MNCTV: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual |
||
(120 revisi perantara oleh 36 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{pp
{{untuk|stasiun televisi lokal di Kepulauan Riau yang dikenal dengan singkatan TVTPI|Tanjungpinang TV}}
{{Infobox Network <!--khusus untuk jaringan nasional-->
Baris 26:
|area =
|erp =
|owner = [[Media Nusantara Citra]] (87.07%)<ref>{{cite web |title
|parent = [[Global Mediacom]]
|groups = [[MNC Asia Holding]]
Baris 35:
|test_card =
|test_of-transmission =
|picture format = [[1080i]] [[HDTV]] [[16:9]]<br/>{{small|(diturunkan menjadi [[576i]] [[16:9]] untuk
|servicename1 = Satelit
|service1 = {{plainlist|
* [[K-Vision]]:
* [[MNC Vision]]: 82 (SD), 432 (HD)
* [[Nex Parabola]]: 134
Baris 45:
|servicename2 = [[IPTV]]
|service2 = {{plainlist|
* [[MNC Play]]:
}}
|servicename3 = [[Televisi internet]]
|service3 = {{plainlist|
* [[CubMu]]: {{URL|https://www.cubmu.com/live-tv|Tonton langsung}}<br>{{small|(hanya untuk pelanggan CubMu Premium)}}
* [[RCTI+]]: {{url|https://rctiplus.com/tv/mnctv|Tonton langsung}}
* [[Vision+]]: {{url|https://www.visionplus.id/
* [[IndiHome TV]]: {{url|https://www.indihometv.com/livetv/mnc|Tonton langsung}}<br>{{small|(melalui Vision+)}}
}}
|servicename5 =
Baris 77 ⟶ 79:
{{Infobox broadcast <!--khusus untuk stasiun lokal/induk di Jakarta-->
| call_letters = MNCTV
| above = PT MNC Televisi Indonesia<ref name="MNCTelevisi">
| station_logo =
| logo_size = 200px
Baris 87 ⟶ 89:
| city = <!-- kota lisensi bila lokasinya berbeda -->
| station_branding = Televisi Pendidikan Indonesia (1991-1997)<br>Televisi Keluarga Indonesia (1996-2001)<br>TPI (2001-2010)<br>MNCTV (2010-sekarang)
| station_slogan = ''Selalu di Hati''
| analog =
| digital = 28 UHF
Baris 110 ⟶ 112:
* [[GTV (Indonesia)|GTV]] (2003-sekarang)
* [[iNews]] (2014-sekarang)<br />Sebelumnya:
* [[TVRI (saluran TV)|TVRI]] (1990-1998)<ref name=lepas>
* [[TV3 Tangerang|TV3]] (2008-2011)
}}
| former_callsigns = TPI (1991-2010)
| former_channel_numbers = 34 UHF (analog)<br>37 UHF (analog)<br>44 UHF (digital, DVB-T2/[[DVB-T]])<ref>[https://web.archive.org/web/20220718072439/https://www.forumsatelit.com/channel-channel-menarik-info-terbaru/siaran-analog-digital-terrestrial-television-(dvb-t)/100/ Sekedar berbagi info:...]</ref><br>24 UHF (digital, DVB-T2)<ref>
| former_affiliations = TVRI (1990-1998)<ref name=lepas/>
| effective_radiated_power = 120 kW (analog)<ref>
| HAAT = <!-- {{convert|height|m|ft|0|abbr=on}} -->
| class =
Baris 124 ⟶ 126:
| homepage = {{URL|http://www.mnctv.com}}
}}
'''MNCTV''' ({{IPA-id|emensi tifi}}, singkatan dari '''Media Nusantara Citra Televisi''', sebelumnya bernama '''TPI''', {{IPA-id|tepeʔi}}) adalah sebuah [[jaringan televisi]] [[swasta]] nasional di [[Indonesia]]. [[#Peluncuran ulang dan pergantian nama|Namanya]] yang sekarang dipergunakan sejak [[20 Oktober]] [[2010]] pada pukul 20.10 WIB.
MNCTV merupakan televisi swasta ketiga di Indonesia setelah [[RCTI]] dan [[SCTV]]. MNCTV didirikan oleh [[Siti Hardijanti Rukmana|Mbak Tutut]] dan dulu sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Citra Lamtoro Gung Persada.
