Arudji Kartawinata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gonz666 (bicara | kontrib)
penambahan peran Arudji Kartawinata pada peristiwa bandung lautan api
 
(23 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[http://www.siliwangi.mil.id/Organisasi]{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
|name = {{PAGENAME}}
Baris 6:
|caption =
|office1 = Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
|order1 = Ke-3
|term_start1 = [[26 Januari 1963]]
|term_end1 = [[24 Februari 1966]]
|president1 = [[Soekarno]]
|predecessor1 = [[Zainul Arifin]]
|successor1 = [[Mursalin Daeng Mamangung]]
|birth_date = {{birth date|1905|5|5}}
|birth_place = {{negara|Hindia Belanda}} [[Kabupaten Garut|Garut]], [[Jawa Barat]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1970|7|13|1905|5|5}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|party =Sarekat Islam Indonesia
|spouse = [[Sumarsih Subiyati]] alias [[Yati Arudji]].
|children =Itje Arudji Kartawinata
Hamzah Arudji Kartawinata
Marie Arudji kartawinata
Saefurobi Arudji Kartawinata
Lukman Arudji Kartawinata
|residence =
|alma_mater =Meer Uitgebreid Lager Onderwijs Bandung-
|occupation =
Sarekat Islam Angkatan Pandu
 
Pemuda Muslim
|occupation =Kepala Sekolah SD Sarekat Islam
Ketua PSII Garut
Ketua PSII Jawa Barat
Wakil Ketua Lajnah Tanfidjiah PSII Nasional
Daidancho (Mayor) PETA Cimahi
Komandan BKR- TKR Divisi III Jawa Barat/ Siliwangi (1946-1948) Pangkat Kolonel, ,meliputi karesidenan Priangan
 
Ketua Panitia Hijrah TNI ke Yogyakarta
 
Anggota DPR RIS
Anggota DPR RI wakil PSII (1955)
Anggota DPR GR (1960)
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ke -3 (1963-1966)
 
Anggota DPA (1966-1968)
|religion = [[Islam]]
Sebersih-bersih Tauhid
Setinggi-tinggi ilmu
Sepandai-pandai Siasah
}}
'''Arudji Kartawinata''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Garut|Garut]], [[Jawa Barat]]|5|5|1905|[[Jakarta]]|13|7|1970}}) adalah salah satu mantan Menteri Muda Pertahanan Indonesia di [[Kabinet Sjahrir II]]. Dan juga pelopor Pendiri organisasi Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia [https://semmi.or.id] .
 
== Riwayat Hidup ==
Setamatnya dari [[HIS]] ia melanjutkan ke [[MULO]] (sekolah setingkat [[SMP]]) di [[Bandung]]. Selesai pada tahun 1925, dari sana ia berprofesi menjadi guru, lalu menjadi kepala sekolah di SD [[Serikat Islam]] di daerah Garut. Selain itu sejak usia muda ia juga aktif dalam berbagai macam gerakan kebangsaan.
 
Ketika di Garut, ia pernah menerbitkan surat kabar ''Balatentara Islam'' yang menceritakan kegiatan serta gerakan Serikat Islam. KarenaPada Keaktifannyazaman ia[[Sejarah menjadiNusantara Ketua(1942–1945)|pendudukan PSIItentara tingkat GarutJepang]], kemudian ia menjadimengikuti ketualatihan PSII[[PETA]] tingkat(Pembela JwaTanah Barat.Air) Bahkandan akhirnya iadiangkat menjadi wakil''[[daidancho]]'' Ketua Lajnah Tanfidjiah PSIIPeta di tingkat Nasional[[Cimahi]].
Selain itu sejak usia muda ia juga aktif dalam berbagai macam gerakan kebangsaan, yaitu Sarekat Islam Indonesia.
 
