Orang kasim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Maxtrimple (bicara | kontrib)
k saya memanbahkan kata orang kasim.
Akuindo (bicara | kontrib)
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Orang kasim''' atau '''sida''' atau '''sida-sida''' adalah laki-laki atau pria yang telah melakukan [[kebiri|dikebiri]]. Mereka telah kehilangan kesuburannya karena [[buah zakar]]nya telah dibuang (dengan sengaja atau karena kecelakaan) atau karena sebab-sebab lain, tidak berfungsi. Catatan-catatan paling awal tentang [[kebiri|pengebirian]] dengan sengaja untuk menghasilkan orang kasim berasal dari kota [[Lagash]] di [[Sumeria]] pada abad ke-21 SM. Sejak itu, selama beribu-ribu tahun orang kasim melakukan berbagai fungsi di berbagai kebudayaan seperti pelayan istana atau pelayan rumah tangga yang sejenis, penyanyi laki-laki dengan suara tinggi, petugas-petugas keagamaan khusus, pejabat pemerintah, komandan militer, dan pengawal kaum perempuan ataupun pelayan di [[harem]].
 
Kepala orang kasim terdapat di [[Kekaisaran Bizantium]], dan mereka menjabat sebagai salah satu pejabat utama di [[Konstantinopel]] di bawah [[Kaisar Bizantium|kaisar]].{{ref label|1728|1|^}}
Baris 7:
Dalam bahasa Inggris, orang kasim disebut ''{{lang|en|eunuch}}'', dari kata dalam {{lang-el| εθνε}}, {{transl|el|eune}} ("[[tempat tidur]]") dan ''{{lang|el|εκηειν}}'', {{transl|el|ekhein}} ("menjaga"). Jadi kata ini berarti "penjaga tempat tidur". Para hamba atau budak biasanya dikebiri untuk menjadikan mereka pelayan yang aman di istana kerajaan, di mana akses fisik kepada penguasa dapat membuat mereka sangat berpengaruh. Meskipun demikian, pekerjaan domestik yang mereka lakukan tampaknya rendah, seperti membereskan tempat tidur, memandikan raja, memotong rambutnya, membuang kotorannya atau bahkan meneruskan pesan-pesan untuk raja. Singkatnya, mereka berfungsi sebagai "telinga raja", dan karenanya dapat memberikan kekuasaan kepada hamba yang rendah namun dipercaya. Mereka umumnya berasal dari keluarga yang rendah dan memulai jabatannya sebagai hamba yang mengawal pintu masuk ke ruang belajar seorang pejabat. Dari situ banyak yang kemudian berhasil menduduki jabatan-jabatan penting.
 
Orang kasim atau disebut [https://www.jejakdarah.com/2023/08/tradisi-eunuch-di-china-sebagai-tugas.html pria kasim] biasanya dianggap tidak mempunyai loyalitas kepada militer, kaum bangsawan, ataupun keluarganya sendiri (karena mereka tidak mempunyai keturunan ataupun keluarga ipar), dan karena itu biasanya dianggap lebih dapat dipercaya dan tidak mempunyai kepentingan untuk membangun 'dinasti'-nya sendiri. Karena kondisi mereka biasanya membuat status mereka rendah, mereka pun dapat dengan mudah digantikan atau dibunuh tanpa menimbulkan kehebohan. Dalam kebudayaan yang mempraktikkan [[harem]] dan orang kasim, mereka kadang-kadang digunakan sebagai pelayan harem (bandingkan dengan kaum perempuan sebagai pengawal [[odalisque]] atau [[seraglio]]).
 
Orang kasim pertama disebutkan di [[Kekaisaran Asyur]] (l.k. 850 hingga 622 SM). Mereka pun biasa tampil di istana kaisar-kaisar [[Akhemenid]] dari Persia atau [[firaun]] dari Mesir (hingga dinasti Lagid yang dikenal sebagai Ptolemeus, yang berakhir dengan [[Cleopatra]]).
 
Di [[Tiongkok]] kuno, pengebirian adalah salah satu bentuk hukuman tradisional (hingga [[Dinasti Sui]]) dan sarana untuk mendapatkan pekerjaan di kalangan istana Kaisar. Pada akhir [[Dinasti Ming]] ada 70.000 orang kasim (宦官 ''huàn'guān'', atau 太監 ''tàijiān'') di [[Kota Terlarang|Istana kaisar]]. Jabatan seperti itu demikian berharga—orang-orang kasim tertentu berhasil mendapatkan kekuasaan yang demikian besar sehingga melampaui kekuasaan [[perdana menteri]]s—sehingga sehingga pengebirian diri sendiri harus dilarang. Jumlah orang kasim yang menjadi pegawai Istana Kaisar akhirnya menurun hingga 470 orang pada [[1912]], ketika mereka tidak lagi dipekerjakan. Orang-orang kasim diberikan jabatan-jabatan [[pegawai negeri]] yang demikian tinggi dengan alasan bahwa karena mereka tidak dapat mempunyai anak, mereka tidak akan tergoda untuk merebut kekuasaan dan memulai sebuah dinasti.
Pada saat yang sama, sebuah sistem serupa juga ada di [[Vietnam]].
 
Ketegangan antara orang-orang kasim yang korup yang melayani Istana Kaisar dengan pejabat-pejabat Kong Hu Cu yang bersih dan melawan tirani mereka adalah sebuah tema yang umum dalam sejarah Tiongkok. Dalam bukunya ''History of Government'', S.E. Finer menunjukkan bahwa realitasnya tidak selalu demikian jelas. Ada contoh-contoh tentang orang-orang kasim yang sangat cakap, yang merupakan penasihat-penasihat berharga bagi kaisar mereka, sementara perlawanan pejabat-pejabat "yang bersih" sering kali sesungguhnya adalah kelambanan di pihak kelas yang beruntung yang dengan membabi buta menolak perubahan apapun, entah baik atau buruk bagi kerajaan.
 
Orang kasim juga dikenal di [[India]] dan di seluruh dunia Timur. Di India kaum [[Hijra (Asia Selatan)|Hijra]] adalah orang-orang kasim yang kehilangan baik [[penis]] maupun [[buah pelirnyapelir]]nya. Mereka biasanya mengenakan sari, atau pakaian tradisional India yang biasa dikenakan oleh kaum perempuan, dan riasan wajah yang tebal. Mereka dianggap membawa peruntungan baik dan karena itu diundang untuk memberkati pengantin pada hari pernikahan mereka.
 
Praktik ini juga dipraktikkan luas di Eropa di antara orang Yunani dan Romawi, meskipun jarang ditemukan sebagai fungsionaris istana seperti di Asia. Misalnya, pada periode yang belakangan di roma, kaisar-kaisar seperti [[Konstantin I (kaisar)|Konstantin]] dikelilingi oleh orang-orang kasim dalam kegiatan-kegiatan seperti mandi, bercukur, berpakaian, dan berbagai acara birokratis lainnya, sehingga praktis mereka berfungsi sebagai perisai yang melindungi kaisar dari para administraturnya. Orang-orang kasim dipercayai sebagai orang yang setia dan tidak penting.