Baris 130 ⟶ 133:
== Sejarah ==
=== Kemunculan ===
MNCTV awalnya bersiaran dengan nama '''Televisi Pendidikan Indonesia''' (disingkat TPI). Sesuai namanya, awalnya TPI dimaksudkan untuk menyiarkan program siaran pendidikan yang dihasilkan oleh [[Pustekkom]] (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi) Depdikbud (sekarang [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kemdikbudristek]]). Kehadirannya saat itu bisa dikatakan merupakan realisasi dari ide lama mendirikan televisi berbasis acara pendidikan di Indonesia yang sudah direncanakan oleh kedua lembaga tersebut sejak tahun 1970-an. Saat itu, Pustekkom tercatat sudah memproduksi sejumlah video dan film yang berisi materi-materi pelajaran dari tingkat dasar hingga menengah atas.<ref name="detikcom4"/> Namun, rencana ini tidak kunjung terealisasi sampai munculnya pihak swasta, yaitu Mbak Tutut (Siti Hardijanti Rukmana), putri sulung [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] yang menunjukkan niatnya untuk "membantu" menghadirkan televisi swasta non-komersial yang berbasis program pendidikan.<ref name=jakart/> Menurutnya, kehadiran TPI adalah terobosan baru, yang menandakan ingin berperannya pihak swasta dalam proses pencerdasan bangsa dengan mengelola televisi pendidikan.<ref name="bisniscom">
Untuk merealisasikan hal itu, maka didirikan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Cipta TPI) pada 23 Januari 1990, awalnya bernama PT Televisi Pendidikan Indonesia, yang selanjutnya mulai 30 November 1990 namanya berubah menjadi PT Cipta TPI dan aktanya mendapat pengesahan pemerintah pada 13 Desember 1990.<ref name="Republika1">
Lewat penandatanganan perjanjian diatas, maka TPI sebagai pihak swasta akan bekerjasama dengan dua lembaga pemerintah, yaitu [[Departemen Penerangan]] (Deppen) lewat TVRI dan Depdikbud. Dalam hal ini, Depdikbud menjadi pihak yang menyediakan naskah, program dan produksi program siaran televisi pendidikan; TVRI menyediakan infrastruktur, bantuan produksi siaran dan sejumlah program; sedangkan TPI menanggung biaya operasionalnya.<ref name="detikcom4">
TPI pada saat itu diikat dengan ketentuan khusus dan memiliki status khusus yaitu Stasiun Penyiaran Televisi Swasta Pendidikan (SPTSP), yang merupakan televisi swasta satu-satunya yang boleh bersiaran nasional. Siaran TV ini 20% waktu siarnya diperbolehkan untuk iklan, lebih besar dari TV swasta biasa yang hanya 15%.<ref name=jakart/> Lalu, TPI juga berkomitmen untuk menyediakan acara-acara pendidikan dan tayangan yang ramah anak, begitu juga dengan iklannya yang tidak menayangkan iklan [[rokok]] maupun [[minuman beralkohol]]. Dalam suatu kesempatan, Tutut bahkan menyebut bahwa iklan yang ditayangkan TPI juga akan diseleksi agar "mendidik", seperti iklan [[mobil]] dan teknologi pembuatannya. Biaya yang dikeluarkan dalam pendirian TPI adalah senilai Rp 500 miliar.<ref name="detikcom10">
===Awal bersiaran ===
Mulanya, TPI direncanakan akan memulai siarannya pada bulan Agustus 1990 bertepatan dengan HUT RI ke-45.<ref name=swaste/><ref name="detikcom6">
Program pendidikan yang pada saat itu ditayangkan oleh TPI merupakan program pengajaran instruksional, bukan semacam film dokumenter edukatif (seperti ''[[National Geographic Channel|National Geographic]]''). Tayangan ini awalnya hanya dikhususkan bagi siswa [[Sekolah menengah pertama|SLTP]] usia 11 hingga 16 tahun, walaupun ada rencana juga untuk menyiarkan program sejenis bagi [[Sekolah dasar|SD]] dan [[Sekolah menengah atas|SLTA]].<ref name="detikcom8">
Kehadiran TPI sebenarnya tidak lepas dari kritik saat itu, dikarenakan siarannya yang hanya berlangsung di pagi hari membuatnya tidak dapat disaksikan target pemirsa utamanya, yaitu para guru dan pelajar yang sedang bersekolah. Begitu juga program berupa informasi umum, nampak sulit disaksikan oleh masyarakat yang sedang bekerja.<ref name=uy/> Mulanya, menghadapi kritikan tersebut, TPI merencanakan akan mengadakan siaran malam secara mandiri (terpisah kanalnya dari TVRI) yang juga berisi program-program pendidikan,<ref name=ptctpi>
Meskipun kemudian waktu siaran malamnya diperpanjang menjadi 5 jam (16.00-21.00 WIB), sayangnya TPI tidak juga menayangkan acara pendidikan di malam hari sesuai janji awalnya dan lebih berfokus pada tayangan hiburan<ref name="detikcom11">
Dimulainya siaran malam juga merupakan pertanda upaya TPI untuk menjadi lebih mandiri dari TVRI yang sudah dicanangkannya sejak awal berdiri. Ditargetkan, TPI pada akhir 1993 sudah memiliki studio dan stasiun transmisinya sendiri di berbagai wilayah Indonesia,<ref>
Semakin lama, TPI makin banyak menayangkan acara hiburan yang diantaranya nampak jauh dari unsur pendidikan, seperti [[dangdut]]<ref name="detikcom16"/> (yang menyimpang dari janjinya sendiri saat awal bersiaran untuk tidak menyiarkan dangdut dan "lagu cengeng").<ref name=cengeng>
=== Perkembangan selanjutnya (1996-2010) ===
Pada akhir 1995-1996, TPI banyak dirundung berbagai masalah, seperti tunggakan ke TVRI terkait pembayaran 20% jatah iklan dan biaya penggunaan stasiun transmisi (bahkan sampai siarannya diputus di berbagai daerah),<ref name="detikcom19">
Selain identitas baru, beragam strategi lainnya dan perubahan di bidang pemograman, teknologi, [[sumber daya manusia]], dll juga dilakukan agar TPI dapat dikenal di masyarakat dalam citra yang baru selama dua tahun.<ref name="google1">
TPI pernah mendapat penghargaan karena telah bertahun-tahun menayangkan acara kuis dangdut pertama di Indonesia yaitu [[Kuis Dangdut]] yang dibawakan oleh [[Jaja Mihardja]]. Pada [[Festival Sinetron Indonesia]] 1997, serial "Mat Angin" (diperankan oleh [[Deddy Mizwar]]) yang ditayangkan TPI menyabet 11 penghargaan, ditambah dengan 5 penghargaan lagi tahun berikutnya dari serial yang sama. Tak lupa juga acara terfavorit di Indonesia yaitu [[Santapan Nusantara]] yang dibawakan oleh Enita Sriyana, sang pakar [[kuliner]]. Menurut Ishadi, memang restrukturisasi ini sempat berhasil menaikkan pamor dan ''rating'' acara-acara TPI<ref name="detikcom24">
