Ayat-Ayat Setan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nasr7 (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Ebn Abee Dhahhak El Shirazy (bicara) ke revisi terakhir oleh Fazoffic
Tag: Pengembalian
 
(42 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{tentang|riwayat ayat-ayat setan|novel karya Salman Rushdie|The Satanic Verses}}
 
Insiden '''ayat-ayat setan''', atau dikenal juga dalam literatur [[Islam]] sebagai ''Qissat al-Gharaniq'' (''Kisah Burung-Burung Bangau''), adalah nama sebuah kejadian dimanadi masa kenabian [[Nabi Muhammad]], telahdi mana ia pernah keliru mengira ayat-ayatperkataan yang "dibisikkan oleh [[setan]]" sebagai [[wahyu]] dari Tuhan (''[[Allah]]'').<ref name="Ahmed">{{cite journal|last1=Ahmed|first1=Shahab|title=Ibn Taymiyyah and the Satanic Verses|journal=Studia Islamica|date=1998|volume=87|pages=67-124|url=http://www.jstor.org/stable/1595926|publisher=Maisonneuve & Larose}}</ref>
 
Riwayat mengenai peristiwa ini dapat ditemukan dalam beberapa sumber, seperti ''[[Sirah|Sirah nabawiyah]]'' yang ditulis oleh [[al-Waqidi|al-Wāqidī]], [[IbnIbnu Sa'dad]] (juru tulis dari Waqidi) dan [[IbnIbnu Ishaq]] (yang direkonstruksi oleh [[Alfred Guillaume]]),<ref name="IbnIshaq">{{Cite book|last = Ibn Ishaq|first = Muhammad|title = Ibn Ishaq's Sirat Rasul Allah - The Life of Muhammad Translated by A. Guillaume.|publisher = Oxford University Press|location = Oxford|page = 165|date = 1955|url = https://archive.org/stream/TheLifeOfMohammedGuillaume/The_Life_Of_Mohammed_Guillaume#page/n105/mode/1up|isbn =9780196360331}}</ref> demikian jugapula daripada [[tafsir]] oleh [[Muhammad ibnbin Jarir al-Tabari|athat-Thabarī]] yang merupakankerap dianggap sebagai salah satu kitab tafsir yang dianggap paling benar (''shahih''),<ref>{{Cite web|title=أيهما أصح " تفسير ابن كثير " أو " تفسير الطبري " ؟ - الإسلام سؤال وجواب|url=https://islamqa.info/ar/answers/43778/%D8%A7%D9%8A%D9%87%D9%85%D8%A7-%D8%A7%D8%B5%D8%AD-%D8%AA%D9%81%D8%B3%D9%8A%D8%B1-%D8%A7%D8%A8%D9%86-%D9%83%D8%AB%D9%8A%D8%B1-%D8%A7%D9%88-%D8%AA%D9%81%D8%B3%D9%8A%D8%B1-%D8%A7%D9%84%D8%B7%D8%A8%D8%B1%D9%8A|website=islamqa.info|language=ar|access-date=2021-08-16}}</ref> [[Tafsir al-Jalalain|Tafsir al-Jalalayn]], sertadan secara tidak langsung padajuga dalam [[Shahih Bukhari]].
 
Istilah 'ayat-ayat setan' pertama kali disebutkan dan dipopulerkan oleh Sir [[William Muir]] (1858).<ref name="Esposito2003">{{cite book|author=John L. Esposito|title=The Oxford dictionary of Islam|url=http://books.google.com/books?id=Bcis07kDq30C&pg=PT563|year=2003|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-512558-0|page=563}}</ref>
 
== Ikhtisar Kisah ==
[[Muhammad bin Ismail al-Bukhari|Bukhari]] melaporkan di dalam kitab koleksi [[Hadits Shahih|hadits shahih]]-nya bahwa orang-orang [[Musyrikin|Musyrik]] ikut bersujud bersama Nabi Muhammad ketika beliauia selesai membacakan [[Surah An-Najm|Surat An-Najm]]:
 
