Emesis gravidarum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Meilisade (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Meilisade (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(5 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Emesis gravidarum''' atau '''nausea gravidarum''' (NVP), dikenal juga dengan istilah '''mual muntah,''' adalah gejala [[mual]] [[muntah]] yang umumnya terjadi pada awal kehamilan dan umum terjadi pada trisemester pertama. Kondisi ini umumnya dialami oleh lebih dari separuh wanita [[Kehamilan|hamil]] yang disebabkan karena meningkatnya kadar hormon [[estrogen]]. Dalam beberapa kasus, gejala yang sama pula dialami oleh para wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal, atau menjalani bentuk-bentuk terapi hormonal tertentu. Gejala ini biasanya timbul di pagi hari dengan frekuensi yang akan menurun setiap harinya sering dengan bertambahnya usia kehamilan.
 
{{short description|Nausea due to pregnancy}}
 
{{Infobox medical condition (new)
| name = Emesis Gravidarum
| field = [[Obstetrics]]
| synonyms = Nausea and vomiting of pregnancy, nausea gravidarum, emesis gravidarum, pregnancy sickness
| symptoms = [[Nausea]], [[vomiting]]
| complications = [[Wernicke encephalopathy]], [[esophageal rupture]]
| onset = 4th [[Gestational age (obstetrics)|week of pregnancy]]
| duration = Until 16th week of pregnancy
| types =
| causes = Unknown
| risks =
| diagnosis = Based on symptoms after other causes have been ruled out
| differential = [[Hyperemesis gravidarum]]
| prevention = [[Prenatal vitamins]]
| treatment = [[Pyridoxine/doxylamine|Doxylamine and pyridoxine]]
| medication =
| prognosis =
| frequency = ~75% of pregnancies
| deaths =
}}
 
Berdasarkan studi pada tahun 2017, diperkirakan 70 hingga 80 persen ibu hamil mengalami mual muntah. Gejala ini dimulai sekitar minggu ke-6 kehamilan. Rasa mual biasanya akan berakhir pada 14 minggu kehamilan serta pada beberapa kasus yang jarang terjadi, dapat berlanjut sampai trimester kedua dan ketiga kehamilan.<ref>{{Cite web|last=Karnesyia|first=Annisa|date=2022-03-24|title=40 Ciri Hamil Muda, Dilihat dari Perubahan Raut Wajah hingga Perut Buncit|url=https://www.haibunda.com/kehamilan/20220323143531-49-269682/40-ciri-hamil-muda-dilihat-dari-perubahan-raut-wajah-hingga-perut-buncit|website=Hai Bunda|access-date=2022-03-28}}</ref>
Baris 6 ⟶ 29:
Sekitar 66% wanita mengalami emesis gravidarum atau mual muntah dan sisanya sekitar 33% mengalami mual saja. Pada minggu ke 10 dan 16 kehamilan, ibu hamil akan mengalami puncak dari mual dan muntah dan akan mereda sekitar minggu ke 20<ref name=":0">{{Cite journal|last=Lee|first=Noel M.|last2=Saha|first2=Sumona|date=2011-06|title=Nausea and Vomiting of Pregnancy|url=https://doi.org/10.1016/j.gtc.2011.03.009|journal=Gastroenterology Clinics of North America|volume=40|issue=2|pages=309–334|doi=10.1016/j.gtc.2011.03.009|issn=0889-8553|pmc=PMC3676933|pmid=21601782}}</ref>. Setelah 22 minggu akan mereda dan hanya sekitar 10% wanita yang terus mengalami gejala tetap tersebut.
 
Berdasarkan data dari penelitian Collaborative Perinatal Project, mual muntah sering terjadi pada wanita muda, [[primigavida]], wanita dengan pendidikan kurang dari 12 tahun, bukan perokok, dan wanita dengan [[Kegemukan|obesitas]].<ref name=":0" /> Selain itu, mual dan muntah juga dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara [[Sistem endokrin|endokrin]], [[pencernaan]], faktor [[festibular]], [[penciuman]], [[Genetika|genetik]], dan [[psikologi]]<ref name=":1">{{Cite journal|last=Fauziah|first=Nur Alfi|last2=Komalasari|first2=K.|last3=Sari|first3=Dian Nirmala|date=2022-04-25|title=Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I|url=https://ukinstitute.org/journals/1/makein/article/view/27|journal=Majalah Kesehatan Indonesia|language=en|volume=3|issue=1|pages=13–18|doi=10.47679/makein.202227|issn=2745-8008}}</ref>.
 
Gejala mual dan muntah juga ditunjukkan dari hasil studi kasus [[pasien]] mola [[Hidatidosis|hidatidosa]] yang mengindikasi adanya rangsangan mual dan muntah berasal dari plasenta bukan [[janin]]. Hal ini diperkuat dengan gejala mual dan muntah yang biasanya terjadi setelah implantasi dan bersamaan dengan produksi hCG mencapai puncaknya. Hormon itulah yang memicu mual dan muntah melalui rangsangan terhadap otot dan poros lambung<ref name=":1" />
 
== Penyebab ==
Baris 19 ⟶ 44:
|first=
}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Kadar hormon estrogen dalam tubuh umumnya akan meningkat pada masa kehamilan, namun hingga saat belum anda penelitian yang dapat membuktikan keterkaitan antara peningkatan kadar hormon ini dengan gejala emesis gravidarum tersebut.
* Kadar [[gula]] dalam darah yang rendah ([[hipoglicemia]]) yang disebabkan penyerapan energi yang dilakukan oleh [[plasenta]],<ref>
{{cite book
|url=http://books.google.com/?id=SdVW-61bJVAC&pg=PA44&lpg=PA44&dq=morning+sickness+Low+blood+sugar
Baris 33 ⟶ 58:
* Meningkatnya sensitivitas terhadap [[bau]].
* Peningkatan kadar [[bilirubin]] yang disebabkan karena meningkatnya kadar enzim dalam hati.
Bahaya emesis gravidarum bagi ibu hamil dapat berlanjut menjadi lebih berat dan mengakibatkan kehilangan cadangan [[karbohidrat]] dan lemak untuk keperluan energi. Apabila ibu hamil oksidasi lemaknya tidak sempurna maka menyebabkan ketosis dengan tertimbunnya asam [[asetonasetik]], asam hidroksibutirik, dan [[aseton]] dalam darah<ref name=":1" />
 
Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah akan kekurangan cairan yang diminum dan dehidrasi sehingga cairan estraseluler dan [[Plasma darah|plasma]] darah berkurang. [[Natrium klorida|Natrium]] dan klorida darah menurun, klorida air kemih juga akan menurun. Bahaya lainnya yakni apabila ibu hamil dehidrasi dapat menyebabkan hemo-konsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang, jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan juga berkurang, serta zat akan tertimbun<ref name=":1" />.
== Patofisiologi ==
Perubahan hormon pada wanita hamil sering menyebabkan mual dan muntah.
 
== Referensi ==