Żul Qarnain: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(39 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Dhu al-Qarnayn Name.svg|jmpl|kanan|175px|Kaligrafi bertuliskan Dzulqarnain '''alaihis-salam'']]
{{Eskatologi Islam}}
{{dablink|Artikel ini membahas seorang tokoh [[Al-Qur'an]]. Untuk nama yang sama, lihat [[Zulkarnain (disambiguasi)]].}}
 
'''Dzulqarnain'''{{efn|Beberapa ejaan lain dalam literatur bahasa Indonesia: '''Zulqarnain''', '''Zulkarnain'''}} ({{lang-ar|ذُو ٱلْقَرْنَيْن}}, , {{IPA-ar|ðuː‿l.qar.najn|IPA}}) adalah seorang tokoh dalam [[Al-Qur'an]]. Dia juga disebutkan dalam berbagai hikayat dan legenda rakyat. Kisah Dzulqarnain biasanya berpusat pada masalah pembangunan dinding yang menghalangi jalan masuk [[Ya'juj dan Ma'juj]] dan pengembaraannya ke berbagai belahan dunia.
'''Żulkarnain''' ([[Bahasa Arab|Arab]]: ذو القرنين '''Dzū al-Qarnayn''') (the man with two horns) adalah julukan seorang [[raja]] yang disebutkan di dalam kitab [[Al-Qur'an]] 18:8). Dikisahkan bahwa ia telah membangun tembok besi yang tinggi untuk melindungi kaum lemah dari serangan [[Ya’juj dan Ma’juj]]. Menurut [[Ibnu Abbas]], Żulkarnain adalah seorang raja yang sholih dan suka mengembara.
 
Beberapa penafsir dan sejarawan Muslim telah berusaha mengidentifikasi jati diri Dzulqarnain dengan beberapa tokoh sejarah. Pendapat paling masyhur menyebutkan bahwa Dzulqarnain adalah [[Aleksander Agung]], sedangkan beberapa ulama Muslim modern mengidentifikasikannya dengan [[Koresy Agung]] ataupun [[Sargon dari Akkadia|Sargon Agung]], seorang [[Kekaisaran Akkadia|Raja Akkadia Kuno]] yang menguasai [[Mesopotamia|Mesopotamia Kuno]] meliputi [[Sungai Efrat|Sungai Eufrat]] dan [[Sungai Tigris]] yang sezaman dengan [[Ibrahim|Nabi Ibrahim]].<ref name=":4">Tanggal pemerintahan [[Sargon dari Akkadia|Sargon]] sangat tidak pasti, bergantung sepenuhnya pada tahun-tahun pemerintahan (yang saling bertentangan) yang diberikan dalam berbagai salinan [[Daftar Raja Sumeria]] , khususnya lamanya [[Dinasti Guti Sumeria|dinasti Guti]] yang tidak pasti . Tahun-tahun pemerintahan tambahan dari [[Wangsa Sargon|dinasti Sargonik]] dan [[Dinasti Guti Sumeria|Gutian]] harus dikurangi dari aksesi Ur-Nammu dari [[Dinasti Ketiga Ur]] , yang bertanggal antara 2047 SM ( Kronologi Pendek ) atau 2112 SM ( Kronologi Tengah ). Tanggal aksesi Sargon dari 2334 SM mengasumsikan: (1) sebuah dinasti Sargonik dari 180 tahun (jatuhnya Akkad 2154 SM), (2) sebuah Gutianinterregnum 42 tahun dan (3) tahun aksesi Kronologi Tengah Ur-Nammu (2112 SM).</ref> Pada umumnya telah disepakati kedudukan Dzulqarnain sebagai raja dan sifatnya yang saleh, tetapi masih terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai status kenabiannya.
== Etimologi ==
Secara harfiah ''Żulkarnain'' memiliki arti "pemilik dua tanduk" atau "ia yang memiliki dua tanduk."
''Dzu'' ([[Bahasa Arab|Arab]]: ذو, ḏżū) berarti "pemilik." Beberapa pendapat mengenai etimologi dari Żulkarnain adalah sebagai berikut.<ref name="Żul Qarnain">[http://www.alhassanain.com/english/articles/articles/history_library/various_articles/zulqarnain/001.html Zulqarnain di Alhassanain.com]</ref>
* Ia pernah meninggal dan hidup kembali setelah mendapat pukulan tepat di kepala bagian kanan dan kiri.<ref>''Al-Bidayah Wan Nihayah'' karya [[Ibnu Katsir]] lebih jauh menjelaskan, Żul Qarnain adalah nama gelar atau julukan seorang penglima penakluk sekaligus raja saleh. Karena kesalehannya ia selalu mengajak manusia untuk menyembah Allah. Namun mereka ingkar, malah memukul tanduknya (''Qarnun,'' yaitu rambut kepala yang diikat) sebelah kanan, hingga ia mati. Lalu Allah menghidupkannya kembali, dan ia pun kembali berdakwah. Tetapi sekali lagi tanduknya yang kiri dipukul, sehingga ia mati lagi. Kemudian Allah menghidupkannya kembali dan menjulukinya Żul Qarnain, pemilik dua tanduk, serta memberinya kekuasaan.</ref>
* Rancangan [[helm tempur|ketopong besinya]] memiliki [[tanduk]].
* Dia bisa melihat dengan jelas di [[siang]] hari dan di kegelapan [[malam]].
* Dia pernah hidup selama dua [[abad]] sehingga ia dapat disebut ''"Żu al-Qarnain"'' (ذوالقرن ن)
 
== Ayat ==
Sedangkan kata ''qarn'' (قرن) memiliki beberapa arti, di antaranya adalah kekuasaan (wilayah kekuasaannya meliputi wilayah [[Barat]] hingga [[Timur]]), kuat dan berani.
{{quote|"Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah, 'Akan kubacakan kepadamu kisahnya.' Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu."|Al-Kahfi (18): 83-84}}
 
== GenealogiNama ==
Menurut kisah dari [[Ubaid bin Umair]] (tokoh dari kalangan [[tabi'in]]) bahwa Żul Qarnain adalah [[sepupu]] [[Khidir|Khidr]] dari pihak ibu, bertepatan dengan masa nabi [[Ibrahim]] dan nabi [[Luth]]. dikatakan pula bahwa Khidr menjadi penasehat spiritualnya.
 
