Basuki Tjahaya Purnama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(18 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
#ALIH [[Basuki Tjahaja Purnama]]
<gallery>
Berkas:<a href="http://www.flickr.com/photos/15333450@N08/2998797552/" title="ahok2 by extrim_bluesky, on Flickr"><img src="http://farm4.static.flickr.com/3178/2998797552_a1d982ca53.jpg" width="500" height="332" alt="ahok2" /></a>|Amien Rais menyematkan penghargaan
</gallery>
 
'''Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M.''' (lahir di [[Manggar, Belitung Timur]], [[29 Juni]] [[1966]]) adalah [[Bupati]] [[Kabupaten Belitung Timur|Belitung Timur]] periode 2005-2010. Ia merupakan etnis [[Tionghoa]] pertama yang menjadi Bupati Kabupaten Belitung Timur. Ahok, demikian ia biasa disapa, memang dikenal memiliki keinginan kuat dan kepedulian besar terhadap kesejahteraan rakyat. Masyarakat di provinsi [[Bangka-Belitung]] menyapa putra pertama dari Alm. Indra Tjahaja Purnama (Zhong Kim Nam) dan Buniarti Ningsing (Bun Nen Caw) dengan panggilan "Koh Ahok".
 
Semangat [[nasionalisme]] warga negara [[Indonesia]] keturunan Tionghoa (berdialek [[Hakka]]/Kejia) ini bertumbuh seiring didikan keluarga yang ditanamkan sejak kecil. Teman-teman terdekatnya menjulukinya "minoritas ganda”. Sebagian waktunya banyak difokuskan untuk membela kepentingan rakyat. Pria beragama [[Kristen Protestan]] yang memiliki nama Tionghoa, ''Zhong Wan Xie'' ini memiliki seorang istri bernama Veronica ST (kelahiran [[Medan]], [[Sumatera Utara]], 6 September tahun 1977) dan dikaruniai 3 orang putra-putri bernama Nicholas (1998), Nathania (2001) dan Daud Albeenner (2006).
 
== Masa kecil ==
Masa kecil Ahok lebih banyak dihabiskan di Desa Gantung, [[Kecamatan]] Gantung, salah satu kecamatan di Kabupaten Belitung Timur bersama kedua orang tua dan ketiga adiknya, hingga selesai menamatkan pendidikan sekolah menengah tingkat pertama. Setamat dari sekolah menengah pertama, Ahok melanjutkan sekolahnya di [[Jakarta]]. Sekalipun demikian, Ahok selalu berlibur ke kampung halaman sesuai pesan almarhum ayahnya,
 
Nasihat ini diikuti oleh Ahok dan adik-adiknya Dr. Basuri T Purnama ([[dokter]] [[PNS]] di Kabupaten Belitung Timur), Fifi Lety SH. LLM (praktisi [[hukum]]), Harry Basuki MBA (praktisi dan konsultan bidang [[pariwisata]] dan perhotelan). Karena itu, setelah menyelesaikan studi mereka pulang untuk berbakti dan berkarya di kampung halamannya.
 
Banyak kisah lucu maupun sedih melekat dibenaknya hingga sampai sekarang yang tak akan pernah dilupakannya, ketika masih duduk di bangku sekolah dasar. Terutama saat jam pelajaran [[agama Islam]] semua siswa wajib mengikuti, tidak ada pengecualian bagi yang non [[muslim]]. Ia pun menemui kesulitan saat belajar membaca dan menulis ayat suci Al quran, karena ia seorang non muslim. Oleh gurunya, ia pun disarankan untuk mengikuti TPA (Taman Pendidikan [[Agama]]).
 
Perintah dari sang [[guru]] pun diikuti dengan berkunjung ke sebuah TPA (yang kebetulan adalah sebuah [[mushola]]) yang tidak jauh dari tempat tinggalnya pada suatu sore. Namun apa yang didapatnya bukanlah ilmu, tapi suatu hinaan dari seorang guru TPA saat itu, yang menyebut dirinya [[kafir]]. “Kamu orang kafir dak (tidak) boleh masuk ke sini (mushola). Ini hanya untuk orang Islam”. Ia pun diusir dan tidak boleh belajar membaca dan menulis [[Al Quran]].
 
Ia pulang dengan sedih karena tidak bisa mengikuti pelajaran di TPA. Guru agama di sekolahnya lalu membebaskannya dari pelajaran membaca dan menulis Al Quran.
 
== Pendidikan dan dunia bisnis ==
Ahok melewatkan pendidikan dasar dan menengah pertama di Gantung, [[Kabupaten Belitung Timur]]. Melanjutkan Sekolah Menengah Atas dan perguruan tinggi di [[Jakarta]] dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi [[Universitas Trisakti]]. Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi ([[Insinyur]] [[Geologi]]) pada tahun 1989, Basuki pulang kampung, menetap di Belitung dan mendirikan perusahaan CV. Panda yang bergerak dibidang kontraktor pertambangan [[PT Timah]].
 
