Masjid Raya Bandung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rochelimit (bicara | kontrib)
vandalism
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
(48 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox religious building
|image = MesjidMasjid AgungRaya Bandung dan Alun-alun Bandung (potrait).JPGjpg
|caption image_size = Masjid Raya Bandung250px
|building_namecaption = Masjid Raya Bandung dan [[Alun-alun Bandung]] di depannya
|locationbuilding_name = Masjid Raya = [[Bandung]],<br>مسجد [[Jawaبندوڠ Barat]],الكبير [[Indonesia]]
|location = [[Kota Bandung|Bandung]]
|religious_affiliation = [[Islam]]
| province = {{flag|Jawa Barat}}
| country = {{flag|Indonesia}}
|map_type = Kota Bandung
|map_size = 250
|map_caption = Lokasi {{PAGENAME}} di Kota Bandung
|latitude = -6.9217
|longitude = 107.6062
|coordinates_format = dms
| religious_affiliation = [[Islam]] – [[Sunni]]
|website =
|architect =
|architecture_type = [[Masjid]]
|architecture_style = [[Timur Tengah]]
|groundbreaking = 1810
|year_completed = 2003
|construction_cost =
|capacity = 1213.000 -14.000 jamaahJemaah
|dome_quantity = 3
|dome_height_outer =
Baris 20 ⟶ 29:
}}
 
'''Masjid Raya Bandung''' [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], yang dulu dikenal dengan nama '''Masjid Agung Bandung''' ([[Aksara Sunda]]: {{sund|ᮙᮞ᮪ᮏᮤᮓ᮪ ᮛᮚ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ}}) adalah sebuah [[masjid|masjid raya]] yang berada di [[Kota Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Status masjid ini adalah sebagai masjid provinsi bagi Jawa Barat. Masjid ini pertama dibangun tahun 1810, dan sejak didirikannya, Masjid Agung telah mengalami delapan8 kali perombakan pada abad ke-19, kemudian lima5 kali pada abad 20 sampai akhirnya direnovasi lagi pada tahun [[2001 sampai]] sampai peresmian Masjid Raya Bandung 4 Juni 2003 yang diresmikan oleh Gubernur JabarJawa Barat saat itu, H.R. Nuriana. Masjid baru ini, yang bercorak Arab, menggantikan Masjid Agung yang lama, yang bercorak khas [[Sunda]].
 
Masjid Raya Bandung, seperti yang kita lihat sekarang, terdapat dua menara kembar di sisi kiri dan kanan masjid setinggi 81 meter yang selalu dibuka untuk umum setiap hari Sabtu dan Minggu. Atap masjid diganti dari atap joglo menjadi satu kubah besar pada atap tengah dan yang lebih kecil pada atap kiri-kanan masjid serta dinding masjid terbuat dari batu alam kualitas tinggi. Kini luas tanah keseluruhan masjid adalah 23.448 m² dengan luas bangunan 8.575 m² dan dapat menampung sekitar 13.000 jamaah.
 
== Lokasi Masjid Raya Bandung ==
[[Berkas:MasjidMesjid rayaAgung bandung depanBandung.jpgJPG|thumbjmpl|leftkiri|Masjid Raya Bandung]]
 
Masjid Raya Bandung berada di [[Alun-alun Bandung]] dekat ruas Jalan Asia-Afrika, pusat Kota Bandung. Lokasinya yang berada di pusat kota membuatnya begitu mudah untuk ditemukan. Tak jauh dari masjid ini, di ruas jalan yang sama berdiri megah [[Gedung Merdeka]] dan [[Hotel Preanger]], dua bangunan yang begitu lekat dengan sejarah [[Konferensi Asia-Afrika]] tahun 1955. Ruas jalan antara [[Hotel Savoy Homann]] dan Gedung Asia-Afrika ini menjadi saksi bisu perjalanan para pemimpin negara negara Asia Afrika yang berjalan kaki dari Hotel Homman tempat mereka menginap ke lokasi konfrensi di Gedung Asia Afrika termasuk untuk sholat di Masjid Agung Bandung dan sebaliknya.
 