Dzulqarnain bukanlah nama pribadi, melainkan sebuah julukan. Kata Dzulqarnain sendiri sering dimaknai sebagai "pemilik dua tanduk." Terdapat beberapa pendapat dari para ulama tafsir mengenai asal-usul atau alasan penggunaan julukan ini.
Sedangkan menurut sejarawan Muslim yang lain, Żul Qarnain memiliki nama asli '''Abu Bakr Al-Himyari''' atau '''Abu Bakar bin Ifraiqisy''' dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M) dan kerajaannya disebut ''At-Tababi’ah.''<ref>[http://www.oaseimani.com/yajuj-dan-majuj-dan-dzulqornain.html Ya’juj Ma’juj & Dzulqornain ditulis oleh Budi Yahya di Oaseimani.com].</ref>
* Kedua sisi batok kepalanya berupa tembaga dan membentuk seperti tanduk.<ref>Pendapat [[Wahb bin Munabbih]] (lahir 654/655 - wafat 725/737 M)</ref>
* Menjadi penguasa Romawi dan Iran.<ref>Pendapat ini dari Wahb bin Munabbih yang disadur dari Ahli Kitab.</ref>
* Dibunuh dan dihidupkan kembali. Disebutkan bahwa dia menyeru kaumnya untuk menyembah Allah, tapi dia kemudian dipukul tanduknya sampai meninggal. Allah menghidupkannya kembali dan dia kembali menyeru kaumnya. Kaumnya kembali memukul tanduknya lagi sampai meninggal.<ref>Diriwayatkan dari [[Sufyan ats-Tsauri|Sufyan Ats-Tsauri]] (lahir 716 - wafat 778), diriwayatkan dari Habib bin Abi Tsabit, dari Abu Thufail, dari Ali bin Abu Thalib.</ref>
* Telah melanglang buana ke sisi barat dan timur bumi
* Kekuasaannya mencapai dua tanduk matahari, yaitu dari timur ke barat
 
"Qarn" juga dapat diartikan sebagai "periode" atau "abad", dan nama Dzulqarnain oleh karena itu memiliki makna simbolis sebagai "Dia dari Dua Zaman".
Dalam buku yang berjudul Jejak Yakjuj dan Makjuj karya [[Wisnu Sasongko]] di [[Google Books|''Books.google.com'']], Dzul Qarnain seorang raja Arab memiliki nama asli '''Abdullah bin adh Dhahhak''', catatan lain mengisahkan namanya '''Mush'ab bin Abdullah''' keturunan dari Kahlal bin [[Saba']].<ref>[http://books.google.co.id/books?id=EGhiZpqzEnIC&pg=PA85&lpg=PA85&dq=dzulqarnain+bertemu+dengan+ibrahim&source=bl&ots=K63BW4UzY5&sig=jCSP_D1oDkcWtbxhBbfPvMLJfFw&hl=id&sa=X&ei=Pv64T-XBO4mIrAfqhJ3eBw&ved=0CFMQ6AEwBQ#v=onepage&q=dzulqarnain%20bertemu%20dengan%20ibrahim&f=false Jejak Yakjuj Dan Makjuj oleh Wisnu Sasongko hal.85 di Google Books.]</ref>
 
== Kisah Żulkarnain ==
=== Pertemuan dengan Nabi IbrahimAl-Qur'an ===
[[Al-Qur'an]] [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|menyebut]] nama Dzulqarnain sebanyak tiga kali.{{efn|Dalam Al-Qur'an, nama Dzulqarnain disebutkan tiga kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan --->
Al-Azraqi menyebutkan bahwa Żulkarnain beragama Islam atas ajakan Khalilullah [[Ibrahim]] dan melakukan tawaf di [[Ka'bah|Ka’bah al-Mukarramah]] bersama nabi [[Ismail]], diriwayatkan dari Ubaid bin Umair dan anaknya Abdullah dan lainnya bahwa Żulkarnain melakukan ibadah Haji dengan jalan kaki, tatkala nabi Ibrahim mengetahui kehadirannya, ia menemuinya, mendoakannya dan meridhoinya. Kemudian Allah swt. menundukkan untuknya awan yang bisa membawanya ke mana saja ia mau.
# Al-Kahfi (18): 83, 86, 94
}} dan kisahnya disebutkan dalam Surah Al-Kahfi (18): 83-102.
 
Al-Qur'an tidak memberikan penjelasan tersurat mengenai asal-usul Dzulqarnain, waktu dia hidup, atau nama negeri-negeri yang dia kunjungi. Secara garis besar, kisahnya dalam Al-Qur'an dibagi menjadi empat bagian:
Menurut [[Ibnu Katsir]] Żul Qarnain hidup di masa Nabi Ibrahim, 2.000 tahun sebelum masa [[Aleksander Agung]] orang [[Macedonia]], [[Yunani]]. Ibnu Katsir juga menuliskan dalam ''Kitab [[Al-Bidayah wa an-Nihayah]]'', bahwa Nabi Khadr adalah menterinya dan pergi haji dengan berjalan kaki. Ketika nabi Ibrahim mengetahui bahwa kedatangannya, maka ia keluar dari kota Mekkah untuk menyambutnya. Nabi Ibrahim juga mendoakan dan memberikan nasihat-nasihat yang baik kepadanya.<ref>''Al-Bidayah wa an-Nihayah'', hal. 108, jilid 3.</ref>
 
'''Awalan'''
Dalam ''Kitab [[Tafsir Ibnu Katsir]]'', menuliskan kisah dari [[Adhraqi]] bahwa Żulkarnain melakukan [[thawaf]] dengan nabi Ibrahim kemudian melaksanakan [[kurban]].
 
{{Cquote|(83) Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah, “Akan kubacakan kepadamu kisahnya.” (84) Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu,}}
=== Petualangan Żulkarnain ===
{{Utama|Surah Al-Kahf}}
Kisah perjalanan-perjalanan Żulkarnain berikut ini terdapat pada kitab [[Al-Qur'an]] surah Al-Kahfi 18:83-98. Berikut adalah kisah-kisah yang ditanyakan oleh Rabi [[Yahudi]] kepada Nabi Muhammad yang di wahyukan melalui malaikat [[Jibril]] kepadanya.
 
'''Perjalanan ke barat'''
==== Menemukan umat tak beragama ====
Ketika Żulkarnain sedang melakukan perjalanan kearah barat ia melihat [[matahari]] terbenam di dalam laut yang memiliki lumpur berwarna hitam, ia melihat sekelompok umat yang tidak memiliki [[agama]], sehingga ia diperintahkan oleh Allah swt. boleh untuk menghukum atau mengajarkan agama kepada umat ini.
 
{{Cquote|(85) Maka dia pun menempuh suatu jalan. (86) Hingga ketika dia telah sampai di tempat matahari terbenam, dia melihatnya (matahari) terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan di sana ditemukannya suatu kaum (tidak beragama). Kami berfirman, “Wahai Zulkarnain! Engkau boleh menghukum atau berbuat kebaikan (mengajak beriman) kepada mereka.” (87) Dia (Zulkarnain) berkata, “Barangsiapa berbuat zalim, kami akan menghukumnya, lalu dia akan dikembalikan kepada Tuhannya, kemudian Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras. (88) Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapat (pahala) yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah-mudah.”}}
{{Cquote|Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Żul Qarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya." Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka bumi), maka diapun menempuh suatu jalan. Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat.
Kami berkata: "Hai Żul Qarnain, kamu boleh menghukum atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. Berkata Żul Qarnain: "Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya." Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami." (Al-Kahfi 18:83-88)}}
 
'''Perjalanan ke timur'''
==== Menemukan umat teramat miskin ====
Pada perjalanan berikutnya kearah timur, Żul Qarnain menemukan umat lain yang sangat teramat miskin. Saking miskinnya mereka tidak bisa melindungi diri mereka sendiri dengan tempat untuk berteduh dari sinar matahari.
 
