Ma'had Al-Zaytun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(24 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
|image = Al-zaytun-stadion-palagan-agung.jpg
|image_size =
|caption = Stadion Palagan Agung di kawasan Ma'had Al-Zaytun
|established = {{start date and age|1999|8|27}}
|jenis = [[Pesantren]] modern
Baris 35:
'''Ma'had Al-Zaytun''' atau '''Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun''' adalah sebuah [[pondok pesantren]] yang terletak di [[Mekarjaya, Gantar, Indramayu|Desa Mekarjaya]], [[Gantar, Indramayu|Kecamatan Gantar]], [[Kabupaten Indramayu]], [[Jawa Barat]]. Pesantren ini merupakan usaha dari Yayasan Pesantren Indonesia (YPI), yang memulai pembangunannya pada 13 Agustus 1996. Pembukaan awal pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 1999 dan peresmian secara umum dilakukan pada 27 Agustus 1999 oleh Presiden Indonesia ke-3, [[B. J. Habibie|B.J. Habibie]].{{sfn|Halim|2007|p=5}}<ref name="pelopor">{{cite web |url=https://tokoh.id/biografi/1-ensiklopedi/pelopor-pendidikan-terpadu/ |title=Pelopor Pendidikan Terpadu|author= |date= |website=tokohindonesia.com |publisher= |accessdate=31 Desember 2015}}</ref>
 
Pondok pesantren yang disebut oleh ''[[The Washington Times]]'' (29 Agustus 2005) sebagai pesantren terbesar se-Asia Tenggara ("''the largest Islamic madrasah in Southeast Asia''")<ref name="Crouch2013">{{cite book|author=Melissa Crouch|title=Law and Religion in Indonesia: Conflict and the courts in West Java|url=http://books.google.com/books?id=7wEVAgAAQBAJ&pg=PT99|date=12 November 2013|publisher=Taylor & Francis|isbn=978-1-134-50836-5|pages=99–}}</ref> ini berdiri di atas lahan seluas 1.200 hektar. Tercatat pada tahun 2011 telah ada sekitar 7.000 santri yang menimba ilmu di pesantren ini. Santri ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia serta luar negeri, seperti [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Timor Leste]], dan [[Afrika Selatan]].<ref>[http://www.antaranews.com/berita/263076/panji-gumilang-optimistis-universitas-al-zaytun-segera-terwujud Panji Gumilang Optimistis Universitas Al-Zaytun Segera Terwujud] antaranews.com. 15 Juni 2011. Diakses tanggal 21 Desember 2015.</ref> Pesantren ini juga dikenal terutama karena berbagai kontroversi yang dilakukan oleh pimpinannya, [[Panji Gumilang]], dan keterkaitan antara pesantren ini dengan gerakan [[Negara Islam Indonesia]] (NII).
 
== Sejarah ==
Yayasan Pendidikan Indonesia (YPI) didirikan pada 1 Juni 1993, dengan akta pendirian tertanggal 2 Januari 1994 pada notaris Ny. li Rokayah Sulaiman, SH.{{sfn|Umar|2001|p=4–5}} Terdapat sebuah kebingungan terkait bagaimana YPI bisa menguasai lahan ribuan hektar tanpa adanya hubungan formal dengan Keluarga [[Soeharto]] maupun [[Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]] (ICMI).{{sfn|Umar|2001|p=5}} [[Panji Gumilang]], pendiri YPI ini menyatakan,{{sfn|Umar|2001|p=6–7}}
{{Quote|Kami sama sekali tidak ada hubungannya dengan Keluarga Cendana [merujuk kepada Keluarga Soeharto] ataupun konglomerat ... semua bisa berjalan [dengan lancar], karena banyak hamba Allah yang me[[wakaf]]kan tanah, bangunan dan ternaknya di sini.}}
 
Pada 1995, YPI merintis pembangunan fisik, dan membentuk tim insinyur yang kemudian disebut ''Tanmiyah Ma'had al-Zaytun'' untuk memulai apa yang mereka sebut "Proyek Pesantren Al-Zaytun."{{sfn|Baedowi|2011|p=31}} Para "karyawan pembangunan" kemudian direkrut dari anggota sejumlah kelompok pengajian. Tercatat bahwa ada 1.550 orang karyawan yang terlibat pembangunan awal Al-Zaytun saat itu.{{sfn|Baedowi|2011|p=32}} Pada 1999, Al-Zaytun mulai merekrut guru dan ''murabbi'', serta mengumumkan penerimaan 1.584 siswa baru, yang setelah diseleksi ulang menjadi 1.459 siswa.{{sfn|Baedowi|2011|p=32–33}} Pada Agustus 1999, Presiden ke-3 Indonesia, [[B. J. Habibie|B.J. Habibie]] meresmikan Pondok Pesantren Al-Zaytun.{{sfn|Baedowi|2011|p=33}}
 