== Sejarah Masjid Raya Bandung Jawa Barat ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De moskee aan de alun-alun in Bandoeng TMnr 10028380.jpg|thumbjmpl|220px|Masjid Agung Bandung pada tahun 1929, dengan corak khas Sunda]]
Masjid Raya Bandung Jawa Barat sebelumnya bernama Masjid Agung didirikan pertama kali pada tahun [[1812]]. Masjid Agung Bandung dibangun bersamaan dengan dipindahkannya pusat kota Bandung dari Krapyak, sekitar sepuluh kilometer selatan kota Bandung ke pusat kota sekarang. Masjid ini pada awalnya dibangun dengan bentuk bangunan panggung tradisional yang sederhana, bertiang kayu, berdinding anyaman bambu, beratap rumbia dan dilengkapi sebuah kolam besar sebagai tempat mengambil air wudhluwudhu. Air kolam ini berfungsi juga sebagai sumber air untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di daerah Alun-Alun Bandung pada tahun 1825.<ref>{{cite web |url=http://www.dprd-bandungkota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=70:sejarah-mesjid-agung-bandung&catid=38:slide&Itemid=48 | title=Sejarah Mesjid Agung Bandung |date=15 March 2012 |access-date=2012-03-14 |archive-date=2016-10-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20161009144631/http://www.dprd-bandungkota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=70:sejarah-mesjid-agung-bandung&catid=38:slide&Itemid=48 |dead-url=yes }}</ref>
 
Setahun setelah kebakaran, pada tahun [[1826]] dilakukan perombakkan terhadap bangunan masjid dengan mengganti dinding bilik bambu serta atapnya dengan bahan dari kayu. Perombakan dilakukan lagi tahun 1850 seiring pembangunan Jalan ''Groote Postweg'' (kini Jalan Asia Afrika). Masjid kecil tersebut mengalami perombakkan dan perluasan atas instruksi Bupati R.A Wiranatakusumah IV atap masjid diganti dengan genteng sedangkan didingnya diganti dengan tembok batu-bata.
[[Berkas:Javanese mosque at bandung.jpg|thumb|left|Ilustrasi Mesjid Agung Bandung oleh W. Spreat 1852 dalam buku ''De Zieke Reiziger'']]
 
Kemegahan Masjid Agung Bandung waktu itu sampai-sampai di-abadikan dalam lukisan pelukis Inggris bernama W Spreat pada tahun 1852. Dari lukisan tersebut, terlihat atap limas besar bersusun tiga tinggi menjulang dan mayarakat menyebutnya dengan sebutan ''bale nyungcung''. Kemudian bangunan masjid kembali mengalami perubahan pada tahun 1875 dengan penambahan pondasi dan pagar tembok yang mengelilingi masjid.<ref>{{cite web |url=http://www.infobandung.org/mesjid-raya-bandung-847.html | title=Masjid Raya Bandung Jawa Barat |date=15 March 2012 |access-date=2012-03-14 |archive-date=2012-06-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120620180311/http://www.infobandung.org/mesjid-raya-bandung-847.html |dead-url=yes }}</ref>
 
Seiring perkembangan zaman, masyarakat Bandung menjadikan masjid ini sebagai pusat kegiatan keagamaan yang melibatkan banyak umat seperti pengajian, perayaan Muludan, Rajaban atau peringatan hari besar Islam lain bahkan digunakan sebagai tempat dilangsungkan akad nikah. Sehingga pada tahun 1900 untuk melengkapinya sejumlah perubahan pun dilakukan seperti pembuatan mihrab dan pawestren (teras di samping kiri dan kanan).
 
Kemudian pada tahun 1930, perombakan kembali dilakukan dengan membangun pendopo sebagai teras masjid serta pembangunan dua buah menara pada kiri dan kanan bangunan dengan puncak menara yang berbentuk persis seperti bentuk atap masjid sehingga semakin mempercatik tampilan masjid. Konon bentuk seperti ini merupakan bentuk terakhir Masjid Agung Bandung dengan kekhasan atap berbentuk nyungcung.
[[Berkas:Masjid agung bandung lama.jpg|thumb|left|Masjid Agung Bandung dan Alun-alun Bandung tahun 1955-1970]]
 
Menjelang konferensi Asia Afrika pada tahun 1955, Masjid Agung Bandung mengalamai perombakan besar-besaran. Atas rancangan Presiden RI pertama, Soekarno, Masjid Agung Bandung mengalami perubahan total diantaranyadi antaranya kubah dari sebelumnya berbentuk “nyungcung” menjadi kubah persegi empat bergaya timur tengah seperti bawang.
 
