Azwar Anas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(63 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|Bupati [[BanyuwangiMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia]] 2010ke-201520|Abdullah Azwar Anas}} {{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
|name = {{PAGENAME}}
|image = GovernorSixth ofDevelopment WestCabinet SumatraPoster (Azwar Anas).jpg
|imagesize =
|caption =
Baris 8 ⟶ 9:
|order = ke-8
|term_start = 17 Maret 1993
|term_end = Januari14 Maret 1998
|president = [[Soeharto]]
|predecessor = [[Soepardjo Rustam]]
Baris 16 ⟶ 17:
|term_start2 = 23 Maret 1988
|term_end2 = 17 Maret 1993
|president2 = [[Soeharto]]
|predecessor2 = [[Rusmin Nuryadin]]
|successor2 = [[Haryanto Dhanutirto]]
|birth_date = {{birth date and age|1933|8|2}}
|birth_place = [[Mato Aie, Padang Selatan, Padang]], [[Hindia Belanda]]
|office3 = Gubernur SumatraSumatera Barat
|order3 = ke-3
|term_start3 = 18 Oktober 1977
Baris 29 ⟶ 30:
|successor3 = [[Hasan Basri Durin]]
|allegiance = [[Indonesia]]
|rank = [[BerkasFile:Pdu21-TNI letjendtni stafArmy-LG.pngsvg|25px| ]] [[Letnan Jenderal]] [[TNI]] ([[Daftar istilah militer Tentara Nasional Indonesia#H|Kehormatan]])
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI Angkatan Darat]]
|unit = Corps[[Peralatan Angkatan Darat|Peralatan (CPL)]]
|serviceyears = 1960–1986
|battles =
|death_dateawards =
|awards = [[File:MY-NEG Order of Loyalty to Negeri Sembilan.svg|50px]] Dato' Seri Utama dari [[Negeri Sembilan]], [[Malaysia]]{{sfn|Permo|1995|pp=92}}
|servicenumber = 21051
|death_date =
|death_date = {{death date and age|2023|3|5|1933|8|2}}
|death_place =
|death_place = [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], Indonesia
|nationality = [[Indonesia]]
|party =
|spouse = {{marriage|Djusmeini|1957|19992009|reason=died}}
|children = 5
|residence =
|alma_mater = [[Institut Teknologi Bandung]]
|occupation = [[Politikus]], [[militer]], [[birokrat]]
|occupation = [[Politikus]], [[militer]], [[birokrat]]}}[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] (HOR) ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Insinyur|Ir.]] '''Azwar Anas''' gelar '''Datuak Rajo Sulaiman''' ({{lahirmati|[[Padang]]|2|8|1933}}) adalah seorang mantan perwira militer, birokrat, dan politikus Indonesia. Ia pernah dipercaya sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada Kabinet Pembangunan VI (1993–1998) setelah menjabat sebagai [[Menteri Perhubungan Indonesia]] pada Kabinet Pembangunan V (1988–1993). Sebelumnya ia menjabat sebagai [[Gubernur Sumatra Barat]] selama dua periode (1977–1987).
}}
 
[[Letnan Jenderal]] [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] [[Pangkat kehormatan|(HOR)]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Insinyur|Ir.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Azwar Anas''' gelar '''Datuak Rajo Suleman''' ({{lahirmati|[[Mato Aie, Padang Selatan, Padang]]|2|8|1933|[[Jakarta]]|5|3|2023}}) adalah seorang tentara, birokrat, politikus dan pengurus sepak bola Indonesia. [[Ketua Umum PSSI]] periode 1991–1998 ini pernah dipercaya sebagai [[Daftar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia|Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] pada Kabinet Pembangunan VI (1993–1998) setelah menjabat sebagai [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan Indonesia]] pada Kabinet Pembangunan V (1988–1993). Sebelumnya ia menjabat sebagai [[Gubernur Sumatera Barat]] selama dua periode (1977–1987). Ia menjabat sebagai Ketua Majelis Pembina Pusat [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] (PERTI) periode 2016–2022. Sebelumnya ia merupakan Ketua Dewan Pembina Pusat Tarbiyah periode 1989–1998 dan 2006–2016 serta [[Daftar Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Ketua Umum PB Tarbiyah]] periode 1998–2001 dan 2004–2006.
== Riwayat Hidup ==
 
