Kerteh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Wiki Farazi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(16 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Lebuhraya Pantai Timur towards Kertih Interchange (Exit 847) eastbound in Kemaman District, Terengganu 20240224 165541.jpg|thumb|Kerteh]]
{{base tanpapenerjemahan|d=16|m=05|y=2009|i=14|ket=|kat=no}}
[[Berkas:Lebuhraya Pantai Timur towards Kertih Interchange (Exit 847) eastbound in Kemaman District, Terengganu 20240224 165548.jpg|thumb|Jalan Tol Pantai Timur menuju ke Simpang Susun Kerteh]]
'''Kerteh''' ialah salah satu [[mukim]] yang terletak di negeri [[Terengganu]]. Kerteh di bangun dari hasi 'emas hitam' iaitu petroleum yang terdapat di dasar [[Laut China Selatan]] yang menghadap ke pantai Kerteh.
'''Kerteh''' adalah salah satu [[mukim]] yang terletak di [[Kemaman]], [[Terengganu]], [[Malaysia]]. Permukiman di Kerteh terbentuk akibat keberadaan [[minyak bumi]] yang berada di dasar [[Laut Tiongkok Selatan]] yang berada tepat di Pantai Kerteh. Kerteh merupakan permukiman dengan tingkat [[kepadatan penduduk]] yang tinggi dengan fasilitas yang lengkap. Keunikan dari Kerteh ialah keberadaan deretan cahaya pada malam hari yang berasal dari Kawasan Perindustrian Petroleum Petronas yang akhirnya memperoleh julukan sebagai kota cahaya.
 
== Asal- usul nama ==
'''Kerteh''' menjadi salah satu kawasan terpenting di daerah [[Kemaman]] karena kepadatan penduduk dan juga fasilitas yang lengkap. '''Kerteh''' juga sering disebut sebagai "City of Light" di kalangan pelancong kerana deretan cahaya dari Kawasan Perindustian [[Petroleum Petronas]] yang menerangi kawasan Kerteh pada waktu malam.
Ada dua asal-usul penamaan Kerteh. Pertama berkaitan dengan periode sebelum Kerteh menjadi permukiman. Kondisi wilayah Kerteh masih berupa perairan berbentuk [[rawa]]. Lalu terjadi pengeringan yang membentuk [[daratan]] di wilayahnya yang dikenali dengan nama ''kering kerotey'' dalam [[bahasa Melayu Terengganu]]. Nama ini kemudian mengalami perubahan dari ''kerotey'' menjadi ''kretay'' hingga akhrinya disebut ''kerteh''. Asal-usul penamaan kedua berkaitan dengan sebuah kisah suami-istri dengan istri bernama Cik Teh. Suaminya berdialog dengan jawaban yaitu ''kera Teh'' ketika istrinya melihat seekor kera saat sedang membuat rumah. Nama ini kemudian berubah pelafalannya menjadi k''erteh''.{{Butuh rujukan}}
 
== BangunanMata pencaharian ==
Sebelum dekade 1920-an, penduduk Kerteh bekerja sebagai [[nelayan]], [[petani]], dan pekerja [[kerajinan tangan]]. Para nelayan mengadakan penangkapan ikan hanya menggunakan sampan karena skala pekerjaannya hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pekerjaan perkebunan terletak di kawasan [[Loji Penapis Minyak Terengganu]] dengan komoditas utama adalah [[kelapa]].{{Butuh rujukan}}Memasuki dekade 1920-an, pekerjaan nelayan meningkat karena telah didirikan industri pembuatan terasi, ikan kering dan budu. Nelayan telah menggunakan perahu berukuran besar dan melakukan penangkapan ikan dengan mengadakan pelayaran.{{Butuh rujukan}}
Berbagai bentuk bangunan telah dibangunkan di '''Kerteh'''. Beberapa diantaranya yaitu:
* [[Bandar Sri Kerteh]],
* [[Lapangan Terbang Kerteh]],
* [[Kawasan Perindustrian Petronas]],
* [[Pelabuhan Kerteh]],
* [[Loji Penapis Minyak Terengganu]],
* [[Rantau Petronas]],
* [[Sekolah Rantau Petronas]],
* [[Rantau Mall Kerteh]],
 