Selain itu menara di kiri dan kanan masjid serta pawestren berikut teras depan dibongkar sehingga ruangan masjid hanyalah sebuah ruangan besar dengan halaman masjid yang sangat sempit. Keberadaan Masjid Agung Bandung yang baru waktu itu digunakan untuk shalatsalat para tamu peserta Konferensi Asia Afrika.
 
Kubah berbentuk bawang rancangan Sukarno hanya bertahan sekitar 15 tahun. Setelah mengalami kerusakan akibat tertiup angin kencang dan pernah diperbaiki pada tahun 1967, kemudian kubah bawang diganti dengan bentuk bukan bawang lagi pada tahun 1970.
 
Berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat tahun 1973, Masjid Agung Bandung mengalami perubahan besar-besaran lagi. Lantai masjid semakin diperluas dan dibuat bertingkat. Terdapat ruang basement sebagai tempat wudlu, lantai dasar tempat shalatsalat utama dan kantor DKM serta lantai atas difungsikan untuk mezanin yang berhubungan langsung dengan serambi luar. Di depan masjid dibangun menara baru dengan ornamen logam berbentuk bulat seperti bawang dan atap kubah masjid berbentuk Joglo.
 
=== Perombakan TerahirTerakhir Tahun 2001 ===
Perubahan total terjadi lagi pada tahun 2001 merupakan bagian dari rencana penataan ulang Alun-alun Bandung dalam perencanaan tersebut penataan Masjid Agung dan alun alun merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan tanpa mengurangi arti alun alun sebagai ruang terbuka umum.
 
Proses pembangunan Masjid Raya Bandung dimulai dengan peletakan batu pertama proseproses pembangunan kembali pada tanggal 25 Februari 2001. Keseluruhan proses pembangunannya memakan waktu selama 829 hari (2 tahun 99 hari) sejak peletakan batu pertama hingga diresmikan tanggal 4 Juni 2003 oleh Gubernur Jawa Barat H.R. Nuriana. SecarSecara keseluruhan proses pembangunan dan penataan ulang kawasan alun alun dan masjid Agung Bandung dinyatakan selesai pada tanggal tanggal 13 Januari 2004. Bersamaan dengan pergantian nama dari Masjid Agung Bandung menjadi Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat serta menyandang predikat sebagai masjid provinsi, namun masyarakat Bandung kebanyakan masih menyebutnya sebagai Masjid Agung Bandung.
 
== Arsitektur ==
[[Berkas:Masjid-raya-bandung-105.jpg|thumb|right|Menara dan Kubah Masjid Raya Bandung]]
 
Masjid Raya Bandung yang kini kita lihat merupakan hasil rancangan 4 orang perancang kondang dari Bandung masing masing adalah Ir. H. Keulman, Ir. H. Arie Atmadibrata, Ir. H. Nu’man dan Prof. Dr. Slamet Wirasonjaya. Rancangan awalnya akan tetap mempertahankan sebagian bangunan lama Masjid Agung Bandung termasuk jembatan hubung masjid dengan alun alun yang melintas di atas jalan alun alun barat dan dinding berbentuk sisik ikan di sisi depan masjid. Satu satunya perubahan pada bangunan lama adalah perubahan bentuk atap masjid dari bentuk atap limas diganti dengan kubah besar setengah bola berdiameter 30 meter sekaligus menjadi kubah utama.
 
Untuk mengurangi beban, kubah tersebut dibangun dengan konstruksi space frame yang kemudian ditutup dengan material metal yang dipanaskan dalam suhu sangat tinggi. Selain satu kubah utama Masjid Raya Bandung dilengkapi lagi dengan dua kubah yang ukurannya lebih kecil masing masing berdiameter 25 meter diletakkan diatasdi atas bangunan tambahan. Sama seperti kubah utama dua kubah tambahan ini menggunakan konstruksi space frame namun ditutup dengan material transfarantransparan untuk memberi efek cahaya ke dalam masjid.
 
