Union Films: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
mengembangkan artikel
Glorious Engine (bicara | kontrib)
 
(22 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox company
|name=Union Films
|logo=[[berkasBerkas:Union Films logo.jpg|200px]]
|caption=
|type= Swasta
Baris 27:
Didirikan saat kebangkitan industri film Hindia, Union merilis film pertamanya, ''[[Kedok Ketawa]]'', pada bulan Juli 1940. Film ini diikuti oleh serangkaian film yang ditulis oleh [[Saeroen]] yang semakin berorientasi pada pertumbuhan kalangan [[inteligensia]] Hindia, mencoba untuk menjauhkan diri dari teater konvensional yang umum dalam industri film kontemporer. Hal ini berlanjut setelah Saeroen berangkat ke [[Star Film]] pada tahun 1941, dengan dua produksi akhir Union Films yang menekankan [[realisme (seni rupa)|realisme]]. Ketika [[Masa Pendudukan Jepang|Kekaisaran Jepang menduduki Hindia]] pada Maret 1942, Union Films ditutup, meskipun film-filmnya terus diputar sampai pertengahan 1940-an.
 
== Sejarah ==
Menyusul keberhasilan komersial ''[[Terang Boelan]]'' (1937), ''[[Fatima (film 1938)|Fatima]]'' (1938), dan ''[[Alang-Alang (film)|Alang-Alang]]'' (1939), industri film [[Hindia Belanda]] - yang telah sangat lemah oleh [[Depresi Besar]] - dihidupkan kembali. Produksi film meningkat, dan pada tahun 1940, empat rumah produksi baru didirikan.{{sfn|Biran|2009|p=205}} Salah satunya adalah Union Films, yang didirikan oleh pengusaha etnis [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] Ang Hock Liem sebagai investor utama dan Tjoa Ma Tjoen yang bertanggung jawab atas manajemen sehari-hari;{{Sfn|Biran|2009|pp=232–233}} Liem diakui sebagai produser untuk sebagian besar rilisan perusahaan ini.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Ang Hock Liem}} Union bermarkas di [[Prinsenlaan]], Batavia (sekarang [[Mangga Besar]], Jakarta), dan didirkandidirikan untuk "meningkatkan kualitas seni rupa Indonesia".{{efn|Asli: "''... buat mengangkat derajatnya kesenian Indonesia.''"}}{{Sfn|Biran|2009|pp=232–233}}
 
[[berkasBerkas:Kedok Ketawa ad, Surabaya.jpg|300px|thumbjmpl|Iklan berbahasa Belanda untuk film pertama Union Films, ''[[Kedok Ketawa]]'' (1940)]]
Film pertama perusahaan muda ini, ''[[Kedok Ketawa]]'', dirilis pada bulan Juli 1940. Mengisahkan pasangan muda yang melawan penjahat dengan bantuan bandit bertopeng,{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Kedok Ketawa}} film ini disutradarai oleh Jo An Djan dan dibintangi Oedjang, Fatimah, dan Basoeki Resobowo.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Kedok Ketawa}} Film ini mendapat tanggapan positif; jurnalis [[Saeroen]], misalnya, menulis dalam ''Pemandangan'' bahwa kualitas film adalah sebanding dengan produksi Hollywood yang diimpor,{{sfn|Biran|2009|p=232}} dan tinjauan anonim di ''[[Bataviaasch Nieuwsblad]]'' memuji sinematografinya.{{sfn|Bataviaasch Nieuwsblad 1940, Filmaankondiging Cinema Palace}} Mengikuti tanggapan-tanggapan positif tersebut, Union merekrut Saeroen - yang sebelumnya menulis ''Terang Boelan'' dan beberapa karya untuk [[Tan's Film]] – sebagai penulis skenario. Dia membuat debutnya untuk perusahaan ini dengan ''[[Harta Berdarah]]'', disutradarai oleh karyawan baru R. Hu dan [[Rd Ariffien]]; Jo An Djan telah meninggalkan perusahaan ini untuk bekerja di Populair's Film. Film ini, yang mengisahkan seorang kaya yang meninggalkan komunitasnya untuk menderita sementara satu pasangan muda mencoba untuk menemukan jalan mereka, dirilis pada bulan Oktober 1940 dan dibintangi Soelastri, Zonder, RS Fatimah, dan Moesa.{{sfn|Biran|2009|p=233}}{{sfn|Filmindonesia.or.id, Harta Berdarah}}{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, (tanpa judul)}}
 
