Ebeg: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yan29ti (bicara | kontrib)
 
(9 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{no ref}}
[[Berkas:Gelaran budaya Ebeg.jpg|jmpl|Ebeg atau Kuda lumping banyumasan|273x273px]]
'''Ebeg''' merupakan bentuk kesenian tari daerah [[Karesidenan Banyumas|Banyumasan]] yang menggunakan boneka kuda yang terbuat dari anyaman [[bambu]] dan kepalanya diberi ijuk sebagai rambut. Tarian Ebeg di daerah Banyumas menggambarkan [[prajurit]] [[perang]] yang sedang menunggang [[kuda]]. Gerak tari yang menggambarkan kegagahan diperagakan oleh pemain Ebeg.<ref name=":0">{{Cite book|title=Kesenian Daerah dan Lagu-Lagu Daerah|last=Yuliana|first=Cendi|publisher=PT WIDYA DUTA GRAFIKA|year=2008|isbn=9795175319|location=Surakarta|page=44}}</ref> Kata Ebeg berasal dari ''Eblek'', anyaman bambu berbentuk kuda yang berasal dari [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]].
 
== Sejarah ==
Diperkirakan, [[kesenian]] Ebeg iniada sudahdi adakebudayaan sejakNgapak pada abad 9, tepatnya16 ketika manusiahadirnya mulaiPasukan menganutWarok aliranyang kepercayaandipercaya animisme[[Kesultanan danDemak]] dinamisme.untuk Salahmenjaga satutiap-tiap buktikadipaten yangdibawah menguatkannaungan EbegDemak dalamBintoro, jajaranBiasanya kesenian tua adalahEbeg adanya bentuk-bentuk ''in trance'' (kesurupan) atau ''wuru''. Bentuk-bentuk seperti ini merupakan ciri dari kesenian yang terlahir pada zaman [[animisme]] dan [[dinamisme]].
 
Selain itu, karena telah berasimilasi di Kebudayaan Ngapak maka Ebeg dianggap sebagai seni budaya yang benar-benar asli dari Jawa Banyumasan mengingat didalamnya sama sekali tidak ada pengaruh dari budaya lain, tetapi tokoh dari Ponorogo masih ada seperti [[Singo Barong]], Pentulan, ganongan, Penunggang Kuda dan Bomoh berpakaian warok.

Berbeda dengan [[Wayang]] yang merupakan apresiasi budaya Hindu India dengan berbagai tokoh-tokohnya. Ebeg sama sekali tidak menceritakan tokoh tertentu dan tidak terpengaruhi agama tertentu, baik Hindu maupun Islam. Bahkan dalam lagu-lagunya justru banyak menceritakan tentang kehidupan masyarakat tradisional, terkadang berisi pantun, wejangan hidup dan menceritakan tentang kesenian Ebeg itu sendiri. Lagu yang dinyanyikan dalam pertunjukan Ebeg hampir keseluruhan menggunakan bahasa Jawa Banyumasan atau biasa disebut Ngapak lengkap dengan logat khasnya. Jarang ada lagu Ebeg yang menggunakan lirik bahasa Jawa Mataraman dan bahasa selain Banyumasan. Beberapa contoh lagu-lagu dalam Ebeg yang sering dinyanyikan adalah [https://web.facebook.com/watch/?v=496670061259020 Sekar Gadung], [https://web.facebook.com/watch/?v=593721997851816 Eling-Eling], Ricik-Ricik Banyumasan, [https://web.facebook.com/watch/?v=2116148521814761 Tole-Tole], Waru Doyong, Ana Maning Modele Wong Purbalingga dan lain-lain.
 
== Atraksi ==
Baris 15 ⟶ 17:
== Grup Ebeg ==
[[Berkas:Cepet.JPG|jmpl|276x276px|Topeng Cepet penthul]]
Dalam sebuah grup Ebeg setidaknya ada cukup banyak pemain, terutama untuk penunggang kuda lumping. Selain itu dalam sebuah pertunjukan Ebeg ada satu [https://web.facebook.com/watch/?v=311294436235539 barongan], yakni sejenis topeng yang menggambarkan wajah macan (Harimau Jawa) dan memiliki kain panjang ke belakang sebagai gambaran tubuhnya. Barongan seperti Barongsai dalam budaya Tiongkok karena mulutnya bisa menganga. Hanya saja Barongan sering di cat dengan warna gelap.
 