Bangunan tambahan didirikan di atas lahan yang sebelumnya merupakan ruas jalan alun alun barat di depan masjid. Bangunan tambahan ini dilengkapi dengan sepasang menara (rencananya setinggi 99 [[meter]]) namun kemudian dikurangi menjadi 81 meter saja, terkait dengan keselamatan penerbangan sebagaimana masukan dari pengelola Bandara Husein Sastranegara – Bandung. Saat ini, dua menara kembar yang mengapit bangunan utama masjid dapat dinaiki pengunjung. Di lantai paling atas, lantai 19, pengunjung dapat menikmati pemandangan 360 derajat kota Bandung
Baris 68 ⟶ 74:
 
=== Tampilan Interior ===
Bagian dalam masjid ini terdapat dua bagian, yaitu :
[[Berkas:Masjid-raya-bandung-mihrab.jpg|thumb|left|Bagian dalam Masjid Raya Bandung]]
 
Bagian dalam masjid ini terdapat dua bagian, yaitu :
* Ruang dalam bagian depan yang cukup luas dan
* Ruang sholat utama.
Baris 76 ⟶ 80:
Ruang Dalam Bagian Depan masjid ini digunakan sebagai aula untuk acara pengajian, pernikahan dan tentu saja untuk istirahat warga yang kebetulan singgah di situ. Ruang ini juga digunakan untuk sholat bagi mereka yang enggan untuk ke ruang sholat utama yang berada di ruang terpisah. Ruang Sholat Utama berada di ruang terpisah dari ruang dalam bagian depan. Di antara kedua ruang ini dihubungkan dengan jembatan yang di bawahnya terdapat ruang wudlu (selain ruang wudlu bagian luar). Ruang sholat utama ini memiliki ruang yang luas dan berlantai dua.
 
Interior bangunan tambahan ini dirancang dengan ornamen ukiran Islami dengan mengutamakan seni budaya Islami tatar sunda. Selain itu Masjid Raya Bandung dilengkapi dengan dua lantai basemenbasement yang dibagian atasnya tetap dipertahankan sebagai ruang terbuka untuk publik. Bagian atap masjid diganti dari atap joglo menjadi satu kubah besar pada atap tengah dan kubah lebih kecil pada atap kiri-kanan masjid, dinding masjid terbuat dari batu alam kualitas tinggi.
 
== Referensi ==
Baris 82 ⟶ 86:
 
== Pranala luar ==
* [http://www.infobandung.org/mesjid-raya-bandung-847.html Sejarah singkat Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120620180311/http://www.infobandung.org/mesjid-raya-bandung-847.html |date=2012-06-20 }}
* [http://2dheart.wordpress.com/2010/03/14/masjid-raya-bandung/ Masjid Raya Bandung]
* [http://www.mahanagari.com/index.php?option=com_content&view=article&id=195:delapan-wajah-masjid-agung-bandung&catid=1:cerita-bandung&Itemid=91 Delapan Wajah Masjid Agung Bandung]
* [http://aleut.wordpress.com/2010/08/13/sekilas-mesjid-agung-bandung/ Sekilas Mesjid Agung Bandung]
* [https://www.masjidraya.com/ MasjidRaya.com – portal berita binaan Masjid Raya Bandung]
* [http://www.bandungadvertiser.com/100-tempat-wisata-bandung-baru-unik/Spot-Spot Ngabuburit Seru di Bandung]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{Commonscat|Great Mosque of Bandung}}
 
{{DEFAULTSORT:Raya Bandung}}
{{Masjid di Indonesia}}
 
[[Kategori{{DEFAULTSORT:Masjid di Jawa Barat|Masjid Raya Bandung]]}}
[[Kategori:Masjid di Kota Bandung|Raya Bandung]]
[[Kategori:Kota Bandung]]
[[Kategori:Pendirian tahun 2003 di Indonesia]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur yang selesai tahun 2003]]