Kota: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Herman Pahabol (bicara | kontrib)
Menambahkan istilah kota (city) dalam bahasa Melayu.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(22 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{tentang|satuan daerah dalam pengertian umum|satuan administrasi wilayah Indonesia|Kota (Indonesia)}}
'''Kota''' atau dalam [[Ejaan Van Ophuijsen|ejaan lama]] di [[bahasa Indonesia]] disebut '''Kotamadya''' adalah sebuah [[Pola permukiman|pemukiman]] manusia yang besar.<ref name="Goodall">Goodall, B. (1987) ''The Penguin Dictionary of Human Geography''. London: Penguin.</ref><ref name="Kuper and Kuper">Kuper, A. and Kuper, J., eds (1996) ''The Social Science Encyclopedia''. 2nd edition. London: Routledge.</ref>{{efn|The term "city" has different meanings around the world and in some places the settlement can be very small indeed. Even where the term is limited to larger settlements, there is no fixed definition of the lower boundary for their size; common definitions include "250,000" and "one million". This article is about large settlements, however defined.}} Kota kecil dapat disebut '''[[Kota praja]]''', kota besar disebut '''[[Megalopolis]]''', perkumpulan kota besar disebut '''[[Konurbasi]]''', perkumpulan beberapa kota besar dan kota kecil disebut '''[[Kawasan perkotaan|Kawasan Perkotaan]]''', perkumpulan aglomerasi kawasan perkotaan disebut '''[[Metropolitan]]''', perkumpulan kawasan metropolitan disebut '''[[Megakota]]''', dan kawasan setengah kota–setengah desa dapat disebut '''[[Desakota]]'''. Ini dapat didefinisikan sebagai tempat permanen dan berpenduduk padat dengan batas-batas yang ditentukan secara [[Pembagian administratif|administratif]] yang anggotanya bekerja terutama pada tugas-tugas non-[[pertanian]].<ref>{{Cite book|title=Encyclopedia of the City|last=Caves|first=R. W.|publisher=Routledge|year=2004|pages=99}}</ref> Pemimpin kota kadang disebut [[Wali kota]] atau Duma Kota dalam pemerintahan [[Rusia|Federasi Rusia]]. Kota umumnya memiliki sistem yang luas untuk [[perumahan]], [[transportasi]], [[sanitasi]], [[daya guna]], penggunaan lahan, produksi barang, dan [[komunikasi]]. Kepadatan mereka memfasilitasi interaksi antara orang-orang, [[Organisasi|organisasi pemerintah]] dan [[bisnis]], terkadang menguntungkan pihak yang berbeda dalam prosesnya, seperti meningkatkan efisiensi [[Distribusi (bisnis)|distribusi]] [[barang]] dan [[jasa]].
{{Tentang|kota (city)|kota kecil setingkat kecamatan atau distrik|kota kecil{{!}}kota kecil (town)}}
{{Kegunaan lain}}
{{Wiktionary}}
[[Berkas:Earthlights dmsp 1994–1995.jpg|jmpl|Cahaya kota-kota dunia dari antariksa. NASA. Oleh Marc Imhoff]]
 