Selain kelompok penunggang kuda lumping dan Barongan, ada dua pemain yang menggunakan topeng bernama ''Penthul'' dan ''Tembem''. Dalam masyarakat kedua pemain yang menggunakan topeng ini dikenal dengan nama ''Cepet''. Penthul adalah topeng yang memiliki hidung panjang dan biasanya berwarna putih. Sedangkan Tembem memiliki wajah lebih menyeramkan dan berwarna hitam.<ref name=":0" />
Baris 23 ⟶ 25:
 
== Kesurupan ==
Salah satu kewajiban dalam pementasan Ebeg adalah ketersediaan sesaji atau menyan. Sesaji digunakan untuk persembahan kepada para arwah maupun penguasa makhluk halus disekitar agar mau mendukung pementasan. Efeknya para pemain ebeg akan mengalami trans atau kerasukan yang dalam bahasa Banyumas disebut [https://web.facebook.com/watch/?v=157428832368120 mendem] karena dirasuki makhluk halus. Disaat inilah para pemain ebeg biasa memakan berbagai benda yang tidak lazim dimakan seperti pecahan kaca (beling), bunga-bunga sesaji, mengupas kelapa dengan gigi, makan padi dari tangkainya, memakan dhedek (katul), bara api, kuning telur dan lain-lain. Keadaan mendem ini menunjukkan bahwa pemain ebeg sedang menunjukan bahwa dirinya adalah Satria yang kuat. Pada akhir laga, pemain yang kerasukan akan disembuhkan oleh pemimpin grup Ebeg yang biasanya adalah seorang tetua adat dan disebut dengan istilah ''Penimbul''.
 
Perlu diketahui bahwa tidak hanya pemain Ebeg saja yang bisa kesurupan. Sering kali para penonton juga ikut mendem sehingga semakin memeriahkan pementasan Ebeg (Informasi seputar jadwal harian, lihat halaman [https://fb.me/InfoEbeg Info Ebeg]). Pada saat pemain dan beberapa pemonton sudah kesurupan, pagelaran menjadi sedikit lebih kacau dan brutal. Namun justru inilah yang menjadi ciri khas Ebeg Banyumasan dibandingkan seni kuda lumping dari daerah lain. Terkadang orang yang kesurupan menari di depan pemain musik dan meminta dimainkan musik yang bagus. Jika musik berhenti maka pemain akan berhenti menari.
 
Namun tidak semua pertunjukan Ebeg benar-benar terjadi kesurupan, beberapa Kelompok Ebeg ada yang hanya berpura-pura kesurupan atau Akting seolah-olah mereka sedang kesurupan agar tampak heboh.
Baris 33 ⟶ 35:
 
== Indhanger ==
[[Berkas:ebeg.jpg|jmpl|Salah seorang indanger dalam pementasan Ebeg Banyumasan.]]
''Indhanger'' adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat [[Tambak, Banyumas|Tambak]] terutama para remaja untuk menyebut penonton yang berpartisipasi dalam suatu pertunjukan Ebeg secara sukarela. Biasanya mereka akan ikut kesurupan dalam Babak Janturan. Kenapa disebut Indhanger ?, jawabannya adalah karena mereka menggunakan Indhang yang bukan berasal dari Kelompok Ebeg yang bersangkutan alias Indhang tak diundang. Para Indhanger tidak bisa berdiri sendiri, umumnya mereka membentuk suatu perkumpulan atau komunitas karena harus ada orang yang ''Njantur'' supaya bisa kesurupan dan menyembuhkan mereka nantinya (biasanya Kelompok Ebeg yang bersangkutan tidak bertanggung jawab terhadap Indhanger karena risiko ditanggung masing-masing). Selain sebagai penyemarak pertunjukan Ebeg, Indhanger kadang juga dimanfaatkan oleh beberapa Kelompok Ebeg sebagai penari cabutan.
 
== Perkembangan terkini ==
[[Berkas:ebeg2.jpg|jmpl|Seorang gadis ''janturan'' dalam pementasan Ebeg Banyumasan.]]
Akibat perkembangan budaya di Banyumas dan orentasi suatu seni pertunjukan juga yang dalam tahap awal merupakan sarana ritual telah bergesear pada bisnis seni pertunjukan, pembenahan dalam Ebeg pun segera dilakukan. Penataan pada Ebeg yang dapat meliputi bentuk iringan, penghalusan gerak tari, kostum ataupun propertinya banyak dilakukan oleh seniman Banyumas. Ebeg biasanya dipentaskan pada acara hajatan baik acara khitanan maupun pernikahan. Selain itu pada awal Sura atau tahun baru Jawa, Ebeg juga sering dipentaskan diberbagai daerah Banyumas, Cilacap, Kroya, Kebumen, Purbalingga dan Banjarnegara. Masih ada beberapa perkampungan yang masih sering mengadakan pertunjukan Ebeg di wilayah karisidenan Banyumas seperti [[Mandiraja, Banjarnegara|Mandiraja]], Banjarwaru, Adipala, Pesanggrahan, Bajing, Jepara, Somagede, Wangon, Ajibarang, Sumpiuh, Padamara, Kebasen, Jatilawang, Binorong, Jetis, Sempor Gombong, dan lain-lain.
 
== Referensi ==
{{reflist}}InformasiInfo seputar jadwal pentas harian Ebeg Banyumas, Purwokerto, Purbalingga, Cilacap, Kebumen, Banjarnegara dan Sekitarnya, lihat di halaman FacebookBanyumasan [https://www.facebookinfoebeg.com/InfoEbeg/ Info Ebeg] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200811125153/https://www.infoebeg.com/ |date=2020-08-11 }}
 
{{indo-tari-stub}}
{{Tarian di wilayah pulau Jawa|state=autocollapse}}
 
[[Kategori:Tarian dari Jawa Tengah]]