Union Films: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JThorneBOT (bicara | kontrib) clean up, replaced: Rujukan → Referensi, removed: {{Link FA|en}} |
|||
(14 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox company
|name=Union Films
|logo=[[Berkas:Union Films logo.jpg|200px]]
|caption=
|type= Swasta
|foundation= [[Jakarta|Batavia]], [[Hindia Belanda]] ({{Start date|1940|||df=yes}})
|defunct={{End date|1942}}
|fate=Tutup
|location= Batavia, [[Hindia Belanda]]
|key_people=Ang Hock Liem
|area_served= [[Hindia Belanda]]
|industry= Film
|products= Film
|services=
|revenue=
|net_income=
|num_employees=
|parent=
|owner=
|slogan=
|homepage=
|footnotes=
|intl=yes
}}▼
'''Union Films''' adalah sebuah perusahaan produksi film yang terletak di [[Batavia]], [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Jakarta]], [[Indonesia]]). Didirikan oleh pengusaha etnis [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] Ang Hock Liem dan Tjoa Ma Tjoen pada tahun 1940, menghasilkan tujuh film [[hitam-putih]] antara tahun 1940 dan 1942; semuanya dianggap [[film hilang|hilang]]. Film-film perusahaan ini disutradarai oleh empat orang, sebagian besar etnis Tionghoa, dan melambungkan karier aktor-aktor seperti [[Rendra Karno]] dan [[Djoewariah]].
Didirikan saat kebangkitan industri film Hindia, Union merilis film pertamanya, ''[[Kedok Ketawa]]'', pada bulan Juli 1940. Film ini diikuti oleh serangkaian film yang ditulis oleh [[Saeroen]] yang semakin berorientasi pada pertumbuhan kalangan [[inteligensia]] Hindia, mencoba untuk menjauhkan diri dari teater konvensional yang umum dalam industri film kontemporer. Hal ini berlanjut setelah Saeroen berangkat ke [[Star Film]] pada tahun 1941, dengan dua produksi akhir Union Films yang menekankan [[realisme (seni rupa)|realisme]]. Ketika [[Masa Pendudukan Jepang|Kekaisaran Jepang menduduki Hindia]] pada Maret 1942, Union Films ditutup, meskipun film-filmnya terus diputar sampai pertengahan 1940-an.
== Sejarah ==
Menyusul keberhasilan komersial ''[[Terang Boelan]]'' (1937), ''[[Fatima (film 1938)|Fatima]]'' (1938), dan ''[[Alang-Alang (film)|Alang-Alang]]'' (1939), industri film [[Hindia Belanda]] - yang telah sangat lemah oleh [[Depresi Besar]] - dihidupkan kembali. Produksi film meningkat, dan pada tahun 1940, empat rumah produksi baru didirikan.{{sfn|Biran|2009|p=205}} Salah satunya adalah Union Films, yang didirikan oleh pengusaha etnis [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] Ang Hock Liem sebagai investor utama dan Tjoa Ma Tjoen yang bertanggung jawab atas manajemen sehari-hari;{{Sfn|Biran|2009|pp=232–233}} Liem diakui sebagai produser untuk sebagian besar rilisan perusahaan ini.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Ang Hock Liem}} Union bermarkas di [[Prinsenlaan]], Batavia (sekarang [[Mangga Besar]], Jakarta), dan
[[Berkas:Kedok Ketawa ad, Surabaya.jpg|300px|
Film pertama perusahaan muda ini, ''[[Kedok Ketawa]]'', dirilis pada bulan Juli 1940. Mengisahkan pasangan muda yang melawan penjahat dengan bantuan bandit bertopeng,{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Kedok Ketawa}} film ini disutradarai oleh Jo An Djan dan dibintangi Oedjang, Fatimah, dan Basoeki Resobowo.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Kedok Ketawa}} Film ini mendapat tanggapan positif; jurnalis [[Saeroen]], misalnya, menulis dalam ''Pemandangan'' bahwa kualitas film adalah sebanding dengan produksi Hollywood yang diimpor,{{sfn|Biran|2009|p=232}} dan tinjauan anonim di ''[[Bataviaasch Nieuwsblad]]'' memuji sinematografinya.{{sfn|Bataviaasch Nieuwsblad 1940, Filmaankondiging Cinema Palace}} Mengikuti tanggapan-tanggapan positif tersebut, Union merekrut Saeroen - yang sebelumnya menulis ''Terang Boelan'' dan beberapa karya untuk [[Tan's Film]] – sebagai penulis skenario. Dia membuat debutnya untuk perusahaan ini dengan ''[[Harta Berdarah]]'', disutradarai oleh karyawan baru R. Hu dan [[Rd Ariffien]]; Jo An Djan telah meninggalkan perusahaan ini untuk bekerja di Populair's Film. Film ini, yang mengisahkan seorang kaya yang meninggalkan komunitasnya untuk menderita sementara satu pasangan muda mencoba untuk menemukan jalan mereka, dirilis pada bulan Oktober 1940 dan dibintangi Soelastri, Zonder, RS Fatimah, dan Moesa.{{sfn|Biran|2009|p=233}}{{sfn|Filmindonesia.or.id, Harta Berdarah}}{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, (tanpa judul)}}
