Ratna Sarumpaet: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Mengembalikan suntingan oleh 2404:C0:2C10:0:0:0:2D21:2A89 (bicara) ke revisi terakhir oleh Frendy Aldo Tobing
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(48 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Batak Toba|Toba]]|[[Sarumpaet]] ([[Sibarani]])}}
{{Infobox person
| pre-nominals =
| name = Ratna Sarumpaet
| post-nominals =
| image = Ratna Sarumpaet Interviewed on December 2019.jpg
| alt = <!-- teks deskriptif untuk digunakan oleh perangkat lunak sintesis ucapan (text-to-speech) -->
| caption =
Baris 26:
| height = <!-- "X cm", "X m" atau "X ft Y in" plus referensi opsional (konversi dilakukan secara otomatis) -->
| weight = <!-- "X kg", "X lb" atau ("X st Y lb" ditambah referensi opsional (konversi dilakukan secara otomatis) -->
| spouse = {{Marriage|Ahmad Fahmy Alhady|25 June 1972|23 November 1985|reason=divorced}}
| partner = <!-- Pasangan jangka panjang yang belum menikah. Jika sangat relevan, atau jika pasangannya terkenal; "pasangan" di sini berarti pasangan hidup yang belum menikah (dari jenis kelamin atau preferensi seksual apa pun), bukan mitra bisnis. Di Indonesia sendiri, status ini jarang dipakai-->
| children = 4, termasuk [[Atiqah Hasiholan]]
| parents = {{ubl|Saladin Sarumpaet (bapak)|Julia Hutabarat (ibu)}}
| parents = <!-- Nama orang tua; termasuk hanya jika mereka secara independen terkenal atau sangat relevan.-->
| relatives = {{ubl|[[Mutiara Sani|Mutiara Sarumpaet]] (kakak)|[[Sam Sarumpaet]] (kakak)}}
| family = {{Plainlist|
* [[Asrul Sani]] (ipar)
Baris 48:
}}
 
'''Ratna Sarumpaet''' ({{lahirmati||16|7|1949}}){{sfn|Fitri 2002, Playwright Ratna still}} adalah seniman berkebangsaan [[Indonesia]] yang banyak mengeluti dunia panggung [[teater]], selain sebagai [[aktivis]] organisasi sosial dengan mendirikan ''Ratna Sarumpaet Crisis Centre''. Ratna terkenal dengan pementasan [[monolog]] ''[[Marsinah]] Menggugat'', yang banyak dicekal di sejumlah daerah pada era administrasi [[Orde baru]].<ref>{{cite webCite news|url=http://www.liputan6.com/news/read/2069342/ratna-sarumpaet-saya-bukan-pendukung-prabowo |title=Ratna Sarumpaet: Saya Bukan Pendukung Prabowo |date=26 Juni 2014 |accessdate=28 Juni 2014 |websitework=[[Liputan6.com]]|editor-last=Rinaldo |last=Rinaldo |language=id }}</ref>
 
== Biografi ==
Ratna Sarumpaet, lahir dalam keluarga [[Kristen]] yang aktif secara politis di [[SumatraSumatera Utara]]. Awalnya, awalnyaRatna menempuh belajarstudi arsitektur di [[Jakarta]]. Setelah melihat drama [[W.S. Rendra]] pada tahun 1969, ia memutuskan untuk keluar dari studi arsitektur dan bergabung dengan grup drama tersebutW.S. Rendra. Lima tahun kemudian, setelah menikah dan masuk Islam, ia mendirikan Satu Merah Panggung; grup tersebut melakukan sebagian besar adaptasi drama asing. Ketika ia menjadi semakin khawatir tentang pernikahannya dan tidak senang dengan adegan teater lokal, dua tahun kemudian SarumpaetRatna meninggalkan grup dan mulai bekerja di televisi; ia baru kembali pada tahun 1989, setelah menceraikan suaminya.
 
