Islam di Sulawesi Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Agama
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tantisri12 (bicara | kontrib)
membuat pranala
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Islam''' adalah agama mayoritas di [[Sulawesi Selatan]]. Menurut [[Kementerian Dalam Negeri]] (Desember 2021), terdapat 8.260.000 Muslim di [[Sulawesi Selatan]], membentuk 89.87% islam dari seluruh total seluruh penduduk Sulawesi Selatan <ref>{{Cite webnews|title=Mayoritas Penduduk Sulawesi Selatan Beragama Islam pada 2021 {{!}} Databoks|url=https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/25/mayoritas-penduduk-sulawesi-selatan-beragama-islam-pada-2021|websitework=databoks.katadata.co.id[[Katadata]]|language=id|access-date=2022-05-01|last=Kusnandar|first=Viva Budy}}</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 6:
Raja Gowa ke-12, [[Tunijallo]]’ telah mendirikan [[masjid]] bagi muslimin di tempat itu dan masjid pertama yang didirikan di Sulawesi Selatan. Para pedagang muslim tersebut yang memberi pengaruh kepada orang-orang Makassar untuk memeluk Islam.
 
Islamisasi di Sulawesi Selatan selanjutnya dihubungkan dengan kedatangan dan peranan tiga orang ulama asal [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], yang secara khusus dikirim oleh Sultan dari [[Kesultanan Aceh|Kerajaan Aceh]]. Ketiga ulama itu ialah [[Datuk ri Bandang]], [[Datuk Patimang]] dan [[Datuk Tiro|Datuk Tiro.]].
 
Salah satu tonggak sejarah dalam awal periode Islamisasi tersebut, bahwa raja yang mula-mula memeluk Islam di Sulawesi Selatan ialah [[Datu Luwu La Patiware’ Daeng Parabbung]], diberi gelar Sultan Muhammad pada tanggal 13 Ramadhan 1013 H atau sekitar tahun 1603.
 
Ketiga ulama tersebut selanjutnya meminta kepada Raja Luwu petunjuk tentang upaya dakwah Islam di kerajaan lainnya. Datu Luwu memberi pertimbangan, bahwa sebaiknya beliau bertiga menghubungi [[Kesultanan Gowa|kerajaan Gowa – Tallo]] yang sangat terkenal sebagai yang terkuat memiliki supremasi politik di Sulawesi Selatan.
Baris 14:
Ketiga ulama itu segera berangkat menuju Gowa Tallo. Tapi kemudian mereka sepakat untuk berpisah guna menunaikan dakwah Islam.
 
Datuk ri Bandang singgah di [[Kabupaten Bulukumba|Bulukumba]], beliau mengembangkan Islam dengan pendekatan tasawuf. Sulaiman Khatib Sulung, setelah tiba bersama Abdul Makmur Khatib Tunggal di Gowa, kembali lagi ke Luwu untuk mengajarkan Islam di sana dengan mengutamakan keimanan, serta mempergunakan konsep ke-Tuhan-an Dewata Seuwae yang telah berkembang sebelumnya sebagai metode pendekatan.
 
=== Sejarah lainnya ===
Baris 21:
Para pelaut dan pedagang [[Suku Bugis|Bugis]] dan Makassar ketika itu, telah menjalin hubungan dengan masyarakat dagang yang kebanyakan beragama Islam di daerah pantai utara dan barat Jawa, serta sepanjang [[Selat Malaka]], Ternate di Maluku (yang mengadakan perjanjian persahabatan Kerajaan Gowa).
 
Sebuah masyarakat Melayu Islam telah bermukim di Kota Makassar sejak pertengahan abad ke-16, dan Raja Gowa menyambut kehadiran mereka dengan membangun sebuah masjid untuk mereka. Namun, daerah itu diislamisasikan hanya setelah Raja Gowa sendiri, beserta para penasihat terdekatnya, memeluk agama Islam pada tahun 1605.<ref>{{Cite web|title=Awal Masuknya Islam di Sulawesi Selatan|url=http://www.pedomankarya.co.id/2016/11/awal-masuknya-islam-di-sulawesi-selatan.html|access-date=2022-05-01}}</ref>
 
== Demografi ==
Baris 133:
 
== Referensi ==
1<nowiki/>https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/23/penduduk-muslim-dominasi-sulawesi-selatan-pada-juni-2021<nowiki/>penduduk-muslim-dominasi-sulawesi-selatan-pada-juni-2021{{Reflist}}
{{Reflist}}
<references />
 
[[Kategori:Islam di Indonesia|Sulawesi Selatan]]
[[Kategori:Islam di Sulawesi Selatan| ]]