Saduki: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JohnThorne (bicara | kontrib) |
Pembenaran tanda hubung boros Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(12 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Brooklyn Museum - The Pharisees and the Saduccees Come to Tempt Jesus (Les pharisiens et les saducéens viennent pour tenter Jésus) - James Tissot - overall.jpg|
'''Saduki''' adalah nama dari kelompok aristokratik [[Yahudi]] yang berkuasa di [[Yerusalem]] hingga [[Bait Suci]] dihancurkan pada tahun 70 M.
Kaum Saduki tidak meninggalkan bukti tertulis tentang diri mereka, sehingga keterangan mengenai kaum ini didapat dari kelompok-kelompok yang menentang mereka, sehingga kebanyakan pandangan terhadap mereka adalah negatif.<ref name="Wahono"/>
== Latar Belakang ==
Nama “Saduki” diduga berasal dari [[Zadok]] yang merupakan nama imam agung yang hidup pada masa raja [[Daud]].<ref name="Wahono"/>
== Ciri-ciri ==
=== Politik ===
Kaum Saduki berlaku sebagai [[Aristokrasi (kelas)|aristokrat]] di tengah masyarakat Yahudi yang dijajah oleh [[Romawi]], karena itu mereka memiliki hubungan dengan pemerintah Romawi.<ref name="Ehrman"/> Posisi Imam Besar, yang merupakan posisi tertinggi di Bait Suci, menjadi perantara antara rakyat Yahudi dengan gubernur Romawi.<ref name="Ehrman"/> Dengan demikian, sikap politis kaum Saduki mendua, sebab sebagai orang Yahudi sejati seharusnya mereka tidak menerima adanya penguasa-penguasa asing di negeri Yahudi, namun di sisi lain, mereka bersikap realistis terhadap kenyataan bahwa Romawi lebih kuat dan Yahudi tidak berdaya.<ref name="Groenen">C. Groenen. 1984. ''Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru''. Yogyakarta: Kanisius.</ref>
=== Kebudayaan ===
Terhadap perluasan budaya Yunani atau [[Helenistik|Helenisme]] yang sejak masa pemerintahan dinasti [[Seleukid]] mulai dilakukan di tanah Yahudi, mereka juga bersikap mendua.<ref name="Toombs"/> Mereka bersikap simpati dan condong terhadap Helenisme, serta bermaksud menyerap sebanyak mungkin, tetapi sekaligus mereka ingin mempertahankan identitas Yahudi.<ref name="Toombs">{{id}}Lawrence E. Toombs. 1978. ''Di Ambang Fajar Kekristenan''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 56-59</ref> Hal itu berarti mereka harus menetapkan apa yang paling hakiki dari [[agama Yahudi]] sedemikian rupa, sehingga tersedia bidang-bidang lain yang dapat menyerap Helenisme.<ref name="Toombs"/> Dengan demikian, di dalam kehidupan sehari-hari, kaum Saduki condong menyesuaikan diri dengan kehidupan Yunani, sedangkan dalam bidang keagamaan mereka memegang teguh agama Yahudi seturut [[Taurat]] [[Musa]].<ref name="Toombs"/> Hal tersebut dimungkinkan karena mereka tidak seperti kaum Farisi yang memegang pelbagai tafsiran dan hukum tambahan dari [[Taurat]] [[Musa]].<ref name="Groenen"/>
=== Keagamaan ===
==== Hanya mengakui Taurat Musa ====
Menurut [[Yosefus]], kaum Saduki menolak konsep takdir, kekekalan jiwa, dan ganjaran kekal setelah kematian, serta mereka menerima adanya [[kehendak bebas]].<ref name="Groenen"/> Ia juga mencatat bahwa kaum Farisi memberi aturan-aturan tertentu kepada orang banyak yang tidak dicatat oleh Musa, dan orang-orang Saduki menolaknya.<ref name="Stambaugh"/> Dengan demikian, kaum Saduki hanya mengakui kewibawaan lima kitab Taurat Musa dan menolak tradisi-tradisi lisan yang merupakan tafsiran terhadap Taurat Musa, dan banyak umum diterima oleh rakyat banyak.<ref name="Groenen"/> Selain itu, kaum Saduki menolak konsep [[kebangkitan orang mati]],
==== Ritual Keagamaan ====
Baris 23:
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Agama]]
[[Kategori:Teologi]]
|