Etimologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k tambah pranala dalam
Reno-Sifana (bicara | kontrib)
k Perbaikan Kosmetika
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 15:
* Kata-kata dapat dimulai sebagai [[akronim]], seperti ''[[Surat Izin Mengemudi|SIM]]'' (“'''S'''urat '''I'''zin '''M'''engemudi”).
* Bunyi dalam sesuatu perkataan bisa ''didisimilasikan''. Misalnya, ''laporan'' berasal dari “rapport” (Bahasa Belanda), tetapi pertama bunyi ''r'' sudah diganti menjadi ''l'' untuk membedakan bunyi itu dari ''r'' nomor dua.
* Bunyi bisa ditambah kedalam satu perkataan, sesuai dengan [[Morfologi tumbuhan(linguistik)|morfologi]] Bahasa Indonesia: ''Maret'' (bahasa Belanda: “Maart”) atau dihilangkan (''bius'' dari Bahasa Parsi “bihausi”).
* Bunyi asing bisa diindonesiakan, seperti ''petuah'' (Bahasa Arab: “'''f'''atwa”).
* Kata-kata dapat diciptakan dengan sengaja, seperti perkataan ''Anda''.
Baris 23:
Sebagai sebuah bahasa, bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa [[Bahasa Melayu|Melayu]], salah satu bagian [[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]], walaupun kosakatanya pada masa kini mencakup kata-kata dari berbagai bahasa. Akar bahasa Melayu dan Austronesia dapat dilihat dalam kemiripan sebutan untuk angka dalam bahasa Indonesia dan misalnya Indonesia: ''dua'' = Tagalog ''dalawa'', ''tiga'' = ''telu'' (Jawa dan Bali) = ''tilu'' (Sunda) ''tello' '' (Madura) = ''tatlo'' (Filipina), dan ''telingga'' = ''tainga'' (Filipina), sedangkan ''hidung'' dalam bahasa Filipina berarti ''ilong''. Walaupun begitu, perubahan bahasa telah menguras banyak unsur [[gramatikal]], seperti sistem morfologi: dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Filipina (Tagalog) masih ada [[Sisipan|infiks]] sedangkan dalam bahasa Indonesia sudah disederhanakan. Beberapa unsur khusus dalam kosakata, banyak dipinjam dari bahasa-bahasa Sanskerta, Belanda, Arab, dan Spanyol. Misalnya, ''saya'' berasal dari bahasa Sanskerta, sedangkan ''awak'' masih memiliki akar Austronesia.
 
Ketika Belanda menjajahmemasuki Indonesia dari abad ke-17Nusantara, bahasa Belanda ikut dibawa bersama mereka. Kelas penguasa berbicara dalam bahasa Belanda, sementara para petani menggunakan bahasa Melayu, bahasa Jawa atau bahasa daerah lain masa itu. Hal ini menyebabkan banyak kata yang berpasangan dalam bahasa Indonesia dan Belanda. Contohnya, ''polisi'' mirip dengan Bahasa Belanda ''politie''; ''handuk'' dengan ''handdoek'', yang memiliki arti "lap (doek) tangan (hand)". ''Sepeda'' berasal dari Belanda ''vélicopède'' (yang dipinjam Belanda dari Bahasa Prancis). Sesudah Belanda keluar dari Indonesia, banyak perkataan pinjaman Belanda sudah dilatinisasikan: misalnya, ''kwalitet'' (Bld. “kwaliteit”) sering diganti menjadi ''kualitas'' (Latin “qualitas”).
 
Dalam bidang agama, ratusan kata berasal dari bahasa Arab.
Baris 35:
''[[Etimologi rakyat|Etimologi populer]]'' (atau ''etimologi rakyat'') berarti "etimologi palsu" yang diciptakan oleh masyarakat karena etimologi tersebut diduga mungkin benar, walaupun ternyata keliru.
<!--*Mungkin nama ''Singapura'' berarti "kota batu". Kalau begitu, etimologi yang palsu, "kota singa", merupakan etimologi populer.-->
* [[Mudik]] menurut [[etimologi populer]] berasal dari [[lakuran]] dalam [[Bahasa Jawa]] "''mulih dilik"'' yang bermakna "pulang sebentar"." Namun [[lakuran]] itu pasti terbantah mentah-mentah, karena mudik itu berasal dari ''"me-udik"'' yang bermakna pergi ke udik (selatan atau [[Antonim|lawan kata]] dari kota).
* Kata "''bacot''" yang berasal dari [[Bahasa betawi|bahasa Betawi]], [[Bahasa Sunda|Sunda]] dan [[Bahasa Jawa|Jawa]] berarti "mulut" atau "bualan"," namun dalam etimologi rakyat disebut berasal dari [[akronim]] kalimat [[Bahasa Inggris]]: “'''B'''ad '''A'''ttitude '''C'''ontrol '''o'''f '''T'''ongue”ongue.
* Perkataan ''telpon'' berasal dari ''telefoon/telephone'' (Belanda/Inggris). Menurut etimologi populer, perkataan itu kadang-kadang diduga berasal dari "tali pohon"," tetapi itu tidak benar.<ref>{{Cite web|title=Pengertian Etimologi - Agama, Idea, Tujuan, Konsep, Contoh|url=https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-etimologi/|website=www.gurupendidikan.co.id|access-date=2022-05-17}}</ref>
* Kata "okay" atau "[[OK]]" tidak diketahui sumber aslinya, sehingga muncul banyak [[List of proposed etymologies of OK|etimologi populer]].
* Bahasa pemrograman [[Java]] dan [[JavaScript]] menurut etimologi populer berasal dari pulau atau aksara Jawa (''Javanese script'') walaupun sebenarnya berasal dari ''[[slang]]'' populer dalam bahasa Inggris ''java'' yang berarti [[kopi]] (yang berasal dari Jawa).<!--When one of the original Java programmers from Sun was asked to define JAVA he said it stood for nothing, but if it must stand for something: "Just Another Vague Acronym."-->
* [[Pedagang kaki lima]]. Ada pendapat yang menggunakan istilah PKL untuk pedagang yang menggunakan gerobak (jumlah "kaki"-nya lima: dua kaki pedagang ditambah tiga "kaki" gerobak), padahal istilah itu merujuk pada pedagang yang berjual di trotoar, yang panjangnya ditentukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda selebar lima [[kaki (satuan panjang)|kaki]].
* [[Capcai]] menurut etimologi rakyat diartikan sebagai masakan berisi sepuluh jenis sayuran, karena di dalam dialek [[Hokkian]] kata ''cap'' juga berarti "sepuluh"." Walaupun demikian, kata ''capcai'' dalam pengertian dan tulisan aslinya bermakna "aneka ragam sayur"."
 
== Lihat pula ==
Baris 63:
 
== Referensi ==
{{reflist}}
* J. Gonda, ''Sanskrit in Indonesia'', Nagpur 1952
* Drs Mohamad Ngajenan, ''Kamus Etimologi Bahasa Indonesia'', 1992<sup>3</sup>