'''Kota''' ({{lang-en|city|italic=yes}}; {{lang-ms|bandar|italic=yes}}) adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batas wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan serta pemukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan. Sistem kota adalah sekelompok kota-kota yang saling tergantung satu sama lain secara fungsional dalam suatu wilayah dan berpengaruh terhadap wilayah sekitarnya. Sistem kota berisi tentang distribusi kota, indeks dan keutamaan kota serta fungsi kota.<ref>{{Cite book|last=Muta'ali|first=Lutfi|date=2015|url=|title=Teknik Analisis Ragional untuk Perencanaan Wilayah, Tata Ruang, dan Lingkungan|location=Yogyakarta|publisher=Fakultas Gegrafi (BPFG) Universitas Gajah Mada|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref> Kota merupakan kawasan [[Pola permukiman|pemukiman]] dengan jumlah [[penduduk]] yang relatif besar dan [[kepadatan penduduk]] yang tinggi. Selain itu, pemukiman yang ada bersifat tetap dan dihuni oleh masyarakat heterogen.{{Sfn|Jamaluddin|2017|p=35}} Pembentukan kota merupakan hasil dari perkembangan [[desa]] dalam perluasan pemukiman dan peningkatan jumlah penduduk.{{Sfn|Jamaluddin|2017|p=41-42}} Kota berfungsi sebagai pusat pemukiman dan aktivitas manusia sehingga keberadaannya menjadi sangat penting bagi wilayah di sekitarnya dalam kegiatan [[perdagangan]], [[pemerintah]]an, industri dan [[Budaya|kebudayaan]].{{Sfn|Jamaluddin|2017|p=52-53}} Pemilihan kota sebagai tempat pemukiman dipengaruhi oleh adanya pekerjaan di bidang [[jasa]], [[transportasi]] dan [[manufaktur]]. Kota juga memiliki kekurangan yaitu biaya hidup dan tingkat [[Pidana|kriminalitas]] yang tinggi.<ref>{{Cite book|last=Murdiyanto, E.|first=|date=2008|url=http://repository.upnyk.ac.id/3224/1/Buku_Sosperd-Eko_Murdiyanto.pdf|title=Sosiologi Perdesaan|location=Yogyakarta|publisher=Wimaya Press|isbn=978-979-8918-88-9|pages=204|url-status=live}}</ref>
Secara [[Historisisme|historis]], penduduk kota telah menjadi bagian kecil dari umat manusia secara keseluruhan, tetapi setelah dua abad yang belum pernah terjadi sebelumnya dan [[urbanisasi]] yang sangat cepat, lebih dari separuh populasi dunia sekarang tinggal di kota-kota, yang memiliki konsekuensi mendalam bagi keberlanjutan global.<ref>{{Cite journal|url= https://ourworldindata.org/urbanization|title= Urbanization|journal= Our World in Data|date= 13 June 2018|language= en|access-date= 14 February 2021|last1= Ritchie|first1= Hannah|last2= Roser|first2= Max|archive-date= 29 October 2020|archive-url= https://web.archive.org/web/20201029185610/https://ourworldindata.org/urbanization|url-status= live}}</ref><ref>{{Cite book|last1=James|first1=Paul|url=https://www.academia.edu/9294719|title=Urban Sustainability in Theory and Practice: Circles of Sustainability|last2=with Magee|first2=Liam|last3=Scerri|first3=Andy|last4=Steger|first4=Manfred B.|publisher=Routledge|year=2015|location=London|isbn=9781315765747|author-link=Paul James (academic)|access-date=20 December 2017|archive-date=1 March 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20200301210732/https://www.academia.edu/9294719|url-status=live}}</ref> Kota masa kini biasanya membentuk inti dari [[Metropolitan|wilayah metropolitan]] dan [[Kawasan perkotaan|wilayah perkotaan]] yang lebih besar—menciptakan banyak [[komuter]] yang bepergian menuju pusat kota untuk mencari pekerjaan, hiburan, dan pendidikan. Namun, dalam dunia [[globalisasi]] yang semakin intensif, semua kota pada tingkat yang berbeda-beda juga terhubung secara global di luar wilayah ini.
 
Pengaruh yang meningkat ini berarti bahwa kota juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap isu-isu global, seperti pembangunan berkelanjutan, [[pemanasan global]], dan kesehatan global. Karena pengaruh besar terhadap isu-isu global tersebut, masyarakat [[Antarbangsa|internasional]] telah memprioritaskan [[investasi]] di kota-kota melalui tujuan pembangunan berkelanjutan. Karena efisiensi [[transportasi]] dan konsumsi lahan yang lebih kecil, kota padat memiliki potensi untuk memiliki jejak [[ekologi]] yang lebih kecil per penduduk daripada daerah yang jarang penduduknya.<ref>{{Cite web|date=18 September 2019|title=Cities: a 'cause of and solution to' climate change|url=https://news.un.org/en/story/2019/09/1046662|access-date=20 March 2021|website=UN News|language=en|archive-date=4 March 2021|archive-url=https://web.archive.org/web/20210304125023/https://news.un.org/en/story/2019/09/1046662|url-status=live}}</ref> Oleh karena itu, kota kompak sering disebut sebagai elemen penting dalam memerangi [[perubahan iklim]].<ref>{{Cite web|date=30 June 2011|title=Sustainable cities must be compact and high-density|url=https://www.theguardian.com/environment/georgemonbiot/2011/jun/30/sustainable-cities-urban-planning|access-date=20 March 2021|website=The Guardian News|language=en|archive-date=9 March 2021|archive-url=https://web.archive.org/web/20210309124623/https://www.theguardian.com/environment/georgemonbiot/2011/jun/30/sustainable-cities-urban-planning|url-status=live}}</ref> Namun, konsentrasi ini juga dapat memiliki konsekuensi negatif yang signifikan, seperti membentuk pulau panas perkotaan, memusatkan [[Pencemaran|polusi]], dan menekankan pasokan air dan [[sumber daya]] lainnya.
 
