Azwar Anas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yoshua Renaldo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(150 revisi perantara oleh 43 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|[[Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia]] ke-20|Abdullah Azwar Anas}}
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = '''Ir. H.'''
|name = {{PAGENAME}}
|image = Sixth Development Cabinet Poster (Azwar-anas Anas).jpg
|imagesize = 200px
|caption =
|office = Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia|Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
|order = ke-8
|term_start = [[17 Maret]] [[1993]]
|term_end = [[Januari]]14 Maret [[1998]]
|president = [[Soeharto]]
|predecessor = [[Soepardjo Rustam]]
|successor = [[Haryono Suyono]]
|office2 = Menteri Perhubungan Republik Indonesia|Menteri Perhubungan
|order2 = 21ke-27
|term_start2 = [[23 Maret]] [[1988]]
|term_end2 = [[17 Maret]] [[1993]]
|president2 = [[Soeharto]]
|predecessor2 = [[Rusmin Nuryadin]]
|successor2 = [[Haryanto Dhanutirto]]
|birth_date = {{birth date and age|1933|8|2}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[KotaMato Aie, Padang|Padang]] Selatan, [[Sumatera BaratPadang]], [[Hindia Belanda]]
|office3 = Gubernur Sumatera Barat
|order3 = 4ke-3
|term_start3 = [[18 Oktober 1977]]
|term_end3 = [[30 Oktober 1987]]
|president3 =
|predecessor3 = [[Harun Zain]]
|successor3 = [[Hasan Basri Durin]]
|death_date allegiance = [[Indonesia]]
|rank = [[File:21-TNI Army-LG.svg|25px| ]] [[Letnan Jenderal]] [[TNI]] ([[Daftar istilah militer Tentara Nasional Indonesia#H|Kehormatan]])
|death_place =
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI Angkatan Darat]]
|unit = [[Peralatan Angkatan Darat|Peralatan (CPL)]]
|serviceyears = 1960–1986
|battles =
|awards =
|servicenumber = 21051
|death_date = {{death date and age|2023|3|5|1933|8|2}}
|death_place = [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], Indonesia
|nationality = [[Indonesia]]
|party =
|spouse = {{marriage|Djusmeini|1957|2009|reason=died}}
|children = 5
|residence =
|alma_mater = [[Institut Teknologi Bandung]]
|occupation = [[Politikus]], [[militer]], [[birokrat]]
|religion = [[Islam]]
}}
'''[[Letnan Jenderal|Letjen]] (Purn) Ir. Azwar Anas Datuak Rajo Sulaiman''' ({{lahirmati|[[Kota Padang|Padang]], [[Sumatera Barat]]|2|8|1933}}) adalah seorang militer, birokrat dan politisi Indonesia. Ia pernah dipercaya sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) setelah menjabat sebagai [[Menteri Perhubungan|Menteri Perhubungan Indonesia]] pada Kabinet Pembangunan V ([[1988]]-[[1993]]). Sebelumnya dia menjabat sebagai [[Gubernur Sumatera Barat]] selama dua periode ([[1977]]-[[1987]]).
 
[[Letnan Jenderal]] [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] [[Pangkat kehormatan|(HOR)]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Insinyur|Ir.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Azwar Anas''' gelar '''Datuak Rajo Suleman''' ({{lahirmati|[[Mato Aie, Padang Selatan, Padang]]|2|8|1933|[[Jakarta]]|5|3|2023}}) adalah seorang tentara, birokrat, politikus dan pengurus sepak bola Indonesia. [[Ketua Umum PSSI]] periode 1991–1998 ini pernah dipercaya sebagai [[Daftar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia|Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] pada Kabinet Pembangunan VI (1993–1998) setelah menjabat sebagai [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan Indonesia]] pada Kabinet Pembangunan V (1988–1993). Sebelumnya ia menjabat sebagai [[Gubernur Sumatera Barat]] selama dua periode (1977–1987). Ia menjabat sebagai Ketua Majelis Pembina Pusat [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] (PERTI) periode 2016–2022. Sebelumnya ia merupakan Ketua Dewan Pembina Pusat Tarbiyah periode 1989–1998 dan 2006–2016 serta [[Daftar Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Ketua Umum PB Tarbiyah]] periode 1998–2001 dan 2004–2006.
== Kehidupan ==
=== Kehidupan awal ===
Azwar Anas lahir pada 2 Agustus 1931 di [[Padang]], yang ketika itu merupakan bagian dari [[Sumatera Barat|Keresidenan Sumatera Barat]], [[Hindia-Belanda]]. Ia adalah anak ketiga dari pasangan Anas Malik Sutan Masabumi (ayah) dan Rakena Anas (ibu), yang memiliki sepuluh orang anak. Ayahnya yang masih memiki garis keturunan dengan [[Raja Pagaruyung]] terakhir, yakni [[Bagagarsyah dari Pagaruyung|Sutan Bagagarsyah]], bekerja sebagai kepala perbengkelan kereta api di [[Simpang Haru, Padang Timur, Padang|Simpang Haru, Padang]], sementara ibunya yang hanya tamatan SD berasal dari [[Koto Sani, X Koto Singkarak, Solok|Koto Sani]], [[Solok]]. Sebelum menikah dengan ibunya, ayahnya telah memperoleh seorang anak dari istri pertama yang kemudian diceraikannya, tetapi kehidupan mereka tetap ditanggung oleh ayahnya meskipun telah bercerai.{{sfn|Yusra|2011|pp=5}}{{sfn|Yusra|2011|pp=3}} Ayahnya adalah putera dari Malik anak dari Soetan Oesman gelar Soetan Lerang seorang pengusaha terkenal pada masanya.{{tambo Soetan Oesman glr Soetan Lerang|1982|pp=6}}
 