{{quote|''Disampaikan Ibnu Abbas: Ketika Nabi {{saw}} selesai membaca Surat an-Najm, beliauNabi bersujud, dan orang-orang Muslim, Musyrikin, Jin, dan umat manusia ikut bersujud bersama beliaubersamanya.''<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4862 - Prophetic Commentary on the Qur'an (Tafseer of the Prophet (pbuh)) - كتاب التفسير - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4862|website=sunnah.com|access-date=2021-08-16}}</ref>|[https://sunnah.com/bukhari:4862 Sahih al-Bukhari 4862] }}
 
Menurut [[Ibnu Jarir ath-Thabari|ath-Thabari]] dan [[Tafsir al-Jalalain|al-JalalaynJalalain]] pada tafsir-tafsir fenomenal mereka,<ref>{{Cite web|date=2017-11-05|title=TafsirKarya-Karya Athath-Thabari, QSyang 22:52Fenomenal|url=https://quranrepublika.ksuco.edu.said/tafseershare/tabary/sura22-aya52.htmloyx1t0313|website=KingRepublika Saud UniversityOnline|archive-urllanguage=https://perma.cc/Q7BT-E2LEid|archiveaccess-date=17 Agustus 2021|access-date=17 Agustus 202108-18}}</ref><ref>{{Cite web|date=2021-01-11|title=موقعDi التفيرBalik Nama Tafsir Al-Jalalain, Kitab Tafsir الكبيرTerpopuler|url=https://altafsirrepublika.comco.id/share/qmr4nn320|website=Altafsir.comRepublika Online|language=id|access-date=2021-08-1618}}</ref> dan berbagai sumber islamMuslim lainnya, hal ini terjadi dikarenakan pada saat Nabi Muhammad menurunkanmenyampaikan ayat 19-20 dari Surat[[Surah An-Najm]] dari [[Allah]] berikut:
{{quote|''Disampaikan Ibnu Abbas: Ketika Nabi selesai membaca Surat an-Najm, beliau bersujud, dan orang-orang Muslim, Musyrikin, Jin, dan umat manusia ikut bersujud bersama beliau.''<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4862 - Prophetic Commentary on the Qur'an (Tafseer of the Prophet (pbuh)) - كتاب التفسير - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4862|website=sunnah.com|access-date=2021-08-16}}</ref>|[https://sunnah.com/bukhari:4862 Sahih al-Bukhari 4862] }}
 
{{quote|'''{19}''' Pernahkan kalian berpikir mengenaimemikirkan Al-Lat dan Al-'Uzza<br />'''{20}''' Dan Al-Manat, yang ketiga, (atau) yang satu lainnya?''|2=[https://quran.com/53/19-20?locale=en&font=v1&reading=false&translations=19%2C20%2C203 QS 53:19-20]}}
Menurut ath-Thabari dan al-Jalalayn pada tafsir-tafsir fenomenal mereka,<ref>{{Cite web|title=Tafsir Ath-Thabari, QS 22:52|url=https://quran.ksu.edu.sa/tafseer/tabary/sura22-aya52.html|website=King Saud University|archive-url=https://perma.cc/Q7BT-E2LE|archive-date=17 Agustus 2021|access-date=17 Agustus 2021}}</ref><ref>{{Cite web|title=موقع التفير الكبير|url=https://altafsir.com/|website=Altafsir.com|access-date=2021-08-16}}</ref> dan berbagai sumber islam lainnya, ini terjadi dikarenakan pada saat Nabi Muhammad menurunkan ayat 19-20 dari Surat An-Najm berikut:
 
[[Setan]] membisikkan kepada beliauMuhammad kalimat yang justru memuja ketiga [[Dewi]] kaum Musyrikin tersebut, sehingga beliauMuhammad menganggap bahwa kalimat dari setan itu adalah sebagai bagian dari [[Al-Quran]], yang manakemudian isinyadisampaikan oleh Muhammad ke khalayak ramai. Isi dari kalimat itu adalah:
{{quote|''19} Pernahkan kalian berpikir mengenai Al-Lat dan Al-'Uzza<br />20} Dan Al-Manat, yang ketiga, atau yang satu lainnya?''|[https://quran.com/53/19-20 QS 53:19-20]}}
 