[[Berkas:MoscowCollage.jpg|jmpl|250px|[[Moskwa]], [[Rusia]]]]
[[Berkas:London Montage L.jpg|jmpl|250px|[[London]], [[Inggris]]]]
[[Berkas:Jakarta Skyline Part 2.jpg|jmpl|250px|[[Jakarta]], [[Indonesia]]]]
 
Ciri-ciri penting lainnya dari kota-kota selain populasi termasuk status [[ibu kota]] dan pendudukan kota yang relatif berlanjut. Misalnya, [[Ibu kota|ibu kota negara]] seperti [[Beijing]], [[London]], [[Kota Meksiko|Meksiko City]], [[Moskwa]], [[Nairobi]], [[New Delhi]], [[Paris]], [[Roma]], [[Kota Athena|Athena]], [[Seoul]], [[Singapura]], [[Tokyo]], [[Manila]], dan [[Washington, D.C.]] mencerminkan identitas dan puncak bangsanya masing-masing.<ref>{{Cite web|title=Ch2|url=https://www-personal.umich.edu/~sdcamp/capitals/Ch2.html|access-date=10 May 2021|website=www-personal.umich.edu|archive-date=4 August 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20200804223440/http://www-personal.umich.edu/~sdcamp/capitals/Ch2.html|url-status=live}}</ref> Beberapa ibu kota bersejarah, seperti [[Kyoto]] dan [[Xi'an]], mempertahankan refleksi identitas budaya mereka bahkan tanpa status modal modern. Situs-situs suci keagamaan menawarkan contoh lain status modal dalam suatu agama, [[Yerusalem]], [[Makkah]], [[Benares]], [[Ayodhya]], [[Haridwar]], dan [[Prayagraj]] masing-masing memiliki arti penting.
 
== Istilah ==
Pengertian "kota" sebagaimana yang diterapkan di [[Indonesia]] mencakup pengertian "town" dan "city" dalam [[bahasa Inggris]]. Selain itu, terdapat pula [[kapitonim]] "[[Kota (administrasi negara)|Kota]]" yang merupakan satuan administrasi negara di bawah [[provinsi]]. Artikel ini membahas "kota" dalam pengertian umum (nama jenis, ''common name''). Kota dibedakan secara kontras dari [[desa]] ataupun [[kampung]] berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.{{fact}} Desa atau kampung didominasi oleh lahan terbuka bukan pemukiman. Kota memiliki tiga ciri utama, yaitu memilki kepadatan penduduk yang tinggi, pusat segala kegiatan, dan kegiatan utama non pertanian.
[[File:Piraeus map 1908.jpg|thumb|300px|Peta [[Piraeus]], dirancang menurut rencana ''[[Hippodameia]]'' (kisi).]]
[[File:Sheth Motisha Tonk 01.jpg|thumb|upright=1.35| [[Palitana]] mewakili fungsi simbolis kota secara ekstrem, dikhususkan untuk [[Jainisme|kuil Jain]].<ref>Moholy-Nagy (1968), p. 45.</ref>]]
Sebuah kota dapat dibedakan dari pemukiman manusia lainnya dengan ukurannya yang relatif besar, tetapi juga dengan fungsi dan status [[Simbolisme|simbolisnya]] yang khusus, yang dapat diberikan oleh [[Pemerintah pusat|otoritas pusat]]. Istilah ini juga dapat merujuk pada fisik jalan dan bangunan kota atau untuk kumpulan orang yang tinggal disana, dan dapat digunakan dalam pengertian umum berarti [[Kawasan perkotaan|wilayah perkotaan]] daripada [[Desa|pedesaan]].<ref name="OED" /><ref name="Lynch2008p678">Kevin A. Lynch, "What Is the Form of a City, and How is It Made?"; in Marzluff et al. (2008), p. 678. "The city may be looked on as a story, a pattern of relations between human groups, a production and distribution space, a field of physical force, a set of linked decisions, or an arena of conflict. Values are embedded in these metaphors: historic continuity, stable equilibrium, productive efficiency, capable decision and management, maximum interaction, or the progress of political struggle. Certain actors become the decisive elements of transformation in each view: political leaders, families and ethnic groups, major investors, the technicians of transport, the decision elite, the revolutionary classes."</ref>
 
Sensus nasional menggunakan berbagai definisi–faktor pemicu seperti populasi, kepadatan populasi, jumlah tempat tinggal, fungsi ekonomi, dan [[infrastruktur]]–untuk mengklasifikasikan populasi sebagai [[Kawasan perkotaan|perkotaan]]. Definisi kerja tipikal untuk populasi [[Kota praja|kota kecil]] mulai dari sekitar 100.000 orang.<ref>{{Cite web|url= http://data.oecd.org/popregion/urban-population-by-city-size.htm|title= Population by region - Urban population by city size - OECD Data|website= theOECD|language= en|access-date= 3 June 2019|archive-date= 3 June 2019|archive-url= https://web.archive.org/web/20190603220158/https://data.oecd.org/popregion/urban-population-by-city-size.htm|url-status= live}}</ref> Definisi populasi umum untuk daerah perkotaan (kota atau kota) berkisar antara 1.500 dan 50.000 orang, dengan sebagian besar [[negara bagian]] [[Amerika Serikat]] menggunakan minimum antara 1.500 dan 5.000 penduduk.<ref>"[https://unstats.un.org/unsd/demographic/products/dyb/dyb2015/notes/notes06.pdf Table 6] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170811011352/https://unstats.un.org/unsd/demographic/products/dyb/dyb2015/notes/notes06.pdf |date=11 August 2017 }}" in [[United Nations Demographic Yearbook]] ([https://unstats.un.org/unsd/demographic/products/dyb/dyb2015.htm 2015] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180708191849/https://unstats.un.org/unsd/demographic/products/dyb/dyb2015.htm |date=8 July 2018 }}), the 1988 version of which is quoted in Carter (1995), pp. 10–12.</ref><ref name="HugoEtAl2003" />
 