Pembunuhan [[Marsinah]], seorang aktivis buruh, pada tahun 1993 menyebabkan SarumpaetRatna menjadi aktif secara politik. Dia menulis naskah pementasan orisinal pertamanya, ''Marsinah: Nyanyian dari Bawah Tanah'', pada tahun 1994 setelah terobsesi dengan kasus ini. Hal ini diikuti oleh beberapa karya politik lainnya, yang beberapa diantaranya dilarang atau dibatasi oleh pemerintah. Semakin kecewa dengan tindakan otokratik [[Orde Baru]] [[Soeharto]], selama [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|pemilihan umum 1997]] SarumpaetRatna dan grupnya memimpin protes pro-demokrasi. Untuk salah satu di antaranya, pada Maret 1998, ia ditangkap dan dipenjara selama tujuh puluh hari karena menyebarkan kebencian dan menghadiri pertemuan politik "anti-revolusioner".
 
Setelah dibebaskan, SarumpaetRatna terus berpartisipasi dalam gerakan pro-demokrasi; tindakan ini menyebabkan dia melarikan diri dari Indonesia setelah mendengar desas-desus bahwa dia akan ditangkap karena perbedaan pendapat. Ketika dia kembali ke Indonesia, SarumpaetRatna terus menulis stageplays yang bermuatan politik. Ia menjadi kepala Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 2003; dua tahun kemudian dia didekati oleh [[UNICEF]] dan diminta untuk menulis drama untuk meningkatkan kesadaran [[perdagangan anak]] di Asia Tenggara. Pekerjaan yang dihasilkan berfungsi sebagai fondasi untuk debut filmnya tahun 2009, ''[[Jamila dan Sang Presiden]]''. Film ini [[Daftar perwakilan Indonesia pada Penghargaan Akademi untuk Film Berbahasa Asing Terbaik|dikirimkan]] ke ajang [[Academy Awards ke-82]] untuk [[Film Berbahasa Asing Terbaik (Oscar)|Film Berbahasa Asing Terbaik]] namun gagal masuk nominasi. Tahun berikutnya, ia merilis novel pertamanya, ''Maluku, Kobaran Cintaku''.
 
== Latar belakang ==
 
Ratna Sarumpaet dibesarkan di keluarga [[Suku Batak|Batak]] [[Kristen]] yang aktif dalam [[politik]]. Ratna merupakan anak ke limakelima dari sembilan bersaudara, dari pasangan Saladin Sarumpaet, pendiri dan politikus [[Partai Kristen Indonesia]] (Parkindo)<ref>https://books.google.co.id/books?id=hwjZAAAAMAAJ&q=saladin+sarumpaet+pendiri&dq=saladin+sarumpaet+pendiri&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjTlLCuwcvxAhUG4nMBHVDHA7cQ6AEwAHoECAgQAw</ref> yang menjabat Menteri Pertanian dan Perburuhan dalam kabinet [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI), dan Julia Hutabarat, seorang aktivis hak-hak wanita. Keduanya juga menonjol dalam komunitas Kristen.{{sfn|Sarumpaet, Journey}} Tiga saudaranya&nbsp;– Mutiara SaniSarumpaet, Riris Sarumpaet dan Sam Sarumpaet&nbsp;– adalah anggota komunitas seni Indonesia.{{sfn|Fitri 2002, Playwright Ratna still}} Saat remaja ia pindah ke [[Jakarta]] untuk belajar di sana,{{sfn|Winet|2007|p=1190}} menyelesaikan sekolah menengahnya di PSKD Menteng. Dalam biografinya, teman sekelasnya [[Chrisye]] ingat bahwa SarumpaetRatna sangat percaya diri; dia mencatat bahwa ia menikmati menulis puisi dan kemudian membacanya dengan suara keras sementara siswa lain terlibat dalam kegiatan lain.{{sfn|Endah|2007|p=58}}
 