Union merilis film ketiga mereka, ''[[Bajar dengan Djiwa]]'' pada Maret 1941.{{sfn|De Indische Courant 1941, (tanpa judul)}} Disutradarai oleh R. Hu, film ini adalah sebuah drama di mana seorang wanita muda dijual kepada seorang [[rentenir]] untuk membayar utang ayahnya.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Bajar dengan Djiwa}} Film ini menandai debut [[film cerita]] [[Djoewariah]]; ia kemudian menjadi bintang wanita terkemuka perusahaan Union.{{sfn|Biran|1979|p=145}} Ariffien, sementara itu, bertugas menyutradarai ''[[Asmara Moerni]]'', berdasarkan naskah yang ditulis Saeroen. Mengambil keuntungan dari gerakan intelektual yang sedang tumbuh dengan menampilkan dokter muda [[Adnan Kapau Gani]] di sisi Djoewariah,{{sfn|Biran|2009|p=260}} film roman ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang akhirnya bisa menikah dengan mantan [[pekerja rumah tangga]]nya setelah ia mendapat pendidikan.{{sfn|Saeroen|1941}} Rilis April ini mendapat tanggapan yang bercampur: satu peninjau, untuk ''Bataviaasch Nieuwsblad'', berpendapat bahwa film ini "menarik",{{efn|Asli: "''... boeiend ...''"}}{{sfn|Bataviaasch Nieuwsblad 1941, Filmaankondigingen}} sementara peninjau yang lain untuk koran yang sama berpendapat bahwa film ini tetap bergantung pada tradisi panggung, yang telah dicela oleh iklannya.{{sfn|Bataviaasch Nieuwsblad 1941, Iets over de Maleische Film}}
Baris 37:
Pada Juli 1941 Union merilis ''[[Wanita dan Satria]]'', pelambung karier Djoewariah yang mengisahkan seorang mata keranjang yang menyalahgunakan statusnya untuk mendapatkan kepercayaan perempuan sebelum akhirnya mendapatkan pembalasan.{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1941, Sampoerna}}{{sfn|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Warta dari Studio|p=31}} Dalam mengiklankan ''Wanita dan Satria'', perusahaan ini kembali menekankan latar belakang non-teater para pemain film ini, yang juga termasuk Moesa, Djoewita dan Hidajat.{{sfn|Biran|2009|pp=262–263}} Tanggapan terhadap film ini mencerminkan klaim ini; satu peninjau, dari ''Soerabaijasch Handelsblad'', menulis bahwa ''Wanita Dan Satria'' "memberikan gambaran yang jelas tentang posisi genting perempuan Indonesia dan memotivasi keinginan untuk garis yang lebih jelas mengehai hak-haknya dalam masyarakat muslim."{{efn|Asli: "... ''geeft een duidelijk beeld van de wankele positie der Indonesische vrouw en motiveert den drang naar een vaster omlijning harer rechten in de Mohammedaansche maatschappij.''"}}{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1941, Sampoerna}} Film ini adalah film terakhir perusahaan ini yang disutradarai oleh Ariffien atau ditulis oleh Saeroen; keduanya segera bermigrasi ke perusahaan saingan Union, [[Star Film]] setelahnya.{{sfn|Biran|2009|pp=234, 276}}
 
