal dari objek dengan mengganti vokal akhirterakhir dari verba dengan "''-e"'' ketika verba berakhiranberakhir /dengan ''-i/'', /''-o/ '', atau /''-a/,'' contohnya(contoh: ''bhuju'' 'menyentuh‘sentuh mereka'mereka’, ''bhuje'' 'menyentuhnya'.‘sentuh Atauia’) "atau ''-o"'' ketika kataverba kerjanyaberakhir berakhirandengan /­''-u/,'' contohnya(contoh: ''ballubèlu'' => ''ballobèlo'' 'melupakan'‘melupakan’). Kata kerjaVerba yang berakhiran /e/ tidak memiliki pergantian. Contoh berikut dari dialek Seba menyajikan beberapa pilihan urutan kata yang tersedia, dan juga menunjukkan pergantian kata kerjadengan ''nga'a'' 'memakan' menjadi ''nga'-e'' ketikatidak ''ri''memiliki hadiralternasi.
{|
| rowspan="2" |'''OVSOVA'''
|''Teraeterae''
|''nga'''ʼ'''e''
|''ri''
|''Ha'''ʼ'''e''
|
|-
Baris 545 ⟶ 527:
|makan
|ergatif
|Ha'''''ʼ'''''e
|
|-
| rowspan="2" |'''VSOVAO'''
|''Nganga'''ʼ'''e''
|''ri''
|''Ha'''ʼ'''e''
|''terae''
|''nane''
Baris 557 ⟶ 539:
|makan
|ergatif
|Ha'''''ʼ'''''e
|sorgum
|demonstratif
|-
| colspan="6" |"Ha'e memakan sorgum ini"
|}
 
Baris 568 ⟶ 550:
 
==== Reduplikasi Keseluruhan ====
Di dalam reduplikasi keseluruhan bentuk dasar yang membentuknya diulang secara keseluruhan. Reduplikasi itu tidak mengalami perubahan. Reduplikasi keseluruhan di dalam bahasa SawuHawu dapat terjadi pada nomina, verba, dan adjektiva yang masing-masing berdiri sendiri. Dengan demikian, tidak terjadi perubahan kelas kata akibat proses reduplikasi. Namun, dalam bahasa Sabu terdapat keunikan bahwa reduplikasi keseluruhan ini mempunyai fungsi semantik yang sangat sederhana.
 
Reduplikasi nomina untuk menyatakan banyak.
 
           ''hapi'' ‘sapi’  → ''hapi-hapi'' ‘banyak sapi’
 
''           jara'' ‘kuda’ → ''jara-jara'' ‘banyak kuda’
 
Reduplikasi verba untuk menyatakan perbuatan berulang kali dan proses waktunya agak lama.
 
           ''bèjhjhibèjhi'' ‘tidur’ → ''bèjhjhibèjhi-bèjhjhibèjhi'' ‘tidur-tidur’
 
           ''jhiu'' ‘mandi’ → ''jhiu-jhiu'' ‘mandi-mandi’
 
Reduplikasi adjektiva untuk menyatakan sangat. Di samping itu, reduplikasi adjektiva dapat digunakan untuk menyatakan semuanya.
 
           ''harrohèro'' ‘asin’   → ''harrohèro-harrohèro'' ‘sangat asin’
 
''           netta nèta'' ‘manis’ → ''nettanèta-nettanèta'' ‘sangat manis’
 
           ''mau'' ‘bersih’  → ''mau-mau'' ‘semuanya bersih’
 
==== Reduplikasi Berafiks ====
Baris 595 ⟶ 577:
Reduplikasi berafiks pada verba
 
''           manga'' ‘main’   → ''pemanga-manga'' ‘bermain-main’
 
           ''nga’anga'''ʼ'''a'' ‘makan’ → ''penga’apenga'''ʼ'''a-nga’anga'''ʼ'''a'' ‘memberi makan’
 
           ru’u ''ru'''ʼ'''u'' ‘tunduk’   → ''peru’uperu'''ʼ'''u-ru’uru'''ʼ'''u'' ‘menundukkan’
 
           ''kako'' ‘jalan’     → ''pekako-kako'' ‘menjalankan’
 
           ''kau'' ‘garuk’     → ''pekau-kau'' ‘menggaruk-garuk’
 
Reduplikasi berafiks pada adjektiva
 
           ''jhau'' ‘jauh’        → ''pejhau-jhau'' ‘menjauh-jauhkan’
 
           ''worena'' ‘besar’ → ''peworena-worena'' ‘membuat lebih besar’
 
           ''mae'' ‘hancur’    → ''pemae-mae'' ‘membuat lebih hancur’
 