Pada 1969 ia belajar arsitektur di [[Universitas Kristen Indonesia]]. Pada saat inilah dia melihat penampilan ''Kasidah Berzanji'' oleh suatu kumpulan yang dipimpin oleh [[W.S. Rendra]], yang meyakinkannya untuk keluar dari universitas tersebut dan bergabung dengan grup tersebut.{{sfn|Winet|2007|p=1190}}{{sfn|Hatley 1998, Ratna accused, and defiant}} Pada tahun 1974 ia mendirikan Teater Satu Merah Panggung, yang melakukan adaptasi karya-karya asing seperti ''[[Rubaiyat Omar Khayyam]]'' serta ''[[Romeo and Juliet]]'' dan ''[[Hamlet]]'' karya [[William Shakespeare]]&nbsp;– yang terakhir, SarumpaetRatna memainkan peran tituler.{{sfn|Hatley 1998, Ratna accused, and defiant}}
 
SarumpaetRatna menjadi tertarik pada Islam di masa remajanya, namun baru menjadi seorang [[mualaf]] setelah menikah dengan seorang pengusaha berdarah [[Arab-Indonesia]], Ahmad Fahmy Alhady pada tanggal 25 Juni 1972 dan resmi bercerai pada 23 November 1985. Dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai empat orang anak yaitu, Mohamad Iqbal (<!--10 Juli-->1972), Fathom Saulina (<!--2 Desember-->19731974), Ibrahim (<!--2 April-->1979), dan [[Atiqah Hasiholan]] (<!--3 Januari-->1982).<ref>{{cite web |url=https://www.tabloidbintang.com/berita/polah/read/40544/ini-kata-atiqah-hasiholan-soal-ibunya-ratna-sarumpaet-yang-dibully-netizen |title=Ini Kata Atiqah Hasiholan Soal Ibunya, Ratna Sarumpaet yang Di-bully Netizen |author=Supriyanto |date=11 Juni 2016 |accessdate=12 Juni 2016 |website=Tabloid Bintang}}</ref>{{sfn|Winet|2007|p=1190}}{{sfn|Sarumpaet, Journey}} Atiqah juga seorang aktris dan kemudian akan membintangi film ibunya ''Jamila''.{{sfn|The Jakarta Post 2010, Sarumpaet bags two}}
 
Pada tahun 1976, SarumpaetRatna, yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, meninggalkan teater dan memasuki industri film. Setelah perceraiannya, yang memakan waktu beberapa tahun dan membutuhkan rekam tulang rusuknya yang patah untuk memenuhi keperluan di pengadilan agama, ia kembali ke teater pada tahun 1989 dengan pertunjukan ''[[Othello]]'' karya Shakespeare.{{sfn|Winet|2007|p=1190}}{{sfn|Hatley 1998, Ratna accused, and defiant}} SarumpaetRatna mulai bekerja sebagai sutradara pada tahun 1991, dengan serial televisi ''Rumah Untuk Mama'', yang disiarkan di stasiun televisi milik pemerintah [[TVRI (saluran televisi)|TVRI]].{{sfn|Dursin and Alia 2007, Ratna Sarumpaet: The agony}} Pada tahun yang sama, ia mengadaptasi ''Antigone'', suatu tragedi oleh penulis Prancis [[Jean Anouilh]], dalam latar Batak.{{sfn|Jakarta Globe 2006, Putting Politics Center}}
 
== Teater politik ==
 
Sempat menempuh kuliah di Fakultas [[Teknik Arsitektur]] dan Fakultas [[Hukum]] [[Universitas Kristen Indonesia]], Ratna memilih kesenian sebagai alat perjuangannya. Keberpihakannya pada orang-orang kecil dan marginal menjadi tema setiap karya yang dilahirkannya yang mengupas secara terbuka masalah-masalah kemanusiaan, kebenaran dan keadilan serta mempertanyakannya secara frontal ke hadapan pemerintah. Dalam lima belas tahun terakhir, di tengah kesibukannya sebagai aktivis [[hak asasi manusia]] (HAM) dan kemanusiaan, Ratna telah menghasilkan sembilan naskah drama, yang membuatnya dikenal dalam bidangnya. Seluruh naskah itu ditulis untuk memprotes adanya tindak ketidakadilan dalam pemerintahan yang cenderung menindas kaum kecil dan kelompok minoritas. Semua naskah diatas disutradarainya sendiri dan diproduksi / dipentaskan kelompok drama Satu Merah Panggung, yang didirikannya 1974.<ref>{{cite webCite news|url=https://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/26/269588147/Bully-Jurnalis-Ratna-Sarumpaet-Akan-Dilaporkan |title=Bully Jurnalis, Ratna Sarumpaet Akan Dilaporkan |date=26 Juni 2014 |accessdate=28 Juni 2014 |websitework=[[Tempo.co]]|language=id }}</ref>
 