[[berkasBerkas:Poster mega mendoeng.jpg|thumbjmpl|leftkiri|Iklan majalah untuk film produksi Union yang terakhir, ''[[Mega Mendoeng]]'' (1942)]]
Hu, bagaimanapun, tetap bekerja dengan Union. Produksi perusahaan ini berikutnya, ''[[Soeara Berbisa]]'', disutradarai oleh Hu, dengan teknisi suara berdarah [[peranakan]], Boen Kin Nam sebagai asisten sutradara. Ditulis oleh Djojopranoto, karya ini mengisahkan dua pemuda yang bersaing untuk cinta seorang wanita sebelum mengetahui bahwa mereka adalah saudara yang telah lama terpisah.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Soeara Berbisa}} Djoewita tidak lagi berakting bagi perusahaan ini pada saat itu. Maka, studio ini menyewa Raden Soekarno sebagai pemeran utama dalam film yang dirilis akhir 1941 ini.{{sfn|Biran|1979|p=397}} Film produksi akhir perusahaan ini, ''[[Mega Mendoeng]]'', disutradarai oleh Boen dan diumumkan segera setelah syuting untuk ''Soeara Berbisa'' telah dimulai. Film ini, sebuah roman yang dibintangi Soekarno dan bintang baru Sofiati, dirilis pada awal 1942.{{sfn|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Tirai Terbentang}}{{sfn|Pertjatoeran Doenia dan Film 1942, Studio Nieuws}} Dalam memproduksi kedua film ini, Union menekankan realisme dan memasarkannya untuk sasaran kaum inteligensia.{{sfn|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Studio Nieuws|p=28}}
 
Pada awal 1942 , pemerintah kolonial Hindia Belanda telah kuatir dengan adanya kemungkinan invasi oleh [[Kekaisaran Jepang]].{{sfn|Sardiman|2008|p=98}} Ketakutan ini mencapai masyarakat umum Hindia, dan dalam edisi Februari 1942 majalah ''Pertjatoeran Doenia Dan Film'' dilaporkan bahwa beberapa studio film akan menjauh dari ibukotaibu kota kolonial Batavia atau masuk dalam masa hiatus produksi. Union, meskipun sudah memulai proses produksi film yang berlatar di era [[Majapahit]] berjudul ''Damar Woelan'', terpaksa menutup perusahaan.{{sfn|Pertjatoeran Doenia dan Film 1942, Studio Nieuws|p=18}} Ketika [[Masa Pendudukan Jepang|Jepang menduduki Hindia]] pada Maret 1942,{{sfn|Biran|2009|p=234}} Union Films ditutup, dan tidak pernah dibuka kembali.{{sfn|Biran|2009|pp=319, 332}}
 
Selain Ariffien , yang terus menyutradarai film hingga tahun 1960-an,{{sfn|Biran|1979|p=390}} tidak ada direksi atau produser dari Union Films yang kembali ke industri film setelah berakhirnya masa pendudukan Jepang pada tahun 1945. Namun beberapa aktor meneruskan karier mereka . Djoewariah, misalnya, membuat film pertamanya setelah meninggalkan Union, ''Sehidup Semati'', pada tahun 1949, dan terus berakting sampai pertengahan 1950-an.{{sfn|Biran|1979|p=145}} Sementara itu, karier Rd Soekarno berlangsung melampaui 1970-an; ia sebagian besar ditulis namanya sebagai Rendra Karno.{{sfn|Biran|1979|p=397}} Tokoh-tokoh lainnya, seperti bintang ''Kedok Ketawa'' Basoeki Resobowo, memiliki karier di belakang layar; Resobowo menjadi penata seni di film-film seperti ''[[Darah Dandan Doa]]'' (1950).{{sfn|Filmindonesia.or.id, Basuki Resobowo}}
{{-}}
 