Setelah dua tahun menjadi kontraktor, Ahok menyadari bahwa untuk menjadi pengelola [[mineral]] ia membutuhkan modal (investor) dan manajemen yang profesional.
 
Untuk itu Ahok memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen keuangan di [[Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya]] Jakarta. Gelar [[Master in Bussiness Administrasi]] (MBA) atau [[Magister Manajemen]] (MM) menyebabkan ia diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di [[Jakarta]]. Perusahaan ini bergerak di bidang kontraktor pembangunan pembangkit [[listrik]]. Ia menjabat sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Karena ingin konsentrasi pekerjaan di [[Belitung]], pada tahun 1995 Ahok memutuskan berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya.
 
Pada 1992 Ahok mendirikan '''PT. Nurindra Ekapersada''' sebagai persiapan membangun pabrik [[Gravel Pack Sand]] (GPS) pada tahun 1995. Pabrik di Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini diharapkannya dapat menjadi proyek percontohan untuk menyejahterakan (pemegang [[saham]], karyawan, dan rakyat) dan memberikan konstribusi bagi [[Pendapatan Asli Daerah]] Belitung Timur dengan memberdayakan sumber daya mineral yang terbatas. Di sisi lain diyakini '''PT. Nurindra Ekapersada''' memikili visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh.
 
Dengan visi ini pada tahun 1994, Ahok didukung oleh seorang tokoh pejuang kemerdekaan Alm. Wasidewo untuk memulai pembangunan pabrik pengolahan [[pasir]] [[kwarsa]] pertama di [[Pulau Belitung]] dengan memamfaatkan teknologi [[Amerika]] dan [[Jerman]]. Pembangunan pabrik ini diharapkan juga memberikan harapan besar menjadi cikal bakal tumbuhnya suatu kawasan industri dan pelabuhan samudra dengan nama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK). Pada akhir tahun 2004, seorang investor [[Korea]] berhasil diyakinkan untuk membangun Tin Smelter (peleburan [[bijih timah]]) di KIAK, hal ini dilakukan untuk menaikkan harga bijih [[timah]] tambang rakyat di pasaran Belitung, sehingga nantinya akan meningkatkan kemampuan perekonomian rakyat. Investor asing asal Korea ini tertarik dengan konsep yang disepakati untuk menyediakan fasilitas komplek pabrik maupun pergudangan lengkap dengan pelabuhan bertaraf internasional di KIAK.
 
== Perjuangan politik ==
Sukses menjadi pengusaha, tak membuat Ahok puas akan kariernya. Pada tahun 2004 ia tertarik terjun ke dunia politik dan bergabung di bawah bendera Partai PIB sebagai ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur. Pada [[pemilu 2004]] ia mencalonkan diri sebagai [[anggota legislatif]] dan terpilih menjadi anggota DPRD [[Kabupaten]] Belitung Timur periode 2004-2009. Masuknya Ahok ke dunia [[politik]] didasari oleh pesan sang ayah (Zhong Kim Nam) yang pernah berkata “Kamu cocoknya jadi pejabat. Karena pengusaha mau pikirkan rakyat banyak, itu tidak mungkin,” demikian pesan ayahnya. Ahok lalu mengikuti saran ayahnya, ia pun kemudian masuk DPRD melalui [[Partai Perhimpunan Indonesia Baru]] (PPIB). PPIB adalah [[partai politik]] yang didirikan oleh Alm. [[Sjahrir (ekonom)|Sjahrir]].
 
Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005, Basuki berpasangan dengan Khairul Effendi, BSc dari [[Partai Nasionalis Banteng Kemerdekaan]] (PNBK) ikut sebagai calon Bupati-[[Wakil Bupati]] Belitung Timur periode 2005-2010. Dengan mengantongi suara 37,13 persen pasangan ini terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Belitung Timur definitif pertama.
 
Data hasil pilkada menggambarkan, pasangan Basuki-Khairul unggul di Kabupaten Belitung Timur yang menjadi lumbung suara [[Partai Bulan Bintang]] (PBB) pada pemilu legislatif tahun 2004 lalu. Bahkan, di Manggar-ibukota Kabupaten Belitung Timur, pasangan yang diajukan PBB juga dikalahkan Basuki-Khairul. Padahal, Manggar kampung halaman mantan Ketua Umum DPP PBB [[Yusril Ihza Mahendra]], yang menjadi basis utama PBB saat itu. Hanya dalam waktu sekitar dua tahun, aspirasi masyarakat di daerah yang banyak dihuni kelompok [[Melayu]]-Muslim itu beralih drastis.
 