Beberapa [[yurisdiksi]] tidak menetapkan minimum seperti itu.<ref>{{cite web|url= http://www.nclm.org/resource-center/Pages/How-Municipalities-Work.aspx|title= How NC Municipalities Work – North Carolina League of Municipalities|website= www.nclm.org|archive-url= https://web.archive.org/web/20100516211303/http://www.nclm.org/resource-center/Pages/How-Municipalities-Work.aspx|archive-date= 16 May 2010|url-status= dead}}</ref> Di [[Britania Raya]], status kota diberikan oleh [[Mahkota]] dan kemudian tetap secara permanen. Secara [[Historisisme|historis]], faktor kualifikasinya adalah adanya [[katedral]], yang menghasilkan beberapa kota yang sangat kecil seperti [[Wells, Nevada|Wells]], dengan populasi 12.000 hingga tahun [[2018]] dan [[St Davids|Saint Davids]], dengan populasi 1.841 hingga tahun [[2011]]. Menurut "definisi fungsional", sebuah kota tidak dibedakan berdasarkan ukurannya saja, tetapi juga oleh peran yang dimainkannya dalam konteks politik yang lebih besar. Kota berfungsi sebagai [[Ibu kota|pusat administrasi]], komersial, agama, dan budaya untuk wilayah sekitarnya yang lebih besar.<ref name="Smith2002" /><ref name="Marshall14">Marshall (1989), pp. 14–15.</ref> Contoh pemukiman dengan nama "kota" yang mungkin tidak memenuhi salah satu kriteria tradisional untuk diberi nama seperti ''Broad Top City'' di [[Pennsylvania]] (populasi 452 orang).
 
Kehadiran elit terpelajar terkadang dimasukkan dalam definisi.<ref>Kaplan et al. (2004), pp. 23–24.</ref> Kota yang khas memiliki administrator profesional, peraturan, dan beberapa bentuk [[Pajak|perpajakan]] (makanan dan kebutuhan atau sarana lain untuk [[Perdagangan|berdagang]] untuk mereka) untuk mendukung para pegawai pemerintah. Pengaturan ini kontras dengan hubungan [[Vertikal dan horizontal|horizontal]] yang lebih khas dalam suatu [[Etnisitas|suku]] atau [[desa]] mencapai tujuan bersama melalui kesepakatan informal antara tetangga, atau melalui kepemimpinan seorang [[kepala suku]]. Pemerintahan bisa berdasarkan keturunan, agama, kekuatan militer, sistem kerja seperti pembangunan [[kanal]], distribusi makanan, kepemilikan tanah, [[pertanian]], [[perdagangan]], [[manufaktur]], [[keuangan]], atau kombinasi dari semuanya. Masyarakat yang hidup di kota sering disebut [[peradaban]].
 
Tingkat [[urbanisasi]] adalah [[Sistem metrik|metrik]] modern untuk membantu menentukan apa yang terdiri dari sebuah kota: "populasi setidaknya 50.000 jiwa dalam sel jaringan padat yang berdekatan (>1,500 penduduk per kilometer persegi)".<ref>{{cite web|url=https://blogs.worldbank.org/sustainablecities/how-do-we-define-cities-towns-and-rural-areas|title=How do we define cities, towns, and rural areas?|date=10 March 2020|author=Lewis Dijkstra, Ellen Hamilton, Somik Lall, and Sameh Wahba|access-date=2 October 2021|archive-date=6 October 2021|archive-url=https://web.archive.org/web/20211006193626/https://blogs.worldbank.org/sustainablecities/how-do-we-define-cities-towns-and-rural-areas|url-status=live}}</ref> Metrik ini dirancang selama bertahun-tahun oleh [[Komisi Eropa]], ''[[Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi|OECD]]'', [[Bank Dunia]], dan yang lainnya. Kemudian disahkan pada bulan [[Maret]] [[2021]] oleh [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] yang sebagian besar untuk tujuan perbandingan statistik internasional.<ref>{{cite news|title=What makes a city a city? It's a little complicated|first=Oliver|last=Moore|date=2 October 2021|newspaper=[[The Globe and Mail]]|page=A11}}</ref>
 