== Filmografi ==
{{multiple image
| footer = Sampul dua novelisasi produksi Union: ''Asmara Moerni'' (kiri) dan ''Wanita dan Satria'' (keduanya dari Kolff-Buning, 1941)
Baris 56:
| width2= 200
}}
Dalam jangka waktu dua tahun, Union merilis tujuh film. Semuanya karya [[hitam-putih]] sepanjang film cerita, yang dirilis luas di [[Hindia Belanda]].{{sfn|Biran|2009|p=233}} Beberapa ditayangkan di [[Singapura]], termasuk ''Bajar dengan Djiwa'' dan ''Asmara Moerni''.{{sfn|Millet|2006|p=24}}{{sfn|The Straits Times 1941, (tanpa judul)}} Meskipun film-film mereka setidakyasetidaknya diputar sampai pertengahan 1940-an,{{efn|''Asmara Moerni'', contohnya, ditayangkan sampai November 1945 {{harv|Soeara Merdeka 1945, Pilem}}.}} produk-produkperusahaanproduk perusahaan ini kemungkinan telah hilang.{{efn|Film di Hindia direkam dengan [[film nitrat]] yang mudah terbakar, dan setelah kebakaran menghancurkan gedung gudang [[Produksi Film Negara]] tahun 1952, film-film yang direkam dengan media nitrat dengan sengaja dihancurkan {{harv|Biran|2012|p=291}}. Dengan demikian, antropolog visual Amerika [[Karl G. Heider]] berpendapat bahwa semua film Indonesia dari sebelum tahun 1950 telah hilang {{harv|Heider|1991|p=14}} Namun, ''Katalog Film Indonesia'' JB Kristanto mencatat beberapa film telah selamat dalam arsip [[Sinematek Indonesia]], dan sejarawan film [[Misbach Yusa Biran]] menulis bahwa beberapa film propaganda Jepang telah bertahan dalam [[Dinas Informasi Pemerintah Belanda]].{{harv|Biran|2009|p=351}}.}}
* ''[[Kedok Ketawa]]'' (1940)
* ''[[Harta Berdarah]]'' (1940)
* ''[[Bajar dengan Djiwa]]'' (1941)
* ''[[Asmara Moerni]]'' (1941)
* ''[[Wanita dan Satria]]'' (1941)
* ''[[Soeara Berbisa]]'' (1941)
* ''[[Mega Mendoeng]]'' (1942)
 