=== Kehidupan awal ===
Azwar Anas lahir pada 2 Agustus 19311933 di [[Padang]], yang ketika itu merupakan bagian dari [[SumatraSumatera Barat|Keresidenan SumatraSumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]. Ia adalah anak ketiga dari pasangan Anas Malik Sutan Masabumi (ayah) dan Rakena Anas (ibu), yang memiliki sepuluh orang anak. Ayahnya yang masih memiki garis keturunan dengan [[Raja Pagaruyung]] terakhir, yakni [[Bagagarsyah dari Pagaruyung|Sutan Bagagarsyah]], bekerja sebagai kepala perbengkelan kereta api di [[Simpang Haru, Padang Timur, Padang|Simpang Haru, Padang]], sementara ibunya yang hanya tamatan SD berasal dari [[Koto Sani, X Koto Singkarak, Solok|Koto Sani]], [[Solok]]. Sebelum menikah dengan ibunya, ayahnya telah memperoleh seorang anak dari istri pertama yang kemudian diceraikannya, tetapi kehidupan mereka tetap ditanggung oleh ayahnya meskipun telah bercerai.{{sfn|Yusra|2011|pp=5}}{{sfn|Yusra|2011|pp=3}} Ayahnya adalah putera dari Malik anak dari Soetan Oesman gelar Soetan Lerang seorang pengusaha terkenal pada masanya.
 
Sejak kecil, ia dibesarkan dalam keluarga yang taat melaksanakan ajaran [[Islam]] dengan didikan ayah yang berwatak keras tetapi disiplin dan didampingi ibu yang senantiasa mengayomi dan memberikan nasihat akan pentingnya agama dan tanggung jawab. Ia menghabiskan masa kecilnya bersama keluarganya di [[Mato Aie, Padang Selatan, Padang|Mato Aie]] dalam sebuah rumah yang dibangun di pinggang bukit di tepi Jalan Raya Padang–[[Pelabuhan Teluk Bayur|Teluk Bayur]]. Tidak seperti kebanyakan anak ''ambtenaar'' (pegawai pemerintah Hindia Belanda), ia bersama kakak dan adiknya tidak dimasukkan ke sekolah-sekolah Belanda, melainkan dimasukkan ke HIS [[Adabiyah School]], sebuah sekolah agama yang didirikan oleh [[Abdullah Ahmad]] pada tahun 1909.{{sfn|Yusra|2011|pp=10}}
Baris 59 ⟶ 62:
Berita [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|diproklamasikannya]] kemerdekaan [[Indonesia]] pada 17 Agustus 1945 baru disebarluaskan ke [[Kota Padang|Padang]] oleh [[Muhammad Sjafei]] sekitar akhir bulan Agustus.{{sfn|Yusra|2011|pp=19}} Namun, pada 10 Oktober 1945 tentara Sekutu, yang semula ditugaskan untuk melucuti serdadu Jepang dan mengambil para tawanan Jepang, telah merapat ke [[pelabuhan Teluk Bayur]] dan kedatangan ini dicurigai oleh para pemuda di Padang karena diikuti oleh tentara [[Belanda]]. Kecurigaan ini ternyata benar sehingga ketegangan mulai meningkat di Padang. Kantor-kantor pemerintahan di Padang mulai dipindahkan ke luar kota, termasuk kantor tempat ayah dari Azwar Anas bekerja dipindahkan ke [[Kayu Tanam, 2x11 Kayu Tanam, Padang Pariaman|Kayu Tanam]] sehingga keluarganya kemudian pindah ke tempat itu sedangkan ia dan adiknya yang bernama Akil tetap menetap di Padang.{{sfn|Yusra|2011|pp=20}} Namun karena Padang dirasakan tidak aman lagi setelah pembunuhan [[Bagindo Azizchan]] oleh tentara Belanda,{{sfn|Yusra|2011|pp=23}} ia dan adiknya menyusul keluarganya yang ternyata telah berpindah ke [[Bukittinggi]].{{sfn|Yusra|2011|pp=24}} Di kota berhawa sejuk itu, ia tetap meneruskan sekolahnya; ia dimasukkan ke SMP Negeri 1 Bukittinggi, tetapi kemudian pindah ke SMP Negeri 3 Bukittinggi. Setelah tamat, ia masuk ke [[SMA Negeri 1 Bukittinggi]].{{sfn|Yusra|2011|pp=24}}
 