== Perencanaan tata ruang ==
Teori perencanaan telah berkembang sejak lama dan mengalami banyak perubahan seiring berjalannya waktu. Sedangkan untuk perencanaan sendiri, sejak Patrick Geddes dikutip dalam Rafita (2016) mencetuskannya untuk pertama kali hingga saat ini telah mengalami banyak perubahan. Teori perencanaan mulai berkembang pesat setelah revolusi industri yang mengakibatkan adanya kemunduran kota. Adanya revolusi industri tersebut yang membuat kebutuhan buruh di perkotaan semakin meningkat, dengan begitu akan terjadi degredasi lingkungan yang membuat pakar kota menginginkan suatu reformasi.{{Sfn|Prihatin, Daryanti, dan Pramadha|2019|p=21}} Revolusi industri sendiri telah menciptakan perubahan yaitu dengan adanya kota-kota industri yang mengakibatkan perpindahan penduduk dari daerah pertanian ke daerah industri. Berpindahnya penduduk dari desa ke kota yang tidak memiliki pengetahuan tentang kehidupan kota inilah yang akan menyebabkan perubahan tatanan kota. Untuk itu, mulai muncul gagasan dari Patrick Geddes tentang analisaanalisis terperinci dari pola pemukiman dan lingkungan ekonomi lokal yang merupakan awal dari berkembangnya teori perencanaan.{{Sfn|Prihatin, Daryanti, dan Pramadha|2019|p=21-22}}
 
Perencanaan tata ruang merupakan proses terpadu (bukan produk akhir berhaga mati) b. Perencanaan tata ruang yang menyeluruh dan terpadu mencakup: perencanaan fisik-spasial, perencanaan komunitas, perencanaan sumber daya. c. Perencanaan tata ruang dilakukan berdasarkan kepentingan masyarakat. d. Perencanaan tata ruang dilakukan dengan berlandaskan pertimbangan sumber daya yang tersedia. e. Rencana tata ruang yang akan disusun merupakan rencana yang diperkirakan dapat diwujudkan.{{Sfn|Prihatin, Daryanti, dan Pramadha|2019|p=22}} Dari berbagai teori perencanaan yang ada, terdapat salah satu teori yang erat kaitannya dengan penataan wilayah dan kota yaitu teori Archibugi yang memaparkan mengenai penerapan komponen perencanaan wilayah.{{Sfn|Prihatin, Daryanti, dan Pramadha|2019|p=23}}
Baris 35 ⟶ 21:
* Sebagai Tempat Pusat dari berbagai macam produksi. Contoh: [[Kediri]], [[Pekanbaru]], dan [[Bontang]]
* Sebagai pusat dari banyak perdagangan dan juga keuangan. Contoh: [[Medan]], [[Surabaya]], [[Hong Kong]], [[Singapura]], dan [[Frankfurt]]
* Sebagai pusat dari pemerintahan. Contoh: [[Brasilia]] ([[ibu kota]] [[Brasil]]), [[Washington DC]] (ibu kota [[Amerika Serikat]]), [[Canberra]] (ibu kota [[Australia]])
* Sebagai pusat dari sebuah kebudayaan. Contoh: [[Yogyakarta (kota)|Yogyakarta]] dan [[Surakarta]]
* Sebagai Penopang Kota Pusat atau [[Kota satelit]]. Contoh: [[Tangerang Selatan]], [[Kota Binjai|Binjai]] dan, [[Kota Batu]]
Baris 65 ⟶ 51:
# Zona peralihan atau zona transisi, merupakan daerah kegiatan. Penduduk zona ini tidak stabil, baik dilihat dari tempat tinggal maupun [[sosial]] [[ekonomi]]. Daerah ini sering ditemui kawasan permukiman kumuh yang disebut slum karena zona ini dihuni penduduk miskin. Namun sebenarnya zona ini merupakan zona pengembangan industri sekaligus menghubungkan antara pusat kota dengan daerah di luarnya.
# Zona permukiman kelas proletar, perumahannya sedikit lebih baik karena dihuni oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan karyawan kelas bawah, ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil yang kurang menarik dan rumah-rumah susun sederhana yang dihuni oleh keluarga besar. Burgess menamakan daerah ini yaitu ''working men's homes''.
# Zona permukiman kelas menengah (''residential zonezona''), merupakan kompleks perumahan para karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu. Rumah-rumahnya lebih baik dibandingkan kelas proletar.
# Wilayah tempat tinggal masyarakat berpenghasilan tinggi. Ditandai dengan adanya kawasan elitelite, perumahan dan halaman yang luas. Sebagian penduduk merupakan kaum eksekutif, pengusaha besar, dan pejabat tinggi.
# Zona penglaju (''commuters''), merupakan daerah yang memasuki daerah belakang (''hinterland'') atau merupakan batas desa-kota. Penduduknya bekerja di kota dan tinggal di pinggiran.
 
