Sembahyang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(11 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
[[Berkas:Pura Batubolong Lombok 1.JPG|jmpl|ka|400px|Umat [[Hindu Dharma]] sedang melakukan sembahyang.]]
'''
Seringkali sembahyang dibedakan dengan '''[[doa]]''', doa lebih bersifat spontan dan [[pribadi]], serta umumnya tidak bersifat [[ritual]]istik. Meskipun demikian pada hakikatnya aktivitas ini sama, yakni sebuah bentuk [[komunikasi]] antara [[manusia]] dengan Tuhannya.
Baris 23 ⟶ 24:
== Konfusianisme ==
Di dalam agama Khonghucu, bersembahyang diartikan sebagai bentuk komunikasi antara manusia dengan para leluhur, shen ming (roh suci) dan TIAN (Tuhan Yang Maha Esa). Di dalam melakukan persembahyangan selalu ada persembahan yang disajikan seperti buah-buahan, lauk pauk, penganan berupa kue, dan hewan kurban. Semuanya itu merupakan simbol atau lambang yang penuh dengan makna. Bentuk dan jenis persembahan itu berbeda-beda, tergantung kepada siapa mereka melakukan sembahyang.
Waktu bersembahyangpun diatur pada waktu-waktu yang telah ditentukan, antara lain :
Baris 44 ⟶ 45:
Dalam KGK dikatakan bahwa doa adalah suatu dari hati yang baru, yang seharusnya menggerakkan hidup seseorang setiap saat, senada dengan yang dikatakan oleh, Pujangga Gereja dan Bapa Gereja yang dihormati baikmaupun{{rp|2697}}
Menurut KGK, seseorang tidak dapat berdoa 'setiap saat' jika ia tidak secara sengaja berdoa — dengan sadar — pada waktu tertentu menawarkan berbagai rumusan doa dengan maksud memelihara kebiasaan berdoa tanpa henti; di antaranya adalah doa harian, misalnya dan. Hari, yang berpusat pada , secara khusus dikuduskan oleh doa. Doa lainnya mengikuti siklus beserta hari-hari raya-nya. membimbing semua orang sesuai jalannya masing-masing dengan cara-cara yang berkenan pada-Nya, dan setiap orang ber menanggapi sesuai ketetapan hatinya dan ungkapan pribadi masing-masing dalam doanya. Tradisi mempertahankan 3 cara utama dalam mengungkapkan doa yaitu; doa renung dan doa batin dapat juga dipandang sebagai. Semua cara tersebut memiliki satu ciri pokok yang sama, yaitu hati.
Baris 53:
{{reflist}}
{{agama-stub}}▼
{{Authority control}}
[[Kategori:Agama]]
▲{{agama-stub}}
|