=== Era Kemerdekaan ===
Ketika di Garut, ia pernah menerbitkan surat kabar ''Balatentara Islam'' yang menceritakan kegiatan serta gerakan Serikat Islam. Karena Keaktifannya ia menjadi Ketua PSII tingkat Garut, kemudian ia menjadi ketua PSII tingkat Jwa Barat. Bahkan akhirnya ia menjadi wakil Ketua Lajnah Tanfidjiah PSII di tingkat Nasional.
Setelah kemerdekaan Indonesia, ia lalu diangkat menjadi Komandan [[BKR]] (Badan Keamanan Rakyat) Jawa Barat, yang kemudian menjadi [[TKR]] (Tentara Keamanan Rakyat) Divisi III Jawa Barat dan merupakan cikal bakal [[Divisi Siliwangi]] yang mengawasi Karesidenan Priangan dan berpusat komando di Kota Bandung, dengan pangkat Kolonel.
 
Ketika Kabinet Syahrir II, ia diangkat jadi [[Daftar Menteri Pertahanan Indonesia|Menteri Muda Pertahanan]]. Ketika tahun 1948, TNI harus hijrah ke [[Yogyakarta]] akibat adanya [[perjanjian Renville]]. Ia ditunjuk menjadi Ketua Panitia Hijrah TNI yang mempunyai tugas memindahkan tentara-tentara Republik Indonesia yang ada di pelosok-pelosok daerah kekuasaan Belanda ke daerah Republik.
Arudji Kartawinata yang memiliki darah sebagai Pendidik, telah turut menghasilkan kader-kader Sarekat Islam, selama demokrasi terpimpin dan menjadikan PSII sebagai Organisasi induk yang melahirkan tiga gerakan politik, aktivisme serta organisasi.
 
==== Masa Orde Lama (1950-1970) ====
Syarikat Islam(SI) dimana Arudji berkiprah, merupakan pelopor gerakan nasional Indonesia yang paling awal. Sebgai gerakan massif yang menentang kolonialisme, SI menghimpun kekuatan sosial yang bersifat transprimordial, multietnik dan ideologis.
Selain itu ia pernah pula menjadi anggota DPR-RIS ([[Republik Indonesia Serikat]]). Setelah [[Pemilu 1955]], ia terpilih menjadi anggota [[DPR]]-RI. Kariernya terus menanjak menjadi anggota DPR-GR dan akhirnya akhirnya diangkat menjadi anggota [[DPA]] (Dewan Pertimbangan Agung) pada tahun 1966-1968.
 
==== Mendirikan Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) ====
Pada zaman pendudukan tentara [[Jepang]], ia mengikuti latihan [[PETA]] (Pembela Tanah Air) dan diangkat menjadi Daidancho dengan pangkat Mayor pada Peta di [[Cimahi]].
Ia adalah salah satu sosok penting dalam pergerakan Syarikat Islam, pada Majelis Tahkim XXIX 1956, Ia mengusulkan perlunya dibentuk organisai sayap Syarikat Islam dikalangan mahasiswa untuk menghimpun pergerakan intelektual mahasiswa, yang bernama [[Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia]] [https://semmi.or.id] , yang sampai saat ini eksis sebagai organisasi gerakan mahasiswa.
 
== Peran dalam Bandung Lautan Api ==
Setelah kemerdekaan Indonesia, ia lalu diangkat menjadi Komandan [[BKR]] (Badan Keamanan Rakyat) Jawa Barat, yang kemudian menjadi [[TKR]] (Tentara Keamanan Rakyat) Divisi III Jawa Barat dan merupakan cikal bakal [[Divisi Siliwangi]] yang mengawasi Karesidenan Priangan dan berpusat komando di Kota Bandung, dengan pangkat Kolonel.
''Artikel utama: [[bandung lautan api]]''
 
Setelah mengungsikan rakyat, pejuang TRI membumihanguskan Bandung Selatan. Peristiwa inilah yang dikenal sebagai Bandung Lautan Api 1946. Para pejuang juga tetap melakukan perlawanan gerilya sambil meninggalkan Bandung. Sasaran mereka adalah gudang-gudang mesiu milik [[NICA]] yang dikuasai Sekutu di [[Dayeuhkolot, Bandung]]. Dengan persenjataan tak sekuat pasukan Sekutu, para pejuang menyerang markas-markas Tentara Sekutu tanpa takut. Serangan ini semakin menggelora ketika Komandan TKR Aruji Kartawinata memberikan komando untuk menyerang melalui radio Banteng Hitam pada 24 November 1945.
Bagi masyarakat Bandung 23 maret 1946 menjadi sebuah saksi sejarah peristiwa yang dikenal dengan Bandung Lautan Api. disebut demikian karena peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota bandung dalam waktu 7 jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka dan meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan bandung dipimpin oleh panglima TKR Arudji Kartawinata.
 