{{Quote|Mereka adalah burung-burung bangau yang terbang tinggi; syafaat dari mereka sungguh sangat diharapkan.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume06/page/n156/mode/1up|title=The History of al-Tabari [Ta’rikh al-rusul wa’l-muluk], vol. VI|archive-url=https://perma.cc/R6PK-WFMB|pages=108|archive-date=18 Agustus 2021|url-status=live}}</ref> }}
Setan membisikkan kepada beliau kalimat yang justru memuja ketiga [[Dewi]] kaum Musyrikin tersebut, sehingga beliau menganggap kalimat dari setan itu sebagai bagian dari Al-Quran, yang mana isinya adalah:
 
Pada malam harinya, [[Jibril]] datang dan mengabari Muhammad, bahwa Setan telah menyelipkan kata-katanya ke dalam wahyu Tuhan yang telah ia sampaikan. Dalam riwayat [[Ibnu Ishaq]], Muhammad dikabarkan merasa sedih atas kejadian itu. Namun beberapa saat kemudian kesedihannya menghilang setelah Tuhan meyakinkannya dengan membatalkan ([[Nasakh (tafsir)|nasakh]]) ayat dari setan tersebut serta mengrimkan kembali ayat-ayat yang benar.<ref>{{Cite web|title=Tafsir Ath-Thabari, QS 22:52|url=https://quran.ksu.edu.sa/tafseer/tabary/sura22-aya52.html|website=King Saud University|archive-url=https://web.archive.org/web/20210816180855/https://quran.ksu.edu.sa/tafseer/tabary/sura22-aya52.html|archive-date=2021-08-16|access-date=17 Agustus 2021|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=QuranX.com The most complete Quran / Hadith / Tafsir collection available!|url=https://quranx.com/Tafsir/Jalal/22.52|website=quranx.com|access-date=2021-08-18}}</ref><ref>{{Cite web|title=Tafsir Al Jalalayn (QS 22:52)|url=https://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=1&tTafsirNo=74&tSoraNo=22&tAyahNo=52&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2|website=altafsir.com}}</ref>
{{Quote|''Mereka adalah burung-burung bangau yang terbang tinggi; syafaat dari mereka sungguh sangat diharapkan.''}}
 
Beberapa ulama [[Tafsir]], seperti [[ath-Thabari]] percaya bahwa kejadian ini disebutkan kembali di dalam al-Qur'an pada [[Surah Al-Hajj|Surah al-Hajj]].
Pada malam harinya, [[Malaikat Jibril]] pun datang dan mengabari Sang Nabi, bahwa Setan telah menyelipkan kata-katanya ke dalam firman Allah yang telah beliau sampaikan. Mengetahui hal tersebut, Nabi pun merasa sedih. Namun beberapa saat kemudian kesedihan beliau pun sirna setelah Allah meyakinkan ridho-nya kepada beliau dengan me-[[Nasakh (tafsir)|nasakh]] (membatalkan) ayat dari setan tersebut serta menguatkan ayat-ayat-Nya.
{{Quote|Tidak pernah kami mengutus seorang Rasul ataupun Nabi sebelum dirimu, melainkan ketika ia membacakan (wahyu), Setan melemparkan (suatu kebohongan) ke dalamnya. Namun Allah membatalkan apa yang telah Setan lemparkan tersebut. Lalu Allah mengukuhkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.<ref>{{Cite web|title=Surah Al-Hajj - 52|url=https://quran.com/al-hajj?locale=en&font=v1&reading=false&translations=203%2C20%2C19|website=quran.com|archive-url=https://perma.cc/JY6F-VXAW|archive-date=2021-08-18|access-date=2021-08-18}}</ref>|2=[https://quran.com/22/52?locale=en&font=v1&reading=false&translations=19%2C20%2C203 QS 22:52]}}
 
{{Quote|''Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,''|[https://quran.com/22/52 QS 22:52]}}
== Berbagai Penerimaan Umat Muslim Terhadap Riwayat Ini ==
 
