Utilitarianisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
menghapus pranala untuk kata pranala, mengganti pranala egoisme dan altruisme Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor |
|||
(58 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Utilitarianisme''' adalah [[Etika|teori etika]] [[Etika normatif|normatif]] yang menentukan bahwa kebaikan adalah tindakan yang memaksimalkan [[kebahagiaan]] dan [[kesejahteraan]] bagi semua individu terdampak.<ref>Duignan, Brian. [1999] 2000. "[https://www.britannica.com/topic/utilitarianism-philosophy Utilitarianism]" (revised). ''[[Encyclopædia Britannica]]''. Retrieved 5 July 2020.</ref><ref>{{Cite web|title=Utilitarianism|url=https://ethicsunwrapped.utexas.edu/glossary/utilitarianism|website=Ethics Unwrapped|publisher=[[McCombs School of Business]]|location=Austin, TX|language=en-US|access-date=2020-05-27}}</ref>
Meskipun terdapat bentuk-bentuk utilitarianisme dengan karakterisasi yang berbeda, ide dasar dari etika utilitarianisme adalah untuk memaksimalkan [[Daya guna|utilitas]], atau yang sering didefinisikan dengan istilah kesejahteraan. [[Jeremy Bentham]], pendiri utilitarianisme, mendefinisikan ''utilitas'' sebagai "karakter dalam objek apa pun yang menghasilkan manfaat, keuntungan, kesenangan, kebaikan, atau kebahagiaan ... [atau] untuk mencegah terjadinya kerusakan, rasa sakit, kejahatan, atau ketidakbahagiaan kepada pihak yang dipertimbangkan kepentingannya.”
Utilitarianisme adalah sebuah versi dari [[konsekuensialisme]], sebuah teori etika yang menyatakan bahwa konsekuensi dari suatu tindakan adalah satu-satunya standar untuk menilai benar dan salah. Tidak seperti bentuk konsekuensialisme lainnya, seperti [[egoisme]] dan [[altruisme]], utilitarianisme menganggap kepentingan semua manusia adalah setara. Para pendukung utilitarianisme berbeda pendapat pada beberapa isu, seperti apakah suatu tindakan harus dipilih berdasarkan kemungkinan akibat yang dihasilkan (''[[utilitarianisme tindakan]]''), atau apakah [[agensi|seorang agen]] harus bertindak sesuai dengan aturan yang memaksimalkan utilitas (''[[utilitarianisme aturan]]''). Ada juga perbedaan pendapat mengenai apakah utilitas total (''[[Utilitarianisme rata-rata dan total|utilitarianisme total]]''), utilitas rata-rata (''[[utilitarianisme rata-rata]]'') atau utilitas orang-orang yang paling miskin<ref>White, Stuart. [2004] 2015. "[https://plato.stanford.edu/entries/social-minimum/ Social Minimum]." ''[[Stanford Encyclopedia of Philosophy|The Stanford Encyclopedia of Philosophy]]'', edited by [[Edward N. Zalta|E. N. Zalta]]. [[Stanford University]]. Retrieved 5 July 2020.</ref> yang harus dimaksimalkan.
Meskipun asal-usul etika utilitarianisme dapat ditelusuri dan ditemukan dalam filsafat [[Hedonisme|hedonis]] [[Aristippos|Aristippus]] dan [[Epikuros|Epicurus]], yang memandang kebahagiaan sebagai satu-satunya kebaikan, dan dalam karya filsuf India abad pertengahan [[Shantideva|Śāntideva]], tradisi utilitarianisme modern dimulai dengan [[Jeremy Bentham]], dan dilanjutkan dengan para filsuf utilitarian seperti [[John Stuart Mill]], [[Henry Sidgwick]], [[R. M. Hare|RM Hare]], dan [[Peter Singer]]. Konsep utilitarianisme telah diterapkan pada [[Ekonomi kesejahteraan|ekonomi kesejahteraan sosial]], krisis [[kemiskinan]] global, [[Etika makan daging|etika memelihara hewan untuk makanan]], dan pentingnya menghindari [[Risiko bencana global|risiko eksistensial]] bagi kemanusiaan.