Di era 90-an, Ratna dikenal karena terlibat sebagai aktivis dalam kasus [[Marsinah]] dan membela penderitaan rakyat [[Aceh]] yang terjebak dalam perang antara [[TNI]] dan [[GAM]]. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah antara dia dengan administrasi [[Orde Baru]] kala itu. Pada kampanye [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|Pemilu 1997]], menjelang jatuhnya administrasi Orde Baru, ia bersama kelompok teaternya bergabung dengan kampanye [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP). Dia sempat dikurung ketat oleh kepolisian di sepanjang jalan Warung Buncit, di mana Ratna dan kawan-kawan mengusung sebuah keranda bertuliskan “DEMOKRASI”. Karena hal ini Ratna dan kawan-kawannya sempat ditangkap dan diinterogasi selama 24 jam.<ref>{{cite webCite news|url=https://entertainment.kompas.com/read/2014/06/26/1344022/Ratna.Sarumpaet.Aku.dari.Batak.Dibilang.Batak.Apa.Itu.Rasis. |title= Ratna Sarumpaet: Aku dari Batak, Dibilang Batak, Apa Itu Rasis? |date=26 Juni 2014 |accessdate=28 Juni 2014 |websitework=[[Kompas.com]]|editor-last=Kamil |editor-first=Ati |first=Ichsan |last=Suhendra }}</ref>
 
Pada September 1997, Kepala [[Kepolisian RI]] menutup kasus pembunuhan Marsinah dengan alasan bahwa [[DNA]] Marsinah dalam penyelidikan telah terkontaminasi. Setelah penutupan kasus ini, Ratna menulis [[monolog]] "''Marsinah Menggugat''" dan mengusungnya dalam sebuah tur ke sebelas kota di [[Jawa]] dan [[Sumatra]]. Monolog ini dianggap sebagai karya provokatif, di setiap kota yang mereka datangi, Ratna dan timnya terus mendapat tekanan ketat dari pihak aparat pemerintahan kala itu. Di [[Surabaya]], [[Bandung]] dan [[Bandar Lampung]], pertunjukan ini bahkan dibubarkan secara represif oleh pasukan anti huru-hara. Dengan tingginya kontroversi ''Marsinah Menggugat'', Ratna berhasil membuat kasus pembunuhan Marsinah mencuat. Sebaliknya, sejak itu rumah Ratna di Kampung Melayu Kecil sekaligus menjadi sanggar Satu Merah Panggung terus diawasi intel.<ref>{{cite web|url=http://www.rmol.co/read/2015/06/30/208241/Ratna-Sarumpaet,-Perempuan-Tanpa-Rasa-Takut-|title=Ratna Sarumpaet, Perempuan Tanpa Rasa Takut |date=30 Juni 2015 |accessdate=1 Juli 2015 | first=Yayan |last=Al Hadi |website=Rakyat Merdeka}}</ref>
Baris 78:
=== Demokrasi dan Hak Asasi Manusia ===
 