=== Islam Awal ===
Menurut Ibnu Taymiyyah "Para Ulama Islam awal ([[Salaf]]) sepakat mengatakan bahwa peristiwa ayat-ayat burung bangausetan ini sesuai dengan Al-Qur'an. Dan ulama-ulama yang datang selanjutnya (Khalaf), yang mengikuti ulama-ulama Salaf, mereka berkata bahwa riwayat-riwayat ini telah direkam dengan ''[[isnad]]'' (rantai penyampaian) yang shahih dan mustahil untuk menolaknya, bahkan Quran sendiri menjadi bukti atasnya."<ref>{{cite book|last1=Ibn Taymiyyah|url=http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?ID=611&start=&idfrom=1015&idto=1019&bookid=22&Hashiya=5|title=Majmu' al-Fatawa|access-date=13 June 2018|archive-url=https://web.archive.org/web/20180613111810/http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?ID=611&start=&idfrom=1015&idto=1019&bookid=22&Hashiya=5|archive-date=13 June 2018|url-status=dead}}</ref> [[Biografi]] terawal mengenai Nabi Muhammad yang ditulis oleh [[Ibnu Ishaq]] (761–767) telah hilang tapi koleksi dari catatan-catatannya secara umum selamat di dalam dua sumber yaitu pada kitab [[Ibnu Hisyam|Ibnu HIsyam]] (833) dan [[Ibnu Jarir ath-Thabari|ath-Thabari]] (915). Di dalam kitab Thabari, Ibnu Ishaq adalah salah satu perawi dari riwayat ini, namun ini tidak ditemukan di dalam catatan Ibnu Hisyam, yang mengakui bahwa dirinya tidak memasukkan bagian-bagian yang dapat "membuat gelisah orang-orang tertentu."<ref>{{cite book|last1=Holland|first1=Tom|date=2012|url=https://books.google.com/books?id=1f_BR2DulRIC&q=%22matters+which+would+distress+certain+people%22&pg=PT51|title=In the Shadow of the Sword|publisher=Doubleday|isbn=9780385531368|pages=42}}</ref> Ibnu Sa'ad dan Al-Waqidi, dua penulis awal biografi Nabi Muhammad lainnya juga mencatatkan kisah ayat-ayat setan ini.<ref>{{Cite book|last=Al-Waqidi|first=|url=https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.217622/page/n167/mode/2up|title=The Life Of Mahomet Vol 2|pages=150 - 152|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Ibn Sa'd|url=https://books.google.co.id/books/about/Kitab_Al_tabaqat_Al_kabir.html?id=Ni7vzAEACAAJ&redir_esc=y|title=Kitab al Tabaqat al Kabir|publisher=Pakistan Historical Society|pages=236 - 239|url-status=live}}</ref>
 
=== Periode Abad Pertengahan Kemudian ===
Referensi dan tafsir mengenai ayat-ayat ini tampak dalam bagian awal periode.<ref>{{Citation|last2=Ibn Hishām|first2=ʻAbd al-Malik|last1=ibn Isḥāq ibn Yasār|first1=Muḥammad|author-link=Ibn Ishaq|title=Sīrat Rasūl Allāh}}</ref><ref>{{Citation|last=Ṭabarī|first=Ṭabarī|author-link=Muhammad ibn Jarir al-Tabari|title=Tārīkh ar-Rusul wal-Mulūk}}</ref><ref>{{Citation|last=Ṭabarānī|first=Sulaymān ibn Aḥmad|title=al-Mu'jam al-Kabīr}}</ref> Selain terdapat pada tafsir Athath-Thabari, kisah ini juga terdapat pada tafsir dari [[:en:Muqatil_ibn_SulaymanMuqatil ibn Sulayman|Muqatil bin Sulaiman]], [[:en:ʽAbd_alʽAbd al-Razzaq_alRazzaq al-Sanʽani|Abdur Razzaq as- San'ani]], [[Ibnu Katsir]] dan juga kitab [[Nasakh (tafsir)|naskh]]-nya Abu Ja‘far an-Nahhās, kitab [[Asbabunnuzul|Asbabun Nuzul]] dari Wahidi, dan bahkan di dalam kompilasi ''al-Durr al-Manthūr fil-Tafsīr bil-Mathūr'' tulisan [[as-Suyuti]] dari abad pertengahan akhir.
 