== Etimologi ==
Filsafat utilitarian yang didirikan oleh [[Jeremy Bentham]], secara substansial kemudian dimodifikasi oleh penerusnya, [[John Stuart Mill]], yang mempopulerkan istilah ''utilitarianisme''.<ref name="Habibi 2001 89, 112">{{Cite book|last=Habibi|first=Don|year=2001|title=John Stuart Mill and the Ethic of Human Growth|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-90-481-5668-9|pages=89–90, 112|chapter=Chapter 3, Mill's Moral Philosophy|doi=10.1007/978-94-017-2010-6_3}}</ref> Pada tahun 1861, Mill menulis dalam catatan kaki bahwa meskipun Bentham mengklaim "dirinya sebagai orang pertama yang menggunakan kata "utilitarian", dia bukanlah orang yang menciptakan istilah itu. Mill menyatakan bahwa Bentham telah mengadopsi istilah utilitarian dari sebuah ekspresi dalam novel [[John Galt (penulis novel)|John Galt]] tahun 1821, ''[[Annals of the Parish]]''.<ref>[[John Stuart Mill|Mill, John Stuart]]. 1861. ''[[wikisource:Utilitarianism|Utilitarianism]]''. n1.</ref> Namun, Mill tampaknya tidak menyadari bahwa Bentham telah menggunakan istilah ''utilitarian'' dalam suratnya pada tahun 1781 kepada George Wilson dan suratnya pada tahun 1802 kepada Étienne Dumont.<ref name="Habibi 2001 89, 1122">{{cite book|last=Habibi|first=Don|year=2001|title=John Stuart Mill and the Ethic of Human Growth|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-90-481-5668-9|pages=89–90, 112|chapter=Chapter 3, Mill's Moral Philosophy|doi=10.1007/978-94-017-2010-6_3}}</ref>
== Latar belakang sejarah ==
=== Masa pra-modern ===
Pentingnya [[kebahagiaan]] sebagai tujuan akhir bagi umat manusia telah lama ada. Bentuk-bentuk [[hedonisme]] telah dikemukakan oleh [[Aristippos|Aristippus]] dan [[Epikuros|Epicurus]]; [[Aristoteles]] berpendapat bahwa ''[[Eudamonia|eudaimonia]]'' adalah kebaikan manusia yang tertinggi; dan [[Agustinus dari Hippo|Agustinus]] menulis bahwa "semua orang setuju dalam menginginkan tujuan yang terakhir, yaitu kebahagiaan." Kebahagiaan juga didiskusikan secara mendalam oleh [[Thomas Aquinas]], dalam bukunya ''[[Summa Theologiae|Summa Theologica]]''.<ref>{{Cite web|title=SUMMA THEOLOGICA: Man's last end (Prima Secundae Partis, Q. 1)|url=http://www.newadvent.org/summa/2001.htm|website=newadvent.org}}</ref><ref>{{Cite web|title=SUMMA THEOLOGICA: Things in which man's happiness consists (Prima Secundae Partis, Q. 2)|url=http://www.newadvent.org/summa/2002.htm|website=newadvent.org}}</ref><ref>{{Cite web|title=SUMMA THEOLOGICA: What is happiness (Prima Secundae Partis, Q. 3)|url=http://www.newadvent.org/summa/2003.htm|website=newadvent.org}}</ref><ref>{{Cite web|title=SUMMA THEOLOGICA: Things that are required for happiness (Prima Secundae Partis, Q. 4)|url=http://www.newadvent.org/summa/2004.htm|website=newadvent.org}}</ref><ref>{{Cite