Lelah menjadi objek intimidasi aparat, pada akhir 1997 Ratna memutuskan melakukan perlawanan. Ia menghentikan sementara kegiatannya sebagai seniman dan mengumpulkan 46 [[LSM]] dan organisasi-organisasi pro-demokrasi di kediamannya, lalu membentuk aliansi bernama Siaga. Sebagai organisasi pertama yang secara terbuka menyerukan agar Suharto turun, Siaga menjadi salah satu organisasi paling diincar oleh aparat. Menjelang Sidang Umum MPR, Maret 1998, ketika pemerintah mengeluarkan larangan berkumpul bagi lebih dari lima orang, Ratna bersama Siaga justru menggelar sebuah Sidang Rakyat “People Summit” di Ancol. Pertemuan ini kemudian dikepung oleh aparat dan Ratna, tujuh kawannya dan putrinya (Fathom) ditangkap dan ditahan dengan banyak tuduhan, salah satunya makar. Sesaat setelah Ratna ditangkap, Edmund William, Atase Politik Amerika di Indonesia waktu itu mengatakan dihadapan para wartawan, "''Perempuan ini memberikan nyawanya untuk perubahan. Kualitas pemimpin yang dibutuhkan Indonesia kalau Indonesia betul-betul mau berubah''". Hal yang sama di saat yang sama juga diucapkan [[Faisal Basri]] "''Kita kehilangan seseorang yang mau memasang badannya untuk demokrasi''".<ref>{{cite webCite news|url=http://www.tribunnews.com/nasional/2013/03/25/ratna-sarumpaet-jangan-namai-aksi-mkri-sebagai-kudeta |title=Ratna Sarumpaet: Jangan Namai Aksi MKRI Sebagai Kudeta |date=25 Maret 2013 |accessdate=28 Juni 2014 |websitework=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id }}</ref>
 
Bersama kawan-kawannya Ratna kemudian ditahan di [[Polda Metro Jaya]]. Sepuluh hari terakhir berada di LP Pondok Bambu, [[gerakan mahasiswa]] dan rakyat yang mendesak agar Suharto turun terus memuncak. LP Pondok Bambu dikawal ketat karena mahasiswa mengancam akan mengepung untuk membebaskan Ratna. Setelah 70 hari dalam kurungan, sehari sebelum Suharto resmi lengser, Ratna dibebaskan.
Baris 128:
== Kontroversi ==
=== Penangkapan dugaan makar 2016 ===
Pada pagi hari tanggal 2 Desember 2016, SarumpaetRatna ditangkap di sebuah hotel di Jakarta karena dicurigai menjadi bagian dari kelompok yang diduga merencanakan kudeta terhadap pemerintah Presiden Joko Widodo.<ref>{{citeCite webnews|title=8 Activists Arrested for Allegedly Plotting a Coup: Report|url=http://en.tempo.co/read/news/2016/12/02/055824845/8-Activists-Arrested-for-Allegedly-Plotting-a-Coup-Report|websitework=[[Tempo.co]]|accessdate=2 Desember 2016 |language=enid|date=2 Desember 2016}}</ref> Ia dilepaskan keesokan harinya.<ref>{{cite news|title=Jakarta releases 'treason' suspects|url=http://www.bangkokpost.com/news/general/1150877/jakarta-releases-treason-suspects|accessdate=7 Desember 2016|agency=THE ASSOCIATED PRESS|publisher=Bangkok Post|date=3 Desember 2016 |language=en}}</ref>
=== Kasus hoaks 2018 ===
{{main|Kasus kebohongan Ratna Sarumpaet}}
Pada bulan September 2018, SarumpaetRatna mengunggah foto wajahnya yang bengkak ke media sosial, dan mengatakan bahwa ia telah diserang oleh orang-orang tak dikenal di [[Bandara Internasional Husein Sastranegara]], [[Bandung]]. Sejumlah tokoh oposisi, termasuk [[Prabowo Subianto]], mengutuk "serangan pengecut" tersebut. Namun, investigasi oleh [[Polda Metro Jaya]] dan [[Polda Jawa Barat]] menemukan bahwa pada hari tersebut tidak ada konferensi internasional di [[Bandung]], bahwa Ratna Sarumpaet tidak ada di Bandara pada hari tersebut, melainkan mengunjungi klinik bedah plastik di [[Jakarta]].<ref>{{cite news |title=Prabowo Subianto campaigner Ratna Sarumpaet claims she was assaulted, police say her bruises were from plastic surgery|date=3 October 2018|url=https://coconuts.co/jakarta/news/prabowo-subianto-campaigner-ratna-sarumpaet-claims-assaulted-police-say-bruises-plastic-surgery/ |accessdate=3 October 2018 |language=en|work=coconuts.co}}</ref>
 