== Kehidupan awal ==
Sejak kecil, ia dibesarkan dalam keluarga yang taat melaksanakan ajaran [[Islam]] dengan didikan ayah yang berwatak keras tetapi disiplin dan didampingi ibu yang senantiasa mengayomi dan memberikan nasihat akan pentingnya agama dan tanggung jawab. Ia menghabiskan masa kecilnya bersama keluarganya di [[Mato Aie, Padang Selatan, Padang|Mato Aie]] dalam sebuah rumah yang dibangun di pinggang bukit di tepi Jalan Raya Padang–[[Pelabuhan Teluk Bayur|Teluk Bayur]]. Tidak seperti kebanyakan anak ''ambtenaar'' (pegawai pemerintah Hindia-Belanda), ia bersama kakak dan adiknya tidak dimasukkan ke sekolah-sekolah Belanda, melainkan dimasukkan ke HIS [[Adabiyah School]], sebuah sekolah agama yang didirikan oleh [[Abdullah Ahmad]] pada tahun 1909.{{sfn|Yusra|2011|pp=10}}
Azwar Anas lahir pada 2 Agustus 1933 di [[Padang]], yang ketika itu merupakan bagian dari [[Sumatera Barat|Keresidenan Sumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]. Ia adalah anak ketiga dari pasangan Anas Malik Sutan Masabumi (ayah) dan Rakena Anas (ibu), yang memiliki sepuluh orang anak. Ayahnya yang masih memiki garis keturunan dengan [[Raja Pagaruyung]] terakhir, yakni [[Bagagarsyah dari Pagaruyung|Sutan Bagagarsyah]], bekerja sebagai kepala perbengkelan kereta api di [[Simpang Haru, Padang Timur, Padang|Simpang Haru, Padang]], sementara ibunya yang hanya tamatan SD berasal dari [[Koto Sani, X Koto Singkarak, Solok|Koto Sani]], [[Solok]]. Sebelum menikah dengan ibunya, ayahnya telah memperoleh seorang anak dari istri pertama yang kemudian diceraikannya, tetapi kehidupan mereka tetap ditanggung oleh ayahnya meskipun telah bercerai.{{sfn|Yusra|2011|pp=5}}{{sfn|Yusra|2011|pp=3}} Ayahnya adalah putera dari Malik anak dari Soetan Oesman gelar Soetan Lerang seorang pengusaha terkenal pada masanya.
 
Sejak kecil, ia dibesarkan dalam keluarga yang taat melaksanakan ajaran [[Islam]] dengan didikan ayah yang berwatak keras tetapi disiplin dan didampingi ibu yang senantiasa mengayomi dan memberikan nasihat akan pentingnya agama dan tanggung jawab. Ia menghabiskan masa kecilnya bersama keluarganya di [[Mato Aie, Padang Selatan, Padang|Mato Aie]] dalam sebuah rumah yang dibangun di pinggang bukit di tepi Jalan Raya Padang–[[Pelabuhan Teluk Bayur|Teluk Bayur]]. Tidak seperti kebanyakan anak ''ambtenaar'' (pegawai pemerintah Hindia Belanda), ia bersama kakak dan adiknya tidak dimasukkan ke sekolah-sekolah Belanda, melainkan dimasukkan ke HIS [[Adabiyah School]], sebuah sekolah agama yang didirikan oleh [[Abdullah Ahmad]] pada tahun 1909.{{sfn|Yusra|2011|pp=10}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Kampong Djawa Padang TMnr 60038884.jpg|thumb|[[Kampung Jao, Padang Barat, Padang|Kampung Jawa]], Padang pada masa [[Hindia-Belanda]]]]
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Kampong Djawa Padang TMnr 60038884.jpg|jmpl|[[Kampung Jao, Padang Barat, Padang|Kampung Jawa]], Padang pada masa [[Hindia Belanda]]]]
Ketika masih berusia kanak-kanak, ia sempat menggeluti beberapa pekerjaan untuk membantu meringankan ekonomi keluarganya yang sedang sulit pada masa [[pendudukan Jepang di Indonesia]]. Ia pernah berdagang kayu untuk kemudian dijual ke pasar [[Kampung Jao, Padang Barat, Padang|Kampung Jawa]] dan berjualan ikan, bahkan sebelumnya ia juga pernah berjaja [[pisang goreng]] di Mato Aie setiap pagi.{{sfn|Yusra|2011|pp=17}} Di tengah kesulitan ekonomi keluarganya, setelah tamat dari HIS Adabiyah, ia masih bisa meneruskan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi; ia masuk ke sekolah bentukan Jepang yang disebut ''Chu Gakko'' (setingkat SMP).{{sfn|Yusra|2011|pp=18}}
 