Baris 98 ⟶ 84:
 
* Teori Konsektoral (Griffin dan Ford, [[1980]])
Teori Konsektoral dilandasi oleh struktur ruang kota di [[Amerika Latin]]. Dalam teori ini disebutkan bahwa DPK atau CBD merupakan tempat utama dari perdagangan, hiburan dan lapangan pekerjaan. Di daerah ini terjadi proses perubahan yang cepat sehingga mengancam nilai historis dari daerah tersebut. Pada daerah – daerahdaerah–daerah yang berbatasan dengan DPK atau CBD di kota-kota Amerika Latin masih banyak tempat yang digunakan untuk kegiatan ekonomi, antara lain pasar lokal, daerah-daerah pertokoan untuk golongan ekonomi lemah dan sebagian lain dipergunakan untuk tempat tinggal sementara para imigran.
 
* Teori Historis (Alonso, [[1964]])
Baris 104 ⟶ 90:
 
* Teori Poros (Babcock, [[1960]])
Menitikberatkan pada peranan transportasi dalam mempengaruhimemengaruhi struktur keruangan kota. Asumsinya adalah mobilitas fungsi-fungsi dan penduduk mempunyai intensitas yang sama dan topografi kota seragam. Faktor utama yang mempengaruhimemengaruhi mobilitas adalah poros transportasi yang menghubungkan CBD dengan daerah bagian luarnya.Aksesibilitas memperhatikan biaya waktu dalam sistem transportasi yang ada. Sepanjang poros transportasi akan mengalami perkembangan lebih besar dibanding zona di antaranya. Zona yang tidak terlayani dengan fasilitas transportasi yang cepat.
 
== Arsitektur ==
Baris 115 ⟶ 101:
 
=== Sudut pandang sosio-spasial ===
Sudut pandang kota dari sosio-spasial diperoleh dari perspektif ruang pada [[ekonomi Marxian]]. [[Henri Lefebvre]] (1991), [[David Harvey]] (1985, 2001, 2012), dan [[Manuel Castells]] (1977) menulis pengembangan perspektif ekonomi Marxian untuk menjelaskan konsep suatu kota. Relasi kuasa dari aktor-aktor penataan ruang diamati melalui fenomena kontestasi, negosiasi, konsensus, dan konflik di perkotaan. Para aktor yang mempengaruhimemengaruhi penataan ruang meliputi pemerintah, masyarakat, dan pasar. Dalam sudut pandang sosio-spasial, keterlibatan pemerintah dengan kepentingan serta kemauan politiknya dipandang sebagai cara mempercepat pengembangan kota. Selain itu, politik pemerintahan juga menjadi alat perubahan kota yang mengacu pada pembangunan global [[metropolitan]]. Kota modern merupakan hasil dari perubahan-perubahan tata ruang yang mempengaruhimemengaruhi kehidupan setiap warga. Perubahan tata ruang merupakan akibat dari kehadiran investor atau pengembang yang melakukan pembangunan gedung, fasilitas umum, dan ruang publik untuk investasi yang terkait dengan perubahan dan tuntutan ekonomi global.{{Sfn|Sumandiyar, dkk.|2020|p=1}}
 
== Masyarakat ==
Baris 127 ⟶ 113:
 
== Keagamaan ==
Suatu kota menjadi tempat terbentuknya komunitas keagamaan dari kalangan [[kelas menengah]]. Kehidupan keagamaan di dalam perkotaan cenderung [[Sekularisme|sekuler]] dan tidak peduli dengan agama. Perkotaan tidak terlalu mempertimbangkan aspek keagamaan dalam kegiatan urban. Kota cenderung mengutamakan kegiatan yang bersifat modern dan berkaitan dengan ekonomi yang melibatkan uang untuk perluasan [[modernitas]].{{Sfn|Faiz|2018|p=254}} Keberadaan kelas menengah di dalam kota membentuk kesalehan agama secara masif. Masyarakat kelas menengah cenderung hidup dengan yang berlandaskan kepada kemampuan ekonomi, sehingga membentuk gaya hidup masyarakat umum. Gaya hidup masyarakat kelas menengah turut mempengaruhimemengaruhi gaya hidup masyarakat kelas bawah melalui peniruan.{{Sfn|Faiz|2018|p=255}}
 
