Ki Panjawi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nusantara1945 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(15 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
 
[[Berkas:Ki_Penjawi.jpeg|jmpl|ka|200px|Lukisan Ki Penjawi]]
'''Ki Panjawi''' atau '''Ki Ageng Gede Penjawi''' adalah keturunan ke 5 dari [[Brawijaya|Bhre Kertabhumi]] melalui garis ayahnya Ki Ageng Ngerang III, ibunya adalah Raden Ayu Panengah putri [[Sunan Kalijaga]] dari isteri putri Aria Dikara. Semasa anak-anak sampai dewasa Ki Panjawi menerima gemblengan ilmu keagamaan dan ilmu pemerintahan (ilmu tentang tata pemerintahan yang dikuasai oleh Walisongo adalah mengadopsi gaya [[khilafah]] atau kesultanan islam jajirah Arab), disamping mendapatkan bekal ilmu dari Sunan Kalijaga, Ki Panjawi juga mendapatkan bimbingan ilmu spiritual dari Nenek dan Kakek-buyutnya yang masih keturunan Sunan Ngadipala (Syekh Maulana Maghribi)[[Sunan Gresik]].
 
Seperti halnya [[Sunan Kalijaga]] adalah anggota [[Walisongo]] yang dalam kegiatan lainnya menjadi Penasihat Raja/Kesultanan yang hidup di 3 generasi, Ki Penjawi juga selalu menjadi penasihat sahabat-sahabatnya yang juga kerabat dekatnya, seperti [[Ki Ageng Pamanahan]], [[Sutawijaya|Panembahan Senopati]], maupun murid-muridnya.
Baris 10:
* [[Ki Gede Pamanahan]], putra dari Ngenis (Ki Ageng Ngenis), menikahi sepupunya, putri dari bibinya Nyai Gede Saba.
* [[Ki Juru Martani]], adalah putra dari Nyai Gede Saba. Jadi Ki Juru Martani adalah sepupu sekaligus saudara ipar Ki Gede Pemanahan.
* Ki Panjawi, seorang keluarga sederajat, putra Ki Ageng Ngerang III cucu Nyai Siti Rochmah putra Raden Bondan Kejawan, sedangkan ibunya adalah Raden Ayu Panengah/Nyai Ngerang III putri [[Sunan Kalijaga]], juga putra angkat Ki Ageng Ngenis. Ia diperlakukan sebagai kakak oleh Pemanahan maupun Juru Martani. Kelak saat Panembahan Senapati awal membangun Mataram, ia menjadi Adipati Pati, danKi akanPanjawi berputramemiliki anak diantaranya 1.)Putri Waskita Jawi dan 2.)Adipati Pragola (I)/Adipati Pathi Seda Ing Biting Taji Makam Gunung Pati Semarang Berputra Pragola (II)/Adipati Pathi Seda kadhaton Makam Sendang Sani Kab.Pati.
 
Ki Gede Pemanahan, putra Ngenis, diberi nama sesuai dengan daerah yang dikuasakan kepadanya oleh raja Pajang. Daerah itu masih dapat ditemukan kini, yaitu Manahan, suatu daerah di sebelah barat Solo. Di sana juga terdapat pemandian Ki Gede. Nama sebenarnya Ki Gede Pemanahan tidak disebutkan dalam Babad Tanah Djawi. Dari Sadjarah Dalem (Padmasoesastra, 1912) juga dari Van der Horst (1707) kita dapat mengenal sebuah nama kecil: Bagus Kacung.
Baris 25:
== Silsilah Asal-Usul & Keturunan ==
 