Ketika masih berusia kanak-kanak, ia sempat menggeluti beberapa pekerjaan untuk membantu meringankan ekonomi keluarganya yang sedang sulit pada masa [[pendudukan Jepang di Indonesia]]. Ia pernah berdagang kayu untuk kemudian dijual ke pasar [[Kampung Jao, Padang Barat, Padang|Kampung Jawa]] dan berjualan ikan, bahkan sebelumnya ia juga pernah berjaja [[pisang goreng]] di Mato Aie setiap pagi.{{sfn|Yusra|2011|pp=17}} Di tengah kesulitan ekonomi keluarganya, setelah tamat dari HIS Adabiyah, ia masih bisa meneruskan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi; ia masuk ke sekolah bentukan Jepang yang disebut ''Chu Gakko'' (setingkat men).{{sfn|Yusra|2011|pp=18}}
 
=== Masa awal kemerdekaan ===
Berita [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|diproklamasikannya]] kemerdekaan [[Indonesia]] pada 17 Agustus 1945 baru disebarluaskan ke [[Kota Padang|Padang]] oleh [[Muhammad Sjafei]] sekitar akhir bulan Agustus.{{sfn|Yusra|2011|pp=19}} Namun, pada 10 Oktober 1945, tentara Sekutu, yang semula ditugaskan untuk melucuti serdadu Jepang dan mengambil para tawanan Jepang, telah merapat ke [[pelabuhan Teluk Bayur]], tetapidan kedatangan ini dicurigai oleh para pemuda di Padang ikutkarena menyertakandiikuti oleh tentara [[Belanda]]. Kecurigaan ini ternyata benar sehingga ketegangan mulai meningkat di Padang. Kantor-kantor pemerintahan di Padang mulai dipindahkan ke luar kota, termasuk kantor tempat ayahnyaayah dari Azwar Anas bekerja dipindahkan ke [[Kayu Tanam, 2x11 Kayu Tanam, Padang Pariaman|Kayu Tanam]], sehingga keluarganya kemudian pindah ke tempat itu, sedangkan ia dan adiknya yang bernama Akil tetap menetap di Padang.{{sfn|Yusra|2011|pp=20}} Namun karena Padang dirasakan tidak aman lagi setelah pembunuhan [[Bagindo Azizchan]] oleh tentara Belanda,{{sfn|Yusra|2011|pp=23}} ia dan adiknya menyusul keluarganya yang ternyata telah berpindah ke [[Bukittinggi]].{{sfn|Yusra|2011|pp=24}} Di kota berhawa sejuk itu, ia tetap meneruskan sekolahnya; ia dimasukkan ke [[SMP Negeri 1 Bukittinggi]], tetapi kemudian pindah ke SMP Negeri III3 Bukittinggi. dan setelahSetelah tamat, ia masuk ke [[SMA Negeri 1 Bukittinggi]].{{sfn|Yusra|2011|pp=24}}
 
Tidak lama setelah ibu kota Indonesia di [[Yogyakarta]] diduduki oleh Belanda, [[Syafruddin Prawiranegara]] bersama [[Daftar tokoh Minangkabau|tokoh Minangkabau]] lainnya membentuk [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI) di Bukittinggi. Pada saat itu, ketika berlangsungnya [[Agresi Militer Belanda II]], keluarganya pindah ke [[Barulak, Tanjung Baru, Tanah Datar|Barulak]], [[Tanah Datar]], kemudian setelah gencatan senjata diberlakukan di Sumatera Barat pada 19 Agustus 1948, keluarganya kembali pindah ke Padang. Di Padang, ia bersekolah di SMA Permindo (kini [[SMA Negeri 1 Padang]]) sampai tamat pada tahun 1951.{{sfn|Yusra|2011|pp=30}} Setamat SMA, ia berniat untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi di Jawa, karena pada saat itu di Sumatera Barat belum ada perguruan tinggi yang sesuai dengan keinginannya.{{sfn|Yusra|2011|pp=33}} Oleh sebab itu, dalam suatu perundingan dengan keluarganya, ia menyampaikan keputusannya untuk merantau ke [[Jakarta]].{{sfn|Yusra|2011|pp=35}}
 
