Kopi Arabika Flores Bajawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Badak Jawa (bicara | kontrib) |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(17 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kembangkan}}
{{Infobox Beverage|name=Kopi Arabika Flores Bajawa|image=
[[Kopi arabika|Kopi Arabika]] Bajawa atau dikenal dengan nama Kopi Bajawa (bahasa Inggris: ''Bajawa Coffee'') merupakan varietas kopi arabika. Kopi Arabika merupakan sumber pendapatan utama bagi masyarakat yang mendiami wilayah dataran tinggi Ngadha di [[Pulau Flores]] bagian tengah pada koordinat antara 120°05" BT – 121°03" BT dan 08°45" LS – 08°52" LS. Dataran tinggi Ngada merupakan kawasan pertemuan dua lereng gunug api, yaitu [[Gunung Inierie|Gunung Inerie]] dan [[Gunung Ebulobo|Gunung Abulobo]]. Secara administratif kawasan tersebut merupakan wilayah dua kecamatan, yaitu [[Bajawa, Ngada|Kecamatan Bajawa]] dan [[Golewa, Ngada|Kecamatan Golewa]], [[Kabupaten Ngada|Kabupaten Ngadha]], [[Nusa Tenggara Timur|Provinsi Nusa Tenggara Timur]].
== Karakteristik ==▼
Kopi Arabika dari kawasan ini jika disangrai pada tingkat sedang (medium roasting) secara umum memiliki komponen-komponen citarasa utama sebagai berikut: aroma kopi bubuk kering (''fragrance'') dan aroma kopi seduhan (aroma) kuat bernuansa bau bunga (''floral''), perisa (''flavor'') enak dan kuat, kekentalan (''body'') sedang sampai kental, keasaman (''acidity'') sedang, serta kesan rasa manis (''sweetness'') kuat. Selain menggunakan tingkat sangrai sedang komponen rasa yang dihasilkan dari kopi tersebut terdapat juga rasa karamel, cokelat, citrus, helzanut, kacang macadamia bahkan terdapat juga cita rasa herbal yang terkandung dalam kopi jenis ini.<ref>{{Cite web|title=Karakter Kopi Arabika Flores Bajawa, Kopi dari Timur Indonesia|url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/05/31/uniknya-karakter-kopi-arabika-flores-bajawa|website=Good News From Indonesia}}</ref>
==
Wilayah geografis (1 200-1.800 m dpl) memiliki tanah yang gelap, subur berpori yang berasal dari material vulkanik, yang dengan kondisi iklimnya (suhu rata-rata 15-25 °C, dan pada waktu-waktu tertentu suhu sangat dingin (<10 °C) karena pengaruh angin muson, dengan angin tenggara dari benua Australia) menciptakan suatu wilayah tertentu. Ekosistem pertanian di wilayah tersebut sangat cocok untuk kopi arabika, yang dikombinasikan dengan kondisi iklim dataran tinggi Ngada dan pengetahuan produsen menghasilkan kopi berkualitas tinggi.
Pada tahun 1958, berdasarkan UU 69/1958 tentang pembentukan daerah tingkat dua (II) pada daerah tingkat satu (I) untuk wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur menjadi dasar terbentuknya Dinas Pertanian dan Perkebunan. Proyek PRPTE yang dimulai tahun anggaran 1978/1979 melalui Dinas Perkebunan Propinsi Nusa Tenggara Timur mulai berusaha untuk membangkitkan kembali budidaya kopi arabika di Flores melalui Proyek Rehabilitasi dan Pengembangan Tanaman Ekspor (PRPTE). Pertimbangan pengembangan kopi arabika di Flores bukan hanya didasarkan pada kepentingan ekspor, akan tetapi perkebunan kopi di dataran tinggi Bajawa juga dipandang mempunyai peran strategis dalam melestarikan fungsi hidrologis. PRPTE di Flores telah mampu mengembalikan dan menambah luas areal perkebunan di Flores sehingga produksi kopi dari Flores mulai meningkat. Pada akhir tahun 1980-an, luas lahan kopi di Flores mencapai sekitar 8.000 ha. Program Pengembangan Wilayah Khusus (P2WK) yang digulirkan pada tahun 1993/1994 menjadi awal pengembangan kopi secara lebih luas di daerah Ngada.
▲== Karakteristik ==
== Kendali Mutu ==
Sejak dilakukan pemberdayaan petani kopi Arabika di kawasan dataran tinggi Bajawa oleh Dinas Perkebuan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pemerintah Kabupaten Ngada, dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mulai tahun 2004 telah terjadi perbaikan mutu kopi petani yang signifikan serta telah berhasil dipromosikan ke segmen pasar spesiality dengan nama Kopi Arabika Flores Bajawa. Kegiatan pemberdayaan tersebut telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, baik berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani kopi maupun peningkatan pendapatan petani yang telah mengalami perbaikan secara signifikan. Dengan adanya upaya perbaikan dan menjaga mutu secara konsisten oleh masyarakat Bajawa serta melalui pengawasan dan edukasi oleh Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), maka Kopi Arabika Flores Bajawa berhasil memiliki reputasi yang baik di segmen pasar domestik maupun internasional karena mutu citarasanya. Dan pada tanggal 28 Maret 2012 kopi arabika Bajawa menerima sertifikat Indikasi Geografis (IG) oleh [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia|Kemenkumham RI]] sebagai salah satu kopi arabika Indonesia.<ref>{{Cite web|title=Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG)|url=https://ntt.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/berita-utama/10459-kemenkumham-ntt-dorong-mpig-pertahankan-sertifikat-ig-terdaftar-kopi-arabika-flores-bajawa|website=Kementrian Hukum dan HAM}}</ref>
== Proses Produksi ==
== Referensi ==
<references />
== Pranala luar ==
* {{id}} [https://food.detik.com/info-kuliner/d-6708012/5-fakta-kopi-flores-bajawa-ditanam-belanda-hingga-disajikan-di-ktt-g20 5 Fakta Kopi Flores Bajawa, Ditanam Belanda hingga Disajikan di KTT G20]
* {{id}} [https://www.liputan6.com/citizen6/read/2332408/mengenal-jenis-jenis-kopi-nusantara-terfavorit Mengenal Jenis-jenis Kopi Nusantara Terfavorit]
* {{id}} [https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20220722165148-33-357841/kopi-khas-flores-jadi-jamuan-di-pertemuan-ketiga-dewg-g20 Kopi Khas Flores Jadi Jamuan di Pertemuan Ketiga DEWG G20]
* {{id}} [https://indonesia.go.id/kategori/komoditas/7147/kopi-flores-bawa-indonesia-ke-pentas-dunia?lang=1 Kopi Flores Bawa Indonesia ke Pentas Dunia]
|