{{Cquote|(89) Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain). (90) Hingga apabilaketika dia telah sampai kedi tempat terbit matahari (sebelah Timurtimur) dia mendapatididapatinya (matahari) itubersinar menyinaridi segolonganatas umatsuatu kaum yang tidak Kami tidakbuatkan menjadikansuatu pelindung bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari) itu, (91) demikianlah, dan sesungguhnya ilmu Kami meliputimengetahui segala apasesuatu yang ada padanya. (Al-Kahfi 18:89-91Zulkarnain).}}
 
Qatadah menyebutkan bahwa kaum yang ditemui Dzulqarnain dalam perjalanan ke timur tinggal di tanah yang tidak bisa menumbuhkan sesuatu apapun. Apabila matahari telah terbit, mereka bersembunyi di liang-liang. Mereka keluar dan bekerja saat matahari terbenam.<ref>Tafsir Ibnu Katsir. Juz 16: ayat 89-91</ref>
==== Membangun tembok besi setinggi gunung ====
{{Utama|Yakjuj dan Makjuj}}
[[Berkas:Al-Idrisi's world map.JPG|jmpl|ka|200px|Sebuah peta [[Idrisi|Al-Idrisi]] (Selatan berada diatas) menunjukkan Ya'juj dan Ma'juj ditutupi dalam pegunungan gelap dibagian kiri-bawah dari daratan Eurasia.]]
[[Berkas:Iranischer Meister 001.jpg|jmpl|Dzu al-Qarnain dilukiskan sedang dalam perundingan pembangunan dinding besi [[Ya’juj dan Ma’juj]], (lukisan miniatur abad ke-16 dari [[Persia]].]]
 
'''Membangun benteng untuk kaum yang terancam Ya'juj dan Ma'juj'''
Kemudian Żulkarnain melakukan perjalanan kembali hingga ia sampai didaerah pegunungan. Di antara dua [[gunung]] ia menemukan suatu kaum yang tidak ia mengerti bahasanya. Umat tersebut meminta tolong kepada Żulkarnain untuk membuat pembatas untuk menghalau dua kelompok umat perusak, yaitu Ya'juj dan Ma'juj. mereka juga menjanjikan akan memberikan bayaran kepada Żulkarnain, jika telah selesai pembuatan dinding pembatas tersebut. Akan tetapi Żulkarnain menolak diberikan bayaran oleh mereka, pada akhirnya Żulkarnain memberikan syarat kepada mereka untuk membantu Żulkarnain dan pasukannya dalam membangun dinding pembatas tersebut.
[[Berkas:Iranischer Meister 001.jpg|jmpl|Dzulqarnain dilukiskan sedang dalam perundingan pembangunan dinding besi [[Ya’juj dan Ma’juj]], (lukisan miniatur abad ke-16 dari [[Persia]].]]
{{Cquote|(92) Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). (93) Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan. (94) Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?” (95) Dia (Zulkarnain) berkata, “Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka. (96) Berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Zulkarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).” (97) Maka mereka (Yakjuj dan Makjuj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula) melubanginya. (98) Dia (Zulkarnain) berkata, “(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila janji Tuhanku sudah datang, Dia akan menghancurluluhkannya; dan janji Tuhanku itu benar.” (99) Dan pada hari itu Kami biarkan mereka (Yakjuj dan Makjuj) berbaur antara satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami kumpulkan mereka semuanya.}}
 
Disebutkan bahwa Dzulqarnain sampai di suatu tempat yang terdapat dua gunung berdampingan. Di antara kedua gunung tersebut terdapat celah yang digunakan Ya'juj dan Ma'juj untuk masuk. Ya'juj dan Ma'juj (disebut Gog dan Magog dalam Yahudi dan Kristen) sendiri adalah kaum yang disebutkan suka berbuat kerusakan. Sebagian ulama menyebutkan bahwa mereka adalah keturunan Yafits bin Nuh. Kaum yang mendapat kezaliman dari Ya'juj dan Ma'juj kemudian meminta tolong Dzulqarnain untuk membuatkan sebuah dinding pembatas di antara mereka agar Ya'juj dan Ma'juj tidak bisa keluar mengganggu mereka.<ref>Tafsir Ibnu Katsir. Juz 16: ayat 92-96</ref>
Dikisahkan Żulkarnain berhasil membangun dinding berupa potongan-potongan besi yang disusun sama rata dengan kedua gunung, kemudian dituangkan tembaga panas ditumpukkan besi tersebut. Kemudian ia pun mengatakan kepada kedua umat itu, bahwa kaum perusak itu tidak akan bisa mendaki atau melubanginya, sampai waktu yang dijanjikan oleh Allah akan berlubang dan runtuh, kemudian Ya'juj dan Ma'juj akan keluar dari celah tersebut seperti air bah.
[[Berkas:Al-Idrisi's world map.JPG|jmpl|ka|200px|Sebuah peta [[Muhammad al-Idrisi|Al-Idrisi]] (Selatan berada diatas) menunjukkan Ya'juj dan Ma'juj ditutupi dalam pegunungan gelap di bagian kiri-bawah dari daratan Eurasia.]]
 
=== Roman Aleksander ===
{{Cquote|Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.
Selain dari Al-Qur'an, kisah Dzulqarnain yang biasanya terdapat dalam literatur Islam biasanya juga mengambil sumber dari [[Roman Aleksander]], sebuah kumpulan legenda dan tradisi penjelajahan dan kehidupan Raja [[Aleksander Agung]]. Naskah awal dari roman berbahasa Yunani yang selamat menandakan bahwa roman tersebut disusun pada abad ketiga masehi di [[Iskandariyah]]. Selama periode sejarah saat Roman Aleksander ditulis, sedikit yang diketahui tentang sejarah Alexander Agung yang sebenarnya karena sebagian besar sejarah penaklukannya telah dilestarikan dalam bentuk cerita rakyat dan legenda. Baru pada masa [[Renaisans]] (1300–1600 M), sejarah sebenarnya dari Aleksander ditemukan kembali.<ref name="Boyle 1974">[[#Boyle 1974|Boyle 1974]].</ref>
Mereka berkata: "Hai Żul Qarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"
 
Meski telah lenyap, naskah aslinya telah menjadi sumber dari sekitar delapan puluh versi berbeda yang ditulis dalam dua puluh empat bahasa berbeda. Beberapa bagian dari roman ini memuat kisah populer seperti Aleksander yang naik ke langit, pergi ke dalam lautan, dan melakukan perjalanan ke Tanah Kegelapan untuk mencari Air Kehidupan. Lantaran kemasyhurannya selama berabad-abad, Roman Aleksander diadopsi oleh berbagai bangsa dan kelompok yang kemudian memberi penafsiran ulang sesuai nilai dan tradisi masing-masing. Sosok Aleksander yang dicitrakan penguasa yang sembrono atau tamak yang mengabaikan kebenaran spiritual kemudian digambarkan sebagai sosok raja penganut monotesime yang saleh dalam tradisi Yahudi.<ref>[[#Jewish Encyclopedia|Broydé 1906]].</ref>
Żul Qarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi."
 