[[Berkas:Ratna Sarumpaet Interviewed on December 2019.jpg|jmpl|ka|Ratna saat konferensi pers pasca [[pembebasan bersyarat]]nya dikabulkan terkait kasus hoaks yang menjeratnya, Desember 2019.]]
Baris 138:
Berdasarkan hasil penyelidikan Kepolisian, Ratna diketahui tidak dirawat di 23 rumah sakit dan tidak pernah melapor ke 28 polsek di Bandung dalam kurun waktu 28 September sampai dengan 2 Oktober 2018. Saat kejadian yang disebutkan pada 21 September, Ratna diketahui tidak sedang berada di Bandung. Hasil penyelidikan menunjukkan Ratna datang ke Rumah Sakit Bina Estetika Menteng, Jakarta Pusat, pada 21 September 2018 sekitar pukul 17.00 WIB. Pihak Kepolisian mengatakan Ratna telah melakukan perjanjian operasi pada 20 September 2018 dan tinggal hingga 24 September. Polisi juga menemukan sejumlah bukti berupa transaksi dari rekening Ratna ke klinik tersebut.
 
Pada tanggal [[3 Oktober]], Ratna mengakui bahwa ia telah berbohong mengenai serangan tersebut untuk menyembunyikan operasi plastiknya dari keluarganya sendiri.<ref>{{citeCite news |title=Ratna Sarumpaet: I`m the Best Hoax Creator |url=https://en.tempo.co/read/news/2018/10/03/055922218/Ratna-Sarumpaet-Im-the-Best-Hoax-Creator |accessdate=3 October 2018 |work=[[Tempo.co]] |date=3 October 2018|language=id }}</ref> Dia dikutip oleh koran ''[[Koran Tempo|Tempo]]'' sebagai menyatakan "ternyata saya adalah pencipta hoax terbaik, kebohongan saya telah menghebohkan negeri".<ref>{{citeCite news|url=https://nasional.tempo.co/read/1132630/ratna-sarumpaet-saya-adalah-pencipta-hoax-terbaik/full&view=ok|date=3 October 2018|work=[[Tempo.co]]|language=id|title=Ratna Sarumpaet: Saya Adalah Pencipta Hoax Terbaik|last=Siddiq|first=Taufiq|accessdate=3 October 2018}}{{Pranala mati|date=November 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Ia kemudian dipecat dari tim kampanye [[pilpres 2019]] [[Prabowo Subianto]].<ref>{{citeCite news |last1=Ibrahim |first1=Gibran Maulana |title=Prabowo Perintahkan Langsung Pemecatan Ratna Sarumpaet |url=https://news.detik.com/berita/4241078/prabowo-perintahkan-langsung-pemecatan-ratna-sarumpaet |accessdate=3 October 2018 |work=detiknews[[Detik.com|detikcom]] |language=id|first=Gibran Maulana |last=Ibrahim }}</ref> Keesokan harinya, Ratna ditahan oleh polisi di [[Bandara Internasional Soekarno-Hatta]], dimana menurutnya ia akan terbang ke [[Chile]] untuk menghadiri suatu konferensi internasional.<ref>{{citeCite news |last1=Damarjati |first1=Danu |title=Bantah Ingin Melarikan Diri, Ratna Sarumpaet Jadi Pembicara di Chile |url=https://news.detik.com/berita/4242937/bantah-ingin-melarikan-diri-ratna-sarumpaet-jadi-pembicara-di-chile |accessdate=4 October 2018 |work=detikNews[[Detik.com|detikcom]] |date=4 October 2018 |language=id|first=Danu |last=Damarjati }}</ref>
 
