Simpang Empat, Tangaran, Sambas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: Bot: Menambah pengawasan otoritas
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7:
|kecamatan =Tangaran
|nama pemimpin =-Karnain
|luas =... 83,50 km²
|penduduk =... jiwa
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
 
{{kegunaanlain|Simpang Empat}}
'''Simpang Empat''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Tangaran, Sambas|Tangaran]], [[Kabupaten Sambas]], [[Kalimantan Barat]], [[Indonesia]].
 
Simpang Empat merupakan desa sekaligus ibu kota Kecamatan Tangaran
 
Asal Usul Simpang Empat
KotaDesa Simpang Empat berdiri sudah cukup lama.Dulu Desa Simpang Empat didiami oleh dua etnis,yaitu melayu,dan tionghoa.Namun setelah terjadi tragedy G30.S/PKI tahun 1965 seluruh etnis tionghoa secara berangsur angkat kaki dari Kotadesa Simpang Empat.Kemudian muncul etnis Madura banyak hijrah dan bemukim di Simpang Empat.Namun setelah terjadi kerusuhan antar
etnis melayu Madura Tahun 1999 hampir seluruh etnis Madura angkat kaki dari Simpang Empat.Hannya tinggal beberapa keluarga saja yang masih tinggal dan memilih tetap menetap di Simpang Empat.
 
Asal muasal desa simpang Empat adalah sebuah tempat yang sepi.Lama Kelamaan menjadi ramai,hingga berdiri sebuah pasar sederhana beratapkan daun rumbia. Berkat bertambah makmurnya rakyat simpang Empat,Khususnya para pedagang,lambat laut pasar tersebut berubah menjadi semakin baik.Semua pasarnya sudah pakai dinding semen beratapkan seng.Dari dulu hingga kini Simpang Empat selalu ramai dikunjungi,lebih-lebih sore hari dan pada bulan Puasa Ramadhan.
Kota Simpang Empat berdiri sudah cukup lama.Dulu Desa Simpang Empat didiami oleh dua etnis,yaitu melayu,dan tionghoa.Namun setelah terjadi tragedy G30.S/PKI tahun 1965 seluruh etnis tionghoa secara berangsur angkat kaki dari Kota Simpang Empat.Kemudian muncul etnis Madura banyak hijrah dan bemukim di Simpang Empat.Namun setelah terjadi kerusuhan antar
 
etnis melayu Madura Tahun 1999 hampir seluruh etnis Madura angkat kaki dari Simpang Empat.Hannya tinggal beberapa keluarga saja yang masih tinggal dan memilih tetap menetap di Simpang Empat.
Menurut Nara Sumber dari salah seorang tokoh masyarakat (warga Kota Simpang Empat) yang bernama H.Masbujang umur 82 Tahun,beliau bercerita: Asal muasal Kota simpang Empat adalah sebuah tempat yang sepi.Lama Kelamaan menjadi ramai,hingga berdiri sebuah pasar sederhana beratapkan daun rumbia. Berkat bertambah makmurnya rakyat simpang Empat,Khususnya para pedagang,lambat laut pasar tersebut berubah menjadi semakin baik.Semua pasarnya sudah pakai dinding semen beratapkan seng.Dari dulu hingga kini Simpang Empat selalu ramai dikunjungi,lebih-lebih sore hari dan pada bulan Puasa Ramadhan.Sebelum tahun dua ribuan pasar Simpang Empat selalu ramai pada malam hari.Hal ini disebabkan karna setiap malam bioskop simpang Empat selalu menayangkan filem-filem layar lebar.
 
Dengan menjamur nya para bola dirumah-rumah penduduk akhirnya tayangan layar lebarpun ditutup.Saat ini bioskop simpang empat hanya tinggal kenangan.
Nama Simpang empat menurut H.Mas Bujang 82 Tahun diambil dari letaknya yang berada di empat persimpangan:
Paloh di sebelah Utara
Baris 27 ⟶ 29:
Jawai di sebelah Barat
Dan Lubuk Rawa di Sebelah Timur
Seiring dengan perkembangan zaman,kini Simpang Empat yang dulu merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Teluk Keramat,Kini sudah merupakan wilayah pemekaran kecamatan baru,kecamatan Tangaran dengan ibu kotanya Simpang Empat.
Adapun batas-batas Desa Simpang Empat sebagai berikut:
- Sebelah Utara dengan Desa Pancur
Baris 33 ⟶ 35:
- Sebelah Barat dengan Desa Merpati
- Sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan.
 
 
 
{{Tangaran, Sambas}}
 
{{Authority control}}
 
 
{{Kelurahan-stub}}