=== Merantau ===
[[Berkas:Bandung Institute of Technology, Know Indonesia... Know Your Friend, p32.jpg|jmpl|Institut Teknologi Bandung pada tahun 1951]]
Sesampai di Jakarta, sambil mencari pekerjaan, ia menumpang sementara waktu di rumah salah seorang kerabatnya. Setelah memperoleh informasi dari salah seorang temannya tentang lowongan pekerjaaan pegawai Balai Penyelidikan Kimia di [[Bogor]], ia langsung melamarnya.{{sfn|Yusra|2011|pp=36}} Pada awalnya ia hanya berkerja sebagai petugas kebersihan di sebuah [[laboratorium]] yang dikepalai oleh seorang berkebangsaan [[Belanda]] bernama Ir. Nyhold,{{sfn|Yusra|2011|pp=37}} kemudian dalam tahun-tahun berikutnya, ia menjadi asisten seorang insiyur bernama Ir. Dufont setelah membantunya membangun sebuah laboratorium di [[Burangrang, Lengkong, Bandung|Burangrang]], [[Bandung]]. Sambil bekerja, ia juga memperoleh beasiswa dari [[Departemen Perindustrian Republik Indonesia|Departemen Perindustrian]] saat itu untuk mengikuti pendidikan kimia di Fakultas Teknik [[Universitas Indonesia]] di Bandung, yang kini menjadi [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB).{{sfn|Yusra|2011|pp=39}}
 
Sesampai di Jakarta, sambil mencari pekerjaan, ia menumpang sementara waktu di rumah salah seorang kerabatnya. Setelah memperoleh informasi dari salah seorang temannya tentang lowongan pekerjaaan pegawai Balai Penyelidikan Kimia di [[Bogor]], ia langsung melamarnya.{{sfn|Yusra|2011|pp=36}} Pada awalnya ia hanya bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah [[laboratorium]] yang dikepalai oleh seorang berkebangsaan [[Belanda]] bernama Ir. Nyhold,{{sfn|Yusra|2011|pp=37}} kemudian dalam tahun-tahun berikutnya, ia menjadi asisten seorang insinyur bernama Ir. Dufont setelah membantunya membangun sebuah laboratorium di [[Burangrang, Lengkong, Bandung|Burangrang]], [[Bandung]]. Sambil bekerja, ia juga memperoleh beasiswa dari [[Departemen Perindustrian Republik Indonesia|Departemen Perindustrian]] saat itu untuk mengikuti pendidikan kimia di Fakultas Teknik [[Universitas Indonesia Bandung|Universitas Indonesia di Bandung]], yang kini menjadi [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB).{{sfn|Yusra|2011|pp=39}}
Setelah sekitar dua tahun mengikuti kuliah di ITB, prestasi akademisnya mulai menurun.{{sfn|Yusra|2011|pp=42}} Pada saat itu ia memutuskan untuk kembali ke [[Padang]] untuk menemui orang tuanya di [[Mato Aie, Padang Selatan, Padang|Mato Aie]] dan meminta izin menikahi seorang gadis di Bandung. Namun keinginannya ini ternyata tidak disetujui oleh kedua orang tuanya. Ibunya justru menangis sewaktu ia meminta izin menikahi seorang gadis yang bukan [[orang Minang|Minang]]. Sebaliknya, ibunya mengajukan calon lain yang sudah disiapkannya sendiri sejak lama, yakni Djusmeini. Pada 12 Juli 1957, ia akhirnya menikah dengan Djusmeini, yang ketika itu berumur 23 tahun. Setelah pernikahan dilangsungkan di [[Lubuk Alung, Padang Pariaman|Lubuk Alung]], ia bersama istrinya kemudin pindah ke Bandung.{{sfn|Yusra|2011|pp=43}} Sesampai di Bandung, ia tetap melanjutkan kuliahnya di ITB sampai tamat.{{sfn|Yusra|2011|pp=44}}
 
Setelah sekitar dua tahun mengikuti kuliah di ITB, prestasi akademisnya mulai menurun.{{sfn|Yusra|2011|pp=42}} Pada saat itu ia memutuskan untuk kembali ke [[Padang]] untuk menemui orang tuanya di [[Mato Aie, Padang Selatan, Padang|Mato Aie]] dan meminta izin menikahi seorang gadis di Bandung. Namun keinginannya ini ternyata tidak disetujui oleh kedua orang tuanya. Ibunya justru menangis sewaktu ia meminta izin menikahi seorang gadis yang bukan [[orang Minang|Minang]]. Sebaliknya, ibunya mengajukan calon lain yang sudah disiapkannya sendiri sejak lama, yakni Djusmeini. Pada 12 Juli 1957, ia akhirnya menikah dengan Djusmeini, yang ketika itu berumur 23 tahun. Setelah pernikahan dilangsungkan di [[Lubuk Alung, Padang Pariaman|Lubuk Alung]], ia bersama istrinya kemudian pindah ke Bandung.{{sfn|Yusra|2011|pp=43}} Sesampai di Bandung, ia tetap melanjutkan kuliahnya di ITB sampai tamat.{{sfn|Yusra|2011|pp=44}}
 