           ''hèppohèpo'' ‘putus’   → ''pehèppopehèpo-hèppohèpo'' ‘membuat jadi putus’
 
           ''dhida'' ‘tinggi’   → ''pedhida-dhida'' ‘membuat jadi tinggi’
 
== Bilangan ==
 
=== Bilangan Pokok (Angka Kardinal) ===
{| class="wikitable"
Baris 709 ⟶ 690:
|sembilan belas
|}
Untuk bilangan pokok puluhan (20 sampai 90) ditulis bilangan satuan lalu diikuti olejh ''nguru''. Untuk bilangan gabungan dari puluhan dan satuan, maka ditulis bilangan puluhannya dulu baru bilangan satuannya, contoh 24 ditulis ''due nguru appaèpa''.
{| class="wikitable"
|+Bilangan Pokok Puluhan
Baris 769 ⟶ 750:
|1000
|hetèba
|seribu
|satu juta
|-
|2000
|duetèba
|dua jutaribu
|-
|9000
|heotèba
|sembilan jutaribu
|-
|100.000
Baris 813 ⟶ 794:
|-
|ke-1
|petari
|ke'èhi
|pertama
|-
Baris 825 ⟶ 806:
|-
|ke-4
|keèpa
|ke'èpa
|keempat
|-
Baris 833 ⟶ 814:
|-
|ke-6
|keèna
|ke'èna
|keenam
|-
Baris 841 ⟶ 822:
|-
|ke-8
|kearu
|ke'aru
|kedelapan
|-
Baris 863 ⟶ 844:
!Arti
|-
|[tʃ]
|c
|[h]
|ca'''''ʼ'''''e ~ ha'''''ʼ'''''e
|h
|ca'e ~ ha'e
|memanjat
|-
|[s]
|[h]
|risi ~ rihi
|lebih
|-
|[h]
|[h]
|hèba ~ hèbha
|mulut
|-
|[h]
|[[Voiced_bilabial_fricative|[v~β]]]
|w
|hahi ~ wawi
|babi
|-
|[ɖʐ]
|dh
|[d]
 
[ɖʐ]
|d
|madhe ~ made
|made
|-
|[d]
|[ɗ]
|dh
|mèda ~ mèdha
|malam
|-
|[ɗ]
|d'
|[ɗ]
|lod'''''ʼ'''''o ~ lodho
|dh
|lod'o
|matahari, hari
|-
|[bβ]
|bh
|[b]
|b
|bhèni ~ bèni
|perempuan
|-
|[b]
|[ɓ]
|bh
|hèba ~ hèbha
|mulut
|-
|[ɓ]
|b'
|[ɓ]
|sab'''''ʼ'''''a ~ habha
|bh
|sab'a ~ habha
|usaha
|-
|[[Voiced_postalveolar_affricate|[d͡ʒ]]]
|j
|[ʄ], [j]
[#dʒ]
|ja'''''ʼ'''''a ~ jhā, yā
|jh, y
|ja'a ~ jhā, yā
|saya, aku
|-
|[[Voiced_postalveolar_affricate|[d͡ʒ]]]
|j
|[[Voiced_postalveolar_affricate|[d͡ʒ]]]
|j
|pajū ~ pèjū
|perintah
|-
|[ʄ]
|j'
|[ʄ]
|aj'''''ʼ'''''u ~ ajhu
|jh
|aj'u ~ ajhu
|pohon
|}
Baris 977 ⟶ 950:
 
* Grimes, Charles E. 2006. "[http://www.sil.org/asia/philippines/ical/papers/Grimes-Hawu_Dhao.pdf Hawu and Dhao in eastern Indonesia: revisiting their relationship]"
* [http://www.papuaweb.org/dlib/bk/pl/C38/02-10-1.pdf Capell, Arthur. 'The "West Papuan Phylum": General, and Timor and Areas Further West'] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160304023425/http://papuaweb.org/dlib/bk/pl/C38/02-10-1.pdf |date=2016-03-04 }}, §2.10.1 in Wurm 1977 [1975], ''New Guinea Area Languages and Language Study'', volume 1: ''Papuan Languages and the New Guinea Linguistic Scene''. Canberra.
*Walker, Alan T. 1982. ''A Grammar of Sawu.'' NUSA Linguistic Studies in Indonesian and Languages of Indonesia. Vol. 13.
{{reflist}}
Baris 985 ⟶ 958:
 
{{Bahasa daerah di Indonesia}}
 
{{bahasa-stub}}
{{DEFAULTSORT:Sabu}}
[[Kategori:Bahasa dari Nusa Tenggara Timur]]