Sektor tersier: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
~kat |
Membatalkan suntingan berniat baik oleh 180.244.166.139 (bicara) (⭐) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(12 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{unreferenced|date=Maret 2010}}
'''Sektor
[[Bisnis]] sektor jasa yang semakin meningkat berfokus pada ide [[ekonomi]] [[pengetahuan]]. Kegiatan ekonomi berlangsung dengan memahami apa yang diinginkan [[konsumen]] dan cara memenuhi kepuasan konsumen dengan kondisi yang efektif dan efisien. Satu contoh baik dari hal ini ialah [[industri]] [[Bank|perbankan]] yang telah mengalami perubahan besar beberapa tahun belakangan ini. Menggunakan [[teknologi informasi]] dan [[komunikasi]], bank dengan cepat mengurangi jumlah
== Analisa ==
▲Satu contoh baik dari hal ini ialah [[industri perbankan]] yang telah mengalami perubahan besar beberapa tahun belakangan ini. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, bank dengan cepat mengurangi jumlah staf yang dibutuhkan. Banyak komunitas bank dan bangnuan telah bergabung untuk membentuk bisnis yang lebih "ramping" yang mampu menghasilkan lebih banyak keuntungan dari basis pengguna luas. Kunci proses ini adalah memperoleh informasi mengenai pengguna jasa dan memberikan mereka produk-produk baru.
=== Upah tenaga kerja ===
[[Upah]] [[tenaga kerja]] pada sektor tersier umumnya dipengaruhi oleh tingkat [[pendidikan]] yang telah ditempuh oleh tenaga kerja. Tingkat upah tenaga kerja pada sektor tersier umumnya berbading lurus dengan tingkat pendidikan dari tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka upah semakin tinggi pula. Penyebab adanya perbedaan upah tenaga kerja ialah adanya pandangan bahwa [[kemampuan]] atau keahlian tenaga kerja diukur dengan tingkat pendidikan. Jenjang pendidikan menjadi cara mudah untuk menentukan upah yang harus dibayarkan atas keterampilan atau keahlian tenaga kerja. Selain itu, pada sektor tersier kesempatan kerja dari tenaga kerja yang menempuh [[perguruan tinggi]] lebih banyak dibandingkan dengan tenaga kerja yang tidak menempuh perguruan tinggi.<ref>{{Cite book|url=http://pusbindiklatren.bappenas.go.id/file/bukuterbit/BUKU%2003_EKONOMI%20PEMBANGUNAN%20(full).pdf|title=Direktori Mini Tesis-Disertasi Ekonomi Pembangunan|location=Jakarta Pusat|publisher=Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia|isbn=978-623-91602-1-0|editor-last=Guspika, dkk.|pages=97|url-status=live}}</ref>
== Manfaat ==
=== Pembangunan ekonomi berbasis agribisnis ===
Pengelolaan sektor tersier secara tepat bersama dengan [[sektor primer]] dan [[sektor sekunder]] dapat menghasilkan sistem perekonomian yang mengarah pada [[pembangunan ekonomi]]. Sektor tersier yang berdaya saing dan memiliki kemampuan produksi yang tinggi dapat dikelola melalui [[agribisnis]]. Pembangunan ekonomi bersifat saling berhubungan satu sama lain di antara [[wilayah]]-wilayah dalam suatu negara.<ref>{{Cite book|last=Sinaga|first=Obsatar|date=2010|url=http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/liberalisasi_perdagangan_agro_o.pdf|title=Liberalisasi Perdagangan Agro: Kesiapan Jawa Barat dalam Implementasi AFTA|location=Bandung|publisher=Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Bandung|isbn=978-602-9015-01-0|editor-last=Tim Editor M63 Foundation|pages=72|url-status=live}}</ref>
== Fenomena ==
=== Transformasi struktural ===
Sektor tersier umumnya mulai menggantikan peran sektor primer pada masa peralihan [[sistem perekonomian]] dari ekonomi [[tradisi]]onal menjadi ekonomi [[modern]]. Peralihan ini dikenal sebagai [[fenomena]] transformasi struktural. Kegiatan ekonomi beralih dari sektor primer menuju ke sektor sekunder hingga ke sektor tersier. Pengurangan peran ditandai dengan beralihnya [[tenaga kerja]]<nowiki/>dan investasi dari sektor primer menuju ke sektor sekunder atau tersier. Pengurangan peran pada sektor primer merupakan salah satu metode pencapaian [[pertumbuhan ekonomi]] yang disertai dengan transformasi struktural. Tenaga kerja dialihkan dari sektor dengan [[produktivitas]] rendah ke sektor dengan produktivitas tinggi.<ref>{{Cite book|last=Daryanto, A., dkk.|date=2015|url=https://media.neliti.com/media/publications/48499-ID-transformasi-struktural-usahatani-dan-petani-indonesia.pdf|title=Analisis Tematik ST2013 Subsektor: Transformasi Struktural Usahatani dan Petani Indonesia|location=Jakarta|publisher=Badan Pusat Statistik|isbn=978-979-064-870-8|editor-last=Yuwono|editor-first=Margo|pages=3|url-status=live}}</ref>
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Sektor ekonomi|Tersier]]
[[Kategori:Industri]]
|