Roman Aleksander berbahasa Yunani kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan juga diadopsi umat Kristen menggunakan [[bahasa Suryani]]. Versi bahasa Suryaninya, ditulis sekitar tahun 629-630 M, kemudian menyebar jauh di timur, seperti Asia Tenggara dan Tiongkok.<ref>HANAWAY, WILLIAM L. [http://www.iranicaonline.org/articles/eskandar-nama ESKANDAR-NĀMA]. Encyclopædia Iranica.</ref> Versi Suryani menambahkan berapa hal yang tidak terdapat dalam versi Yunani awal, seperti Aleksander yang membangun gerbang untuk menahan Gog dan Magog (Ya'juj dan Ma'juj), kaum yang juga disebutkan dalam Alkitab (kitab suci Kristen).<ref name=brillA>{{Cite book| publisher = BRILL| isbn = 978-90-04-17416-0| last1 = Donzel| first1 = Emeri J. van| last2 = Schmidt| first2 = Andrea Barbara| title = Gog and Magog in Early Eastern Christian and Islamic Sources: Sallam's Quest for Alexander's Wall| date = 2010|page=17|quote=Akan tetapi cerita Aleksander mendirikan tembok perintang Gog dan Magog tidak terdapat dalam versi tertua Yunani, Latin, Armenia, maupun Suryani dari ''Roman Aleksander''. Meskipun ''Roman Aleksander'' sangat berjasa menyebarluaskan citra baru yang adikodrati dari Sang Raja Aleksander di Dunia Timur maupun Dunia Barat, cerita pembangunan tembok perintang tidak bersumber dari karya sastra tersebut. Gabungan cerita tembok Aleksander dengan tradisi Alkitab tentang bangsa-bangsa akhir zaman, Gog dan Magog (Ya'juj dan Ma'juj), nyatanya pertama kali muncul dalam tulisan yang dinamakan ''Legenda Aleksander Suryani''. Tulisan ini adalah apendiks pendek yang dilampirkan pada naskah ''Roman Aleksander'' dalam bahasa Suryani.}}</ref>
Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Żul Qarnain: "Tiuplah (api itu)." Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya."
 
==== Tradisi Islam dan Timur ====
Żul Qarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar." (Al-Kahfi 18:92-98)}}
Lantaran Aleksander kerap dipandang sebagai orang yang sama dengan Dzulqarnain dalam Al-Qur'an, kisah Dzulqarnain dalam berbagai literatur Islam juga memasukkan bahan dari Roman Aleksander. Dari versi bahasa Suryani, dibuatlah adaptasi roman ini dalam bahasa Arab yang berjudul ''Qishash Dzulqarnain''<ref name=Zuwiyya2001>[[#Zuwiyya2001|Zuwiyya 2001]]</ref> dan dalam bahasa Persia dengan judul ''Iskandarnamah''.<ref name=Zuwiyya2009>[[#Zuwiyya2009|Zuwiyya 2009]].</ref> Sebagaimana dalam tradisi Yahudi, tradisi Muslim juga melakukan penafsiran ulang terkait romansa Aleksander, seperti mengganti nama-nama dewa dengan Allah. Sosok Aleksander, yang disamakan dengan Dzulqarnain, juga dicitrakan sebagai penyebar ajaran monoteisme.<ref name=doufikar-aertis>Doufikar-Aerts, Faustina (2003). ''The Last Days of Alexander in an Arabic Popular Romance of Al-Iskandar.'' dalam ''The Ancient Novel and Beyond'' oleh Panayotakis, Zimmerman, dan Keulen.</ref>
 
Beberapa kisah dalam Roman Aleksander juga menjadi bagian tak terpisahkan dengan kisah Dzulqarnain, di antaranya adalah perjalanan Dzulqarnain yang mencari Air Kehidupan. Dalam kisah ini, Dzulqarnain biasanya disebutkan mencari air tersebut bersama Khidir, sosok yang kerap diidentikkan dengan hal ghaib dan mistis dalam tradisi Islam. Ada juga kisah Dzulqarnain bertemu dengan malaikat yang memberinya "batu ajaib" yang beratnya lebih dari batu mana pun, tapi juga seringan debu. Batu ajaib ini dimaksudkan untuk menegur Dzulqarnain karena ambisinya dan menunjukkan bahwa nafsu untuk menaklukkan dunia dan mencari kehidupan kekal tidak akan berakhir sampai kematiannya. Kisah batu ajaib tidak ditemukan dalam legenda versi Kristen Suryani, tetapi ditemukan dalam tradisi Talmud Yahudi serta dalam tradisi Persia.<ref>Southgate, Minoo. S. ''[http://www.tc.umn.edu/~cmedst/gmap/uploaded/Portrait%20of%20Alexander%20in%20Persian%20Alexander%20Romances%20of%20the%20Islamic%20Era.pdf Portrait of Alexander in Persian Alexander-Romances of the Islamic Era]''. ''Journal of the American Oriental Society'', Vol. 97, No. 3, (Juli – September 1977), hlm. 278-284</ref><ref name=stoneman2003>[[#Stoneman2003|Stoneman 2003]].</ref>
Namun tidak diketahui secara persis di daerah mana keberadaan dinding tersebut. Hanya ada beberapa riwayat yang menyebutkan tentang masalah ini, tetapi riwayat tersebut terdapat kelemahan dalam sanadnya. Al-Hafizh [[Ibnu Katsir]] rahimahullahu juga menyebutkan sebuah kisah tentang Khalifah Al-Watsiq yang mengirim sebagian utusannya untuk meneliti dinding tersebut, tetapi ia menyebutkan riwayat ini tanpa sanad.<ref>Kitab Tafsir Ibnu Katsir, 3/105.</ref>
 
Dalam versi Yaman atau Arab Selatan, Dzulqarnain bukanlah Aleksander Agung, tetapi Raja Yaman kuno. Namun kisahnya tetap memuat bahan dari Roman Aleksander, seperti pencarian Air Kehidupan. Versi tersebut juga menyebutkan bahwa Dzulqarnain mengunjungi sebuah kastil dengan dinding kaca dan mengunjungi para [[Brahmana]] di India.<ref name=stoneman2003/>
==== Mencari Air Kehidupan ====
[[Berkas:Al-khidr.jpg|jmpl|Dzu al-Qarnayn dan [[Khidir|Al-Khiḍr]] (kanan), takjub dengan penglihatannya terhadap seekor [[ikan]] air asin yang kembali hidup ketika ditaruh ke dalam [[Air Kehidupan]].]]
{{Utama|Khadr|Air Kehidupan}}
 