== Militer ==
=== Pendidikan militer ===
Semula berencana menjadi dosen tetap di almamaternya, pada 1959 Azwar bersama ratusan sarjana diperintahkan mengikuti wajib militer oleh pemerintah menyusul diberlakukannya status keadaan bahaya darurat perang. Ia menjalani latihan pendidikan militer di Sekolah Perwira Cadangan (Sepacad) di [[Bogor]] selama enam bulan hingga 1960.{{sfn|Yusra|2011|pp=47}} Ia lulus dan dilantik Presiden [[Soekarno]] sebagai [[letnan satu]] dalam upacara militer di Bogor. Para lulusan diberi dua pilihan yaitu aktif masuk militer atau kembali ke pekerjaan semula. Azwar memilih untuk bergabung dengan militer.{{sfn|Yusra|2011|pp=51}}
 
=== Karier militer ===
Azwar ditempatkan di Pabrik Alat Peralatan Angkatan Darat (Pabal AD) sebagai Kepala Dinas A. Setahun berikutnya, Pabal AD berganti nama menjadi [[Pindad|Pusat Industri Angkatan Darat]] (Pindad). Jabatan Azwar berganti nama menjadi Kepala Bagian 5 Dinas Laboratorium Pindad.{{sfn|Yusra|2011|pp=67}} Pada 1962, Azwar naik pangkat menjadi kapten dan lima tahun selanjutnya ia berpangkat mayor corps peralatan (CPL).{{sfn|Yusra|2011|pp=60}}
 
Pada 1964, Azwar dipromosikan menjadi Asisten Umum Operasi Karya Pindad.{{sfn|Yusra|2011|pp=68}} Pada tahun itu, Pindad mengirimnya untuk mengikuti Kursus Peroketan Pindad. Ia terlibat dalam eksperimen pembuatan roket Achmad Yani 1 dan 2 yang diluncurkan dari [[Pameungpeuk, Garut]].{{sfn|Yusra|2011|pp=52}} Kemudian, ia mengikuti serangkaian kursus calon perwira menengah yaitu Kursus Latihan Perwira (Suslapa) Angkatan Darat di [[Cimahi]] dari 1967 hingga 1968, ''Upgrading'' Staf Kekaryaan Daerah (Skarda) C pada 1971, dan [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat]] (Seskoad) dari 1971 hingga 1973.{{sfn|Yusra|2011|pp=54}}
 
Pada 1967, Mayor Azwar Anas diangkat sebagai Direktur PT. Purna Sadhana Pindad, anak perusahaan Pindad dalam bidang industri sipil. Ia didampingi oleh Direktur Produksi Kapten Ir. Yuwono, Direktur Marketing Kapten Siddiq, S.H., dan Direktur Perusahaan Drs. Suparman.{{sfn|Yusra|2011|pp=78}} Karena ketiadaan dana, perusahaan itu mengajukan kredit pinjaman tanpa jaminan kepada [[Bank Bumi Daya]] sebesar Rp500 juta.{{sfn|Yusra|2011|pp=79}} Hal ini dilakukan tanpa dilaporkan kepada Staf Umum Angkatan Darat (SUAD) sebagai otoritas Pindad. Asisten II Kepala SUAD [[Hartono (militer, lahir 1927)|Jenderal Hartono]] menegur Azwar dengan keras lalu kasus ini dibawa ke persidangan.{{sfn|Yusra|2011|pp=80}} Kasus ini terbilang baru saat itu dan akhirnya Hartono menerimanya.{{sfn|Yusra|2011|pp=81}}
 
PT Purna Sadhana Pindad berkegiatan dalam bisnis perbengkelan untuk jasa dan pembuatan barang-barang dan mesin untuk produksi. Pelanggan mereka adalah pabrik-pabrik semen seperti [[Semen Padang (perusahaan)|Semen Padang]] dan [[Semen Gresik]].{{sfn|Yusra|2011|pp=82}} Jumlah karyawan perusahaan itu ada 8.000 orang dan sebagian besarnya ahli dalam bidang perbengkelan, tidak dalam produksi. Azwar merekrut teknisi baru untuk meningkatkan potensi perusahaan.{{sfn|Yusra|2011|pp=85}}
 
Azwar turun ke lapangan dan mengetahui kegiatan perusahaan secara detail sejak perencanaan hingga pemasaran.{{sfn|Yusra|2011|pp=88}} Ia bersama Direktur Pemasaran Abubakar Siddik Prawiranegara langsung datang menaiki kapal ke [[Pulau Singkep]], [[Pulau Bangka]], dan [[Pulau Belitung]] untuk mengidentifikasi mesin timah yang akan diperbaiki Purna Sadhana Pindad.{{sfn|Yusra|2011|pp=87}}
 