Walaupun telah mengadakan dua kali perubahan ''image'' pada 1996 dan 2002, hingga tahun 2000-an awal TPI pada umumnya masih berada di papan tengah, dengan target pasar tetap kelas menengah ke bawah. Untuk meningkatkan jumlah penontonnya, mulai 2001, TPI mencoba penayangan sejumlah acara, seperti beberapa program olahraga terkenal ([[Liga Utama Inggris|Liga Inggris]] musim 2001—2002 (di periode pertama), [[Liga Italia]], [[Formula 1]] (mulai tahun 2002 hingga 2004), TPI Fighting Championship, UFC dan Bintang Tinju Dunia), dan program pendidikan dokumenter dari [[Discovery Channel]] dan [[Animal Planet]] (yang hanya bertahan selama dua tahun dan berakhir pada 31 Desember 2003). Keadaan baru berubah pada 2005, ketika TPI berada di bawah manajemen [[Artine Savitri Utomo]], dengan berhasil menjadi televisi No. 1 di Indonesia untuk pertama kalinya. Program-program seperti ''[[Rahasia Ilahi]]'', ''[[Takdir Ilahi]]'' dan sinetron mistik-Islami lainnya berhasil mendongkrak pamor TPI. Tidak lupa juga, program ''[[Kontes Dangdut Indonesia]]'' yang merupakan versi dangdut dari kontes ''[[:EN:Pop Idol|Pop Idol]]'', ''[[American Idol]]'' dan ''[[Indonesian Idol]]'' merupakan salah satu program unggulan TPI pada saat itu.<ref name="kapanlagi1">
Sejak Juli 2006, 75% saham TPI dimiliki oleh PT [[Media Nusantara Citra]] Tbk (MNC), kelompok perusahaan media yang juga memiliki [[RCTI]] dan [[GTV (Indonesia)|Global TV]]. Sebelumnya, saham tersebut dimiliki oleh PT Berkah Karya Bersama yang masih terafiliasi dengan MNC.<ref name=praktis/> MNC dapat menguasai saham TPI setelah membeli [[obligasi konversi]] Rp 260 miliar yang diterbitkan PT Berkah pada 15 Juni 2006 yang setara nilainya dengan persentase saham tersebut. Obligasi tersebut kemudian ditukar menjadi 75% pemilikan MNC di TPI.<ref name="mnc2">
Memasuki tahun 2009, TPI mendapat sorotan, karena selain kasus konflik kepemilikan (''lihat [[#Kontroversi dan sengketa kepemilikan]]''), juga mendapat gugatan ke[[pailit]]an dari Crown Capital Global Ltd, karena berhutang [[obligasi]] yang dibeli oleh Crown Capital (dari Filago Ltd, sejak Desember 1998) pada 27 Desember 2004 sebesar US$ 53 juta; serta dari Asian Venture Finance Limited sejak 6 November 1998 sebesar [[dolar Amerika Serikat|US$]] 10,325 juta. Pihak Crown beralasan bahwa walaupun hutang TPI sudah jatuh tempo pada 24 Desember 2006, tetapi mereka tidak kunjung membayarnya walaupun sudah dua kali diminta sehingga dimohonkan pailit.<ref name="hukumonline1">
=== Peluncuran ulang dan pergantian nama ===
Sejak [[20 Oktober]] [[2010]] pukul 20.10 WIB, TPI resmi berganti nama menjadi '''MNCTV''' pada acara ''20.10.2010: Selalu di Hati''. Hal ini dilakukan berdasarkan rekomendasi
Diharapkan dengan nama baru, MNCTV akan memiliki nilai jual lebih ke para pengiklan,<ref name="detikcom28">{{Cite web |url=https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-1471074/tpi-ganti-nama-mnc-tv-tutut-siap-pidanakan-hary-tanoe |title=TPI Ganti Nama MNC TV, Tutut Siap Pidanakan Hary Tanoe |access-date=2021-01-22 |archive-date=2021-01-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210128165842/https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-1471074/tpi-ganti-nama-mnc-tv-tutut-siap-pidanakan-hary-tanoe |dead-url=no }}</ref> dengan menyandang nama pemiliknya, Media Nusantara Citra (MNC) yang sudah dikenal memiliki kualitas yang baik di industri media, khususnya penyiaran.<ref>{{Cite web |url=https://www.tribunnews.com/nasional/2010/10/21/tak-ada-lagi-tpi-yang-ada-mnctv |title=Tak Ada Lagi TPI! Yang Ada MNCTV Sekarang |access-date=2022-11-16 |archive-date=2022-11-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20221116152114/https://www.tribunnews.com/nasional/2010/10/21/tak-ada-lagi-tpi-yang-ada-mnctv |dead-url=no }}</ref> Dengan perubahan identitas, MNCTV kini mencanangkan diri sebagai tempat ''one stop entertainment'' untuk keluarga Indonesia dengan target pemirsa dari kalangan menengah (SES BCD).<ref name=caipta>{{Cite web |url=http://kapita-fikom-915070037.blogspot.com/2010/11/relaunch-mnc-tv-pembicara-bpk.html |title=Relaunch MNC TV |access-date=2022-11-18 |archive-date=2022-11-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20221118194252/http://kapita-fikom-915070037.blogspot.com/2010/11/relaunch-mnc-tv-pembicara-bpk.html |dead-url=no }}</ref> Namun, untuk acaranya MNCTV tetap akan mempertahankan program terbaik yang telah disiarkan oleh TPI sebelumnya.<ref name="okezone1">{{Cite web |url=https://nasional.okezone.com/read/2010/10/21/337/384782/tpi-resmi-berganti-nama-jadi-mnctv |title=TPI Resmi Berganti Nama Jadi MNCTV |access-date=2021-02-22 |archive-date=2021-06-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210625044008/https://nasional.okezone.com/read/2010/10/21/337/384782/tpi-resmi-berganti-nama-jadi-mnctv |dead-url=no }}</ref> Meskipun demikian, sesungguhnya pasca perubahan nama itu, tidak nampak perubahan yang signifikan dari pemograman MNCTV itu sendiri. Beberapa yang paling terlihat, adalah menurunnya porsi acara dangdut selama beberapa waktu, dan meningkatnya program-program untuk anak-anak (terutama ''[[Upin & Ipin]]'') serta olahraga.<ref name=besiki/>
Sejak Oktober 2021, pada saat ulang tahun MNCTV yang ke-30, jaringan televisi ini tampak mengalami perubahan besar di bidang pemograman, dengan banyak menayangkan acara realitas (terutama social experiment show), yang sebelumnya ditayangkan oleh GTV, seperti [[Uang Kaget]] dan [[Bedah Rumah]], serta dua program di bawah lisensi [[Fremantle (rumah produksi)|Fremantle]], yakni [[Famili 100]] dan [[Take Me Out Indonesia]] pada tahun Oktober 2022, namun tetap meningkatkan program olahraga seperti [[Serie A]] pada awal 2022, yang sebelumnya tayang di GTV pada musim 2009/2010, serta olahraga bulutangkis yang biasanya ditayangkan dominan bersama [[iNews]].