web|title=SUMMA THEOLOGICA: The attainment of happiness (Prima Secundae Partis, Q. 5)|url=http://www.newadvent.org/summa/2005.htm|website=newadvent.org}}</ref> Sementara itu, di India abad pertengahan, filsuf India abad ke-8 [[Shantideva]] adalah salah satu pendukung utilitarianisme paling awal. Dia menulis bahwa kita harus "menghentikan semua rasa sakit dan penderitaan semua makhluk hidup yang ada sekarang dan di masa depan, dan menghasilkan kesenangan dan kebahagiaan di masa sekarang dan di masa depan."<ref>Goodman, Charles. 2016. [https://plato.stanford.edu/entries/shantideva/ "Śāntideva"], Stanford Encyclopedia of Philosophy. Retrieved 31 August 2020.</ref>
Bentuk-bentuk [[konsekuensialisme]] juga telah ada di dunia kuno dan abad pertengahan, seperti [[konsekuensialisme negara]] [[Mohisme]] atau filsafat politik [[Niccolò Machiavelli]]. Konsekuensialisme Mohist menganjurkan kebaikan moral [[Komunitarianisme|komunitarian]], termasuk [[stabilitas politik]], [[Pertumbuhan penduduk|pertumbuhan populasi]], dan [[Kesejahteraan|kekayaan]], tetapi tidak mendukung gagasan utilitarian untuk memaksimalkan kebahagiaan individu.<ref name="Fraser">{{Cite book|last=Fraser|first=Chris|year=2011|url=https://books.google.com/books?id=F06FKmKKIXwC&pg=PA62|title=The Oxford Handbook of World Philosophy|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-532899-8|page=62}}</ref>
=== Abad ke-18 ===
Utilitarianisme sebagai sebuah posisi etika tersendiri baru muncul pada abad ke-18. Meskipun umumnya utilitarianisme dianggap dimulai oleh [[Jeremy Bentham]], terdapat penulis sebelumnya yang menyajikan teori yang sangat mirip.
==== Hutcheson ====
[[Francis Hutcheson (filsuf)|Francis Hutcheson]] pertama kali memperkenalkan frase utama utilitarian dalam karyanya, ''An Inquiry into the Original of Our Ideas of Beauty and Virtue'' (1725): ketika memilih tindakan yang paling bermoral, jumlah [[kebajikan]] dalam suatu tindakan adalah sebanding dengan jumlah orang mendapatkan kebahagiaan itu.<ref>{{Cite book|last=Hutcheson|first=Francis|year=2002|title=Moral Philosophy from Montaigne to Kant|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-00304-9|editor-last=Schneewind|editor-first=J. B.|page=515|chapter=The Original of Our Ideas of Beauty and Virtue|orig-year=1725}}</ref> Sama halnya, [[kejahatan moral]], atau ''[[Kecelaan|kejahatan]]'', sebanding dengan jumlah orang yang dibuat menderita. Tindakan terbaik adalah yang menghasilkan kebahagiaan terbesar untuk jumlah terbesar—dan tindakan terburuk adalah yang menyebabkan paling banyak kesengsaraan. Dalam tiga edisi pertama buku itu, Hutcheson memasukkan berbagai [[Algoritma|algoritme matematika]] "untuk menghitung moralitas dari tindakan apa pun." Perhitungan ini mendahului [[kalkulus hedonistik]] Jeremy Bentham.
