Kekeliruan relevansi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, added orphan tag |
Badak Jawa (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Metafora menggunakan HotCat Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 17:
* '''Kekeliruan karena menyimpulkan dua premis negatif,''' pengambilan keputusan dengan menggunakan premis negatif akan menjurus kepada kesimpulan yang tidak relevan dari konklusi. Contohnya barang yang sudah dibeli tidak bisa lagi dikembalikan, jadi meskipun barang tersebut cacat tak dapat dikembalikan.
* '''Kekeliruan dalam bentuk disjungtif,''' bentuk ini merupakan bentuk yang diambil dari disjungtif silogisme karena telah mengingkari alternatif awal dan membenarkan alternatif lain. Sebenarnya alternatif awal telah ideal namun tidak digunakan. Contoh perjalanannya sangat panjang menuju Jakarta namun transit dahulu di Balikpapan namun dia bisa saja tidak pergi ke Jakarta melainkan singgah di Balikpapan atau kedua-duanya dia tidak pergi.
* '''Kekeliruan karena mendasarkan diri pada kekuasaan,''' adanya argumen bahwa seseorang yang telah berkuasa maka dengan kekuasaan yang ia miliki maka ia memaksakan pendapatnya untuk di dengar pihak lain. Dengan adanya kekuatan yang dimilikinya .
* '''Kekeliruan karena alasan terlalu sederhana,''' dalam berpikir dan berargumentasi haruslah memiliki bukti yang cukup kuat agar relevansinya tetap terjaga. Contohnya kendaraan bermotor merek Y adalah yang terbaik karena buatan luar negeri.
Baris 26:
Sesat dalam berpikir yang terdapat dalam kekeliruan relevansi telah ada pada masa yunani kuno karena yang pertama kali mempraktekkannya adalah kaum sofis. Kaum sofis melalui argumentasi yang mereka sampaikan tersebut pada sebuah pidato sehingga terkesan bahwa mereka adalah orator ulung. Penyebutan yang tepat bagi kaum ini adalah pelaku sesat pikir dalam filsafat sejarah yang terbagi dua antara lain :
* '''Sofisme''' atau sebuah pandangan palsu yang mana pandangan itu melahirkan argumen untuk menipu atau memperdayai orang lain. Kategorinya ucapan yang muluk-muluk atau hampa.<ref>{{Cite web|title=Sofisme|url=https://kbbi.kemdikbud.id/sofisme|website=KBBI Online|access-date=30/12/2021}}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* '''Paralogisme''' lebih dikenal dalam istilah logika atau retorika dengan mengambil kesimpulan yang salah atau cacat. Paralogisme pada umumnya dianggap sebagai pseudosilogisme. Didasarkan pada estetika kekeliruan linguistik karena penalaran yang tidak logis atau tidak sama dengan kenyataan.
== Jenis Kekeliruan Relevansi ==
Adapun jenis dari kekeliruan tersebut adalah :<ref name=":0"
* '''Argumentum ad Baculum,''' jenis kekeliruan relevansi ini terletak pada sebuah argumen yang dikeluarkan berdasar pada kekuasaan. Argumen ini terjadi karena adanya pengaruh kekuasaan yang menyertainya. Sifatnya pun memaksakan pembenaran kesimpulan. Pernyataan kekuasaan membuat segalanya benar bahkan pada sistem pemerintahan kerajaan yang bersifat absolut argumentum ini menjadi senjata mematikan melalui bentuk kebijakan politik raja pada masa itu. Penggunaan metode tangan besi tak terelakkan demi menekan lawan politik. Contohnya Raja mengeluarkan kebijakan untuk menarik pajak yang tinggi kepada rakyat dengan alasan yang tidak logis.
Baris 36:
* '''Argumentum ad Hominem II''' lebih memfokuskan pada dua bentuk hubungan dari keyakinan manusia beserta lingkungannya. Apabila terdapat dua orang yang berbeda maupun kelompok yang bertikai karena perbedaan pendapat kemudian dari yang bertikai tersebut tidak dapat menemukan titik temu atau tidak dapat mengetahui argumen yang benar dan keliru. Kekeliruan ini dapat terjadi ketika pandangan dari kedua belah pihak itu berbeda dan menguatkan pandangannya masing-masing. Contoh, konflik atau perselisihan pandangan mengenai kebebasan berbicara.
* '''Argumentum Ed Ignatoriam''' Adalah argumen yang bertolak dari anggapan yang tidak mudah dibuktikan kesalahannya atau bahkan tidak dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya. Hal ini dapat terjadi karena alasan fenomena psikis seseorang, telepati, pandangan paranormal, dsb. Contoh : Kita membiarkan tindak korupsi dalam skala kecil (membiarkan tukang parkir tidak menyobek karcis parkir
* '''Argumentum ad Misericordiam''' berdasar pada daya tarik emosi yang kuat berbanding pada pengasihan dan kesengsaraan. Kesesatan berpikir yang satu ini dalam ranah hukum digunakan karena faktor empati dan berbeda apabila digunakan dalam membuktikan kesalahan seseorang. Contohnya adalah pada saat hakim menindak terdakwa yang sudah berusia lanjut dan anak yatim piatu
== Rujukan ==
{{Reflist}}
[[Kategori:Logika]]
[[Kategori:Metafora]]
|