Tidak lama setelah ibu kota Indonesia di [[Yogyakarta]] diduduki oleh Belanda, [[Syafruddin Prawiranegara]] bersama [[Daftar tokoh Minangkabau|tokoh Minangkabau]] lainnya membentuk [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI) di Bukittinggi. Pada saat itu, ketika berlangsungnya [[Agresi Militer Belanda II]], keluarganya pindah ke [[Barulak, Tanjung Baru, Tanah Datar|Barulak]], [[Tanah Datar]], kemudian setelah gencatan senjata diberlakukan di SumatraSumatera Barat pada 19 Agustus 1948, keluarganya kembali pindah ke Padang. Di Padang, ia bersekolah di SMA Permindo (kini [[SMA Negeri 1 Padang]]) sampai tamat pada tahun 1951.{{sfn|Yusra|2011|pp=30}} Setamat SMA, ia berniat untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi di Jawa, karena pada saat itu di SumatraSumatera Barat belum ada perguruan tinggi yang sesuai dengan keinginannya.{{sfn|Yusra|2011|pp=33}} Oleh sebab itu, dalam suatu perundingan dengan keluarganya, ia menyampaikan keputusannya untuk merantau ke [[Jakarta]].{{sfn|Yusra|2011|pp=35}}
 
=== Merantau ===
[[Berkas:Bandung Institute of Technology, Know Indonesia... Know Your Friend, p32.jpg|jmpl|Institut Teknologi Bandung pada tahun 1951]]
 
Sesampai di Jakarta, sambil mencari pekerjaan, ia menumpang sementara waktu di rumah salah seorang kerabatnya. Setelah memperoleh informasi dari salah seorang temannya tentang lowongan pekerjaaan pegawai Balai Penyelidikan Kimia di [[Bogor]], ia langsung melamarnya.{{sfn|Yusra|2011|pp=36}} Pada awalnya ia hanya berkerjabekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah [[laboratorium]] yang dikepalai oleh seorang berkebangsaan [[Belanda]] bernama Ir. Nyhold,{{sfn|Yusra|2011|pp=37}} kemudian dalam tahun-tahun berikutnya, ia menjadi asisten seorang insinyur bernama Ir. Dufont setelah membantunya membangun sebuah laboratorium di [[Burangrang, Lengkong, Bandung|Burangrang]], [[Bandung]]. Sambil bekerja, ia juga memperoleh beasiswa dari [[Departemen Perindustrian Republik Indonesia|Departemen Perindustrian]] saat itu untuk mengikuti pendidikan kimia di Fakultas Teknik [[Universitas Indonesia Bandung|Universitas Indonesia di Bandung]], yang kini menjadi [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB).{{sfn|Yusra|2011|pp=39}}
 
Setelah sekitar dua tahun mengikuti kuliah di ITB, prestasi akademisnya mulai menurun.{{sfn|Yusra|2011|pp=42}} Pada saat itu ia memutuskan untuk kembali ke [[Padang]] untuk menemui orang tuanya di [[Mato Aie, Padang Selatan, Padang|Mato Aie]] dan meminta izin menikahi seorang gadis di Bandung. Namun keinginannya ini ternyata tidak disetujui oleh kedua orang tuanya. Ibunya justru menangis sewaktu ia meminta izin menikahi seorang gadis yang bukan [[orang Minang|Minang]]. Sebaliknya, ibunya mengajukan calon lain yang sudah disiapkannya sendiri sejak lama, yakni Djusmeini. Pada 12 Juli 1957, ia akhirnya menikah dengan Djusmeini, yang ketika itu berumur 23 tahun. Setelah pernikahan dilangsungkan di [[Lubuk Alung, Padang Pariaman|Lubuk Alung]], ia bersama istrinya kemudian pindah ke Bandung.{{sfn|Yusra|2011|pp=43}} Sesampai di Bandung, ia tetap melanjutkan kuliahnya di ITB sampai tamat.{{sfn|Yusra|2011|pp=44}}
 
