Prasasti Waharu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rizkydns (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Fazily (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Anti Fazilyisme (bicara) ke revisi terakhir oleh 114.10.25.203
Tag: Pengembalian
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Prasasti Waharu IV'''
 
Prasasti Waharu IV merupakan prasasti yang berangka tahun 853 Çaka atau 931 M yang terdiri dari enam lempeng tembaga berukuran 36  cm x 10  cm. Setiap lempeng memuat 7 baris tulisan yang ditulis pada kedua sisinya, kecuali lempeng pertama.
 
Prasasti Waharu IV ditemukan di daerah [[Gresik]], [[Jawa Timur]], merupakan prasasti dari Raja [[Mpu Sindok]] yang disalin kembali pada masa [[Majapahit]]. Kini disimpan di Museum Nasional, Jakarta, dengan nomor E 20 a-f.
 
Prasasti ini telah dialihaksarakan oleh A.B. Cohen Stuart (1875) dalam KO, prasasti nomor 7; serta Boechari dan A.S. Wibowo (1985/1986) dalam Prasasti Koleksi Museum Nasional.
yangPrasasti artinyaini menyebutkan bahwa penduduk Desa Waharu telah mendapat anugerah raja, karena penduduk Desa Waharu di bawah pimpinan Buyut Manggali senantiasa berbakti kepada raja, ikut berusaha agar raja menang dalam peperangan dan mengerahkan senjata, tanpa ingat siang ataupun malam dalam mengikuti bala tentara raja sambil membawa panji-panji dan segala macam bunyi-bunyian, pada waktu raja hendak membinasakan musuh-musuhnya yang dianggap sebagai perwujudan kegelapan.
Prasasti ini menyebutkan
 
“sambandha. gati wargga
 
/II.a.
 
1/ haji an nityasa suṣṭu bhakti mamrihakên ri ṡri mahārāja riŋ samarakāyya makacihna saňjata wargga haji
 
/2/ sarā dhirotsahā saňukasuranya maka rahineng wňi saha doja. tabêtabêhan umiring bala pāduka ṡri mahā
 
/3/ rāja aňrarah umilaňakên sakahananing ṡatru kaňkên andhakārāwaṡarira”
 
yang artinya penduduk Desa Waharu telah mendapat anugerah raja, karena penduduk Desa Waharu di bawah pimpinan Buyut Manggali senantiasa berbakti kepada raja, ikut berusaha agar raja menang dalam peperangan dan mengerahkan senjata, tanpa ingat siang ataupun malam dalam mengikuti bala tentara raja sambil membawa panji-panji dan segala macam bunyi-bunyian, pada waktu raja hendak membinasakan musuh-musuhnya yang dianggap sebagai perwujudan kegelapan.
 
Wanua I waharu atau Desa Waharu diperkirakan adalah Lowok Waru yang terletak di wilayah [[Kecamatan Lowok Waru]], [[Kabupaten Malang]], Provinsi [[Jawa Timur]]. Secara toponimi, perubahan nama dari waharu atau waru menjadi Lowok Waru kiranya merupakan suatu gejala yang sudah lazim.
Baris 24 ⟶ 12:
Selain itu, prasasti Waharu IV juga memuat hukuman berupa kutukan. Kutukan, menurut prasasti ini adalah
“yan apara paran umaliwat ing tgal sahutên dening ulâ mandhi, ring alas dmakên dening wyâghra … ring wwai sahutên dening wuhaya …”
 
(jika pergi melewati tegalan agar dipatuk oleh ular berbisa, jika pergi ke hutan supaya ditubruk macan … jika pergi ke sungai supaya dimakan buaya …).
 
Juga dituliskan :
 
“yan hudan sâmbêrên dening glap yan angher ing umah katibana bjrâgni glap tanpa hudan liputên gêsêngana de sang hyang agni …”
 
(jika sedang turun hujan supaya disambar petir, jika sedang di rumah supaya kejatuhan halilintar dan petir tanpa hujan supaya terbakar oleh api).
 
=== Referensi= ==
 
1. http://kekunaan.blogspot.com/2012/05/prasasti-waharu-iv.html?m=1
===Referensi===
 
[[Kategori:Prasasti di Indonesia]]
1. http://kekunaan.blogspot.com/2012/05/prasasti-waharu-iv.html?m=1