Pada 11 Juli 1970, Azwar memimpin pameran alat-alat pertanian produksi Pindad di Gedung [[Bina Graha]], Jakarta. Presiden [[Soeharto]] sangat antusias dengan pameran tersebut.{{sfn|Yusra|2011|pp=89}}
 
Azwar sering diminta memberikan ceramah agama di masjid-masjid Bandung. Ia ikut andil mendirikan [[Masjid Salman ITB]]. Ia juga intens membangun komunikasi dengan perantau Minang di kota itu.{{sfn|Yusra|2011|pp=93}}
 
== Direktur Semen Padang ==
Gubernur Sumatera Barat [[Harun Zain]] memanggil Azwar pulang kampung halaman dengan menjadi Direktur [[Semen Padang (perusahaan)|PN Semen Padang]].{{sfn|Yusra|2011|pp=97}} Kala itu Sumatera Barat porak-poranda akibat penumpasan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI).{{sfn|Yusra|2011|pp=101}} Harun Zain memanggil para sarjana Minang di perantauan untuk pulang kembali membangun Sumatera Barat.{{sfn|Yusra|2011|pp=102}}
 
Kolonel Azwar Anas mulai memimpin Semen Padang dalam keadaan sekarat. Ia membenahi keadaan fisik pabrik dan merehabilitasi mental para karyawan melalui dakwah Islam. Ia berhasil membangkitkan perusahaan itu menjadi BUMN terkemuka di bawah Departemen Perindustrian.{{sfn|Permo|1995|pp=93}}
 
== Karier pemerintahan ==
[[Berkas:Governor of West Sumatra Azwar Anas.jpg|jmpl|Potret resmi Azwar Anas sebagai Gubernur Sumatera Barat untuk periode kedua.]]
Keberhasilan Azwar Anas membuat ia dikenal oleh rakyat sehingga ia terpilih dalam pemilihan [[Gubernur Sumatera Barat]] Oktober 1977 menggantikan [[Harun Al-Rasjid Zain|Harun Zain]].{{sfn|Permo|1995|pp=93}} Ia tercatat sebagai perwira militer pertama yang memegang jabatan Gubernur Sumatera Barat. Ia menjabat gubernur selama dua periode hingga 1987. Pada 1986, ia pensiun dari [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] (ABRI) dengan pangkat terakhir [[mayor jenderal]] TNI.{{sfn|Permo|1995|pp=92}}
 
Seusai menjabat gubernur, pada 1988 Presiden [[Soeharto]] mengangkatnya menjadi [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan]] dalam [[Kabinet Pembangunan V]]. Pada 1991, ia dipercaya menjadi Ketua Umum [[Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia]] (PSSI) hingga 1999. Masa itu PSSI berhasil mengadakan kompetisi [[Sistem liga sepak bola di Indonesia|Ligina]], gabungan [[Perserikatan (ajang sepak bola)|perserikatan]], dan [[Galatama]].{{sfn|Permo|1995|pp=92}}
 
Pada 1993, Azwar diangkat menjadi [[Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia|Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] dalam [[Kabinet Pembangunan VI]]. Tak lama kemudian ia bersama [[Soesilo Soedarman]] menerima kenaikan pangkat bersejarah menjadi [[Letnan Jenderal]] TNI purnawirawan.{{sfn|Permo|1995|pp=93}}
 
Pada 1991, Azwar Anas menjadi pendiri dan Ketua Yayasan Nurul Ikhlas yang berlokasi di Pincuran Tinggi, [[Panyalaian, Sepuluh Koto, Tanah Datar]]. Yayasan ini bergerak di pendidikan Islam dan berkembang membawahi SMP dan SMA pondok pesantren modern, serta Sekolah Tinggi Ekonomi Syariah Manna Wa Salwa.<ref>https://nurulikhlas.sch.id/sejarah-perkembangan-pondok-pesantren-modern-nurul-ikhlas/</ref><ref>https://mannawasalwa.ac.id/3/sejarah/</ref> Ia menjabat sebagai ketua yayasan hingga akhir hayatnya.<ref>https://vervalyayasan.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil?yayasan_id=418DAE6F-51F1-4F06-8284-97650B192BEA</ref>
 