== Militer ==
=== Pendidikan militer ===
Semula berencana menjadi dosen tetap di almamaternya, pada 1959 AnasAzwar bersama ratusan sarjana diperintahkan mengikuti wajib militer oleh pemerintah menyusul diberlakukannya status keadaan bahaya darurat perang. Ia menjalani latihan pendidikan militer di Sekolah Perwira Cadangan (Sepacad) di [[Bogor]] selama enam bulan hingga 1960.{{sfn|Yusra|2011|pp=47}} Ia lulus dan dilantik Presiden [[Soekarno]] sebagai [[letnan satu]] dalam upacara militer di Bogor. Para lulusan diberi dua pilihan yaitu aktif masuk militer atau kembali ke pekerjaan semula. Azwar memilih untuk bergabung dengan militer.{{sfn|Yusra|2011|pp=51}}
 
=== Karier militer ===
Baris 86 ⟶ 90:
Azwar sering diminta memberikan ceramah agama di masjid-masjid Bandung. Ia ikut andil mendirikan [[Masjid Salman ITB]]. Ia juga intens membangun komunikasi dengan perantau Minang di kota itu.{{sfn|Yusra|2011|pp=93}}
 
=== Direktur Semen Padang ===
Gubernur SumatraSumatera Barat [[Harun Zain]] memanggil Azwar pulang kampung halaman dengan menjadi Direktur [[Semen Padang (perusahaan)|PN Semen Padang]].{{sfn|Yusra|2011|pp=97}} Kala itu SumatraSumatera Barat porak-poranda akibat penumpasan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI).{{sfn|Yusra|2011|pp=101}} Harun Zain memanggil para sarjana Minang di perantauan untuk pulang kembali membangun SumatraSumatera Barat.{{sfn|Yusra|2011|pp=102}}
 
Kolonel Azwar Anas mulai memimpin Semen Padang dalam keadaan sekarat. Ia membenahi keadaan fisik pabrik dan merehabilitasi mental para karyawan melalui dakwah Islam. Ia berhasil membangkitkan perusahaan itu menjadi BUMN terkemuka di bawah Departemen Perindustrian.{{sfn|Permo|1995|pp=93}}
 
=== Karier pemerintahan ===
[[Berkas:Azwar Anas was appointed as governorGovernor of West Sumatra forAzwar the second term, Mimbar Departemen Dalam Negeri No. 4, 1982-1983, p11Anas.jpg|jmpl|MenteriPotret Dalam Negeri ad-interim, [[Sudharmono]] SH atas nama Presiden melantik Ir.resmi Azwar Anas menjadisebagai Gubernur KDH SumatraSumatera Barat untuk jabatan yangperiode kedua kalinya.]]
Keberhasilan Azwar Anas membuat ia dikenal oleh rakyat sehingga ia terpilih dalam pemilihan [[Gubernur SumatraSumatera Barat]] Oktober 1977 menggantikan [[Harun Al-Rasjid Zain|Harun Zain]].{{sfn|Permo|1995|pp=93}} Ia tercatat sebagai perwira militer pertama dan satu-satunya yang memegang jabatan Gubernur SumatraSumatera Barat. Ia menjabat gubernur selama dua periode hingga 1987. Pada 1986, ia pensiun dari [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] (ABRI) dengan pangkat terakhir [[mayor jenderal]] TNI.{{sfn|Permo|1995|pp=92}}
 
Seusai menjabat gubernur, pada 1988 Presiden [[Soeharto]] mengangkatnya menjadi [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan]] dalam [[Kabinet Pembangunan V]]. Pada 1991, ia dipercaya menjadi Ketua Umum [[Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia]] (PSSI) hingga 1999. Masa itu PSSI berhasil mengadakan kompetisi [[Sistem liga sepak bola di Indonesia|Ligina]], gabungan [[Perserikatan (ajang sepak bola)|perserikatan]], dan [[Galatama]].{{sfn|Permo|1995|pp=92}}
 