Baris 11 ⟶ 37:
Pada Juli 1941 Union merilis ''[[Wanita dan Satria]]'', pelambung karier Djoewariah yang mengisahkan seorang mata keranjang yang menyalahgunakan statusnya untuk mendapatkan kepercayaan perempuan sebelum akhirnya mendapatkan pembalasan.{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1941, Sampoerna}}{{sfn|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Warta dari Studio|p=31}} Dalam mengiklankan ''Wanita dan Satria'', perusahaan ini kembali menekankan latar belakang non-teater para pemain film ini, yang juga termasuk Moesa, Djoewita dan Hidajat.{{sfn|Biran|2009|pp=262–263}} Tanggapan terhadap film ini mencerminkan klaim ini; satu peninjau, dari ''Soerabaijasch Handelsblad'', menulis bahwa ''Wanita Dan Satria'' "memberikan gambaran yang jelas tentang posisi genting perempuan Indonesia dan memotivasi keinginan untuk garis yang lebih jelas mengehai hak-haknya dalam masyarakat muslim."{{efn|Asli: "... ''geeft een duidelijk beeld van de wankele positie der Indonesische vrouw en motiveert den drang naar een vaster omlijning harer rechten in de Mohammedaansche maatschappij.''"}}{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1941, Sampoerna}} Film ini adalah film terakhir perusahaan ini yang disutradarai oleh Ariffien atau ditulis oleh Saeroen; keduanya segera bermigrasi ke perusahaan saingan Union, [[Star Film]] setelahnya.{{sfn|Biran|2009|pp=234, 276}}
[[Berkas:Poster mega mendoeng.jpg|
Hu, bagaimanapun, tetap bekerja dengan Union. Produksi perusahaan ini berikutnya, ''[[Soeara Berbisa]]'', disutradarai oleh Hu, dengan teknisi suara berdarah [[peranakan]] Boen Kin Nam sebagai asisten sutradara. Ditulis oleh Djojopranoto, karya ini mengisahkan dua pemuda yang bersaing untuk cinta seorang wanita sebelum mengetahui bahwa mereka adalah saudara yang telah lama terpisah.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Soeara Berbisa}} Djoewita tidak lagi berakting bagi perusahaan ini pada saat itu. Maka, studio ini menyewa Raden Soekarno sebagai pemeran utama dalam film yang dirilis akhir 1941 ini.{{sfn|Biran|1979|p=397}} Film produksi akhir perusahaan ini, ''[[Mega Mendoeng]]'', disutradarai oleh Boen dan diumumkan segera setelah syuting untuk ''Soeara Berbisa'' telah dimulai. Film ini, sebuah roman yang dibintangi Soekarno dan bintang baru Sofiati, dirilis pada awal 1942.{{sfn|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Tirai Terbentang}}{{sfn|Pertjatoeran Doenia dan Film 1942, Studio Nieuws}} Dalam memproduksi kedua film ini, Union menekankan realisme dan memasarkannya untuk sasaran kaum inteligensia.{{sfn|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Studio Nieuws|p=28}}
Pada awal 1942
Selain Ariffien
{{-}}
== Filmografi ==
{{multiple image
| footer = Sampul dua novelisasi produksi Union: ''Asmara Moerni'' (kiri) dan ''Wanita dan Satria'' (keduanya dari Kolff-Buning, 1941)
Baris 30 ⟶ 56:
| width2= 200
}}
Dalam jangka waktu dua tahun, Union merilis tujuh film. Semuanya karya [[hitam-putih]] sepanjang film cerita, yang dirilis luas di [[Hindia Belanda]].{{sfn|Biran|2009|p=233}} Beberapa ditayangkan di [[Singapura]], termasuk ''Bajar dengan Djiwa'' dan ''Asmara Moerni''.{{sfn|Millet|2006|p=24}}{{sfn|The Straits Times 1941, (tanpa judul)}} Meskipun film-film mereka
* ''[[Kedok Ketawa]]'' (1940)
* ''[[Harta Berdarah]]'' (1940)
* ''[[Bajar dengan Djiwa]]'' (1941)
* ''[[Asmara Moerni]]'' (1941)
* ''[[Wanita dan Satria]]'' (1941)
* ''[[Soeara Berbisa]]'' (1941)