Dunia kesusastraan Melayu Klasik melahirkan dua versi Roman Aleksander dengan nama ''Hikayat Iskandar Zurkarnain'', yakni versi Sumatra dan versi [[Semenanjung Malaya|Semenanjung]]. Naskah tertua versi Sumatra kini tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden dengan kode naskah Or. 1970. Aleksander Agung dikenal dengan nama Raja Iskandar dari negeri Mukadunia, anak Raja Darab, murid [[Aristoteles|Aristatalis]], dan memiliki penasihat [[Nabi Khidir]].<ref>Catherine Broadbent, ''The Malay Alexander Legend'', Authorhouse, Bloomington, Indiana, Amerika Serikat, 2012.</ref> Versi Sumatra berakhir pada kisah perkawinan Raja Iskandar dengan Putri Nuraini, sementara versi Semenanjung masih ditambahi lagi dengan cerita-cerita lain, seperti cerita perkawinan Iskandar dengan anak gadis Nabi Khidir, cerita petualangan Iskandar ke alam bawah laut, dan cerita Iskandar mencari air kehidupan.<ref>Liaw Yock Fang, ''A History of Classical Malay Literature'', Yayasan Pustaka Obor, Indonesia, 2013.</ref>
Menurut sebuah kitab<ref>Kisah Dzul Qarnain, Nabi Khadr dan Malaikat Rofa'il mencari Air Kehidupan, diriwayatkan oleh Ats-tsa’Labi dari [[Ali]]. ''Kitab Baidai’iz'', karangan Syeikh [[Muhammad bin Ahmad bin Iyas]]., halaman 166 – 168.</ref> Żulkarnain pernah mencari ''‘Ayn al-Hayat'' (Air Kehidupan) yang didampingi oleh [[Malaikat]] [[Israfil]] dan [[Nabi]] [[Khidr]]. Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’Labi dari [[Ali]].
 
== Identifikasi ==
* '''Ketertarikan Żul Qarnain'''
Al-Qur'an tidak menyebutkan secara tersurat mengenai asal-usul Dzulqarnain, waktu dia hidup, atau nama-nama negeri yang dia kunjungi. Beberapa penafsir dan sejarawan Muslim telah berusaha mengidentifikasi jati diri Dzulqarnain dengan beberapa tokoh sejarah.
Pada saat Raja Żulkarnain pada tahun 322 S. M. berjalan di atas bumi menuju ke tepi bumi, [[Allah]] mewakilkan seorang malaikat yang bernama Israfil untuk mendampingi Raja Żulkarnain. Di tengah perjalanan mereka berbincang-bincang, Raja Żulkarnain berkata kepada Malaikat Israfil: “Wahai Malaikat Israfil ceritakan kepadaku tentang ibadah para malaikat di [[langit]].”
 
=== Aleksander Agung ===
Malaikat Israfil berkata, “Ibadah para malakat di [[langit]] di antaranya ada yang berdiri tidak mengangkat kepalanya selama-lamanya, dan ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya.”
Pendapat paling masyhur menyebutkan bahwa Aleksander Agung adalah Dzulqarnain yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Namanya biasanya dieja sebagai 'Iskandar' dalam literatur Muslim dan dia sering juga disebut dengan Iskandar Dzulqarnain. [[Aleksander Agung]] adalah Raja Makedonia yang berkuasa pada 336–323 SM dan menjadi penguasa atas kawasan Balkan selatan, Anatolia, Syam, Iran, sebagian Asia Tengah, Mesir, dan India barat laut.
 
Terdapat perbedaan pendapat terkait Aleksander dan julukan Dzulqarnain. Ath-Thabari menyatakan bahwa Aleksander dijuluki Dzulqarnain dalam Al-Qur'an lantaran dia pergi dari satu ujung (tanduk) dunia ke ujung yang lain.{{sfn|Van Donzel|Schmidt|2010|p=57 fn.3}} Namun sangat mungkin lantaran hal ini berasal dari gambar Aleksander mengenakan tanduk dewa domba jantan Zeus-Amon yang terpatri pada koin yang digunakan di kawasan Timur Dekat pada [[Periode Helenistik|masa Helenistik]].{{sfn|Pinault|1992|p=181 fn.71}} Perjalanan Dzulqarnain ke barat sampai ke laut berlumpur hitam disebutkan memiliki kemiripan dengan "laut beracun" yang dijumpai Aleksander dalam Roman Aleksander.{{sfn|Ernst|2011|p=133}}
Kemudian Żul Qarnain berkata, “Alangkah senangnya seandainya aku hidup bertahun-tahun dalam beribadah kepada Allah.” Lalu malaikat Israfil berkata, “Sesungguhnya Allah telah menciptakan sumber [[air]] bumi, namanya ''‘Ayn al-Hayat’'' yang berarti, sumber air hidup. Maka barang siapa yang meminumnya seteguk, maka tidak akan mati sampai hari [[kiamat]] atau sehingga ia mohon kepada Allah supaya dirinya dimatikan.”
 
Namun sebagian penafsir Muslim menolak bahwa Aleksander adalah Dzulqarnain, seperti Ibnu Katsir,<ref name=":2">{{Cite book|url=https://archive.org/details/Qasas-ul-QuranByShaykhHifzurRahmanSeoharvir.a|title=Qasas-ul-Qur'an|last=Seoharwi|first=Muhammad Hifzur Rahman|volume=3|author-link=}}</ref><sup>:100-101</sup> Ibnu Taimiyyah,<ref name=":2" /><sup>:101</sup><ref>{{Cite book|url=http://www.sunnahfollowers.net/library/books/The%20Criterion%20Between%20The%20Allies%20Of%20the%20Merciful%20&%20The%20Allies%20Of%20the%20Devil.pdf|title=الفرقان - بین اولیاء الرحمٰن و اولیاء الشیطٰن|last=Ibn Taymiyyah|publisher=Idara Ahya-us-Sunnah|pages=14|translator-last=Ibn Morgan|translator-first=Salim Adballah|trans-title=The Criterion - Between Allies of the Merciful & The Allies of the Devil|author-link=|access-date=2021-03-13|archive-date=2020-10-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20201021004939/http://www.sunnahfollowers.net/library/books/The%20Criterion%20Between%20The%20Allies%20Of%20the%20Merciful%20%26%20The%20Allies%20Of%20the%20Devil.pdf|dead-url=yes}}</ref> dan Naser Makarem Syirazi.<ref name=":3">{{Cite book|url=http://tafseerenamoona.net/topicResult/2341|title=Tafseer-e-Namoona|last=Syirazi|first=Naser Makarem|author-link=}}</ref> Hal ini lantaran Dzulqarnain menyembah satu Tuhan, sedangkan Aleksander jelas seorang politeisme, dan dengan bangga menyebutkan dirinya sebagai putra [[Ra (mitologi)|Ra]] dan putra [[Zeus]].{{sfn|Van Donzel|Schmidt|2010|p=57 fn.2}} Di antara akademisi Barat, Brannon Wheeler berpendapat bahwa dugaan kesamaan antara Roman Aleksander dan kisah Dzulqarnain sebenarnya didasarkan pada penafsiran Al-Qur'an dan bukan dari Al-Qur'an itu sendiri.<ref name=":1">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=9_Wj9Ld4kUEC|title=Moses in the Quran and Islamic Exegesis|last1=Wheeler|first1=Brannon M.|last2=Wheeler|first2=Associate Professor of Islamic Studies and Chair of Comparative Religion Brannon M.|date=2002|publisher=Psychology Press|isbn=9780700716036|language=en}}<sup>:16, 18-19</sup></ref>
Kemudianya Żul Qarnain bertanya kepada malaikat Israfil, “Apakah kau tahu tempat ''‘Ayn al-Hayat'' itu?” Malakat Israfil menjawab, “Bahwa sesungguhnya ''‘Ayn al Hayat'' itu berada di bumi yang gelap."
 
