Prasasti Paradah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
Syahjahaan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(10 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox artifact
'''Prasasti Paradah''' sering disebut '''prasasti Siman''' adalah dua sosok [[prasasti]] batu, disebut Paradah 1 dan Paradah 2, yang ditemukan di Desa [[Siman, Kepung, Kediri|Siman]], [[Kepung, Kediri|Kepung]], [[Kabupaten Kediri|Kediri]], [[Jawa Timur]], di punggung [[Gunung Kelud]]. Di dekat penemuan prasasti tersebut ditemukan pula [[Prasasti Harinjing]] yang kini disimpan di [[Museum Nasional Indonesia]], [[Jakarta]].
| name = Prasasti Paraḍaḥ
| image = [[File:Prasasti Paradah Siman.jpg|300px]]
| image_caption = Prasasti Paradah I dan Paradah II berasal dari [[Kabupaten Kediri|Kediri]]
| material = Batu Andesit
| size =
| writing = [[Aksara]] [[Kawi|Jawa Kuno]]
| created = 865 Saka atau 943 Masehi masa ''Sri Maharaja Rakai Hino Dyah Sindok Sri Isanawikrama Dharmottungadewawijaya''
| discovered = Desa [[Siman, Kepung, Kediri|Siman]], [[Kepung, Kediri|Kepung]], [[Kabupaten Kediri|Kediri]], [[Jawa Timur]]
| location = In Situ
| id =
| registration =
}}
'''Prasasti Paradah''' seringatau disebutdikenal juga '''prasasti Siman''' adalah dua sosokbuah [[prasasti]] batu, yang disebut prasasti Paradah 1I dan Paradah 2,II. yang ditemukanDitemukan di Desa [[Siman, Kepung, Kediri|Siman]], [[Kepung, Kediri|Kepung]], [[Kabupaten Kediri|Kediri]], [[Jawa Timur]], berada di punggung [[Gunung Kelud]]. Di dekat penemuan prasasti tersebut ditemukan pula [[Prasastiprasasti Harinjing]] yang kini disimpantersimpan di [[Museum Nasional Indonesia]], [[Jakarta]].
 
Kondisi prasasti cukup baik dan masih terawat karena aksaranya masih terlihat jelas. Isinya menyebutkan tahun perilisanpembuatan, yaitu 865 [[856Saka]] Syaka atau 943 [[934Masehi]]. Masehi, olehOleh '''Sri Maharaja Rakai Hino Dyah Sindok Sri Isanawikrama Dharmottungadewawijaya''' atau [[Mpu Sindok]] raja [[kerajaan Medang]] ''Periode Jawa Timur'' sekitar tahun [[929]]–[[947]]929–947 masa pemerintahan Mpu Sindok masih terpaut jauh dari masa [[Kerajaankerajaan Kadiri]], sehingga prasasti Paradah tercatat sebagai prasasti sejarah masa pra-Kadiri. Meskipun demikian, nama [[Kadiri]] telah lebih dahulu dikenal dalam [[Prasastiprasasti Harinjing]] pada tahun [[726]] Saka atau [[804]] yang berasal dari masa pemerintahan '''[[Dyah Tulodhong|Maharaja Rakai Layang [[Dyah Tulodhong]]''' raja [[Medang]] ''periode Jawa Tengah.'', pada prasasti Paraḍaḥ (943 M) terdapat kalimat:
{{cquote|"...kita prasiddha maŋrakṣa kaḍatwan rahyaŋta i mḍaŋ i bhūmi matarām i watugaluh..."}}
padaTerjemahan prasasti Paraḍaḥ (943 M.) juga menuliskan ''kita prasiddha maŋrakṣa kaḍatwan rahyaŋta i mḍaŋ i bhūmi matarām i watugaluh''inskripsi: (wahai sekalian] engkau (yang mulia), yang melindungi kedaton leluhurmu di Medang, di bumi Mataram yang terletak di Watugaluh ...") (Brandes, 1913: 100).
 
