Stasiun Tanggung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Stasiun kereta api yang dibuka tahun 1867 menggunakan HotCat |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{bukan|Stasiun Ketanggungan}}
{{Infobox stasiun
| image = Stasiun Tanggung.jpg
Baris 8 ⟶ 9:
| kecamatan kabupaten = Tanggungharjo
| desa = Tanggungharjo
| open =
| kode = TGG
| tinggi = +20 m
Baris 25 ⟶ 26:
| persinyalan = Mekanik tipe [[Siemens & Halske]] semiotomatis
}}
'''Stasiun Tanggung (TGG)''' adalah sebuah [[stasiun kereta api]] kelas III/kecil yang terletak di [[Tanggungharjo, Tanggungharjo, Grobogan]], [[Jawa Tengah]], terletak pada ketinggian +20 meter, termasuk dalam [[Daerah Operasi IV Semarang]].
Stasiun ini adalah stasiun paling tua di [[indonesia|Indonesia]] setelah [[Stasiun Samarang]] Stasiun ini juga hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Karena adanya kendala akses transportasi, stasiun ini akhirnya beralih fungsi sebagai stasiun pemantau. Di depan bangunan stasiun, didirikan monumen [[Roda sayap|roda dan sayap]] bertuliskan "Di bumi inilah kita bermula" serta dibuka untuk umum maupun penggemar kereta api yang ingin mengetahui sejarah perkeretaapian di Indonesia.
Baris 33 ⟶ 38:
Stasiun Tanggung merupakan [[stasiun kereta api]] keempat tertua (setelah [[Stasiun Samarang|Samarang NIS]], [[Stasiun Alastua|Allas-Toewa]], dan [[Stasiun Brumbung|Broemboeng]]) yang kini masih beroperasi di Indonesia. Pada 10 Agustus 1867, jalur kereta api pertama dibuka antara Tanggung–[[Stasiun Samarang|Samarang]] yang berjarak 25 kilometer oleh [[Daftar Gubernur-Jenderal Hindia Belanda|Gubernur Jenderal]] [[Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele]].<ref>{{cite book|title=Geschiedenis van het Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij|last=Banck|first=J.E.|date=1869|publisher=M.J. Fisser}}</ref>
Bangunan stasiun yang didirikan pertama kali telah dibongkar pada 1910, kemudian NIS membangun stasiun baru di atas bekas bangunan lama dengan gaya arsitektur Chalet-NIS yang banyak diterapkan ketika NIS melakukan renovasi stasiun-stasiunnya pada 1900–1915—''Chalet'' sebenarnya adalah sebutan bagi bangunan dengan arsitektur tradisional di [[Pegunungan Alpen]], seperti lumbung, kandang, maupun rumah tinggal dengan ciri khas berupa konstruksi kayu yang dilengkapi atap dari sirap batu dan teritisan lebar untuk melindungi bangunan dari hujan dan salju. Bangunan
Pada pertengahan 1980-an, stasiun ini pernah hendak dibongkar dan ditempatkan di [[Taman Mini Indonesia Indah]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]].
|