=== Koresy Agung ===
* '''Persiapan pencarian'''
Pada masa modern, beberapa ulama berpendapat bahwa Dzulqarnain adalah [[Koresy Agung]], Kaisar Iran yang berkuasa atas Iran, Syria, Anatolia, India barat, dan Asia Tengah. Dia wafat pada tahun 1020 SM, atau sekitar dua abad sebelum Aleksander berkuasa. Di kalangan Muslim, pendapat ini disuarakan pertama kali oleh [[Abul Kalam Azad]]<ref name=":3" /><ref>{{Cite book|url=http://www.islamicstudies.info/quran/dawat/|title=Dawat ul Quran|last=Pirzada|first=Shams|pages=985}}</ref> dan semakin diterima dari waktu ke waktu.<ref name=":0">{{Cite book|url=http://www.englishtafsir.com/Quran/18/index.html#sdfootnote62sym|title=Tafhim al-Qur'an|last=Maududi|first=Syed Abul Ala|quote=The identification ... has been a controversial matter from the earliest times. In general the commentators have been of the opinion that he was Alexander the Great but the characteristics of Zul-Qarnain described in the Qur'an are not applicable to him. However, now the commentators are inclined to believe that Zul-Qarnain was Cyrus ... We are also of the opinion that probably Zul-Qarnain was Cyrus...|author-link=}}</ref>
 
Koresy terkemuka, baik atas perannya sebagai negarawan maupun prajurit. Perjalanan penaklukan Koresy juga mirip dengan perjalanan Dzulqarnain, yakni ke barat, kemudian ke timur, dan ke utara. Dia menghormati adat istiadat dan agama di tanah yang dia taklukkan,<ref name="cyrus-EI-iii-religious">[[#refIranicaCyrus|Dandamayev]] Cyrus (iii. Cyrus the Great) Cyrus's religious policies.</ref> menjadi percontohan yang berhasil untuk administrasi terpusat dan pembangunan pemerintahan yang bekerja untuk kesejahteraan rakyatnya.<ref name="schmitt-EI-i">[[#refachaemenids-EI|Schmitt]] Achaemenid dynasty (i. The clan and dynasty)</ref> Koresy juga terkenal karena capaiannya dalam hak asasi manusia, politik, dan strategi militer, serta pengaruhnya terhadap peradaban Timur dan Barat. Koresy juga mengembalikan bangsa Yahudi kembali ke Palestina setelah mereka diasingkan selama beberapa tahun. Bangsa Yahudi menghormatinya sebagai raja yang bermartabat dan adil. Dalam satu bagian Tanakh (kitab suci Yahudi), Koresy disebut sebagai Al-Masih/Mesiah.<ref>{{Alkitab|Yesaya 45:1}}</ref>
Setelah raja mendengar keterangan dari Malaikat Israfil tentang ''‘Ayn al hayat'', maka raja segera mengumpulkan ‘alim ulama’ pada zaman itu, dan raja bertanya kepada mereka tentang ''‘Ayn al Hayat'' itu, tetapi mereka menjawab, “Kita tidak tahu kabarnya, tetapi seorang yang alim di antara mereka menjawab, “Sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat Nabi [[Adam]], ia berkata bahwa sesungguhnya Allah meletakkan ''‘Ayn al Hayat'' di [[bumi]] yang gelap.”
 
=== Tokoh lain ===
“Di manakah tempat bumi gelap itu?” tanya raja. Seorang yang alim menjawab, “Di tempat keluarnya [[matahari]].” Kemudian raja bersiap-siap untuk mendatangi tempat itu, lalu raja bertanya kepada sahabatnya. “[[Kuda]] apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap?” Para sahabat menjawab, “Kuda betina yang perawan.”
Beberapa identifikasi atau pendapat lain mengenai kesejarahan Dzulqarnain:
 
* Raja pada zaman [[Ibrahim]] yaitu [[Sargon dari Akkadia|Sargon Agung]], [[Ibrahim|Nabi Ibrahim]] sendiri diperkirakan hidup sekitar ± 2.000 SM.<ref name=":4" />
Kemudian raja mengumpulkan 1000 ekor kuda betina yang perawan-perawan, lalu raja memilih di antara tentaranya, sebanyak 6.000 orang dipilih yang cendikiawan dan yang ahli mencambuk.
* Abdullah bin Dhahhak bin Ma'd bin Adnan. Adnan sendiri adalah keturunan Ibrahim. Antara Adnan dan Ibrahim terpisah empat puluh generasi atau lebih.
* Al-Mundzir bin Abil Qais, salah seorang Raja al-Hairah. Ibunya adalah Ma’u as-Sama’, Mawiyah binti Auf bin Jusyam.
* Ash-Sha’b bin Qarn bin Hammal, juga disebut Ar-Ra'id,<ref name=Wheeler98>{{harvnb|Wheeler|1998|pp=200-1}}</ref><ref>{{Cite book| publisher = Taylor & Francis| isbn = 978-0-415-18571-4| editor-last1 = Meisami| editor-first1 = Julie Scott| last = Canova | first = Giovvani| title = Encyclopedia of Arabic Literature| date = 1998| contribution=Alexander Romance| page=68}}</ref> salah seorang Raja Himyar, sebuah kerajaan yang berpusat di Arab Selatan dan berdiri pada tahun 110 SM – 525 M.
* Abu Bakr Al-Himyari atau Abu Bakar bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M) dan kerajaannya disebut ''At-Tababi’ah.''<ref>[http://www.oaseimani.com/yajuj-dan-majuj-dan-dzulqornain.html Ya’juj Ma’juj & Dzulqornain ditulis oleh Budi Yahya di Oaseimani.com].</ref>
* Mush'ab bin Abdullah keturunan dari Kahlal bin [[Saba']].<ref>[http://books.google.co.id/books?id=EGhiZpqzEnIC&pg=PA85&lpg=PA85&dq=dzulqarnain+bertemu+dengan+ibrahim&source=bl&ots=K63BW4UzY5&sig=jCSP_D1oDkcWtbxhBbfPvMLJfFw&hl=id&sa=X&ei=Pv64T-XBO4mIrAfqhJ3eBw&ved=0CFMQ6AEwBQ#v=onepage&q=dzulqarnain%20bertemu%20dengan%20ibrahim&f=false Jejak Yakjuj Dan Makjuj oleh Wisnu Sasongko hal.85 di Google Books.]</ref>
 