Frasa ini mengungkapkan nama kerajaan. Ini menunjukkan bahwa nama ''Medang'Mdang''' sudah digunakan pada periode Jawa Tengah sebelumnya. Ungkapan '''mḍaŋ i bhūmi mātaram''' berarti '''Medang di tanah Mataram''', yang berarti Medang adalah nama [[kedatuan]] dengan pusatnya di tanah [[Mataram]]. Makna kita prasiddha di sini [[plural]], sehingga rahyaŋta boleh jadi merujuk kepada para leluhur yang meninggal di Mataram.<ref>https://damarinfo.com/jejak-mbedander-di-era-kerajaan-mataram-kuno/</ref>
pada prasasti Paraḍaḥ (943 M.) juga menuliskan ''kita prasiddha maŋrakṣa kaḍatwan rahyaŋta i mḍaŋ i bhūmi matarām i watugaluh'': (wahai sekalian] engkau (yang mulia), yang melindungi kedaton leluhurmu di Medang, di bumi Mataram yang terletak di Watugaluh ...")
 
Di dalam prasasti Paradah disebutkan tentang anugerah status sima di Desa Paradah, wilayah atau Watak Paradah. Nama ''Paradah'' ini masih terabadikan sebagai salah satu nama Dusun di Desa Siman yang bernama Dusun Bogorpradah. Isi prasasti adalah perintah agar tanah sawah yang terletak di sebelah utara sungai di Desa Paradah dijadikan [[sima]] atas bangunan suci untuk Hyang Dharmmakamulan. Hyang Dharmmakamulan sendiri bisa diartikan sebagai leluhur yang telah mangkat.
Frasa ini mengungkapkan nama kerajaan. Ini menunjukkan bahwa nama ''Medang'' sudah digunakan pada periode Jawa Tengah sebelumnya. Ungkapan mḍaŋ i bhūmi mātaram berarti ''Medang di tanah Mataram'', yang berarti Medang adalah nama kedatuan dengan pusatnya di tanah Mataram. Makna kita prasiddha di sini plural, sehingga rahyaŋta boleh jadi merujuk kepada para leluhur yang meninggal di Mataram
 
Di dalam prasasti Paradah disebutkan tentang anugerah status sima di Desa Paradah, wilayah Watak Paradah. Nama ''Paradah'' ini masih terabadikan sebagai salah satu nama Dusun di Desa Siman yang bernama Dusun Bogorpradah. Isi prasasti adalah perintah agar tanah sawah yang terletak di sebelah utara sungai di Desa Paradah dijadikan [[sima]] atas bangunan suci untuk Hyang Dharmmakamulan. Hyang Dharmmakamulan sendiri bisa diartikan sebagai leluhur yang telah mangkat.
 
== Alih Aksara ==
Baris 29 ⟶ 42:
 
== Interpretasi ==
Berdasarkan alih bahasa tersebut di ketahui bahwa, Prasasti Paradah 2 berasal dari tahun [[865]] [[Saka]] atau [[943]] [[Masehi]].
Prasasti ini berisi tentang Maharaja Rakai Hino Pu Sindok yang diterima oleh Rakryan Mapinghe i Halu Pu Saharsa, kemudian diturunkan pada Rakai Kanuruhan Pu Da. Maharaja [[Mpu Sindok]] memerintahkan agar tanah sawah yang terletak di sebelah utara sungai di desa Paradah, yang telah dibeli oleh Sang Sluk dari Rama di Paradah, dijadikan sima sebagai bangunan suci untuk Hyang Dharmmakamulan.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
https://berita.kedirikab.go.id/pemugaran-cungkup-peneduh-situs-prasasti-paradah
 
== Lihat pula ==
Baris 42 ⟶ 56:
 
{{DEFAULTSORT:Sukabumi}}
[[Kategori:Prasasti di Jawa Timur|SukabumiParadah]]
[[Kategori:Kepung, Kediri]]
[[Kategori:Kerajaan Mataram Kuno]]