Pertempuran terjadi di seluruh [[Kota Bandung]] hingga wilayah-wilayah di sekitarnya. Pola serangan para pejuang beragam, mulai dari penyerangan markas-markas dan asrama-asrama, hingga penyerangan konvoi-konvoi pengiriman pasukan, amunisi, serta logistik mereka. Dari penyerangan konvoi pengiriman amunisi ini, tak jarang pemuda mampu menjarah persenjataan tentara Inggris. Penyerangan di Jalan Fokkerweg dan jalan sepanjang [[Kota Sukabumi|Sukabumi-]][[Cianjur, Cianjur|Cianjur]][[Kota Bandung|-Bandung]] paling membuat Inggris geram. Berbagai taktik pengeluaran ultimatum dilakukan, namun tak meruntuhkan tekad pejuang mempertahankan Bandung. Lambat laun situasi semakin genting dan tak berimbang. Taktik bumi hangus pun diambil oleh para pejuang yang secara resmi diperintahkan oleh Kolonel Nasution pada 24 Maret 1946. Suasana pilu terasa ketika para pemuda dan tentara membakar posko-posko dan asrama-asrama mereka sendiri. Namun pengorbanan itu terbayar, Sekutu urung mengambil alih [[Kota Bandung|Bandung]].
Ketika Kabinet Syahrir II, ia diangkat jadi Menteri Muda Pertahanan. Ketika tahun 1948, TNI harus hijrah ke [[Yogyakarta]] akibat adanya [[perjanjian Renville]]. Ia ditunjuk menjadi Ketua Panitia Hijrah TNI yang mempunyai tugas memindahkan tentara-tentara Republik Indonesia yang ada di pelosok-pelosok daerah kekuasaan Belanda ke daerah Republik.
 
== Wafat ==
Selain itu ia pernah pula menjadi anggota DPR-RIS ([[Republik Indonesia Serikat]]). Setelah [[Pemilu 1955]], ia terpilih menjadi anggota [[DPR]]-RI. Kariernya terus menanjak menjadi anggota DPR-GR dan akhirnya akhirnya diangkat menjadi anggota [[DPA]] (Dewan Pertimbangan Agung) pada tahun 1966-1968.
[[Berkas:Arudjikartawinata - TMPNU Kalibata 1.jpg|jmpl|Foto nisan makam Arudji Kartawinata di TMPNU Kalibata, Jakarta]]
 
Pada tahuntanggal 13 Juli 1970, ia meninggal dunia karena menderita penyakit radang otak dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata|Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]], [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]].
 
== Pranala luar ==
 
* {{id}} [http://www.garut.go.id/pariwisata/index.php?mindex=daf_det_budaya&s_name=Tokoh%20Sejarah&id_det=50 Tokoh Sejarah - Aruji Kartawinata] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071107012146/http://www.garut.go.id/pariwisata/index.php?mindex=daf_det_budaya&s_name=Tokoh%20Sejarah&id_det=50 |date=2007-11-07 }}
 
* https://www.nu.or.id/post/read/62965/inilah-perwira-peta-yang-berasal-dari-kalangan-santri
{{DEFAULTSORT:Kartawinata, Arudji}}
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
 
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]
[[Kategori:Intelektual Sunda]]
[[Kategori:Tokoh pergerakan Sunda]]
[[Kategori:KetuaTokoh DPRdari Garut]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Syarikat Islam Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Sjahrir II]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin I]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin II]]
[[Kategori:Anggota DPRDewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Dewan Pertimbangan Agung]]
[[Kategori:TokohKetua dariDewan GarutPerwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]
[[Kategori:Ketua DPR]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Intelektual Sunda]]
[[Kategori:Tokoh pergerakan Sunda]]
[[Kategori:Tokoh Orde Lama]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]