=== Kontroversi dan sengketa kepemilikan ===
Hingga kejatuhan [[Orde Baru]], TPI dikendalikan oleh Mbak Tutut lewat perusahaan induknya, yaitu PT Citra Lamtoro Gung Persada. Seiring waktu, Tutut mengubah struktur kepemilikan saham (walaupun tetap dikuasai oleh dirinya) menjadi oleh beberapa pihak, yaitu oleh Tutut sendiri sebesar 51,96%, PT Tridan Satriaputra Indonesia sebesar 46,35%, PT Citra Lamtoro Gung Persada sebesar 0,27%, Abdullah Alatas Fahmi dan Mohammad Jarman masing-masing senilai 0,14% dan Niken Wijaya serta [[Yayasan Purna Bhakti Pertiwi]] masing-masing senilai 0,56%.<ref name="google2">
Namun, semuanya berubah ketika Orde Baru runtuh dan [[krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi 1997-1998]] mengguncang kerajaan bisnis [[Keluarga Suharto|Cendana]]. Pada saat itu, TPI terjerat hutang senilai Rp 1,6 triliun atau [[dolar Amerika Serikat|US$]] 55 juta. Hutang tersebut salah satunya berada di tangan PT Indosat (Persero) Tbk (yang saat itu masih [[BUMN]]), senilai Rp 350 miliar berbentuk [[obligasi]] konversi berbunga 7% yang disepakati keduanya pada 2 Oktober 1997. Awalnya direncanakan bahwa hutang tersebut juga akan "dibayar" dengan saham Indosat senilai 35% di TPI pada 2002 dan jika TPI asetnya kurang dari Rp 546 miliar pada tahun yang sama, maka TPI harus membeli obligasi tersebut dan bunganya menjadi 26%. Namun, kemudian TPI tidak mampu membayarnya (bahkan harus menukar bunganya dengan iklan), dan sampai obligasinya jatuh tempo pada 15 Oktober 2002, TPI tidak melunasi obligasi tersebut dengan baik dan tidak memenuhi syarat. Indosat yang saat itu enggan untuk menukar obligasinya dengan saham TPI karena melihat kinerjanya yang buruk, memilih berencana untuk menggugat pailit TPI.<ref name="tempo">
Dengan masalah tersebut, Tutut seperti tidak punya pilihan lain dan mencari jalan pintas. Ia lalu menghubungi [[Hary Tanoesoedibjo]] (HT), dari [[MNC
Namun, baru setahun, hubungan keduanya retak karena Tutut tidak menyenangi kinerja PT Berkah yang dianggapnya tidak maksimal. Perwakilan Tutut di TPI juga merasa tidak dipedulikan dalam pengambilan keputusan di TPI. Puncaknya, PT Berkah kemudian berniat untuk menjual 12 hektar tanah milik TPI di [[TMII]] dengan alasan untuk menambah modal, ditambah dengan upaya TPI mengalihkan aset ke PT [[Media Nusantara Citra]]. TPI juga merencanakan untuk memindahkan kantor TPI dari TMII ke Wisma [[MNC Vision|Indovision]] yang tidak disetujui oleh Tutut (yang merasa bahwa TPI serta pusatnya di TMII adalah hasil kerja kerasnya dan peninggalan keluarga Soeharto). Tutut merasa hal tersebut sudah melanggar perjanjian investasi yang disepakati keduanya, sehingga berusaha membatalkan perjanjian keduanya.
Baris 183 ⟶ 188:
* Opsi 3, jika sampai 17 Maret 2005 Tutut tidak memberikan tanggapan maka akan tetap seperti sebelumnya (Tutut 25%, PT Berkah 75%).