==== John Gay ====
Beberapa sarjana mengklaim bahwa [[Johanes Gay|John Gay]] mengembangkan teori sistematis pertama tentang etika utilitarian.<ref>Ashcraft, Richard (1991) John Locke: Critical Assessments (Critical assessments of leading political philosophers), Routledge, p. 691</ref> Dalam ''Concerning the Fundamental Principle of Virtue or Morality'' (1731), Gay berpendapat bahwa:<ref>{{Cite book|last=Gay|first=John|year=2002|title=Moral Philosophy from Montaigne to Kant|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-00304-9|editor-last=Schneewind|editor-first=J. B.|page=408|chapter=Concerning the Fundamental Principle of Virtue or Morality}}</ref>
{{Quote|kebahagiaan, kebahagiaan pribadi, adalah tujuan akhir dari semua tindakan kita... setiap tindakan tertentu dapat dikatakan memiliki tujuan yang spesifik dan tertentu...(tetapi)...tetapi tujuan-tujuan itu seharusnya cenderung ke sesuatu yang lebih jauh; seperti yang terbukti dari karenanya, yaitu seseorang dapat bertanya dan meminta alasan mengapa salah satu dari tujuan-tujuan itu dikejar: untuk menanyakan alasan tindakan atau tujuan apa pun adalah untuk menyelidiki akhirnya: tetapi mengharapkan suatu alasan, yaitu suatu tujuan untuk ditetapkan sebagai tujuan akhir adalah tidak masuk akal. Untuk bertanya mengapa saya mengejar kebahagiaan, tidak akan menerima jawaban lain selain penjelasan istilah.|title=}}Tujuan kebahagiaan ini mempunyai dasar [[teologi]]s:<ref>{{Cite book|last=Gay|first=John|year=2002|title=Moral Philosophy from Montaigne to Kant|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-00304-9|editor-last=Schneewind|editor-first=J. B.|pages=404–05|chapter=Concerning the Fundamental Principle of Virtue or Morality}}</ref>
{{blockquote|Sekarang terbukti dari sifat Tuhan, bahwa kebahagiaanNya adalah tak terhingga dalam diriNya dari segala kekekalan, dan dari kebaikanNya yang termanifestasikan dalam karya-karyanya, bahwa Ia tidak dapat memiliki rancangan lain dalam menciptakan umat manusia selain demi kebahagiaan mereka; dan karena itu Dia menghendaki kebahagiaan mereka; oleh karena itu perilaku saya seharusnya merupakan sarana kebahagiaan umat manusia, ... sehingga kehendak Tuhan adalah kriteria langsung dari Kebajikan, dan kebahagiaan umat manusia adalah kriteria kehendak Tuhan; dan oleh karena itu kebahagiaan umat manusia dapat dikatakan sebagai kriteria kebajikan… (dan) …Saya harus melakukan apa pun yang ada dalam kekuatan saya untuk mempromosikan kebahagiaan umat manusia.|author=|title=|source=}}
==== Hume ====
Dalam ''[[Sebuah Penyelidikan Tentang Prinsip-Prinsip Moral|An Inquiry Concerning the Principles of Morals]]'' (1751), [[David Hume]] menulis:<ref>{{Cite book|last=Hume|first=David|year=2002|title=Moral Philosophy from Montaigne to Kant|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-00304-9|editor-last=Schneewind|editor-first=J. B.|page=552|chapter=An Enquiry Concerning the Principles of Morals}}</ref>
{{blockquote|Dalam penentuan moralitas, keadaan utilitas publik ini pada prinsipnya selalu menjadi pertimbangan; dan di mana pun perbedaan pendapat muncul, baik dalam filsafat atau kehidupan umum, pertanyaan-pertanyaan itu tidak dapat diputuskan dengan tanpa memastikan kepentingan-kepentingan sebenarnya dari umat manusia. Jika terdapat pendapat yang salah, yang telah diadopsi dan diterima; segera setelah pengalaman dan penalaran yang lebih baik telah memberi kita gagasan yang lebih adil tentang urusan manusia, kita menarik kembali sentimen awal kita, dan menyesuaikan lagi batas-batas moral yang baik dan yang jahat.|author=|title=|source=}}
==== Paley ====