Silsilah Kanjeng KiAgeng Gede Penjawi adalah sebagai berikut:
* Raja [[Brawijaya]] V dengan Gusti Kanjeng Ratu Wandan Kuning berputra:
* [[Bondan Kejawan|Raden Bondan Kejawan]] menikah dengan Retno Dyah Ayu Dewi Nawangsih berputra 3 orang:
# Ki Ageng Wonosobo berputra:
## Ki Ageng Pandanaran berputra:
Baris 39:
##### [[Sutawijaya|Panembahan Senopati]] menikah dengan [[Putri Waskita Jawi ( 3.2.1.1.1. )]]
#### Ki Ageng Karatongan
# [[Nyai Ageng Ngerang|Rara Kasihan]] menikah dengan [[Ki Ageng Ngerang I /Raden Syekh Ronggo Jaya Makam Desa Trimulyo Juwana Kab.Pati]] keturunan Sunan Ngadipala (Syekh Maulana Maghribi) [[Sunan Gresik]] (dari sesuai data serat Sajarah Dalêm Keraton Pangiwa lan Panêngên, Padmasusastra, 1902 ,Halaman 315 Ki Ageng Ngerang I /Sunan Ngerang (Raden Syekh Ronggo Joyo) atau Syeh Muhammad Nurul Yaqin (makam desa Trimulyo Juwana Kab.Pati) ialah putra dari Sunan Ngadipala atau Syekh Maulana Maghribi atau di Sebut Sunan Gresik, didalam Buku Serat Sariné Basa Jawa, Padmasukaca, 1967, #139 Halaman 17 menyatakan Maulana Mahgribi utawa Malik Ibrahim asal saka Pèrsi, dêdalêm ing Desa Loron Gresik (6 km saka Grêsik) dan dimakamkan di desa sukolilo, bedilan Kab.Gresik), [[Nyai Ageng Ngerang|Rara Kasihan]] menikah dengan [[Ki Ageng Ngerang I /Raden Syekh Ronggo Jaya Makam Desa Trimulyo Juwana Kab.Pati]] berputra 2 orang:
# [[Nyai Ageng Ngerang|Rara Kasihan]] menikah dengan [[Ki Ageng Ngerang]] keturunan Sunan Ngadipala (Syekh Maulana Maghribi) [[Sunan Gresik]] berputra 2 orang:
## Nyai Ageng Sela menikah dengan [[Ki Ageng Sela]], berputra 7, No 2:
### Nyai Ageng Saba menikah dengan Ki Ageng Saba
## Ki Ageng Ngerang II / Kyai Ageng Bodo Ing Pajang Makam Selo Desa Butuh (Pajang) Sragen Komplek Makam kasultanan Pajang, Berputra diantaranya :.
## Ki Ageng Ngerang II
### Ki Ageng Ngerang III / Kyai Ageng Buyut Pati ( komplek Makam Kasultanan Mataram "laweyan Surakarta/solo") menikah dengan Raden Ayu Panengah putri [[Sunan Kalijaga]], Berputra Ki Panjawi.
#### '''Ki Panjawi''' / '''Ki Ageng Panjawi / Ki Ageng Pati / Bupati Adipati Pati, Berputra:'''
##### [[Putri Waskita Jawi / Ratu Mas]] menikah dengan [[Sutawijaya|Panembahan Senopati]] Berputra [[Anyakrawati]]''Susuhunan Adi Prabu Anyakrawati / Raden Mas Djolang.''
##### Adipati Pati Sedo ing Biting taji makam Gunung Pati Kota Semarang / Adipati Pragola I / Wasis Joyokusumo Berputra Adipati Pati Sedo Kadhaton Makam Sendang Sani Kab.Pati / Adipati Pragola II.
### Ki Ageng Ngerang IV
### Ki Ageng Ngerang V
### Pangeran Kali Jenar
### Panembahan Agung / Pangeran HadiKusumo / Kyai Ageng Panenggak / Kyai Ageng Pakar Menikah dengan Raden Ayu Panenggak putri [[Sunan Kalijaga]] Berputra Panembahan Pangulu Kadilangu Demak.
 
== Ki Ageng Penjawi sebagai Perintis Kesultanan Mataram ==
Perkembangan sejarah masuknya Agama Islam di Surakarta, tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Ki Ageng Henis. Mulanya Laweyan merupakan perkampungan masyarakat yang beragama Hindu Jawa. Ki Ageng Beluk, sahabat Ki Ageng Henis, adalah tokoh masyarakat Laweyan saat itu. Ia menganut agama Hindu, tetapi karena dakwah yang dilakukan oleh Ki Ageng Henis, Ki Ageng Beluk menjadi masuk Islam. Ki Ageng Beluk kemudian menyerahkan bangunan pura Hindu miliknya kepada Ki Ageng Henis untuk diubah menjadi Masjid Laweyan.
 
Kerajaan Mataram Islam dirintis oleh tokoh-tokoh keturunan [[Bondan Kejawan|Raden Bondan Kejawan]] putra [[Bhre Kertabhumi]]. Tokoh utama Perintis Kesultanan Mataram adalah '''[[Ki Ageng Pamanahan]], [[Ki Juru Martani]]''' dan '''Ki Panjawi''' mereka bertiga dikenal dengan '''"Tiga Serangkai Mataram"''' atau istilah lainnya adalah '''"Three Musketeers from Mataram"'''. Disamping itu banyak perintis lainnya yang dianggap berjasa besar terhadap terbentuknya Kesultanan Mataram seperti: [[Bondan Kejawan]], [[Ki Ageng Wonosobo]], [[Ki Ageng Getas Pandawa]], [[Nyai Ageng Ngerang]] dan [[Ki Ageng Ngerang]], [[Ki Ageng Made Pandan]], [[Ki Ageng Saba]], [[Ki Ageng Pakringan]], [[Ki Ageng Sela]], [[Ki Ageng Enis]] dan tokoh lainnya dari keturunanan masing-masing. Mereka berperan sebagai leluhur Raja-raja Mataram yang mewarisi nama besar keluarga keturunan [[Brawijaya]] majapahit yang keturunannya menduduki tempat terhormat dimata masyarakat dengan menyandang nama '''Ki, Ki Gede, Ki Ageng' Nyi, Nyai Gede, Nyai Ageng''' yang memiliki arti: ''tokoh besar keagamaan dan pemerintahan yang dihormati yang memiliki kelebihan, kemampuan dan sifat-sifat kepemimpinan masyarakat''.
 
Ada beberapa fakta yang menguatkan mereka dianggap sebagai perintis Kesultanan Mataram yaitu:
Baris 85 ⟶ 87:
{{end box}}
 
[[Kategori:Tokoh JawaMataram]]
[[Kategori:Kesultanan Mataram]]
[[Kategori:Tokoh Kesultanan Mataram]]
[[Kategori:Tokoh penyebar Islam di Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Islam di Indonesia]]