Walau begitu, Tutut tidak memberikan tanggapan apapun, bahkan mengadakan [[Rapat umum pemegang saham|RUPS]] TPI pada 17 Maret 2005 yang membatalkan kesepakatan keduanya dan mengangkat anaknya, [[Dandy Nugroho Rukmana]] sebagai Direktur Utama TPI menggantikan [[Hidajat Tjandradjaja]]. Kubu Tutut beralasan melakukan hal tersebut karena TPI kubu HT tidak mengizinkan pihaknya melakukan ''[[due diligence]]'' atas biaya yang diajukan PT Berkah senilai Rp 630 miliar. Sementara itu, kubu PT Berkah juga mengadakan RUPS-nya sehari setelahnya yang menegaskan keadaan kepemilikan saham terakhir (75-25%) dan mengangkat [[Sang Nyoman Suwisma]] sebagai Dirut TPI, sedangkan Dandy Rukmana hanya menjadi Komisaris Utama. Kubu HT beralasan bahwa RUPS-nya sah karena mengakomodir kepentingan Tutut dan adanya kehadiran saudara Tutut, yaitu [[Bambang Trihatmodjo]]. Dua RUPS tersebut jelas melanggar kesepakatan dalam perjanjian karena RUPS harus diadakan oleh kedua belah pihak. Namun, keputusan dari [[Kemenkumham]] pada saat itu, justru melegalkan hasil RUPS kubu HT/PT Berkah. Selanjutnya, di tahun 2006, saham PT Berkah di TPI kemudian dialihkan ke PT Media Nusantara Citra sehingga kini TPI (kubu HT) berada langsung di bawah grup MNC. Negosiasi yang dilakukan selanjutnya, sayangnya tidak membuahkan hasil apapun.<ref name=viva2/><ref>
Dalam perkembangannya, konflik ini kemudian memanas kembali pada 2009-2010 setelah sistem Kemenkumham (yang digunakan untuk pelaporan RUPS), [[Sistem Administrasi Badan Hukum|Sisminbakum]] terjerat kasus korupsi. Kebetulan, pada saat penyampaian hasil RUPS, Sisminbakum dikelola oleh perusahaan swasta (PT Sarana Rekatama Dinamika) yang komisarisnya adalah kakak HT, [[Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo]]. Tutut melihat hal ini sebagai kesempatan dan mengirim surat pada Desember 2009 ke Kemenkumham yang meminta kejelasan atas pengesahan RUPS kubu HT dan mempertanyakan keberadaan pihak HT di sana yang dituduh bisa menyelewengkan posisinya untuk memblokir pelaporan RUPS TPI Tutut (hal ini diakui oleh Dirut PT Sarana, Yohannes Waworuntu).<ref>
Pada 8 Juni 2010, Kemenkumham (lewat Pelaksana Harian Direktur Perdata Dirjen Administrasi Hukum Umum Rike Amavita K) mengeluarkan keputusannya yang mencabut RUPS TPI versi HT. Menanggapi hal tersebut, HT sempat menggugat Rike dan Kemenkumham dengan alasan bahwa keputusan mereka "tidak absah" ke [[Pengadilan Tata Usaha Negara|PTUN]], tetapi gagal.<ref>
Dikeluarkannya keputusan tersebut, ditambah dukungan dari [[Menkumham]] pada saat itu, [[Patrialis Akbar]] akan keputusan dari pihaknya,<ref>
Dalam situasi saling menggugat ini, TPI versi HT sudah berubah nama menjadi MNCTV. Walaupun pihak HT menganggap perubahan nama ini lebih disebabkan aspek komersial (meningkatkan keuntungan) dan sudah direncanakan sejak Maret 2010,<ref>
[[Berkas:TPI-2018.jpg|jmpl|200px|ka|Logo TPI versi Tutut yang diperkenalkan dalam konferensi pers pada 21 November 2014. Jika kubu Tutut berhasil merebut kembali TPI, maka direncanakan logo ini akan menjadi logo TPI/MNCTV yang baru.]]
Walaupun demikian, pihak MNC tetap bersikukuh untuk mempertahankan kepemilikannya akan MNCTV,<ref>
Tercatat, peristiwa tersebut adalah tindakan terakhir dalam perebutan kepemilikan TPI, dan hingga kini situasi siapa pemilik sah TPI/MNCTV tetap tidak jelas. Secara praktis, kendali saham mayoritas PT CTPI dan frekuensinya tetap dikuasai oleh Media Nusantara Citra/MNC, sedangkan kubu Tutut sampai saat ini hanya mendapatkan gedungnya saja di TMII (kantor pusat MNCTV kini berada di [[Kebon Jeruk, Jakarta Barat|Kebon Jeruk]], sekompleks dengan RCTI dan GTV). Bahkan, pada September 2018, dalam laporan keuangan MNC, dituliskan bahwa saham mereka di MNCTV kini sudah meningkat menjadi 87,07% (dari sebelumnya 75%) dengan menukar obligasi PT Berkah menjadi saham senilai 12,07%. Bagaimanakah mereka bisa meningkatkan kepemilikannya dengan skema tersebut dan nasib 25% saham Mbak Tutut sampai saat ini tidak jelas, bahkan MNC tetap menegaskan kepemilikannya atas MNCTV karena "belum mendapat salinan putusan MA".<ref>
== Identitas==
Baris 208 ⟶ 213:
|caption2 = Logo pertama TPI (23 Januari 1991-23 Januari 2002)
|image3 = Test TPI 2.png
|caption3 = Logo ''on-air'' TPI (1991-1995)<ref name="youtube1">
|image4 = Televisi Keluarga Indonesia.png
|caption4 = Logo kedua TPI, dengan nama "Televisi Keluarga Indonesia" (1996-23 Januari 2002)
Baris 218 ⟶ 223:
|caption7 = Logo pertama MNCTV (20 Oktober 2010-19 Mei 2015)
}}
Logo MNCTV awalnya bertuliskan TPI, berbentuk segitiga yang diberi warna merah putih, biru dan hijau. Logo ini dapat diinterpretasikan sebagai pensil atau pulpen berwarna merah putih dengan inti bercorak merah-hijau-biru (lebih populer dengan singkatan [[RGB]] (''Red, Green, and Blue'')), yang merupakan simbolisasi niat awalnya berdiri sebagai televisi pendidikan.<ref name=uy>