Pada 1993, Azwar diangkat menjadi [[Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia|Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] dalam [[Kabinet Pembangunan VI]]. Tak lama kemudian ia bersama [[Soesilo Soedarman]] menerima kenaikan pangkat bersejarah menjadi [[letnanLetnan jenderalJenderal]] TNI purnawirawan. {{sfn|Permo|1995|pp=93}}
 
Pada 1991, Azwar Anas menjadi pendiri dan Ketua Yayasan Nurul Ikhlas yang berlokasi di Pincuran Tinggi, [[Panyalaian, Sepuluh Koto, Tanah Datar]]. Yayasan ini bergerak di pendidikan Islam dan berkembang membawahi SMP dan SMA pondok pesantren modern, serta Sekolah Tinggi Ekonomi Syariah Manna Wa Salwa.<ref>https://nurulikhlas.sch.id/sejarah-perkembangan-pondok-pesantren-modern-nurul-ikhlas/</ref><ref>https://mannawasalwa.ac.id/3/sejarah/</ref> Ia menjabat sebagai ketua yayasan hingga akhir hayatnya.<ref>https://vervalyayasan.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil?yayasan_id=418DAE6F-51F1-4F06-8284-97650B192BEA</ref>
 
== Kehidupan pribadi ==
[[Berkas:Azwar Anas.jpg|jmpl|Azwar Anas selaku Ketua Dewan Pembina Pengurus Besar Persatuan Tarbiyah Islamiyah meninjau Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas yang berada di PadangX Koto, Tanah PanjangDatar, 2011.]]
Dari pernikahan dengan Djusmeini, Azwar memiliki lima orang anak. Anak pertamanya Ria Prima Pusparini meninggal pada 10 November 1971 dalam [[Kecelakaan Vickers Viscount Samudra Hindia 1971|kecelakaan pesawat Merpati]] yang juga ditumpangi oleh seniman [[Huriah Adam]].{{sfn|Permo|1995|pp=94}} Anak-anak berikutnya bernama Ary Irsyad Riadi, Roy Irza Farabi, Ronny Pahlawan, dan Maya Devita. Keempat anak itu lulusan [[Amerika Serikat]].{{sfn|Yusra|2011|pp=538}} Djusmeini meninggal dunia di Bandung pada 16 Desember 2009.<ref>https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/02/10/breaking-news/nasional/09/12/17/96467-istri-azwar-anas-meninggal-dunia</ref> Ronny Pahlawan menikahi calon istrinya di depan jenazah ibunya sebelum dimakamkan.<ref>https://news.detik.com/berita/d-1261730/putra-azwar-anas-menikah-di-depan-jenazah-sang-ibu</ref><ref>https://www.viva.co.id/berita/nasional/114599-kalla-melayat-istri-azwar-anas</ref>
 
== Wafat ==
Azwar Anas meninggal dunia karena sakit pernapasan di CICU [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto|RSPAD Gatot Soebroto]], [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]], pada 5 Maret 2023, pukul 11.42 WIB setelah menjalani perawatan selama dua bulan.<ref>https://langgam.id/azwar-anas-sempat-dirawat-2-bulan-di-rspad/</ref><ref>https://hariansinggalang.co.id/gangguan-pernafasan-sudah-empat-hari-mantan-menko-kesra-azwar-anas-dirawat/</ref><ref>https://epaper.mediaindonesia.com/detail/a-4400</ref> Jenazahnya dimakamkan dengan upacara militer keesokan harinya di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]] dipimpin oleh [[Abdullah Mahmud Hendropriyono]].<ref>https://www.tribunnews.com/nasional/2023/03/06/digelar-secara-militer-hendropriyono-pimpin-upacara-pemakaman-azwar-anas-di-tmp-kalibata</ref>
 