== Catatan kaki ==
{{notelist}}
 
== Referensi ==
{{refs|25em}}
 
== Rujukan ==
{{refbegin|30em}}
* {{cite web
|title=Ang Hock Liem
|language=Indonesian
Baris 81:
|location=Jakarta
|accessdate=20 Januari 2013
|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/6DoOVy1OP?url=http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4b99aa9487fbe_ang-hock-liem/filmography
|archivedate=20 Januari 2013-01-20
|ref={{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Ang Hock Liem}}
|dead-url=no
}}
* {{cite web
| title = Bajar dengan Djiwa
Baris 93 ⟶ 94:
| location = Jakarta
| accessdate = 25 Juli 2012
| archiveurl = httphttps://www.webcitation.org/69QE8yzJ3?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-b016-40-137406_bajar-dengan-djiwa
| archivedate = 25 Juli 2012-07-25
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Bajar dengan Djiwa}}
| dead-url = no
}}
* {{cite web
Baris 105 ⟶ 107:
| location = Jakarta
| accessdate = 21 April 2014
| archiveurl = httphttps://www.webcitation.org/6Oza3hJu7?url=http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4b9bad61e04d1_basuki-resobowo/filmography
| archivedate = 21 April 2014-04-21
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Basuki Resobowo}}
| dead-url = no
}}
* {{Cite book
|title=Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926–1978
|year=1979
|oclc=6655859
|ref=harv
|publisher=Sinematek Indonesia
|editor-last=Biran
|editor-first=Misbach Yusa
}}
* {{cite book
|title=[[Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa]]
|language=Indonesia
|last=Biran
|first=Misbach Yusa
|author-link=Misbach Yusa Biran
|location=Jakarta
|publisher=Komunitas Bambu bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta
|year=2009
|isbn=978-979-3731-58-2
|ref=harv
}}
* {{cite book
|title=Indonesia dalam Arus Sejarah: Masa Pergerakan Kebangsaan
|language=Indonesia
|last=Biran
|first=Misbach Yusa
|chapter=Film di Masa Kolonial
|trans_chapter=Film in the Colonial Period
|publisher=Ministry of Education and Culture
|year=2012
|volume=V
|pages=268–93
|isbn=978-979-9226-97-6
|ref=harv
}}
* {{cite news
|title=Filmaankondiging Cinema Palace: Kedok Ketawa
|language=Belanda
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011123209%3Ampeg21%3Ap003%3Aa0061
|work=Bataviaasch Nieuwsblad
|location=Batavia
|page=3
|date=20 Juli 1940
|publisher=Kolff & Co.
|accessdate=5 Februari 2013
|ref={{sfnRef|Bataviaasch Nieuwsblad 1940, Filmaankondiging Cinema Palace}}
|archive-date=2013-04-13
|archive-url=https://archive.today/20130413215752/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd:011123209:mpeg21:p003:a0061
|dead-url=yes
}}
* {{cite news
|title=Filmaankondigingen Orion: 'Asmara Moerni'
|trans_title=Orion Film Announcements: 'Asmara Moerni'
|language=Belanda
|work=Bataviaasch Nieuwsblad
|date=1 Mei 1941
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011221766%3Ampeg21%3Ap011%3Aa0174
|page=11
|publisher=Kolff & Co.
|location=Batavia
|ref={{sfnRef|Bataviaasch Nieuwsblad 1941, Filmaankondigingen}}
|access-date=2014-04-22
|archive-date=2019-12-08
|archive-url=https://web.archive.org/web/20191208165305/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011221766%3Ampeg21%3Ap011%3Aa0174
|dead-url=yes
}}
* {{cite web
Baris 176 ⟶ 186:
| location = Jakarta
| accessdate = 25 Juli 2012
| archiveurl = httphttps://www.webcitation.org/69QEY0UoB?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-h013-40-804488_harta-berdarah
| archivedate = 25 Juli 2012-07-25
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Harta Berdarah}}
| dead-url = no
}}
* {{cite book
|url=http://books.google.ca/books?id=m4DVrBo91lEC
|title=Indonesian Cinema: National Culture on Screen
|isbn=978-0-8248-1367-3
|author1=Heider
|first1=Karl G
|year=1991
|publisher=University of Hawaii Press
|location=Honolulu
|ref=harv
}}
* {{cite news
|title=Iets over de Maleische Film
|language=Belanda
|work=Bataviaasch Nieuwsblad
|date=8 Mei 1941
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011221778%3Ampeg21%3Ap010%3Aa0178
|page=10
|publisher=Kolff & Co.
|location=Batavia
|ref={{sfnRef|Bataviaasch Nieuwsblad 1941, Iets over de Maleische Film}}
|access-date=2014-04-22
|archive-date=2019-12-08
|archive-url=https://web.archive.org/web/20191208165311/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011221778%3Ampeg21%3Ap010%3Aa0178
|dead-url=yes
}}
* {{cite news
|title=Kedok Ketawa
|language=Belanda
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011122119%3Ampeg21%3Ap010%3Aa0188
|work=Soerabaijasch Handelsblad
|location=Surabaya
|page=10
|date=12 September 1940