Utilitarianisme teologis Gay dikembangkan dan dipopulerkan oleh [[William Paley]]. Beberapa menyatakan bahwa Paley bukanlah pemikir yang sangat orisinal dan bahwa bagian filosofis dari [[risalah]]nya tentang etika adalah "kumpulan ide yang dikembangkan oleh orang lain dan disajikan untuk dipelajari oleh mahasiswa dibandingkan diperdebatkan oleh rekan kerja."<ref name="Schneewind 2002 446">{{Cite book|last=Schneewind|first=J. B.|year=2002|title=Moral Philosophy from Montaigne to Kant|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-00304-9|page=446}}</ref> Namun demikian, bukunya ''The Principles of Moral and Political Philosophy'' (1785) pernah teks wajib di [[Universitas Cambridge|Cambridge]]<ref name="Schneewind 2002 446" /> dan Smith (1954) mengatakan bahwa tulisan-tulisan Paley "dulu terkenal di perguruan tinggi Amerika seperti halnya para pembaca dan pengeja [[William Holmes McGuffey|William McGuffey]] dan [[Noah Webster]] di sekolah dasar."<ref>{{Cite journal|last=Smith|first=Wilson|date=July 1954|title=William Paley's Theological Utilitarianism in America|journal=William and Mary Quarterly|series=3rd Series|volume=11|issue=3|pages=402–24|doi=10.2307/1943313|jstor=1943313}}</ref> Schneewind (1977) menulis bahwa "utilitarianisme pertama kali dikenal luas di Inggris melalui karya William Paley."<ref>{{Cite book|last=Schneewind|first=J. B.|year=1977|title=Sidgwick's Ethics and Victorian Moral Philosophy|url=https://archive.org/details/sidgwicksethicsv0000schn|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-824552-0|page=[https://archive.org/details/sidgwicksethicsv0000schn/page/122 122]}}</ref>
Selain menyatakan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan yang didasarkan pada sifat Tuhan, Paley juga membahas tentang aturan dan menulis:<ref>{{Cite book|last=Paley|first=William|year=2002|title=Moral Philosophy from Montaigne to Kant|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-00304-9|editor-last=Schneewind|editor-first=J. B.|pages=455–56|chapter=The Principles of Moral and Political Philosophy}}</ref>
{{blockquote|Sebuah tindakan harus diestimasi berdasarkan kecenderungan hasilnya. Apapun yang bermanfaat, itu benar. Ini adalah kegunaan dari setiap aturan moral, yang memberikan kewajiban.
Tetapi untuk semua ini tampaknya ada keberatan yang jelas, yaitu bahwa banyak tindakan yang berguna, yang tak seorang pun dalam akal sehatnya akan menganggapnya sebagai benar. Ada saat-saat tangan si pembunuh akan sangat berguna… Jawaban yang sebenarnya adalah ini; bahwa tindakan ini, bagaimanapun, tidak berguna, dan karena alasan itu, tidak benar.
Untuk melihat poin ini dengan sempurna, harus diperhatikan bahwa akibat buruk dari tindakan ada dua, khusus dan umum. Akibat buruk tertentu dari suatu tindakan, adalah kerusakan yang ditimbulkan oleh tindakan tunggal itu secara langsung dan segera. Konsekuensi buruk umum adalah pelanggaran beberapa aturan umum yang diperlukan atau berguna.…
Anda tidak dapat mengizinkan satu tindakan dan melarang yang lain, tanpa menunjukkan perbedaan di antara mereka. Akibatnya, tindakan yang sama harus secara umum diizinkan atau dilarang secara umum. Oleh karena itu, ketika suatu tindakan akan merusak, menjadi perlu untuk menetapkan dan mendukung aturan yang umumnya melarang tindakan itu.|author=|title=|source=}}
== Utilitarianisme klasik ==
=== Jeremy Bentham ===
[[Berkas:Jeremy_Bentham_by_Henry_William_Pickersgill_detail.jpg|pra=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c8/Jeremy_Bentham_by_Henry_William_Pickersgill_detail.jpg/220px-Jeremy_Bentham_by_Henry_William_Pickersgill_detail.jpg|ka|jmpl|[[Jeremy Bentham]]]]
Buku Bentham ''[[An Introduction to the Principles of Morals and Legislation]]'' diterbitkan pada tahun 1789. Terdapat kemungkinan bahwa Bentham terdorong untuk menerbitkan karyanya setelah ia melihat kesuksesan karya Paley, ''Principles of Moral and Political Philosophy''. \<ref name="Rosen, Frederick 2003, p. 132">Rosen, Frederick. 2003. ''Classical Utilitarianism from Hume to Mill''. Routledge. p. 132.</ref> Meskipun buku Bentham tidak langsung sukses,<ref>Schneewind, J. B. 1977. ''Sidgwick's Ethics and Victorian Moral Philosophy''. Oxford: [[Clarendon Press]]. p. 122.</ref> ide-idenya tersebar lebih jauh ketika [[Pierre tienne Louis Dumont]] menerjemahkan pilihan artikel-artikel yang diedit dari berbagai manuskrip Bentham ke dalam bahasa Prancis. ''Traité de législation civile et pénale'' diterbitkan pada tahun 1802 dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Inggris oleh Hildreth sebagai ''The Theory of Legislation.''