== Pembangunan ==
Selain bangunan-bangunan diatas kreteh juga mempunyai fasilitas seperti: Stadium Mini Kerteh, Klub Desa Rantau Petronas, Lapangan Golf, dan lain-lain. Rantau Petronas turut dibangunkan oleh [[PMINT]]. Terdapat banyak bangunan muncul di Kerteh seiring dengan pembangunan [[ECER]] di seluruh [[negeri Terengganu]].
Pada dekade 1960-an, permukiman di Kerteh masih berupa rumah-rumah tradisional. Bahan bangunan untuk pembuatan atap masih menggunakan [[rumbia]] atau [[seng]]. Pada dekade 1970-an, kondisi pantai yang menghadap [[Laut Tiongkok Selatan]] membentang sepanjang 225 km masih dalam keadaan tenang. Pendaratan penyu di pantai masih dapat diamati.{{Butuh rujukan}}
 
Sebelum tahun [[1979]], Kerteh belum menjadi tempat persinggahan. Namun sejak tahun 1979, [[Petronas]] mulai menugaskan para pekerjanya untuk mengukur tanah dalam rangka pembuatan bandar udara, saluran pipa gas untuk perumahan, dan [[stasiun cuaca]].{{Butuh rujukan}}
== Asal-usul nama ==
Pengelolaan pekerjaan oleh pekerja Petronas diatur oleh Wahab bin Abdul Rahman. Kondisi tanah diketahui dengan mengamati jejak kaki dari hewan seperti [[babi]], [[rusa]], [[beruang]], dan [[harimau]]. Penyeberagan dari tepi sungai ke tepi sungai lainnya masih dilakukan dengan berenang karena belum ada jembatan penghubung. Pertambangan minyak mulai dilakukan dan mulai digunakan istilah pertambangan seperti [[petroringgit]], [[pelantar minyak]], [[minyak mentah]] maupun [[gas petroleum cair]].{{Butuh rujukan}}
* Dulu kawasan Kerteh dipenuhi dengan air. Karena tempat ini adalah kawasan rawa. Setelah itu, tempat yang berawa ini kering dan berubah menjadi daratan dan disebut 'kering kerotey' dalam dialek Terengganu. Akhirnya disebut '''Kerotey''', '''Kretay''', dan sekarang disebut '''Kerteh'''.
* Kisah seorang lelaki yang mempunyai istri bernama Cik Teh. Ketika mereka membuat [[Ruma]], Cik Teh terpandang seekor kera lalu bertanya kepada suaminya. Lalu dijawab 'Kera Teh'. Dialog itu berubah menjadi 'Kerteh'.
 
Sebuah kampung bernama Kampung Labuhan di Kerteh memiliki fungsi sebagai sebuah kawasan [[pelabuhan]]. Di wilayahnya terdapat sebuah pantai yang diberi nama Pantai Ma'Daerah. Kampung Labuhan menjadi wilayah dengan ladang kelapa sawit terluas dan dikenal sebagai Loji Penapisan Minyak Terengganu. Di sekitar Kampung Labuhan terdapat sebuah perkampungan lain bernama Kampung Nyior Matir. Penduduk Kampung Labuhan berasal dari Kampung Nyior Matir. Ladang kelapa sawit mencakup wilayah Kampung Labuhan hingga ke Stasiun Tenaga Listrik Paka. Produk utama ladang tersebut ialah kelapa kering. Pelabuhan yang terletak di Kampung Labuhan menjadi lokasi eksor kelapa kering dari Terengganu ke negara lain.{{Butuh rujukan}}
== Sejarah ==
Pada awalnya penduduk Kerteh bekerja sebagai [[nelayan]], [[petani]], dan pekerja kerajinan tangan. Nelayan secara kecil-kecilan dan untuk keperluan rumah saja. Mereka hanya menggunakan [[sampan]]-[[sampan]] saja ketika menangkap ikan. Tampak kawasan [[Loji Penapis Minyak Terengganu]] asalnya ialah kawasan kebun [[kelapa]].
* 1920-an : Telah berubah menjadi industri [[belacan]], [[ikan kering]] dan [[budu]]. Perahu [[nelayan]] semakin besar dan belayar lebih jauh ke tengah laut.
 