Di [[pilkada]] Gubernur Babel tahun 2007, Ahok mengambil bagian menjadi kandidat calon [[Gubernur]]. Mantan Presiden KH [[Abdurrahman Wahid]] (Gus Dur) mendukung Basuki T. Purnama (Ahok) menjadi Gubernur [[Bangka]] Belitung dan ikut berkampanye untuknya.
 
Ketika tampil menyampaikan orasinya, [[Gus Dur]] yang tampil sekitar 15 menit itu menilai Ahok cukup tepat memimpin [[Provinsi]] Kepulauan Bangka Belitung. Menurut Gus Dur, cagub keturunan etnis Tionghoa itu memiliki program strategis yang cukup bagus dengan membebaskan biaya pendidikan dan kesehatan, jika ia terpilih menjadi gubernur Bangka Belitung. Masalah [[pendidikan]] dan kesehatan sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan. "Ahok sudah melaksanakan program terbaik ketika memimpin [[Kabupaten]] Belitung Timur dengan membebaskan biaya kesehatan kepada seluruh warganya," ujar Gus Dur.
 
== Anggota DPRD yang jujur ==
Ketika menjadi wakil rakyat di DPRD Kabupaten Belitung Timur, Ahok dikenal sebagai seorang [[politisi]] yang bersih. Ia dan rekan satu partainya pernah mengembalikan sisa uang perjalanan dinas dari kunjungan kerja ke [[Malang-Jawa Timur]] (dikutip dari www.kompas.co.id, edisi Senin 8 Agustus 2005).
 
Pengembalian uang sisa perjalanan dinas ini bukan suatu hal yang dianggap baik dan wajar oleh rekan lainnya yang di DPRD, malah ia dimusuhi dan dikucilkan oleh rekan-rekan anggota DPRD lainnya. Oleh pimpinan dewan, melalui rapat internal di [[DPRD]], ia tidak diperkenankan menjabat sebagai pimpinan dalam alat kelengkapan DPRD, baik itu komisi atau fraksi.
 
Tak hanya dikenal sebagai politikus yang bersih, ia juga dikenal vokal menyuarakan kepentingan rakyat kecil. Suatu hari terjadi demo oleh para pekerja perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berunjuk rasa di depan gedung DPRD Kabupaten Beltim, menuntut masalah upah yang dibayar di bawah [[upah minimum kabupaten]]. Saat itu, tidak ada anggota DPRD yang keluar untuk menghadapi para pengunjuk rasa. Lalu, Ahok memutuskan untuk menemui para buruh tersebut untuk berdialog, lalu mengeluarkan sejumlah uang dari kantongnya guna membeli nasi bungkus untuk diberikan kepada para pengunjuk rasa. Dan ia pun akhirnya berhasil memperjuangkan kenaikan upah para buruh perkebunan [[kelapa sawit]] sesuai [[UMK]] (dikutip dari www.kompas.co.id, edisi senin 8 Agustus 2005).
 
== Penghargaan ==
Gerakan Tiga Pilar Kemitraan, yang terdiri dari Masyarakat Transparansi Indonesia, [[KADIN]] dan [[Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara]], Kamis (1/2/2007), memberikan penganugerahan kepada para pribadi yang memberikan sumbangan terhadap upaya memberantas korupsi. Mereka adalah mantan guru SMPN 56 Jakarta Nurlaila dan [[Bupati]] Belitung Timur Basuki T Purnama (Ahok).
 
Ahok di nobatkan sebagai Tokoh Anti [[Korupsi]] dari unsur penyelenggara Negara. Ahok dinilai berhasil menekan semangat korupsi pejabat pemerintah daerah. Ini ditandai dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis bagi masyarakat Belitung Timur. Ahok mengalihkan tunjangan bagi pejabat pemerintah untuk kepentingan rakyat. Gerakan Tiga Pilar Kemitraan adalah kemitraan antara unsur pemerintah, dunia usaha dan masyarakat madani. Gerakan ini berdiri sejak tahun 2002 yang memiliki tujuan memberantas korupsi di Indonesia. Gerakan Tiga Pilar memiliki slogan "Bersih, Transparan dan Profesional" (BTP).
 
Kejujuran dan ketulusannya dalam mengabdikan diri untuk kesejahteraan rakyat dan Republik Indonesia juga menghantarkan Ahok menjadi salah seorang dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia oleh [[Tempo (majalah)|Tempo]].
 
{{DEFAULTSORT:Purnama, Basuki Tjahaja}}
[[Kategori:Kelahiran 1966]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Bupati Belitung Timur]]
[[Kategori:Tokoh dari Belitung Timur]]