==== Prinsip utilitas ====
Karya Bentham dimulai dengan pernyataannya tentang prinsip utilitas:<ref>[[Jeremy Bentham|Bentham, Jeremy]]. 1780. "[http://www.koeblergerhard.de/Fontes/BenthamJeremyMoralsandLegislation1789.pdf#page=43 Of The Principle of Utility]." Pp. 1–6 in ''[[An Introduction to the Principles of Morals and Legislation]]''. London: T. Payne and Sons. (Also available as [https://www.utilitarianism.com/jeremy-bentham/#one eText], [[wikisource:An Introduction to the Principles of Morals and Legislation/Chapter I|Wikisoure]]). p. 1.</ref>
{{Blockquote|Alam telah menempatkan umat manusia di bawah kendali dua penguasa yang berdaulat, yaitu rasa sakit dan kesenangan. Kedua hal itu saja dapat menunjukkan apa yang harus kita lakukan.… Yang dimaksud dengan prinsip utilitas adalah prinsip yang sesuai atau tidak sesuai dengan setiap tindakan apa pun yang harus menambah atau mengurangi kebahagiaan pihak yang kepentingannya dipertimbangkan: atau tindakan apa pun untuk mempromosikan atau menentang kebahagiaan itu. Saya mengatakan bahwa setiap tindakan apa pun (yang mempromosikan kebahagiaan), dan karena itu tidak hanya setiap tindakan individu pribadi, tetapi setiap tindakan pemerintah (harus mempromosikan kebahagiaan).}}
==== Kalkulus hedonis ====
Dalam Bab IV, Bentham memperkenalkan metode untuk menghitung nilai kesenangan dan rasa sakit, yang kemudian dikenal sebagai [[Kalkulus Hedonis|kalkulus hedonis]]. Bentham mengatakan bahwa nilai kesenangan atau rasa sakit dapat diukur menurut tingkat intensitas, durasi, kepastian/ketidakpastian dan kedekatan/kejauhan. Selain itu, perlu untuk mempertimbangkan "kecenderungan tindakan apa pun yang menghasilkan" kesenangan dan rasa sakit itu. Menurut Bentham, untuk menghitung nilai positif dan negatif dari suatu tindakan, perlu untuk mempertimbangkan produktivitas dari suatu tindakan itu. Dengan kata lain, kemungkinan akan diikuti oleh sensasi dari yang sama atau yang berlawanan. Akhirnya, perlu untuk mempertimbangkan sejauh mana jumlah orang yang terkena dampak dari tindakan tersebut.
==== Kejahatan tingkat pertama dan kedua ====
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah kapan, jika memang ada, mungkin dapat dibenarkan untuk [[Pidana|melanggar hukum]]. Isu ini didiskusikan dalam ''The Theory of Legislation''. Dalam karya itu, Bentham membedakan antara kejahatan tingkat pertama dan kedua. Mereka dari urutan pertama adalah konsekuensi yang lebih langsung; yang kedua adalah ketika konsekuensi menyebar ke masyarakat yang menyebabkan "alarm" dan "bahaya".
