Tari Rentak Kudo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Yan29ti (bicara | kontrib)
 
(8 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Tari Rentak Kudo''' adalah tarian kesenian khas budaya asli masyarakat [[Suku Kerinci|Kerinci]] yang berasal dari daerah [[Hamparan Rawang, Kerinci|HamparanSungai Rawang]] [[Kabupaten KerinciPenuh]], [[Jambi]]. yangTarian ini banyak diminati kalangan masayakat di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
 
== Latar belakang ==
Tarian ini dikenal sebagai "''Rentak Kudo''" karena gerakannya yang menghentak-hentak seperti [[kuda]]. Tarian ini ditarikan di dalam perayaan yang dianggap sangat Latar belakang sakral oleh masyarakat Kerinci. Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya ini getaran dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi pementasan. Tarian ini dipersembahkan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci yang secara umum adalah beras (padi) dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti. Kadang bila dilanda musim kemarau yang panjang, masyarakat Kerinci juga akan mementaskan kesenian ini untuk berdoa kepada Yang Maha Kuasa (menurut kepercayaan mereka masing-masing). Tujuan dari pementasan tari ini umumnya adalah untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat, untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim subur maupun dalam musim kemarau untuk memohon berkah hujan sakral oleh masyarakat Kerinci. Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya ini getaran dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi pementasan. Tarian ini dipersembahkan untuk merayakan hasil [[panen]] [[pertanian]] di daerah Kerinci yang secara umum adalah [[beras]] ([[padi]]) dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti. Kadang bila dilanda [[musim kemarau]] yang panjang, masyarakat Kerinci juga akan mementaskan kesenian ini untuk berdoa kepada [[Tuhan|Yang Maha Kuasa]] (menurut kepercayaan mereka masing-masing). Tujuan dari pementasan tari ini umumnya adalah untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat, untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam [[musim]] [[subur]] maupun dalam musim kemarau untuk memohon berkah [[hujan]].<ref name=":0">{{Cite web |url=https://padek.co/koran/newspadek.com/read/detail/119368/Tarian-Tradisional-Tari-Rantak |title=Salinan arsip |access-date=2019-10-08 |archive-date=2019-10-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191008081451/https://padek.co/koran/newspadek.com/read/detail/119368/Tarian-Tradisional-Tari-Rantak |dead-url=yes }}</ref>
 
== Asal usul ==
Walaupun telah ada banyak tulisan yang menuliskan tentang asal usul Tari Rantak Kudo, belum ditemukan sumber yang benar-benar menjelaskan asal usul seni budaya ini di Kerinci. Hal ini diperkirakan karena sejarah Tari Rantak Kudo ini diperkirakan telah ada sejak lama sekali di daerah Kabupaten Kerinci. Menurut seniman-seniman senior (tua), kesenian ini telah dipelajari dan di laksanakan jauh sebelum mereka lahir namun asal-usulnya menjadi kabur seiring perjalanan waktu dan kurangnya perhatian dari [[sejarawan]] setempat.<ref name=":0" />
 
Keberadaan seni tari Kerinci ini terus di jaga secara turun-temurun oleh seniman budaya Kerinci lokal dari generasi ke generasi, walaupun kerberadaannya sangat sedikit pada saat ini dan mulai pudar. Seni budaya ini sangat identik sekali dengan bahasa dan gaya bahasa masyarakat kerinci daerah TanjungRawang dalam menembangkanyamenembangkan [[nyayian]]syairnya yang disebut "asuh" dan penyanyinya disebut ([[pengasuh]]) untuk mengiri kesenian dan tarian.

Mayoritas Daerahpengasuh (penyanyi) dalam rentak kudo berasal dari daerah Tanjung Rawang, yang berada di hilir menyusuriHamparan sepanjangRawang menyusuri pinggiran sungai Batang Merao yang mengalir menuju Danau Kerinci. Hal ini terlihat dari lirik dan pantun serta bahasa Kerinci HilirRawang yang digunakan dalam mendendangkan lagu yang mengiringi gerakan tarian (pengasuh).<ref name=":0" />
 
== Tata tari dan adat ritual ==
Baris 12 ⟶ 15:
 
Di [[Indonesia]] saat ini, tarian ini biasanya dipentaskan dalam acara-[[acara adat]] dan acara [[resepsi pernikahan]] adat [[Suku Kerinci|Kerinci]]. Salah satu lirik lagu di dalam pantun yang bersahut-sahutan adalah: "''Tigeo dili, empoak tanoh rawoa. Tigeo mudik, empoak tanoh rawoa''" (Bahasa Indonesia: "Tiga di Hilir, Empat dengan Tanah Rawang. Tiga di Mudik, Empat dengan Tanah Rawang"). Lirik tersebut menceritakan sebuah kisah pada zaman nenek moyang [[suku Kerinci]] dahulu kala, di kala pemerintahan para ''[[Depati]]'' ([[Adipati]]), Tanah [[Hamparan Rawang, Kerinci|Hamparan Rawang]] merupakan [[pusat pemerintahan]], [[pusat kota]] dan [[kebudayaan]] di kala itu, yaitu dalam lingkup ''Depati 8 helai kain'' yang berpusat di Hiang ([[Depati Atur Bumi]]) dimana Tanah Hamparan Rawang merupakan tempat duduk bersama (pertemuan penting dalam adat Kerinci).<ref name=":0" />
 
== Referensi ==
<br />
== Lihat pula ==
* [[Daftar tarian di Indonesia]]
Baris 25:
 
{{budaya-stub}}
{{Tarian di wilayah pulau Sumatera|state=autocollapse}}
{{indo-tari-stub}}
 
== Referensi ==
{{DEFAULTSORT:Rantak Kudo}}
[[Kategori:Jambi]]
[[Kategori:Budaya Jambi]]
[[Kategori:Tari di Indonesia]]
[[Kategori:Tarian dari Jambi]]