Cianting, Sukatani, Purwakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan tahun wafat ulama |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(8 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{desa
|nama = Cianting
|peta =
|provinsi = Jawa Barat
|dati2 = Kabupaten
Baris 8:
<!--|kelurahan = desa-->
|Kepala Desa = Engkos koswara
|luas =
|penduduk =7.
|koordinat = {{coords|-6.6511464001282015
|situs web=cianting.desa.id|RT=
{{Coord|6|38|06.9|S|107|24|16|E|display=title}}
'''Cianting''' ([[Abjad Pegon|Pégon]]:
[[Berkas:1909 Atlas sekolah Hindia-Nederland map of Batavia.jpg|jmpl|Cianting dalam Atlas Keresidenan Batavia]]
Baris 20:
Pada tahun 1884 Cianting merupakan ibukota Kewedanaan (Onderdisrik) yang dipimpin oleh seorang Wedana dibawah Distrik Gandasoli. Distrik Gandasoli yang sebelumnya dibawah Kabupaten [[Kota Bandung|Bandung]] kemudian digabungkan dengan Kontrole-Afdeling [[Kabupaten Purwakarta|Purwakarta]] karena pertimbangan geografis (Staatsblaad 1884 No. 91)<ref>{{Cite web|title=1. INDEELING VAN HET DISTRICT GANDOSOLI BIJ DE CONTROLE-AFDEELING POERWAKARTA.2. VERMEERDERING VAN HET PERSONEEL BIJ HET DISTRICTSBESTUUR IN DE RESIDENTIE KRAWANG. TEGEN VERMINDERING VAN DAT BIJ HET DISTRICTSBESTUUR IN DE RESIDENTIE PREANGER-REGENTSCHAPPEN.|url=https://bphn.jdihn.go.id/dokumen/view?id=20934|website=Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum|language=en-US|access-date=2023-11-07}}</ref>. Pada 1929 Cianting berkedudukan sebagai [[Desa di Indonesia|Desa]] dibawah Onderdisrik [[Plered, Purwakarta|Plered]]<ref name=":1">{{Cite book|last=HARDJASAPUTRA|first=A. SOBANA|date=2008|url=https://onesearch.id/Record/IOS4151.JABAR-07100000000149|title=SEJARAH PURWAKARTA|publisher=KIBLAT}}</ref>. Tahun 1990 Cianting masuk ke dalam Kecamtan baru yaitu [[Sukatani, Purwakarta|Sukatani]]<ref name=":1" />
Pada masa pemerintahan Republik Indonesia Desa ini mengalami tiga kali pemekaran, yaitu dimekarkan sebagian wilayahnya menjadi Desa Pasirmunjul, dimekarkan kembali menjadi Desa Cibodas, dan terakhir dimekarkan menjadi Desa Cianting Utara. Total telah tiga kali luas wilayah desa ini menyusut hingga saat ini tersisa
Daftar Lurah Cianting<ref>{{Cite web|https://cianting.desa.id/=Profil Desa}}</ref>
# M. Sumadinata 1950-1974,
# Ijang Supriatna 1972-1974
# M. Solihin 1974-1980
# R. S. Emod (Pjs) 1980-1982
# M. Sadeli 1982-1990
# Ali Nurdin (Pjs) 1991-1992
# Edi Junaidi (Pjs) 1992-1993
# Achmad Muroji 1993-1999
# Rd. Marjuki 2000-2004
# Nana Nuryana (Pjs) 2004-2005
# Aziz Sopandris 2005-2011
# Endang Muchtar (Pjs) 2011-2012
# Engkos Koswara 2012-2017 (Periode I)
# Engkos Koswara 2017-2023 (Periode II)
# Engkos Koswara 2023-Sekarang (Periode III)
== Geografi ==
Desa Cianting berada pada ketinggian 238 dpl<ref name=":0">{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta|url=https://purwakartakab.bps.go.id/publication/2022/09/26/c0b3a28c6a243f713e2961f4/kecamatan-sukatani-dalam-angka-2022.html|website=purwakartakab.bps.go.id|access-date=2023-08-23}}</ref> dengan satu wilayah perbukitan dan 50 persen wilayahnya merupakan lahan perkebunan
== Penduduk dan Budaya ==
Penduduk Desa Cianting mayoritas merupakan suku [[Suku Sunda|Sunda]], kemudian pendatang Suku Jawa yang bekerja di [[Kabupaten Purwakarta]]. Mayoritas masyarakat sehari-hari bertutur dengan bahasa [[Bahasa Sunda|Sunda]] dialek
# Alm. Ama Ajengan Usman Zain murid [[Tubagus Ahmad Bakri as-Sampuri|Tubagus Ahmad Bakri]] atau Mama Sempur. Wafat 1973.
# Alm. Ama Ajengan Abdul Kohar (Ama Kohar) dimakamkan di Kampung Cianting Tonggoh, Cianting wafat sekitar tahun
# Alm. K.H. Agus Zainal Abidin (Ama Agus) menantu Ama Usman Zain, wafat 2016 dimakamkan di Kampung Seureuh, Cianting
# K.H. E. Muhyidin Abdul Jabbar, cucu Lurah Sumadinata
|