Seiring restrukturisasi dan perubahan citra pada 1996-1997, TPI memperkenalkan logo bertuliskan "Televisi Keluarga Indonesia" yang terdiri dari sebuah bola tiga dimensi warna biru serta peta warna sian sebagai planet bumi berputar-putar ke kiri, cincin tebal warna kuning serta tulisan '''TELEVISI''' di atas, '''INDONESIA''' di bawah warna hitam dan '''''Keluarga''''' warna merah di tengahnya. Logo yang sekilas mirip dengan logo saluran televisi asal [[Amerika Serikat]], [[Freeform|The Family Channel]] ini, digunakan mulai tahun 1996 (di ''station identification'')/23 Januari 1998 hingga 23 Januari 2002 di layar kaca (logo perusahaannya masih menggunakan logo segitiga lama). Penggunaan logo "Televisi Keluarga Indonesia" merupakan pertanda kini TPI resmi menanggalkan identitasnya sebagai televisi pendidikan untuk menjadi televisi keluarga dengan acara hiburan yang sesuai dengan keragaman budaya Indonesia dan diminati penontonnya.<ref name=uy/>
Baris 224 ⟶ 229:
Pada tanggal 23 Januari 2002, TPI merombak logonya kembali sebagai cermin dari wajah dan semangat baru di ulang tahunnya yang ke-11, yang kini terdiri dari sebuah bola dunia berbentuk oval warna sian berputar-putar ke kiri, ditambah tiga bentuk bulan sabit (menggambarkan sinyal/gaung) serta tulisan '''''TPI''''' miring tebal warna biru tua di kanan. Logo ini dapat diinterpretasikan sebagai simbol perubahan yang terus-menerus di TPI, serta keinginannya menyebarkan informasi ke seluruh Tanah Air. Masing-masing komponen logo tersebut memiliki makna tertentu, seperti 3 sinyal menggambarkan kedinamisan dan 3 komponen penting (yaitu 3 mitra kerja berupa pemirsa, biro iklan dan pemasang iklan; 3 [[zona waktu Indonesia|pembagian waktu di Indonesia]]; atau 3 pembagian waktu siar pagi, sore dan malam); bola dunia menggambarkan program yang informatif; dan tulisan "TPI" yang kokoh melambangkan kemodernan serta dapat dipercaya.<ref name=sejaratpi/> Meskipun demikian, logo tersebut hanya bertahan selama 4 tahun, untuk digantikan dengan logo baru pada 23 Januari 2006 yang didominasi warna biru muda, merah dan hijau serta tulisan '''Tpi'''.
Seiring pergantian nama pada 20 Oktober 2010, logo TPI berganti menjadi logo MNCTV yang terdiri dari kata '''''MNC''''' miring warna biru gelap serta kata '''''TV''''' miring warna merah di kanan atas (berbentuk '''''MNC<sup>TV</sup>'''''); bentuk logo ini mirip dengan logo [[iNews|SUN TV]]. Perubahan logo tersebut dilakukan dengan mengadakan sayembara di internal perusahaan. Warna dalam logo baru ini dipilih untuk menciptakan kesan eksklusif (jika dibandingkan dengan logo TPI terakhir yang didominasi berwarna hijau), namun tetap nyaman dilihat, sedangkan bentuk ''font'' yang melengkung melambangkan kedinamisan.<ref name=caipta/> Belakangan, pada tanggal 20 Mei 2015, seluruh anak perusahaan MNC Group (termasuk MNCTV) merubah logo lamanya menjadi tegak.
Dua warna dalam logo yang digunakan saat ini, memiliki makna tersendiri.
* Warna biru menggambarkan kematangan sebuah media dalam memberikan layanan kepada pemirsanya, secara bisnis memperlihatkan stabilitas perkembangan sejalan dengan pergerakan ekspektasi para ''stakeholder''.
* Warna merah menggambarkan simbol kehangatan dan selalu disukai oleh mereka yang mencintai keterbukaan dan sesuatu yang baru. Merah juga merupakan warna kesejahteraan dan kegembiraan di budaya Asia, simbol dari vitalitas kehidupan serta memberikan fokus pada daya tahan menghadapi rintangan, meningkatkan antusiasme dan ketertarikan terhadap hal baru dengan energi yang lebih besar bagi upaya mencapai mimpi dan melindunginya dari ketakutan dan keraguan.
Tulisan "MNC" dibuat dengan keunikan tersendiri yang mengakomodasikan nilai kesolidan, kekokohan yang juga menggambarkan bisnis yang dijalankan.<ref>
=== Slogan utama ===
Baris 279 ⟶ 284:
== Penyiar ==
{{main|Daftar penyiar MNCTV}}
==Jaringan siaran==
Menurut data [[Izin Penyelenggaraan Penyiaran]] (IPP) [[Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia|Kementerian Komunikasi dan Informatika RI]] (Kemenkominfo), MNCTV saat ini disiarkan melalui 33 stasiun televisi yang dimiliki oleh 18 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya),<ref name="ipp">
Berikut ini adalah transmisi MNCTV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/[[Sistem televisi berjaringan di Indonesia|bersiaran secara berjaringan]]). Data dikutip dari data IPP Kemenkominfo.<ref name="ipp"/>
Baris 355 ⟶ 292:
''Keterangan: daerah yang dicetak miring berarti masih berupa [[stasiun relai televisi|stasiun relai]] dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri''.