* ''[[Mega Mendoeng]]'' (1942)
== Catatan kaki ==
{{notelist}}
== Referensi ==
{{refs|25em}}
==
{{refbegin|30em}}
* {{cite web
|title=Ang Hock Liem
|language=Indonesian
Baris 55 ⟶ 81:
|location=Jakarta
|accessdate=20 Januari 2013
|archiveurl=
|archivedate=
|ref={{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Ang Hock Liem}}
|dead-url=no
▲}}
}}
* {{cite web
| title = Bajar dengan Djiwa
Baris 67 ⟶ 94:
| location = Jakarta
| accessdate = 25 Juli 2012
| archiveurl =
| archivedate =
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Bajar dengan Djiwa}}
| dead-url = no
}}
* {{cite web
Baris 79 ⟶ 107:
| location = Jakarta
| accessdate = 21 April 2014
| archiveurl =
| archivedate =
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Basuki Resobowo}}
| dead-url = no
}}
* {{Cite book
}}
* {{cite book
}}
* {{cite book
}}
* {{cite news
|archive-date=2013-04-13
|archive-url=https://archive.today/20130413215752/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd:011123209:mpeg21:p003:a0061
|dead-url=yes
}}
* {{cite news
|access-date=2014-04-22
|archive-date=2019-12-08
|archive-url=https://web.archive.org/web/20191208165305/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011221766%3Ampeg21%3Ap011%3Aa0174
|dead-url=yes
}}
* {{cite web
Baris 150 ⟶ 186:
| location = Jakarta
| accessdate = 25 Juli 2012
| archiveurl =
| archivedate =
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Harta Berdarah}}
| dead-url = no
}}
* {{cite book
}}
* {{cite news
|access-date=2014-04-22
|archive-date=2019-12-08
|archive-url=https://web.archive.org/web/20191208165311/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011221778%3Ampeg21%3Ap010%3Aa0178
|dead-url=yes
}}
* {{cite news
|archive-date=2013-04-14
|archive-url=https://archive.today/20130414012405/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd:011122119:mpeg21:p010:a0188
|dead-url=yes
}}
* {{cite web
Baris 196 ⟶ 240:
| location = Jakarta
| accessdate = 25 Juli 2012
| archiveurl =
| archivedate =
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Kedok Ketawa}}
| dead-url = no
}}
* {{cite book
}}
* {{cite news
|access-date=2014-04-22
|archive-date=2014-01-11
|archive-url=https://web.archive.org/web/20140111012531/http://niod.x-cago.com/maleise_kranten/article.do?code=Niod091&date=19451107&id=091-19451107-004021&words=Asmara%20Moerni%20asmara%20moerni
|dead-url=yes
}}
* {{cite book
}} (book acquired from the collection of Museum Tamansiswa Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta)
* {{cite news
|access-date=2014-04-22
|archive-date=2013-08-20
|archive-url=https://archive.today/20130820121828/http://kranten.kb.nl/view/text/id/ddd:011176300:mpeg21:p002:a0065
|dead-url=yes
}}
* {{cite book
}}
* {{cite web
Baris 260 ⟶ 313:
| location = Jakarta
| accessdate = 27 Juli 2012
| archiveurl =
| archivedate =
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Soeara Berbisa}}
| dead-url = no
}}
* {{Cite journal
|title=Studio Nieuws
|language=Indonesia
Baris 276 ⟶ 330:
|ref={{sfnRef|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Studio Nieuws}}
}}
* {{Cite journal
|title=Studio Nieuws
|language=Indonesia
Baris 288 ⟶ 342:
|ref={{sfnRef|Pertjatoeran Doenia dan Film 1942, Studio Nieuws}}
}}
* {{Cite journal
|title=Tirai Terbentang
|language=Indonesia
Baris 300 ⟶ 354:
|ref={{sfnRef|Pertjatoeran Doenia dan Film 1941, Tirai Terbentang}}
}}
* {{cite news
}}
* {{cite news
}}
* {{cite news
|access-date=2014-04-22
|archive-date=2013-10-02
|archive-url=https://web.archive.org/web/20131002122842/http://newspapers.nl.sg/Digitised/Article/straitstimes19410829-1.2.27.2.aspx
|dead-url=yes
}}
* {{Cite journal
|title=Warta dari Studio
|language=Indonesia
Baris 346 ⟶ 404:
{{artikel pilihan}}
[[Kategori:Pendirian tahun 1940 di Hindia Belanda
[[Kategori:Penutupan di Hindia Belanda 1942]]
[[Kategori:Perusahaan
[[Kategori:Perusahaan yang ditutup tahun 1942]]
[[Kategori:Perusahaan produksi film Hindia Belanda]]
|