== Bentuk kota ==
Baris 139 ⟶ 125:
== Pemukiman ==
 
=== Pemukiman elitelite ===
Gagasan bentuk kota pada kerajaan-kerajaan diterapkan kembali pada pola pemukiman kota modern dengan sedikit perubahan. Pola pemukiman elitelite di kota berkembang seiring [[globalisasi]]. Para pengembang kota membuat pemukiman-pemukiman dengan model yang dipilih sendiri. Konsep yang umum ditemukan adalah pembatasan kawasan pemukiman dengan dinding pagar dan pintu gerbang sebagai jalur keluar masuk-kawasan. Keamanan dibentuk melalui keberadaan pos [[satuan pengamanan]], [[portal]], palang pintu, dan atribut penanda seperti “dilarang masuk” atau “tamu harap lapor”. Permukiman dengan pembatasan kawasan dan pemberian tanda keamanan disebut sebagai komunitas berpagar atau komunitas pintu gerbang.{{Sfn|Umar|2018|p=6-7}}
 
=== Pemukiman kumuh ===
[[Pemukiman kumuh]] merupakanadalah tempat tinggal bagi sebagian besar masyarakat berpendapatan rendah. Kualitas perumahan yang ada di pemukiman kumuh sangat buruk dan pelayanan dasar disediakan dengan jumlah yang sangat sedikit. Pemukiman kumuh mewakili [[kemiskinan]] kota dengan sangat jelas. Kata permukiman kumuh diartikan sebagai lingkungan perumahan yang baik tetapi mengalami penurunan kualitas akibat meningkatnya kepadatan penduduk yang merupakan masyarakat berpendapatan rendah.{{Sfn|UNESCAP dan UN-HABITAT|2008|p=2}} Di kota, pemukiman kumuh terbentuk di kota yang masih menerapkan sistem kepemilikan tradisional dan adat maupun pada pemukiman yang bersaing dalam ekonomi skala besar. Masyarakat berpendapatan rendah tidak mampu membeli rumah di suatu perumahan karena peningkatan harga sewa atau harga jual yang tdak terjangkau. Satu-satunya pilihan yang dimiliki oleh masyarakat berpendapatan rendah adalah membangun, membeli atau menyewa tempat tinggal yang relatif sempit dengan kualitas [[konstruksi]] yang buruk dan penyediaan pelayanan minimum di permukiman informal. Pilihan ini didasarkan pada penghematan biaya dan waktu yang berkaitan dengan kedekatan tempat tinggal dari sumber pekerjaan di kota. Kepadatan penduduk di pemukiman kumuh menciptakan lingkungan yang tidak sehat.Selain itu, pemukiman kumuh umumnya dibangun di lahan yang berbahaya karena rentan terdampak [[bencana alam]], berada di jalur [[kereta api]], pinggir jalan atau pinggir [[sungai]].{{Sfn|UNESCAP dan UN-HABITAT|2008|p=4}}
 
== Pengembangan ==
Baris 156 ⟶ 142:
 
[[File:Historical global urban - rural population trends.png|thumb|left|Grafik yang menunjukkan urbanisasi dari tahun 1950 diproyeksikan hingga 2050.<ref>{{cite web|url=https://esa.un.org/unpd/wup/|title=United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population Division (2014). World Urbanization Prospects: The 2014 Revision, CD-ROM Edition|archive-url=https://web.archive.org/web/20180706115325/https://esa.un.org/unpd/wup/|archive-date=2018-07-06|url-status=dead}}</ref>]]
Amerika Latin adalah benua yang paling urban, dengan empat perlima penduduknya tinggal di kota, termasuk seperlima dari populasi yang dikatakan tinggal di [[kawasan kumuh]] ([[favela]], [[campamento (Chili)|poblaciones callampas]], dll.).<ref>Paulo A. Paranagua, "[https://www.theguardian.com/world/2012/sep/11/latin-america-urbanisation-city-growth Latin America struggles to cope with record urban growth] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160517055347/http://www.theguardian.com/world/2012/sep/11/latin-america-urbanisation-city-growth |date=17 May 2016 }}" (), ''The Guardian'', 11 September 2012. Referring to [[UN-Habitat]], ''[http://www.citiesalliance.org/sites/citiesalliance.org/files/SOLAC-ProjectOutput.pdf The State of Latin American and Caribbean Cities 2012: Towards a new urban transition] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181113035703/http://www.citiesalliance.org/sites/citiesalliance.org/files/SOLAC-ProjectOutput.pdf |date=2018-11-13 }}''; Nairobi: United Nations Human Settlements Programme, 2012.</ref> [[Batam]], [[Indonesia]], [[Mogadishu]], [[Somalia]], [[Xiamen]], [[Tiongkok]] dan [[Niamey]], [[Niger]], termasuk dalam kota-kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 5-8%.<ref>Helen Massy-Beresford, "[https://www.theguardian.com/cities/2015/nov/18/where-is-the-worlds-fastest-growing-city-batam-niamey-xiamen Where is the fastest growing city in the world?] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170515225754/https://www.theguardian.com/cities/2015/nov/18/where-is-the-worlds-fastest-growing-city-batam-niamey-xiamen |date=15 May 2017 }}"; ''The Guardian'', 18 November 2015.</ref> Secara umum, negara-[[Negara maju|negara-negara maju]] di "[[Global Utara]]" tetap lebih urban daripada [[Negara berkembang|negara-negara berkembang]] di "[[Global Selatan]]"—tetapi perbedaannya terus menyusut karena urbanisasi terjadi lebih cepat di negara-negara berkembang. Asia adalah benua dengan jumlah penduduk kota terbesar: lebih dari dua miliar dan terus bertambah.<ref name="FreyZimmer2001" /> PBB memperkirakan tambahan 2,5 miliar penduduk kota (dan penduduk desa yang berkurang 300 juta) di seluruh dunia pada tahun 2050, dengan 90% dari ekspansi penduduk perkotaan terjadi di Asia dan Afrika.<ref name="SenguptaUN2014" /><ref>Mark Anderson & Achilleas Galatsidas, "[https://www.theguardian.com/global-development/2014/jul/10/urban-population-growth-africa-asia-united-nations Urban population boom poses massive challenges for Africa and Asia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171010005936/https://www.theguardian.com/global-development/2014/jul/10/urban-population-growth-africa-asia-united-nations |date=10 October 2017 }}" ''The Guardian'' (Development data: Datablog), 10 July 2014.</ref>
 