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
!Nama Perusahaan
!Nama Stasiun
!Daerah
!Frekuensi Digital ([[DVB-T2]])<ref>{{Cite web |url=https://public.tableau.com/profile/tatahd#!/vizhome/PetaISRTVDigital_16131981145190/DashboardISRTVDigital |title=Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps |access-date=2021-04-19 |archive-date=2021-04-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210419043030/https://public.tableau.com/profile/tatahd#!/vizhome/PetaISRTVDigital_16131981145190/DashboardISRTVDigital |dead-url=no }}</ref>
!Nama Multipleksing Digital (DVB-T2)<ref>{{Cite web|title=Dashboard TV Digital|url=https://digitaltv.kominfo.go.id/executive|website=[[Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia]]|access-date=23 Januari 2022|archive-date=2022-01-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20220123112951/https://digitaltv.kominfo.go.id/executive|dead-url=no}}</ref>
|-
| PT MNC Televisi Indonesia
| MNCTV
| [[DKI Jakarta]], [[Bogor]], [[Depok]], [[Tangerang]], [[Bekasi]]
| 28 UHF
|RCTI Jakarta
Baris 373 ⟶ 308:
| MNCTV Lampung
| [[Bandar Lampung]], [[Kota Metro]]
| 36 UHF
| antv Bandar Lampung
Baris 379 ⟶ 313:
|rowspan=5|MNCTV Jawa Barat
|[[Bandung]], [[Cimahi]], [[Padalarang]], [[Cianjur]]
|41 UHF
|RCTI Bandung
Baris 385 ⟶ 318:
|''[[Cirebon]], [[Indramayu]]''
|44 UHF
|RCTI Cirebon / RCTI Kuningan
|-
|''[[Sumedang]]''
|40 UHF
|RCTI Sumedang
|-
|''[[Garut]], [[Tasikmalaya]], [[Ciamis]]''
|37 UHF
|RCTI Garut
|-
|''[[Sukabumi]]''
|41 UHF
|RCTI Sukabumi
|-
| rowspan="
| rowspan=
|[[Semarang]], [[Ungaran]], [[Kendal]], [[Demak]], [[Jepara]], [[Kabupaten Kudus|Kudus]]
|45 UHF
|GTV Semarang
|-
|''[[Brebes]], [[Kota Tegal|Tegal]], [[Pemalang]], [[Pekalongan]]''
|42 UHF
|GTV Tegal
|-
|''[[Purwokerto]], [[Banyumas]], [[Purbalingga]], [[Kebumen]] dan [[Cilacap]]''
|43 UHF
|GTV Banyumas
|-
|''[[Blora]] dan [[Cepu]]''
|37 UHF
|GTV Blora
|-
|34 UHF
|GTV Magelang
|-
|''[[Pati]] dan [[Rembang]]''
|41 UHF
|GTV Pati
|-
|''[[Purworejo]]''
|42 UHF
|GTV Purworejo
|-
|MNCTV Jogja
|[[Yogyakarta]], [[Wonosari]], [[Solo]], [[Sleman]], [[Wates]]
|41 UHF
|GTV Yogyakarta / GTV Solo
|-
|rowspan=
|rowspan=
|[[Surabaya]], [[Lamongan]], [[Gresik]], [[Mojokerto]], [[Pasuruan]] dan [[Bangkalan]]
|41 UHF
|GTV Surabaya
|-
|''[[Malang]]''
|43 UHF
|GTV Malang
|-
|''[[Jember]], [[Bondowoso]]''
|47 UHF
|GTV Jember / GTV Bondowoso
|-
|''[[Kediri]], [[Pare, Kediri|Pare]], [[Kertosono, Nganjuk|Kertosono]], [[Blitar]], [[Jombang]], [[Tulungagung]]''
|
|GTV Kediri
|-
|''[[Madiun]], [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]], [[Magetan]], [[Ponorogo]], dan [[Trenggalek]]''
|40 UHF
|GTV Madiun / GTV Trenggalek
|-
|''[[Banyuwangi]]''
|40 UHF
|GTV Banyuwangi
|-
|''[[Pamekasan]]''
|45 UHF
|GTV Pamekasan
|-
|''[[Situbondo]]''
|41 UHF
|GTV Situbondo
|-
|''[[Tuban]]''
|27 UHF
|GTV Tuban
|-
|''[[Pacitan]]''
|30 UHF
|GTV Pacitan
Baris 495 ⟶ 411:
|MNCTV Kalimantan Utara
|[[Tanjung Selor]]
|47 UHF
|GTV Tanjung Selor
Baris 502 ⟶ 417:
|rowspan=1|MNCTV Sumatera Utara
|[[Medan]]
|
|RCTI Medan
<!--|-
|[[Pematangsiantar]], [[Kabupaten Simalungun|Simalungun]]
|41 UHF
|RCTI Pematangsiantar-->
Baris 513 ⟶ 426:
|MNCTV Sulawesi Barat
|[[Mamuju]]
|37 UHF
|RCTI Mamuju
Baris 520 ⟶ 432:
|MNCTV Sumatera Barat
|[[Padang]], [[Pariaman]]
|
|[[antv]] Padang, Bukittinggi, Tanah Datar dan Solok
|-
|MNCTV Sumatera Selatan
|[[Palembang]]l
|35 UHF
|[[Trans7]] Palembang
Baris 533 ⟶ 443:
|MNCTV Kepulauan Riau
|[[Batam]], [[Tanjung Balai Karimun]]
|44 UHF
|RCTI Batam
Baris 539 ⟶ 448:
|MNCTV Riau
|[[Pekanbaru]]
|45 UHF
|[[tvOne]] Pekanbaru
Baris 546 ⟶ 454:
|MNCTV Sulawesi Selatan
|[[Makassar]], [[Maros]], [[Sungguminasa]], [[Pangkajene, Pangkajene dan Kepulauan|Pangkajene]]
|40 UHF
|RCTI Makassar
Baris 552 ⟶ 459:
|MNCTV Sulawesi Utara
|[[Manado]]
|35 UHF
|[[Trans TV]] Manado
Baris 559 ⟶ 465:
|MNCTV Sulawesi Tengah
|[[Kota Palu|Palu]]
|44 UHF
|RCTI Palu
Baris 565 ⟶ 470:
|MNCTV Kalimantan Barat
|[[Pontianak]]
|41 UHF
|Trans TV Pontianak
Baris 571 ⟶ 475:
|rowspan=5|PT TPI Sembilan
|rowspan=3|MNCTV Kalimantan Selatan
|[[Banjarmasin]], [[Martapura]], [[Banjarbaru]], dan [[Marabahan]]
|
|GTV Banjarmasin
|-
|''[[Amuntai]]''
|
|TVRI Kalimantan Selatan ([[TVRI (saluran televisi)|TVRI]] Amuntai dan TVRI Kandangan)
|-
|''[[Kotabaru]]''
|45 UHF
|GTV Kotabaru
Baris 588 ⟶ 489:
|rowspan=2|MNCTV Kalimantan Timur
|[[Samarinda]]
|27 UHF
|GTV Samarinda
|-
|''[[Balikpapan]]''
|32 UHF
|GTV Balikpapan
Baris 600 ⟶ 499:
|rowspan=3|MNCTV Aceh
|[[Banda Aceh]]
|44 UHF
|RCTI Banda Aceh
|-
|''[[Sabang]]''
|45 UHF
|RCTI Sabang
|-
|''[[Lhokseumawe]]''
|44 UHF
|RCTI Lhokseumawe
Baris 616 ⟶ 512:
|rowspan=2|PT TPI Sebelas
|MNCTV Bali
|[[Kota Denpasar]], [[Singaraja]], [[Karangasem]]
|42 UHF
|antv Bukit Bakung, Wanagiri, Ularan, Gilimanuk, Kintamani dan Lempuyang
Baris 623 ⟶ 518:
|MNCTV Sulawesi Tenggara
|[[Kendari]]
|36 UHF
|[[SCTV]] Kendari
|-
|rowspan=
|MNCTV Bengkulu
|[[Kota Bengkulu|Bengkulu]]
|40 UHF
|RCTI Bengkulu
|-
|rowspan=2|MNCTV Jambi
| [[Kuala Tungkal]], [[Tanjung Jabung Barat
|
|[[TVRI Jambi]] (TVRI Telanaipura dan TVRI Sarolangun)
|-
|[[Kota Jambi|Jambi]]
|32 UHF
|[[Trans TV]] Jambi
Baris 643 ⟶ 539:
|MNCTV Gorontalo
|[[Kota Gorontalo|Gorontalo]]
|37 UHF
|RCTI Gorontalo
Baris 649 ⟶ 544:
|MNCTV Kalimantan Tengah
|[[Palangkaraya]]
|30 UHF
|[[TVRI Kalimantan Tengah]] (TVRI Palangkaraya dan TVRI Pulang Pisau)
|-
|PT TPI Lintas Babel
|MNCTV Bangka Belitung
|[[Pangkal Pinang]]
|36 UHF
|RCTI Pangkalpinang
Baris 663 ⟶ 556:
|MNCTV Maluku
|[[Kota Ambon|Ambon]]
|39 UHF
|RCTI Ambon
Baris 669 ⟶ 561:
|MNCTV Maluku Utara
|[[Kota Ternate|Ternate]]
|40 UHF
|Trans TV Ternate
Baris 676 ⟶ 567:
|MNCTV NTB
|[[Kota Mataram|Mataram]]
|35 UHF
|[[MetroTV]] Mataram / MetroTV Pujut
Baris 682 ⟶ 572:
|MNCTV Papua
|[[Jayapura]]
|37 UHF
|RCTI Jayapura
|-
|rowspan=
|''MNCTV Papua Barat''
|''[[Manokwari]]''
|34 UHF
|SCTV Manokwari
|-
|rowspan=2|MNCTV NTT
|[[Soe (kota)|Soe
|
|TVRI Nusa Tenggara Timur (TVRI Soe)
|-
|[[Kota Kupang|Kupang]]
|35 UHF
|RCTI Kupang
Baris 701 ⟶ 592:
|''MNCTV Banten''
|''[[Cilegon]], [[Serang]]''
|41 UHF
|[[tvOne]] Cilegon-->
|}
== Manajemen ==
=== Daftar direktur utama ===
{| class="wikitable"
|-
! No.
! Nama
! Awal jabatan
! Akhir jabatan
|-
| 1
| [[Siti Hardijanti Rukmana]]
| 1990
| 1998
|-
| 2
| Tito Sulistio
| 1998
| 2001
|-
| 3
| Dandy Nugroho Rukmana
| 2001
| 2003
|-
| 4
| Hidajat Tjandradjaja
| 2003
| 2005
|-
| 5
| [[Sang Nyoman Suwisma]]
| 2005
| sekarang
|}
=== Direksi saat ini ===
Struktur dewan direksi MNCTV saat ini adalah sebagai berikut:
{| class="wikitable"
|-
! No.
! Nama
! Jabatan
|-
| 1
| [[Sang Nyoman Suwisma]]
| Direktur Utama
|-
| 2
| Tantan Sumartana<ref>{{Cite web |url=https://www.instagram.com/p/ChUWKK-vz9Q/ |title=Salinan arsip |access-date=2022-08-16 |archive-date=2022-08-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220816141738/https://www.instagram.com/p/ChUWKK-vz9Q/ |dead-url=no }}</ref>
| Direktur Pelaksana
|-
| 3
| Noersing
| Direktur Produksi
|-
| 4
| Faisal Dharma Setiawan
| Direktur Keuangan, Teknologi, dan Legal
|-
| 5
| Harry Hermawan
| Direktur Program dan Akuisisi
|-
| 6
| Firdauzi Cece
| Direktur Pemasaran
|}
Baris 709 ⟶ 667:
* [[Daftar stasiun televisi di Indonesia]]
*[[Daftar acara MNCTV]]
*[[Radio Dangdut Indonesia|RDI]]
== Catatan ==
{{notelist}}
== Referensi ==
Baris 719 ⟶ 680:
* {{en}} {{id}} [http://www.mnc.co.id/ Situs web resmi Media Nusantara Citra]
* {{facebook|mnctvofficial}}
* {{instagram|officialmnctv}}
* {{tiktok|officialmnctv}}
* {{twitter|official_mnctv}}
{{Kelompok templat
|