== Pandangan ==
Di antara mereka adalah Nabi Khidir, bahkan ia menjabat sebagai [[perdana menteri]]. Kemudian berjalanlah mereka dan Nabi Khidir berjalan di depan pasukannya. Dalam perjalanan mereka menjumpai tempat keluarnya matahari itu tepat pada arah [[kiblat]].
 
* '''Perjalanan yang sangat jauh dan tempat yang gelap'''
Kemudian mereka tidak berhenti-henti menempuh perjalanan dalam waktu 12 tahun, sehingga sampai ditepi bumi yang gelap itu, dan ternyata gelapnya itu memancar seperti [[asap]], bukan seperti gelapnya waktu malam.
 
Kemudian seorang yang sangat cendikiawan dan para pasukannya mencegah raja masuk ke tempat gelap itu dan berkatalah ia kepada raja: ”Wahai raja, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk tempat yang gelap ini, karena tempat yang gelap ini berbahaya.” Lalu raja berkata: ”Kita harus memasukinya, tidak boleh tidak.”
 
Mereka semua membiarkan raja yang hendak masuk. Kemudian raja berkata kepada pasukannya: ”Diamlah, tunggulah kalian ditempat ini selama 12 tahun, jika aku bisa datang pada kalian dalam masa 12 tahun itu, maka kedatanganku dan penungguan kalian termasuk baik, dan jika aku tidak datang sampai 12 tahun, maka pulanglah kembali ke negeri kalian.”
 
Kemudian raja bertanya kepada Malaikat Israfil: ”Apabila kita melewati tempat yang gelap ini, apakah kita dapat melihat kawan-kawan kita?” “Tidak bisa kelihatan” jawab Malaikat Israfil. ”Akan tetapi aku memberimu sebuah merjan atau mutiara, jika merjan itu ke atas bumi, maka mutiara tersebut dapat menjerit dengan suara yang keras, dengan demikian maka kawan-kawan kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada kalian.”
 
Kemudian Raja Żulkarnain masuk ke tempat yang gelap itu bersama sekelompok pasukannya, mereka berjalan di tempat yang gelap itu selama 18 hari tidak pernah melihat [[matahari]] dan [[bulan]], tidak pernah melihat malam dan siang, tidak pernah melihat [[burung]] dan [[binatang]] liar, dan raja berjalan dengan didampingi oleh Nabi Khadr.
 
* '''Ditemukan oleh Nabi Khidr '''
Di saat mereka berjalan, maka Allah memberi [[wahyu]] kepada Nabi Khidr, ”Bahwa sesungguhnya ''‘Ayn al Hayat'' itu berada di sebelah kanan jurang dan ''‘Ayn al Hayat'' ini Aku khususkan untuk kamu.”
 
Setelah Nabi Khidr menerima [[wahyu]] tersebut, kemudian ia berkata kepada raja dan para sahabatnya: “Berhentilah kalian di tempat kalian masing-masing dan janganlah kalian meninggalkan tempat kalian sehingga aku datang kepada kalian.”
 
Kemudian ia berjalan menuju ke sebelah kanan jurang, maka didapatilah olehnya sebuah ''‘Ayn al Hayat'' yang dicarinya itu. Kemudian Nabi Khidr turun dari kudanya dan langsung melepas pakaiannya dan turun ke ''‘Ayn al Hayat'' tersebut. Ia lalu mandi dan minum sumber air kehidupan tersebut, maka ia merasakan airnya lebih manis daripada [[madu]].
 
Setelah ia mandi dan minum di ''‘Ayn al Hayat'' tersebut, kemudian ia keluar dari tempat itu lalu menemui Raja Żulkarnain, sedangkan raja tidak mengetahui apa yang telah terjadi pada Nabi Khidr, tentang penemuan dan mandi di sumber air tersebut.
 
* '''Penyesalan pasukan Żul Qarnain'''
Menurut riwayat yang diceritakan oleh [[Wahb bin Munabbih]], dia berkata, bahwa Nabi Khidr adalah anak dari bibi Raja Żul Qarnain, dan Raja Żul Qarnain keliling di dalam tempat yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak [[sinar]] seperti [[kilat]] dan sinar itu terlihat olehnya. Sinar itu berasal dari bumi yang berpasir merah dan terdengar oleh raja suara gemercik di bawah kaki kuda, kemudian raja bertanya kepada Malaikat Rofa’il, lalu malaikat itu menjawab: “Gemercik ini adalah suara benda, apabila seseorang mengambilnya, niscaya ia akan menyesal dan apabila tidak mengambilnya, niscaya ia akan menyesal juga.”
 
Kemudian setelah mereka keluar dari tempat gelap itu, di antara pasukan ada yang membawa benda itu, tetapi hanya sedikit saja, dan ternyata benda tersebut adalah batu permata, [[yakut]] yang berwarna merah dan [[zamrud]] yang berwarna hijau. Maka pasukan yang mengambil benda itu menyesal, karena mereka hanya mengambil sedikit, demikianlah pula dengan pasukan yang tidak mengambilnya mereka juga menyesal.
 
==== Kota dan seluruh isinya membatu ====
{{Utama|Penduduk Rass|Hanzhalah}}
 
[[As-Sa'di]] menceritakan bahwa setelah Żulkarnain mengelilingi berbagai negeri dan pernah memasuki kota Rass, disana ia menemukan [[raja]], penduduk, pria, wanita, anak-anak, hewan-hewan, barang-barang, pepohonan, dan buah-buah, semuanya menjadi batu hitam, karena satu teriakan [[Malaikat Jibril]]. Penduduk ini biasa menggauli para wanitanya pada duburnya dan mereka juga tidak beriman kepada [[nabi]] mereka yaitu Hanzhalah bin Shafwan, dan mereka juga telah membunuh nabi tersebut.
 