<blockquote>Memang benar ada kasus, jika kita membatasi diri pada efek urutan pertama, kebaikan akan memiliki keutamaan yang tak terbantahkan atas kejahatan. Jika pelanggaran dianggap hanya berdasarkan sudut pandang ini, tidak akan mudah untuk memberikan alasan tentang adanya kekakuan hukum. Setiap hal tergantung pada kejahatan orde kedua; inilah yang memberikan karakter kejahatan pada tindakan tersebut, dan yang membuat hukuman diperlukan. Misalnya, keinginan fisik untuk memuaskan rasa lapar. Jika seorang pengemis, yang terdesak oleh rasa kelaparan, mencuri roti dari rumah orang kaya, yang mungkin dari menyelamatkannya dari kelaparan, dapatkah membandingkan kebaikan yang diperoleh si pencuri untuk dirinya sendiri, dengan kejahatan yang diderita orang kaya itu? . . . Bukan kejahatan tingkat pertama yang harus dirujuk sehingga perlu dijadikan pelanggaran, tetapi karena kejahatan tingkat kedua.<ref>{{Cite book|last=Bentham|first=Jeremy|last2=Dumont|first2=Etienne|last3=Hildreth|first3=R|date=November 2005|title=Theory of Legislation: Translated from the French of Etienne Dumont|publisher=Adamant Media Corporation|isbn=978-1-4021-7034-8|page=58}}</ref></blockquote>
=== John Stuart Mill ===
Mill dibesarkan sebagai seorang pengikut Jeremy Bentham (Benthamite) dengan tujuan agar ia melanjutkan cita-cita utilitarianisme.<ref>{{Cite book|last=Halevy|first=Elie|year=1966|title=The Growth of Philosophic Radicalism|publisher=Beacon Press|isbn=978-0-19-101020-0|pages=282–84}}</ref> Buku Mill ''[[Utilitarianisme (buku)|Utilitarianisme]]'' pertama kali muncul dalam rangkaian tiga artikel yang diterbitkan di ''Fraser's Magazine'' pada tahun 1861 dan kemudian dicetak ulang sebagai satu buku pada tahun 1863.<ref>{{Cite book|last=Hinman|first=Lawrence|year=2012|title=Ethics: A Pluralistic Approach to Moral Theory|url=https://archive.org/details/ethicspluralisti0000hinm_o6n5|publisher=Wadsworth|isbn=978-1-133-05001-8}}</ref><ref>{{Cite book|last=Mill|first=John Stuart|date=2010|url=https://books.google.com/books?id=TnYZ4tO5640C&pg=PA33|title=Utilitarianism - Ed. Heydt (Broadview Editions)|publisher=Broadview Press|isbn=978-1-55111-501-6|page=33|access-date=2019-07-28|orig-year=1863}}</ref>
==== Kesenangan yang lebih tinggi dan lebih rendah ====
Mill menolak pengukuran utilitas yang murni didasarkan pada metode kuantitatif dan mengatakan:<ref>{{Cite book|last=Mill|first=John Stuart|year=1998|title=Utilitarianism|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-875163-2|editor-last=Crisp|editor-first=Roger|page=56}}</ref>
{{Blockquote|Adalah hal yang sesuai dengan prinsip utilitas untuk mengakui fakta bahwa beberapa jenis kesenangan lebih diinginkan dan lebih berharga daripada kesenangan yang lain. Akan tidak masuk akal bahwa dalam memperhitungkan semua hal lain, kualitas dianggap sama dengan kuantitas dan bahwa estimasi kesenangan harus bergantung pada kuantitas saja.}}Kata ''utilitas'' umumnya digunakan untuk mengartikan kesejahteraan umum atau kebahagiaan. Menurut pandangan Mill, utilitas adalah konsekuensi dari tindakan yang baik. Utilitas, dalam konteks utilitarianisme, mengacu pada orang yang melakukan tindakan untuk utilitas sosial. Utilitas berarti kesejahteraan banyak orang. Dalam karyanya, Utilitarianisme, utilitas adalah bahwa orang benar-benar menginginkan kebahagiaan, dan karena setiap individu menginginkan kebahagiaan mereka sendiri, maka berarti kita semua menginginkan kebahagiaan setiap orang, dan berkontribusi pada utilitas sosial yang lebih besar. Dengan demikian, tindakan yang menghasilkan kesenangan terbesar untuk utilitas masyarakat adalah tindakan terbaik, atau seperti yang dikatakan [[Jeremy Bentham]], pendiri Utilitarianisme awal, sebagai kebahagiaan terbesar dari jumlah terbesar.
Berbeda dengan apa yang dikatakan para kritikusnya, Mill mengatakan bahwa "tidak ada teori kehidupan [[Epikureanisme|Epicurean]] yang tidak memberikan kesenangan intelektual. ... nilai ini jauh lebih tinggi sebagai kesenangan dibandingkan sekadar kesenangan sensasi." Mill berpendapat bahwa beberapa kesenangan intelektual secara intrinsik lebih baik dibandingkan kesenangan lainnya.