== Kehidupan pribadi ==
[[Berkas:Azwar Anas.jpg|jmpl|Azwar Anas selaku Ketua Dewan Pembina Pengurus Besar Persatuan Tarbiyah Islamiyah meninjau Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas yang berada di X Koto, Tanah Datar, 2011.]]
Dari pernikahan dengan Djusmeini, Azwar memiliki lima orang anak. Anak pertamanya Ria Prima Pusparini meninggal pada 10 November 1971 dalam [[Kecelakaan Vickers Viscount Samudra Hindia 1971|kecelakaan pesawat Merpati]] yang juga ditumpangi oleh seniman [[Huriah Adam]].{{sfn|Permo|1995|pp=94}} Anak-anak berikutnya bernama Ary Irsyad Riadi, Roy Irza Farabi, Ronny Pahlawan, dan Maya Devita. Keempat anak itu lulusan [[Amerika Serikat]].{{sfn|Yusra|2011|pp=538}} Djusmeini meninggal dunia di Bandung pada 16 Desember 2009.<ref>https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/02/10/breaking-news/nasional/09/12/17/96467-istri-azwar-anas-meninggal-dunia</ref> Ronny Pahlawan menikahi calon istrinya di depan jenazah ibunya sebelum dimakamkan.<ref>https://news.detik.com/berita/d-1261730/putra-azwar-anas-menikah-di-depan-jenazah-sang-ibu</ref><ref>https://www.viva.co.id/berita/nasional/114599-kalla-melayat-istri-azwar-anas</ref>
 
== Wafat ==
Azwar Anas meninggal dunia karena sakit pernapasan di CICU [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto|RSPAD Gatot Soebroto]], [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]], pada 5 Maret 2023, pukul 11.42 WIB setelah menjalani perawatan selama dua bulan.<ref>https://langgam.id/azwar-anas-sempat-dirawat-2-bulan-di-rspad/</ref><ref>https://hariansinggalang.co.id/gangguan-pernafasan-sudah-empat-hari-mantan-menko-kesra-azwar-anas-dirawat/</ref><ref>https://epaper.mediaindonesia.com/detail/a-4400</ref> Jenazahnya dimakamkan dengan upacara militer keesokan harinya di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]] dipimpin oleh [[Abdullah Mahmud Hendropriyono]].<ref>https://www.tribunnews.com/nasional/2023/03/06/digelar-secara-militer-hendropriyono-pimpin-upacara-pemakaman-azwar-anas-di-tmp-kalibata</ref>
 
== Penghargaan ==
* [[Satyalancana Penegak]]<ref name=sl>https://books.google.co.id/books?id=-5_xxJr2cYkC&pg=RA10-PA65</ref>
* [[Satyalancana Kesetiaan]] VIII<ref name=sl/>
* [[Satyalancana Pembangunan]] dari [[Presiden Republik Indonesia]] (1974)<ref name=sl/>
* [[Bintang Mahaputera Utama]] dari Presiden Republik Indonesia (1986)<ref name=bm>{{Cite web|date=10 September 2018|title=Daftar Warga Negara Republik Indonesia yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Tahun 1959 s.d. 2003|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf|website=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2021-08-12}}</ref>
* [[Bintang Mahaputera Adipradana]] dari Presiden Republik Indonesia (1992)<ref name=bm/>
* [[File:MY-NEG Order of Loyalty to Negeri Sembilan.svg|50px]] Dato' Seri Utama dari [[Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan]], [[Malaysia]], [[Ja'afar dari Negeri Sembilan|Tuanku Ja'afar]]{{sfn|Permo|1995|pp=92}}{{sfn|Yusra|2011|pp=503}}<ref>https://books.google.co.id/books?id=SE9UDwAAQBAJ&pg=PA85</ref>
* [[File:AUT Honour for Services to the Republic of Austria - 5th Class BAR.svg|50px]] Grand Decoration of Honour in Silver with Star of the [[:en:Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria#Classes|Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria]] (1996)<ref name="recipients">{{cite web|url=https://www.parlament.gv.at/PAKT/VHG/XXIV/AB/AB_10542/imfname_251156.pdf|title=Eingelangt am 23.04.2012 : Dieser Text wurde elektronisch übermittelt. Abweichungen vom Original sind möglich. Bundeskanzler Anfragebeantwortung|website=Parlament.gv.at|access-date=10 February 2019}}</ref>
 