== Filmografi ==
Baris 155:
=== Film ===
 
{|class="wikitable"
* ''Sebuah Percakapan'' - film pendek, 1985 (Skenario & Sutradara)
|- bgcolor="#CCCCCC" align="center"
* ''Lulu''- Semi Dokumenter, 1989 (Skenario & Sutradara)
| rowspan="2" |'''Tahun'''
* ''Balada Orang-Orang Tercinta'' - film televisi [[TVRI]], 1990 (Skenario)
| rowspan="2" |'''Judul'''
* ''Rumah Untuk Mama'' - film televisi TVRI, 1991 (Skenario & Sutradara)
|
* ''[[Jamila dan Sang Presiden]]'' - film layar lebar, 2009 (Skenario & Sutradara)
| colspan="2" |'''Dikreditkan sebagai'''
|
| rowspan="2" |'''Peran'''
| rowspan="2" |'''Catatan'''
|- white="#CCCCCC" align="center"
!Produser
!Penulis
!Sutradara
! Aktris
|-
|1985
|''Sebuah Percakapan''
|{{No}}
|{{Yes}}
|{{Yes}}
|{{No}}
|{{N/a}}
|Film Pendek
|-
|1989
|''Lulu''
|{{No}}
|{{Yes}}
|{{Yes}}
|{{No}}
|{{N/a}}
|Film Semi Dokumenter
|-
|1990
|''Balada Orang-Orang Tercinta''
|{{No}}
|{{Yes}}
|{{Yes}}
|{{No}}
|{{N/a}}
|Film Televisi (TVRI)
|-
|1991
|''Rumah Untuk Mama''
|{{No}}
|{{Yes}}
|{{Yes}}
|{{No}}
|{{N/a}}
|Film Televisi (TVRI)
|-
|2009
|''[[Jamila dan Sang Presiden]]''
|{{Yes}}
|{{Yes}}
|{{Yes}}
|{{No}}
|{{N/a}}
|Film Layar Lebar; Debut penyutradaraan
|-
|2012
|''[[Garis Bawah]]''
|{{No}}
|{{No}}
|{{No}}
|{{Yes}}
|Surti
|Film Pendek
|-
|2013
|''[[Buang (The Disposal)]]''
|{{No}}
|{{No}}
|{{No}}
|{{Yes}}
|Suster Marisa
|Film Pendek
|-
|2016
|''[[I am Hope]]''
|{{No}}
|{{No}}
|{{No}}
|{{Yes}}
|Warrior of Hope
|Film Layar Lebar
|}
 
== Nominasi dan penghargaan ==
Baris 170 ⟶ 252:
! style="width: 200px; background: #ecc850;" | Hasil
|-
| [[FestivalAsiatica Film Indonesia]]Festival
| rowspan="4" |2009
| [[Festival Film Indonesia 2009|2009]]
|NETPAC Award
| rowspan="9" |<center> ''[[Jamila dan Sang Presiden]]''
|{{Won}}
|-
| rowspan="3" |[[Festival Film Indonesia 2009|Festival Film Indonesia]]
|[[Film Cerita Panjang Terbaik Festival Film Indonesia|Film Cerita Panjang Terbaik]] (Bersama [[Raam Punjabi]])
|{{Nom}}
|-
| [[Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia|Sutradara Terbaik]]
| <center> ''[[Jamila dan Sang Presiden]]''
| {{nom}}
|-
|[[Penulis Skenario Adaptasi Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Adaptasi Terbaik]]
|{{Nom}}
|-
| rowspan="3" |Vesoul Asian Film Festival
| rowspan="5" |2010
|Audience Award
|{{Won}}
|-
|High Schools Award
|{{Won}}
|-
|Golden Wheel
|{{Nom}}
|-
| rowspan="2" |[[Festival Film Bandung]]
|Film Bioskop Terpuji
|{{Nom}}
|-
|Penulis Skenario Terpuji
|{{Won}}
|}
 