== Beberapa pendapat mengenai Żul Qornain ==
Diriwayatkan Waqi dari Israil dari Jabir dari [[Mujahid bin Jabir|Mujahid]] dari Abdullah bin Amr, dia berkata: “Żulkarnain seorang nabi”, diriwayatkan al-Hafid bin Asakir dari hadits Abi Muhammad bin Abi Nasr dari Abi Ishaq bin Ibrahim bin Muhammad bin Abi Duaib, berkata Muhammad bin Hamad, bercerita Abdu Razzaq dari Muammar dari Ibnu Abi Duaib dari Muqbiri dari [[Abu Hurairah]] ia berkata: “Rasulullah bersabda: Aku tidak tahu atau tidak, aku tidak tahu khudud itu menghapus dosa pelakunya atau tidak dan aku tidak tau Żul Qarnain itu seorang nabi atau bukan, dan ini ''garib'' dari sisi ini.
 
Baris 125 ⟶ 97:
 
Berkata sebagian [[ahli kitab]], karena dia raja [[Persia]] dan [[Romawi]], dan dikatakan: Karena dia sampai pada dua ujung matahari barat dan timur dan menguasai keduanya, dan ini menyerupai kesalahannya yaitu perkataan az-Zuhri. Berkata Hasan al-Bashri: Dia memiliki dua jalinan rambut yang melingkar maka dinamakan Żul karnain. Berkata Ishaq bin Abdillah bin Basyar dari Abdillah bin Ziyad bin Sam’an dari Umar bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya, dia berkata: Dia memanggil raja yang zalim kepada Allah kemudian memukul tanduknya, mematahkanya dan meremukkannya, maka dinamakan Żulkarnain.
 
== Perbedaan Antara Zul Qarnain dengan Aleksander Agung ==
Banyak orang yang menyamakan [[Aleksander Agung]] dengan Zul Qarnain. Padahal, mereka memiliki perbedaan dari segi sifat dan kepercayaan. Perbedaan-perbedaan itu antara lain adalah:
# Zul Qarnain menyembah satu Tuhan dan seorang [[monoteis]]. Sementara itu, [[Aleksander Agung]] menyembah para dewa ([[politeis]])
<!--
Menurut Peneliti Barat, Kisah Żul Qarnain kemungkinan didasarkan atas perjalanan [[Aleksander Agung di dalam Quran|Aleksander Agung]].
Baris 145 ⟶ 113:
* [[Aleksander Agung]]
 
== ReferensiCatatan ==
{{notelist}}
 
== Rujukan ==
{{reflist|2}}
 
=== Daftar pustaka ===
* {{cite journal |last1=Boyle |first1=John Andrew |year=1974 |title=The Alexander Legend in Central Asia |journal=Folklore |volume=85 |issue=4 |pages=217–228 |jstor=1259620 | ref = Boyle1974 |doi=10.1080/0015587x.1974.9716561}}
* {{cite encyclopedia |url=http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?letter=A&artid=1120 |year=1906|title=Alexander the Great | last=Broydé |first=Isaac|encyclopedia=[[Jewish Encyclopedia]]|publisher=Funk and Wagnalls |access-date=17 April 2010 | ref = jewish_encyclopedia }}
* {{Cite book | last = Stoneman | first = Richard | editor1-last = Panayotakis | editor1-first= Stelios | editor2-last = Zimmerman | editor2-first= Maaike | editor3-last = Keulen | editor3-first= Wytse | year = 2003 | chapter= Alexander the Great in Arabic Tradition | title = The Ancient Novel and Beyond | publisher = Brill Academic Publishers NV | isbn = 978-90-04-12999-3}}
* {{cite book | last=Zuwiyya | first=Z. David | title=Islamic Legends Concerning Alexander the Great: Taken from Two Medieval Arabic Manuscripts in Madrid | publisher=Global Academic Publishing (Binghamton University) | year=2001 | isbn=1-58684-132-7 | ref=Zuwiyya2001 | url=http://academicpublishing.binghamton.edu/itemview.cgi?isbn=1-58684-132-7 | access-date=23 February 2010 | archive-url=https://web.archive.org/web/20100613202750/http://academicpublishing.binghamton.edu/itemview.cgi?isbn=1-58684-132-7 | archive-date=13 June 2010 | url-status=dead | df=dmy-all }}
* {{citation | last=Zuwiyya | first=Z. David | editor1-last=Campo | editor1-first=Juan | contribution=Alexander the Great | title=Encyclopedia of Islam | publisher=Facts on File | location=New York | year=2009 | isbn=978-0-8160-5454-1 | pages=30–31 | ref=Zuwiyya2009 | url=https://www.scribd.com/doc/20272736/0816077452-Encyclopedia-of-Islam | accessdate=2021-03-08 | archive-date=2012-11-05 | archive-url=https://web.archive.org/web/20121105094900/http://www.scribd.com/doc/20272736/0816077452-Encyclopedia-of-Islam | dead-url=yes }}
 
== Pranala luar ==
* [http://rohisonline.com/?p=509 Dzulqarnain Bukanlah Alexander The Great] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110713172317/http://rohisonline.com/?p=509 |date=2011-07-13 }}
* [http://www.sabili.co.id/tafakur/zulqarnain-model-penguasa-adidaya Zulqarnain model penguasa adidaya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120916010234/http://www.sabili.co.id/tafakur/zulqarnain-model-penguasa-adidaya |date=2012-09-16 }}
* [http://asysyariah.com/dzulqarnain-bukan-alexander-agung.html Dzulqarnain bukan Alexander Agung di Asysyariah.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120506165830/http://asysyariah.com/dzulqarnain-bukan-alexander-agung.html |date=2012-05-06 }} & Dzulqarnain bukan Alexander Agung di [[Majalah Asy Syariah]] Vol IV/2008.
* [http://www.sufiz.com/kisah-mujahid/iskandar-zulkarnain-sang-penakluk-yang-saleh-bagian-pertama.html Zulkarnain, Sang Penakluk Yang Saleh (Bagian Pertama)],
** [http://www.sufiz.com/kisah-mujahid/ayat-ayat-al-qur%E2%80%99an-tentang-zulkarnain-bagian-ketiga.html Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Zulkarnain (Bagian Ketiga)],
** [http://www.sufiz.com/kisah-mujahid/zulkarnain-nabi-ibrahim-dan-nabi-khidir-bagian-keempat-habis.html Zulkarnain, Nabi Ibrahim dan Nabi Khidir (Bagian Keempat, Habis)]
* [http://www.99sumber.com/2012/05/selamat-datang-gog-magog-yajuj-majuj.html Yajuj dan Majuj di 99sumber.com]
* {{en}} [http://www.islamawareness.net/FAQ/zulqarnain.html Why Zul-Qarnain of the Qur'an is not Alexander the great by Khalid Jan]
* {{en}} [http://www.alhassanain.com/english/articles/articles/history_library/various_articles/zulqarnain/001.html Zulqarnain in Alhassanain.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120124042013/http://www.alhassanain.com/english/articles/articles/history_library/various_articles/zulqarnain/001.html |date=2012-01-24 }}
 
{{Tokoh yang disebut namanya dalam Alquran}}
{{islam-stub}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Islam]]