Mill juga menyatakan bahwa "kesenangan intelektual memiliki nilai yang tidak sebanding dengan jumlah kepuasan atau kesenangan (keadaan mental) yang dihasilkan."<ref>Brink, David. [2007] 2018. "[https://plato.stanford.edu/entries/mill-moral-political Mill Moral and Political Philosophy]." ''[[Stanford Encyclopedia of Philosophy]]''. Retrieved 5 July 2020.</ref> Mill mengatakan bahwa orang harus mengejar cita-cita besar ini, karena jika mereka memilih untuk mendapatkan kepuasan dari kesenangan kecil, "beberapa ketidakpuasan pada akhirnya akan merayap masuk. Kita akan menjadi bosan dan depresi."<ref>{{Cite journal|last=Hauskeller|first=Michael|year=2011|title=No Philosophy for Swine: John Stuart Mill on the Quality of Pleasures|journal=Utilitas|volume=23|issue=4|pages=428–446|doi=10.1017/S0953820811000264}}</ref> Mill mengklaim bahwa kepuasan dari kesenangan kecil hanya memberikan kebahagiaan jangka pendek. Hal ini selanjutnya berakibat negatif kepada individu yang mungkin merasa hidupnya kurang bahagia karena kemudian berkesimpulan bahwa kebahagiaan itu sementara. Sedangkan, pengejaran intelektual memberikan kebahagiaan jangka panjang karena hal itu memberikan individu kesempatan konstan sepanjang hidupnya untuk meningkatkan kualitas kehidupannya dengan mendapatkan keuntungan dari pengetahuan yang diperoleh. Mill memandang pengejaran intelektual "dapat memfasilitasi 'hal-hal yang lebih baik' dalam hidup" sementara pengejaran kecil tidak mencapai tujuan ini.<ref>Saunders, Ben. 2010. "J. S. Mill's Conception of Utility." ''[[Utilitas]]'' 22(1):52–69. {{Doi|10.1017/S0953820809990380}}. {{ProQuest|200183451}}.</ref> Mill mengatakan bahwa pengejaran intelektual memberi individu kesempatan untuk melarikan diri dari siklus depresi yang konstan karena pengejaran ini memungkinkan mereka untuk mencapai cita-cita mereka, sementara kesenangan kecil tidak menawarkan ini.
==== Menjustifikasi prinsip utilitas ====
Dalam Bab Empat ''[[Utilitarianisme (buku)|Utilitarianisme]]'', Mill mendiskusikan bukti apa yang dapat diberikan untuk menjustifikasi prinsip utilitas:<ref>{{Cite book|last=Mill|first=John Stuart|year=1998|title=Utilitarianism|location=Oxford|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-875163-2|editor-last=Crisp|editor-first=Roger|page=81}}</ref>
{{Blockquote|Satu-satunya bukti yang dapat diberikan bahwa suatu objek terlihat adalah bahwa orang benar-benar melihatnya. Satu-satunya bukti bahwa suatu suara dapat didengar adalah bahwa orang-orang mendengarnya.… Dengan cara yang sama, saya memahami bahwa satu-satunya bukti yang memungkinkan untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan adalah bahwa orang benar-benar menginginkannya.… Tidak ada alasan yang dapat diberikan mengapa kebahagiaan umum diinginkan, kecuali bahwa setiap orang, sejauh yang dia yakini dapat dicapai, menginginkan kebahagiaannya sendiri ... kita tidak hanya memiliki semua bukti yang diakui kasusnya, tetapi semua yang mungkin diperlukan, bahwa kebahagiaan adalah kebaikan: bahwa kebahagiaan setiap orang adalah kebaikan bagi orang itu, dan, oleh karena itu, kebahagiaan umum adalah kebaikan bagi kelompok semua orang.|author=|title=|source=}}
== Referensi ==
{{
{{Authority control}}
[[Kategori:Filsafat]]
[[Kategori:Filsafat sosial]]
[[Kategori:Etika]]
[[Kategori:Teori etika]]
{{filsafat-stub}}
|