== SejarahBangunan ==
Sebelum [[1979]], tidak ada siapapun yang singgah di [[Kerteh]], [[Terengganu]]. Mulai 1979, pekerja [[Petronas]] mula mengukur tanah untuk pembuatan lapangan terbang baru, skim perumahan laluan saluran [[papa gas]], dan [[stesen kajicuaca]].
Kerteh telah memiliki beberapa [[bangunan]] yang dijadikan sebagai fasilitas publik. Beberapa di antaranya ialah [[Bandar Sri Kerteh]], [[Lapangan Terbang Kerteh]], [[Kawasan Perindustrian Petronas]], [[Pelabuhan Kerteh]], [[Loji Penapis Minyak Terengganu]], [[Rantau Petronas]], [[Sekolah Rantau Petronas]], dan [[Rantau Mall Kerteh]]. Bangunan lain yang didirikan di Kerteh antara lain Stadium Mini Kerteh, Klub Desa Rantau Petronas, dan Lapangan Golf. Rantau Petronas dibangun oleh [[PMINT]]. Pembangunan di Kerteh menjadi marak seiring dengan pembangunan [[ECER]] di seluruh [[Terengganu]].{{Butuh rujukan}}
 
Antara pekerja [[Petronas]] terawal ialah [[Encik Wahab bin Abdul Rahman]] yang duduk di 'rumah putih'. Mereka melihat jejak kaki [[babi]], [[rusa]], [[beruang]], dan [[harimau]] ketika sedang mengukur tanah. Jambatan yang menghubungkan sungai sebelumnya tidak ada ketika itu dan cara satu-satu untuk menyebrang ialah berenang.
 
* 1960-an : Rumah-rumah kampung beratap [[rumbia]] atau [[zink]]
* 1970-an : Pantai [[Laut China Selatan]] sepanjang 225 km masih tenang dan kelihatan penyu mendarat dengan tenang.
* 1980-an : Perubahan cukup pesat di Kerteh. Istilah [[petroringgit]], [[pelantar minyak]], [[minyak mentah]] , [[gas petroleum cair]] digunakan.
 
Asal usul Kampung Labuhan, Kerteh ialah berasal dari nama pelabuhan. Menurut orang tua yang lama menetap di situ, Pantai Ma'Daerah adalah kawasan pelabuhan penting ketika itu. Pada zaman dahulu kawasan Loji Penapisan Minyak Terengganu adalah ladang kelapa terbesar di daerah ini. Antara bukti pentingnya, ada terdapat satu perkampungan awal yang dinamakan Kampung Nyior Matir iaitu berhampiran loji yang ada sekarang ini yang mana penduduk asalnya dipindahkan ke Kampung Labuhan kerana kawasan itu adalah kawasan berhampiran loji. Penanaman kelapa bermula daripada Kampung Labohan sehinggalah di kawasan Stesen Janakuasa Elektrik Paka, merupakan salah sebuah ladang terbesar di Terengganu ketika itu. Produk utama ladang tersebut ialah kelapa kering. Hasil kelapa kering diekspot keluar negara melalui pelabuhan di Kampung Labuhan.
 
== Lihat pula ==
* [[TrengganuTerengganu]]
* [[Petromaks]]
 
== Pranala luar ==
* [http://www.kerteh.com Kerteh Hash House Harriers]
* [http://madaerah-turtle-sanctuary.org Ma'Daerah Turtle Sanctuary] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170610122016/http://madaerah-turtle-sanctuary.org/ |date=2017-06-10 }}
 
{{Terengganu}}
{{East Coast Economic Region}}
 
[[Kategori:Mukim di Malaysia]]
[[Kategori:Terengganu]]
[[Kategori:Geografi Malaysia]]
 
[[en:Kerteh]]
[[ms:Kerteh]]
[[nl:Kerteh]]