|publisher=Kolff & Co.
|accessdate=5 Februari 2013
|ref={{sfnRef|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Kedok Ketawa}}
|archive-date=2013-04-14
|archive-url=https://archive.today/20130414012405/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd:011122119:mpeg21:p010:a0188
|dead-url=yes
}}
* {{cite web
Baris 222 ⟶ 240:
| location = Jakarta
| accessdate = 25 Juli 2012
| archiveurl = httphttps://www.webcitation.org/69QDrlL30?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-k011-40-254387_kedok-ketawa
| archivedate = 25 Juli 2012-07-25
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Kedok Ketawa}}
| dead-url = no
}}
* {{cite book
|title=Singapore Cinema
|trans_title=Perfilman Singapura
|location=Singapura
|publisher=Editions Didier Millet
|year=2006
|ref=harv
|last=Millet
|first=Raphaël
|isbn=978-981-4155-42-7
}}
* {{cite news
|title=Pilem
|language=Indonesia
|work=Soeara Merdeka
|date=7 November 1945
|url=http://niod.x-cago.com/maleise_kranten/article.do?code=Niod091&date=19451107&id=091-19451107-004021&words=Asmara%20Moerni%20asmara%20moerni
|page=4
|location=Semarang
|ref={{sfnRef|Soeara Merdeka 1945, Pilem}}
|access-date=2014-04-22
|archive-date=2014-01-11
|archive-url=https://web.archive.org/web/20140111012531/http://niod.x-cago.com/maleise_kranten/article.do?code=Niod091&date=19451107&id=091-19451107-004021&words=Asmara%20Moerni%20asmara%20moerni
|dead-url=yes
}}
* {{cite book
|last=Saeroen
|title=Asmara Moerni
|language=Indonesia
|location=Yogyakarta
|publisher=Kolff-Buning
|oclc= 29049476
|year=1941
|ref=harv
}} (book acquired from the collection of Museum Tamansiswa Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta)
* {{cite news
|title=Sampoerna 'Wanita dan Satria'
|language=Belanda
|work=Soerabaijasch Handelsblad
|date=11 September 1941
|url=http://kranten.kb.nl/view/text/id/ddd%3A011176300%3Ampeg21%3Ap002%3Aa0065
|page=2
|publisher=Kolff & Co.
|location=Surabaya
|ref={{sfnRef|Soerabaijasch Handelsblad 1941, Sampoerna}}
|access-date=2014-04-22
|archive-date=2013-08-20
|archive-url=https://archive.today/20130820121828/http://kranten.kb.nl/view/text/id/ddd:011176300:mpeg21:p002:a0065
|dead-url=yes
}}
* {{cite book
|last=Sardiman
|title=Guru Bangsa: Sebuah Biografi Jenderal Sudirman
|language=Indonesia
|publisher=Ombak
|location=Yogyakarta
|isbn=978-979-3472-92-8
|year=2008
|ref=harv
}}
* {{cite web
Baris 286 ⟶ 313:
| location = Jakarta
| accessdate = 27 Juli 2012
| archiveurl = httphttps://www.webcitation.org/69SR5h2sJ?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s013-41-941644_soeara-berbisa
| archivedate = 27 Juli 2012-07-27
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Soeara Berbisa}}
| dead-url = no
}}
* {{Cite journal
|title=Studio Nieuws
|language=Indonesia
Baris 302 ⟶ 330:
|ref={{sfnRef|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Studio Nieuws}}
}}
* {{Cite journal
|title=Studio Nieuws
|language=Indonesia
Baris 314 ⟶ 342:
|ref={{sfnRef|Pertjatoeran Doenia dan Film 1942, Studio Nieuws}}
}}
* {{Cite journal
|title=Tirai Terbentang
|language=Indonesia
Baris 326 ⟶ 354:
|ref={{sfnRef|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Tirai Terbentang}}
}}
* {{cite news
|title=(untitled)
|work=Soerabaijasch Handelsblad
|date=29 Oktober 1940
|url=http://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:011122212:mpeg21:a0147
|page=7
|publisher=
|location=Surabaya
|ref={{sfnRef|Soerabaijasch Handelsblad 1940, (untitled)}}
}}
* {{cite news
|title=(untitled)
|work=De Indische Courant
|date=19 Maret 1941
|url=http://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:011176539:mpeg21:a0041
|page=8
|publisher=
|location=Batavia
|ref={{sfnRef|De Indische Courant 1941, (untitled)}}
}}
* {{cite news
|title=(untitled)
|work=The Straits Times
|date=29 Agustus 1941
|url=http://newspapers.nl.sg/Digitised/Article/straitstimes19410829-1.2.27.2.aspx
|page=6
|publisher=
|location=Singapura
|ref={{sfnRef|The Straits Times 1941, (untitled)}}
|access-date=2014-04-22
|archive-date=2013-10-02
|archive-url=https://web.archive.org/web/20131002122842/http://newspapers.nl.sg/Digitised/Article/straitstimes19410829-1.2.27.2.aspx
|dead-url=yes
}}
* {{Cite journal
|title=Warta dari Studio
|language=Indonesia
Baris 370 ⟶ 402:
{{refend}}
 
{{artikel pilihan}}
[[Kategori:Pendirian di Hindia Belanda 1940]]
 
[[Kategori:Pendirian tahun 1940 di Hindia Belanda 1940]]
[[Kategori:Penutupan di Hindia Belanda 1942]]
[[Kategori:Perusahaan berdiriyang didirikan tahun 1940]]
[[Kategori:Perusahaan yang ditutup tahun 1942]]
[[Kategori:Perusahaan produksi film Hindia Belanda]]