== Penghargaan ==
* [[Satyalancana Penegak]]<ref name=sl>https://books.google.co.id/books?id=-5_xxJr2cYkC&pg=RA10-PA65</ref>
* [[Satyalancana Kesetiaan]] VIII<ref name=sl/>
* [[Satyalancana Pembangunan]] dari [[Presiden Republik Indonesia]] (1974)<ref name=sl/>
* [[Bintang Mahaputera Utama]] dari Presiden Republik Indonesia (1986)<ref name=bm>{{Cite web|date=10 September 2018|title=Daftar Warga Negara Republik Indonesia yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Tahun 1959 s.d. 2003|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf|website=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2021-08-12}}</ref>
* [[Bintang Mahaputera Adipradana]] dari Presiden Republik Indonesia (1992)<ref name=bm/>
|awards =* [[File:MY-NEG Order of Loyalty to Negeri Sembilan.svg|50px]] Dato' Seri Utama dari [[Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan]], [[Malaysia]], [[Ja'afar dari Negeri Sembilan|Tuanku Ja'afar]]{{sfn|Permo|1995|pp=92}}{{sfn|Yusra|2011|pp=503}}<ref>https://books.google.co.id/books?id=SE9UDwAAQBAJ&pg=PA85</ref>
* [[File:AUT Honour for Services to the Republic of Austria - 5th Class BAR.svg|50px]] Grand Decoration of Honour in Silver with Star of the [[:en:Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria#Classes|Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria]] (1996)<ref name="recipients">{{cite web|url=https://www.parlament.gv.at/PAKT/VHG/XXIV/AB/AB_10542/imfname_251156.pdf|title=Eingelangt am 23.04.2012 : Dieser Text wurde elektronisch übermittelt. Abweichungen vom Original sind möglich. Bundeskanzler Anfragebeantwortung|website=Parlament.gv.at|access-date=10 February 2019}}</ref>
 
== Rujukan ==
Baris 128 ⟶ 146:
|first = Audrey R
|authorlink =
|title = Dari Pemberontakan ke Integrasi: SumatraSumatera Barat dan Politik Indonesia, 1926–1998
|year = 2005
|publisher = Yayasan Obor Indonesia
Baris 150 ⟶ 168:
|first = Gusti
|authorlink = Gusti Asnan
|title = Memikir Ulang Regionalisme: SumatraSumatera Barat tahun 1950-an
|year = 2007
|publisher = Yayasan Obor Indonesia
Baris 173 ⟶ 191:
 
== Pranala luar ==
{{Commonscat}}
 
* https://books.google.co.id/books?id=VODlHHq4FukC&pg=PA659
* https://books.google.co.id/books?id=dB4TAAAAMAAJ&pg=PA28
Baris 181 ⟶ 201:
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Daftar Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia|Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] |tahun = 1993–1998 |pendahulu = [[Soepardjo Roestam]] |pengganti = [[Haryono Suyono]]}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Daftar Menteri Perhubungan Republik Indonesia|Menteri Perhubungan]] |tahun = 1988–1993 |pendahulu = [[Rusmin Nuryadin]] |pengganti = [[Haryanto Dhanutirto]]}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Daftar Gubernur SumatraSumatera Barat|Gubernur SumatraSumatera Barat]] |tahun = 1977–1987 |pendahulu = [[Harun Zain]] |pengganti = [[Hasan Basri Durin]]}}
{{S-sport}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia#Ketua umum|Ketua Umum PSSI]] |tahun = 1991–1999 |pendahulu = [[Kardono]] |pengganti = [[Agum Gumelar]]}}
{{S-end}}
{{Kabinet Pembangunan VI}}{{Kabinet Pembangunan V}}{{Menteri Perhubungan Indonesia}}{{Gubernur SumatraSumatera Barat}}{{Authority control}}
 
{{DEFAULTSORT:Anas, Azwar}}
Baris 195 ⟶ 215:
[[Kategori:Ketua Umum PSSI]]
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Tokoh militer Minangkabau]]
[[Kategori:Politikus Minangkabau]]
[[Kategori:Dinasti Mauli]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:Ninik Mamak Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh SumatraSumatera Barat]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
Baris 208 ⟶ 229:
[[Kategori:Menteri Koordinator Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Perhubungan Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur SumatraSumatera Barat]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
[[Kategori:Penerima Satyalancana Pembangunan]]