Baris 182 ⟶ 291:
* ''Female Human Rights special Award'' dari ''The Asian Foundation For Human Rights'' di [[Tokyo]], Jepang (1998)
* ''Tsunami Award'' - (Ratna Sarumpaet Crisis Center) 2005, Aceh
 
* ''NETPAC Award'' - ''Asiatica Film Mediale'', Roma, Film ''[[Jamila dan Sang Presiden]]'', 2009
== Lihat pula ==
* ''Youth Prize'' - ''Vesoul International Film Festival'', Prancis, Film ''Jamila dan Sang Presiden'', 2010.
* [[Dinna Olivia]]
* ''Public Prize'' - ''Vesoul International Film Festival'', Prancis, Film ''Jamila dan Sang Presiden'', 2010.
* [[Butet Kertaradjasa]]
* [[Wanda Hamidah]]
 
== Referensi ==
Baris 285 ⟶ 396:
|dead-url=no
}}
* {{Cite news|title=Foto anaknya disebar, Yenny Kwok ancam polisikan Ratna Sarumpaet
* {{cite news
|title=Foto anaknya disebar, Yenny Kwok ancam polisikan Ratna Sarumpaet
|url=http://www.merdeka.com/peristiwa/foto-anaknya-disebar-yenny-kwok-ancam-polisikan-ratna-sarumpaet.html
|accessdate=6 July 2014
|work=merdeka[[Merdeka.com]]
|date=25 Juni 2014
|ref={{SfnRef|Merdeka.com 2014, Foto}}
|language=id
}}
* {{cite journal
Baris 316 ⟶ 427:
|date=30 April 2009
|accessdate=1 April 2012
|archiveurl=https://www.webcitation.org/66b4Z4z7M?url=http://www.tempointeraktif.com/share/?act=TmV3cw==
|archivedate=1 April 2012-04-01
|ref={{SfnRef|Hidayah 2009, Jamila tanpa Presiden}}
|dead-url=no
}}
* {{Cite news|title=Jamila dan Sang Presiden Gagal Raih Oscar
* {{cite news
|title=Jamila dan Sang Presiden Gagal Raih Oscar
|url=http://www.antaranews.com/berita/1265689334/jamila-dan-sang-presiden-gagal-raih-oscar
|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]
|date=9 Februari 2010
|accessdate=1 April 2012
Baris 330 ⟶ 441:
|ref={{SfnRef|Antara 2010, Jamila dan Sang Presiden}}
|dead-url=no
|editor-last=Ariwibowo
|editor-first=AA
}}
* {{cite news
Baris 385 ⟶ 498:
|dead-url=no
}}
* {{citeCite news|last=Permana
|last=Permana
|first=Fidel Ali
|title=Jurnalis "Time" Khawatir Tulisannya soal Prabowo dan Ahmad Dhani Bahayakan Dirinya
|url=http://nasional.kompas.com/read/2014/06/25/2139460/Jurnalis.Time.Khawatir.Tulisannya.Soal.Prabowo.dan.Dhani.Bahayakan.Dirinya
|work=[[Kompas.com]]
|date=25 June 2014
|accessdate=26 Juni 2014
Baris 539 ⟶ 651:
{{DEFAULTSORT:Sarumpaet, Ratna}}
[[Kategori:Tokoh Batak]]
[[Kategori:Tokoh Batak Toba]]
[[Kategori:Marga Sibarani]]
[[Kategori:Marga Sarumpaet|Ratna]]
[[Kategori:Tokoh dari Tapanuli Utara]]
[[Kategori:PemeranAktivis perempuan Indonesia|Sarumpaet]]
[[Kategori:AktivisPejuang HAM Indonesia|Sarumpaet]]
[[Kategori:Alumni Universitas KristenDramawan Indonesia|SarumpaetDramawan Indonesia]]
[[Kategori:Penulis skenario Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama dari Kristen ke Islam|Sarumpaet]]
[[Kategori:Penulis wanita Indonesia]]
[[Kategori:Pemeran perempuan Indonesia]]
[[Kategori:Sutradara Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh teater Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Kristen Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama dari Kristen ke Islam]]