== Rujukan ==
; Catatan kaki
{{reflist
| colwidth = 30em
| refs =
}}
 
Baris 70 ⟶ 131:
{{refbegin|2}}
* {{cite book
| last = Yusra
| first = Abrar
| authorlink = Abrar Yusra
|url = https://books.google.co.id/books?id=s3m3YARcG_wC
| title = Azwar Anas: Teladan dari Ranah Minang
|title = Azwar Anas: Teladan dari Ranah Minang
| year = 2011
|year = 2011
|publisher = Gramedia Pustaka Utama
| location = Jakarta
| id = ISBN 978-979-709-585-7
| ref = {{sfnRef|Yusra|2011}}
}}
* {{cite book
| last = Kahin
| first = Audrey R
| authorlink =
| title = Dari Pemberontakan ke Integrasi: Sumatera Barat dan Politik Indonesia, 1926–1998
| year = 2005
| publisher = Yayasan Obor Indonesia
| location =
| id = ISBN 978-979-461-519-5
| ref = {{sfnRef|Kahin|2005}}
}}
* {{cite book
| last = Lesmana
| first = Tjipta
| authorlink =
| title = Dari Soekarno sampai SBY
| year = 2009
| publisher = Gramedia Pustaka Utama
| location =
| id = ISBN 978-979-22422-2674267-6
| ref = {{sfnRef|Lesmana|2009}}
}}
* {{cite book
| last = Asnan
| first = Gusti
| authorlink = Gusti Asnan
| title = Memikir Ulang Regionalisme: Sumatera Barat tahun 1950-an
| year = 2007
| publisher = Yayasan Obor Indonesia
| location =
| id = ISBN 978-979-461-640-6
| ref = {{sfnRef|Asnan|2007}}
}}
* {{cite book
| title = Jernih Melihat Cermat Mencatat: Antologi Karya Jurnalistik Wartawan Senior Kompas
| last1 = Pandoe
| first1 =
| last2 = Pour
| first2 = J
| year = 2010
| publisher = Penerbit Buku Kompas
| location =
| id = ISBN 9797094871979-709-487-1
| ref = {{sfnRef|Pandoe & Pour|2010}}
}}
* {{Cite book|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=5IhwAAAAMAAJ&pg=PA92|title=Profil Tokoh, Aktivis, dan Pemuka Masyarakat Minang|publisher=Permo Promotion|isbn=978-979-8931-00-0|pages=92–94|language=id|access-date=30 Oktober 2021}}
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
{{Commonscat}}
* {{id}} [http://i.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/829-pencetus-gebu-minang Profil Azwar Anas] di Tokohindonesia.com.
 
* {{id}} [http://books.google.co.id/books?id=s3m3YARcG_wC&pg=PA124&lpg=PA124&dq=Azwar+Anas:+teladan+dari+ranah+Minang+Azwar+Anas:+teladan+dari+ranah+Minang+Azwar+Anas:+teladan+dari+ranah+Minang&source=bl&ots=g4LdgPcNNT&sig=3J7s4TajJoAJQBjDcvEboKxJ-a8&hl=id&sa=X&ei=pkuOUvP8JMaNrQfAjYDgDA&redir_esc=y#v=onepage&q=Azwar%20Anas%3A%20teladan%20dari%20ranah%20Minang%20Azwar%20Anas%3A%20teladan%20dari%20ranah%20Minang%20Azwar%20Anas%3A%20teladan%20dari%20ranah%20Minang&f=false Azwar Anas: teladan dari ranah Minang] Gramedia Pustaka Utama.
* https://books.google.co.id/books?id=VODlHHq4FukC&pg=PA659
* https://books.google.co.id/books?id=dB4TAAAAMAAJ&pg=PA28
* {{id}} [https://tokoh.id/biografi/1-ensiklopedi/pencetus-gebu-minang/ Profil Azwar Anas Pencetus Gebu Minang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160304191555/http://i.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/829-pencetus-gebu-minang |date=2016-03-04 }} di Tokohindonesia.com.
 
{{S-start}}
{{S-off}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Daftar Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia|Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]] | tahun = 1993–1998 | pendahulu = [[Soepardjo Roestam]] | pengganti = [[Haryono Suyono]]}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Daftar Menteri Perhubungan Republik Indonesia|Menteri Perhubungan]] | tahun = [[1988]]–[[1993]]1988–1993 | pendahulu = [[Rusmin Nuryadin]] | pengganti = [[Haryanto Dhanutirto]]}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Daftar gubernurGubernur Sumatera Barat|Gubernur Sumatera Barat]] | tahun = [[1977]]–[[1987]]1977–1987 | pendahulu = [[Harun Zain]] | pengganti = [[Hasan Basri Durin]]}}
{{S-sport}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia#Ketua umum|Ketua Umum PSSI]] | tahun = 1991–1999 | pendahulu = '''[[Kardono''']] | pengganti = [[Agum Gumelar]]}}
{{S-end}}
{{Kabinet Pembangunan VI}}{{Kabinet Pembangunan V}}{{Menteri Perhubungan Indonesia}}{{Gubernur Sumatera Barat}}{{Authority control}}
 
{{DEFAULTSORT:Anas, Azwar}}
[[Kategori:Insinyur Indonesia]]
 
[[Kategori:GubernurInsinyur Sumaterakimia BaratIndonesia]]
[[Kategori:MenteriTokoh IndonesiaTNI]]
[[Kategori:Tokoh Islammiliter Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh MinangkabauTentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang]]
[[Kategori:Tokoh ICMI]]
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Ketua Umum PSSI]]
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Tokoh militer Minangkabau]]
[[Kategori:Politikus Minangkabau]]
[[Kategori:Dinasti Mauli]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:Ninik Mamak Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Barat]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Koordinator Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Perhubungan Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur Sumatera Barat]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
[[Kategori:Penerima Satyalancana Pembangunan]]