[[File:2006megacities.svg|thumb|right|240px|Peta yang menunjukkan daerah perkotaan dengan setidaknya satu juta penduduk pada tahun 2006.]]
Baris 163 ⟶ 149:
Kota-kota di seluruh dunia telah berkembang secara fisik seiring dengan pertumbuhan populasi, dengan peningkatan luas permukaannya, dengan penciptaan gedung-gedung tinggi untuk penggunaan perumahan dan komersial, dan dengan pengembangan di bawah tanah.<ref>Stephen Graham & Lucy Hewitt, "[https://www.researchgate.net/profile/Stephen_Graham11/publication/258175637_Getting_off_the_ground_On_the_politics_of_urban_verticality/links/57cebebb08ae83b3746222d1.pdf Getting off the ground: On the politics of urban verticality] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171010004828/https://www.researchgate.net/profile/Stephen_Graham11/publication/258175637_Getting_off_the_ground_On_the_politics_of_urban_verticality/links/57cebebb08ae83b3746222d1.pdf |date=10 October 2017 }}; ''Progress in Human Geography'' 37(1), 2012; {{doi|10.1177/0309132512443147}}.</ref><ref>Eduardo F.J. de Mulder, Jacques Besner, & Brian Marker, "Underground Cities"; in Kraas et al. (2014), pp. 26–29.</ref>
 
Urbanisasi dapat menciptakan permintaan yang cepat untuk [[pengelolaan sumber daya air]], karena sumber air tawar yang sebelumnya baik menjadi digunakan secara berlebihan dan tercemar, dan volume [[air limbah]] mulai melebihi tingkat yang dapat dikelola.<ref name="Bakker2003">[[Karen Bakker]], "Archipelagos and networks: urbanization and water privatization in the South"; ''The Geographical Journal'' 169(4), December 2003; {{doi|10.1111/j.0016-7398.2003.00097.x}}. "The diversity of water supply management systems worldwide—which operate along a continuum between fully public and fully private—bear witness to repeated shifts back and forth between private and public ownership and management of water systems."</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 170 ⟶ 156:
* [[Kota administrasi]]
* [[Kota otonom]]
* [[Kotaraya]]
* [[Daftar kabupaten dan kota Indonesia]]
* [[Kota praja]]
* [[Kota madya]]
* [[Daftar kabupatenKabupaten dan kota di Indonesia]]
 
== Catatan ==
Baris 200 ⟶ 189:
* Monti, Daniel J., Jr., ''The American City: A Social and Cultural History''. Oxford, England and Malden, Massachusetts: Blackwell Publishers, 1999. 391 pp.&nbsp;ISBN 978-1-55786-918-0.
* [[Lewis Mumford|Mumford, Lewis]], The City in History (1961)
* {{Cite book|last=O'Flaherty|first=Brendan|year=2005|title=City Economics|url=https://archive.org/details/cityeconomics0000ofla|place=Cambridge Massachusetts|publisher=[[Harvard University Press]]|isbn=0-674-01918-0|ref=harv|postscript=<!--None-->}}
* {{Cite book|last=Pacione|first=Michael|year=2001|title=The City: Critical Concepts in The Social Sciences|place=New York|publisher=[[Routledge]]|isbn=0-415-25270-9|ref=harv|postscript=<!--None-->}}
* Reader, John (2005) Cities. Vintage, New York.