Jaipongan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 114.79.7.19 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Haikal FK 1705
Tag: Pengembalian SWViewer [1.4]
Bellararadwi (bicara | kontrib)
k menambah pranala dalam
 
(14 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{More footnotes|date=Desember 2020}}
[[Berkas:JaiponganJaipong.jpg|jmpl|Jaipongan|193x193px]]
'''[[Jaipongan]]''' ([[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]]: {{Sund|ᮏᮄᮕᮧᮌᮔ᮪}}) adalah sebuah jenis [[Tarian Indonesia|tari pergaulan]] tradisional [[orang Sunda|masyarakat Sunda]] yang berasal dari wilayah [[Kabupaten Karawang|Karawang]] dan sangat populer di [[Indonesia]].
 
== Sejarah ==
[[Jaipongan]] terlahir melalui proses kreatif dari tangan dingin H. Suanda sekitar tahun 1976 di [[Kabupaten Karawang|Karawang]], Jaipongan merupakan garapan yang menggabungkan beberapa elemen seni tradisi Karawang seperti pencak silat, wayang golek, topeng banjet, ketuk tilu dan lain-lain. Jaipongan di [[Karawang Barat, Karawang|Karawang]] pesat pertumbuhannya di mulai tahun 1976, ditandai dengan munculnya rekaman Jaipongan SUANDA GROUP dengan instrumen musik sederhana yang terdiri dari gendang, ketuk, kecrek, goong, rebab dan sinden atau juru kawih. Dengan media kaset rekaman tanpa label tersebut (indi label), Jaipongan mulai didistribusikan secara swadaya oleh H. Suanda di wilayah Karawang dan sekitarnya. Tak disangka Jaipongan mendapat sambutan hangat,. selanjutnyaSelanjutnya, Jaipongan menjadi sarana hiburan masyarakat Karawang dan mendapatkan apresiasi yang cukup besar dari segenap masyarakat Karawang dan menjadi fenomena baru dalam ruang seni budaya Karawang, khususnya seni pertunjukan hiburan rakyat. Posisi Jaipongan pada saat itu menjadi seni pertunjukan hiburan alternatif dari seni tradisi yang sudah tumbuh dan berkembang lebih dulu di Karawang seperti pencak silat, topeng banjet, ketuk tilu, tarling dan wayang golek. Keberadaan jaipong memberikan warna dan corak yang baru dan berbeda dalam bentuk pengemasannya, mulai dari penataan pada komposisi musikalnya hingga dalam bentuk komposisi tariannya.
 
Mungkin di antara kita hanya tahu asal tari jaipong dari [[Kota Bandung|Bandung]] ataupun malah belum mengetahui dari mana asalnya. Dikutip dari ucapan kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Karawang, Acep Jamhuri “Jaipong itu asli Karawang. Lahir sejak tahun 1979 yang berasal dari tepak Topeng. Kemudian dibawa ke Bandung oleh seniman di sana, Gugum GumilarGumbira. Akhirnya dikemas dengan membuat rekaman. Seniman-seniman Karawang dibawa bersama Suwanda. Ketika sukses, yang bagus malah Bandung. Karawang hanya dikenal gendangnya atau nayaga (pemain musik). Makanya sekarang kami di Disbudpar akan mencoba menggali kembali seni tari Jaipong bahwa ini seni yang sesungguhnya berasal dari Karawang”.
Tari ini dibawa ke kota Bandung oleh [[Gugum Gumbira]], sekitar tahun 1960-an, dengan tujuan untuk mengembangkan tarian asal Karawang di kota Bandung yang menciptakan suatu jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara, khususnya Jawa Barat. Meskipun termasuk seni tari kreasi yang relatif baru, Jaipongan dikembangkan berdasarkan kesenian rakyat yang sudah berkembang sebelumnya, seperti [[Ketuk Tilu]], [[Kliningan]], serta [[Ronggeng]]. Perhatian Gumbira pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada [[Kliningan]]/[[Bajidoran]] atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak ''bukaan'', ''pencugan'', ''nibakeun'' dan beberapa ragam gerak ''mincid'' dari beberapa kesenian menjadi inspirasi untuk mengembangkan kesenian Jaipongan.
 
Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi terbentuknya tari pergaulan ini. Di kawasan perkotaan [[Priangan]] misalnya, pada masyarakat elite, tari pergaulan dipengaruhi dansa ''Ball Room'' dari Barat. Sementara pada kesenian rakyat, tari pergaulan dipengaruhi tradisi lokal. Pertunjukan tari-tari pergaulan tradisional tak lepas dari keberadaan [[ronggeng]] dan pamogoran. Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara bergaul. Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran. Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu dikenal oleh masyarakat [[orang Sunda|Sunda]], diperkirakan kesenian ini populer sekitar tahun [[1916]]. Sebagai seni pertunjukan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh unsur-unsur sederhana, seperti waditra yang meliputi [[rebab]], [[kendang]], dua buah [[kulanter]], tiga buah [[ketuk]], dan [[gong]]. Demikian pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak yang baku, kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan.
Baris 18:
== Perkembangan ==
[[Berkas:Jaipongan Bunga Tanjung 02.jpg|jmpl|kiri|200px|Jaipongan Mojang Priangan]]
Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari "Daun Pulus Keser Bojong" dan "[[Rendeng Bojong]]" yang keduanya merupakan jenis [[tari putri]] dan tari berpasangan (putra dan putri). Dari tarian itu muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal seperti [[Tati Saleh]], [[Yeti Mamat]], [[Eli Somali]], dan [[Pepen Dedi Kurniadi]]. Awal kemunculan tarian tersebut sempat menjadi perbincangan, vulgar. Namun dari ekspos beberapa media cetak, nama Gugum Gumbira mulai dikenal masyarakat, apalagi setelah tari Jaipongan pada tahun [[1980]] dipentaskan di [[TVRI]] (saluran televisi)|TVRI stasiun pusat Jakarta]]. Dampak dari kepopuleran tersebut lebih meningkatkan frekuensi pertunjukan, baik di media televisi, hajatan maupun perayaan-perayaan yang diselenggarakan oleh pihak swasta dan pemerintah.
 
Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggiat seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya tari Jaipongan, dimanfaatkan oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus-kursus tari Jaipongan, dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub-pub malam sebagai pemikat tamu undangan, di mana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup-grup di beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya "kaleran" (utara).
Baris 26:
Perkembangan selanjutnya tari Jaipongan terjadi pada tahun [[1980]]-[[1990-an]], di mana [[Gugum Gumbira]] menciptakan tari lainnya seperti [[Toka-toka]], [[Setra Sari]], [[Sonteng]], [[Pencug]], [[Kuntul Mangut]], [[Iring-iring Daun Puring]], [[Rawayan]], dan [[Tari Kawung Anten]]. Dari tarian-tarian tersebut muncul beberapa penari Jaipongan yang handal antara lain [[Iceu Effendi]], [[Yumiati Mandiri]], [[Miming Mintarsih]], Nani, Erna, [[Mira Tejaningrum]], [[Ine Dinar]], [[Ega, Nuni]], Cepy, Agah, [[Aa Suryabrata]], dan Asep.
 
Dewasa ini tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu identitas kesenian Jawa Barat, hal ini tampak pada beberapa acara-acara penting yang berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat, maka disambut dengan pertunjukan tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi kesenian ke mancanegara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan. Tari Jaipongan banyak memengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, [[kacapi jaipongan|kacapi Jaipongan]], dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong menjadi kesenian Pong-Dut.Jaipongan yang telah dipelopori oleh Mr. Nur & Leni.ngeteh sau
 
== Sumber rujukan ==
Baris 36:
* {{commonscat-inline}}
* [http://forumkajiansenikarawang.wordpress.com/2012/04/14/menguak-sejarah-lahirnya-jaipong/ Menguak Sejarah Lahirnya Jaipong]
 
{{indo-tari-stub}}
{{Tarian di wilayah pulau Jawa|state=autocollapse}}
 
[[Kategori:Seni di Indonesia]]
[[Kategori:Tarian dari Jawa Barat/Karawang]]
[[Kategori:Budaya Jawa Barat]]
[[Kategori:Tari di Indonesia]]
[[Kategori:Kesenian Sunda]]
[[Kategori:Budaya Jawa BaratSunda]]
[[Kategori:Tarian dari Jawa Barat/KarawangSunda]]