Penolakan terhadap insiden ini memukadimulai pada awal dari abad ke-4 [[Kalender Hijriyah|Hijriah]], seperti di dalam buku karangannya an-Nahhās yang mana terus diangkat oleh beberapa ulama seperti Abu Bakar bin al-Arabi (w. 1157), Fakhr ad-Din Razi (1220) begitupula al-Qurtubi (1285). Argumen penolakan paling komprehensif mengenai faktualitas insiden ini datang di dalam buku karangan Qadi Iyad, ''ash-Shifa‘.''<ref name="EoQ">{{Citation|last=Ahmed|first=Shahab|year=2008|publication-date=14 August 2008|contribution=Satanic Verses|contribution-url=http://www.brillonline.nl/subscriber/entry?entry=q3_SIM-00372|editor-last=Dammen McAuliffe|editor-first=Jane|title=Encyclopaedia of the Qurʾān|location=Georgetown University, Washington DC|publisher=Brill}}{{Pranala mati|date=Agustus 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Penolakannya terdiri atas dua basis. Pertama, bahwa kisah itu bertentangan dengan doktrin ''isma','' yang mengklaim bahwa Nabi selalu mendapat perlindungan dari Allah dari kesalahan. Yang kedua adalah dia menganggap deskripsi dari rantai sanadnya tidak shahih. Ibnu Katsir berkata pada kitab tafsirnya bahwa berbagai semua isnad yang tersedia untuknya hampir semua rantai sanadnya mursal, atau tanpa [[Sahabat Nabi]], walaupun menurut [[Imam Syafi'i|asy-Syafi'i]] ini tidak masalah kalau yang memursalkan adalah termasuk tabi'in tua. Uri Rubin menekankan bahwa terdapat versi-versi isnadsanad yang lengkap sampai ke [[Ibnu Abbas]], tapi ini hanya selamat dalam beberapa sumber, namun dihapus supaya kejadian ini tidak dianggap memiliki isnadsanad yang shahih dan didiskreditkan.<ref name="EoB-256">{{Citation|last=Rubin|first=Uri|publication-date=1995|year=1997|title=The eye of the beholder: the life of Muḥammad as viewed by the early Muslims: a textual analysis|location=Princeton, NJ|publisher=Darwin Press|page=256|isbn=0-87850-110-X}}</ref>
 
=== Ulama-Ulama Islam Modern ===
Walaupun para penulis tafsir pada dua abad pertama Hijriah menganggap riwayat ini tidak merugikan citra Nabi [[Muhammad]] sebagai [[nabi Islam]], akan tetapi riwayat ini tampak mulai ditolak secara universal setidaknya sejak abad ke-13, dan kebanyakan ulama modern menganggap riwayat ini problematis, dalam artian bahwa riwayat ini dianggap sebagai "sangat [[sesat]] karena, dengan mengizinkan syafaat dari ketiga Dewi Kaum Musyrik, riwayat-riwayat tersebut telah mengikis otoritas dan kemaha-kuasaan Allah SWTTuhan. Selain itu riwayat-riwayat itu membawa implikasi yang sangat merusak untuk firmanayat-firmanayat AllahTuhan secara keseluruhan, karena ayat-ayat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad seakan-akan berdasarkan keinginannya untuk melunakkan ancaman terhadap Dewadewa-Dewidewa Musyrikin."<ref>{{Citation|title=Islam and Postcolonial Narrative|author=John D. Erickson|publisher=Cambridge University Press|location=Cambridge, UK|year=1998}}</ref>
 
== Lihat juga ==
Baris 54:
 
== Pranala luar ==
=== Pengulas ===
* [http://www.islamic-awareness.org/Polemics/sverses.html "Those Are The High Flying Claims" (Refutation of the Christian missionary writings on the so-called "Satanic verses")]
* [http://www.witness-pioneer.org/vil/Books/MH_LM/story_of_the_goddesses.htm The Story of the Goddesses]
Baris 62 ⟶ 61:
 
[[Kategori:Sastra Islam]]
[[Kategori:Quranal-Qur'an]]