Abduh Umar mencatat bahwa terdapat keterkaitan antara Al-Zaytun dengan Abu Totok, pendiri [[Negara Islam Indonesia]] (NII) KW 9. Pada akhirnya, nama "Abu Totok" dikaitkan dengan Panji Gumilang itu sendiri.{{sfn|Umar|p=13}} Al-Zaytun juga dianggap memiliki sebuah "proyek" misterius, dan digambarkan sebagai pesantren yang anti-sosial oleh penduduk di tiga desa yang terletak di sekitarnya. Umar juga mencatat bahwa penjelasan pihak Al-Zaytun terhadap warga sekitar juga dinilai asing, seperti "Proyek untuk Allah, sekaligus milik ABRI, dan untuk ''Madinah II''."{{sfn|Umar|2001|p=11}}
 
== Kurikulum ==
Baris 48 ⟶ 56:
 
# [[Pendidikan anak usia dini]] (PAUD)
# Sekolah Dasar yang disebut [[Madrasah Ibtidaiyah]] (MI) Al-Zaytun<ref>[http://mi.al-zaytun.sch.id/ Madrasah Ibtidaiyah Ma'had Al-Zaytun]. Situs resmi.</ref>{{Primary source inline|date=Desember 2023}}
# Sekolah Menengah Pertama yang disebut [[Madrasah Tsanawiyah]] (MTs) Al-Zaytun<ref>[http://mts.al-zaytun.sch.id/ Madrasah Tsanawiyah Ma'had Al-Zaytun] Situs resmi.</ref>{{Primary source inline|date=Desember 2023}} yang dipadukan dengan Sekolah Menengah Atas, [[Madrasah Aliyah]] (MA) Al-Zaytun.<ref>[http://ma.al-zaytun.sch.id/ Madrasah Aliyah Ma'had Al-Zaytun] Situs resmi.</ref>{{Primary source inline|date=Desember 2023}}
# Pendidikan kelas dewasa (kejar paket A, B, C)
# Perguruan Tinggi yang dinamakan Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia<ref>[http://iai-alzaytun.ac.id/ Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia]. Situs resmi.</ref>{{Primary source inline|date=Desember 2023}}
Terdapat pula sejumlah Fakultas atau program studi pada Institut Agama Islam Al-Zaytun, sebagai berikut:
* Fakultas Tarbiyah
Baris 86 ⟶ 94:
==== PKBM ====
 
Bagi masyarakat sekitar, melalui PKBM ([[Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat]]), Al-Zaytun membuka kelas dewasa untuk keterampilan-keterampilan baik peternakan, pertanian, pertukangan dan juga kelas KF (Keaksaraan Fungsional) bagi mereka yang belum dapat membaca dan menulis.{{cn}}
 
== Fasilitas ==
Baris 94 ⟶ 102:
Di lingkungan pondok pesantren ini terdapat [[Masjid Rahmatan Lil-Alamin|Masjid Rahmatan lil 'Alamin]] yang masih dalam tahap pembangunan. Masjid ini berukuran enam hektar dan berlantai enam dengan kapasitas mencapai 100.000 orang.<ref>[http://photo.liputan6.com/lifestyle/6-masjid-megah-di-indonesia-2270456 6 Masjid Megah di Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160304091334/http://photo.liputan6.com/lifestyle/6-masjid-megah-di-indonesia-2270456 |date=2016-03-04 }}. liputan6.com. 12 Juli 2015. Diakses tanggal 21 Desember 2015.</ref> Terdapat pula Masjid Al-Hayat yang dapat menampung 7.000 orang.{{cn}}
 
=== Gedung pembelajaran dan asrama Santri ===
[[Berkas:Gedung Asrama Pelajar Persahabatan.jpg|jmpl|Gedung Asrama Pelajar Persahabatan]]
Al-Zaytun memiliki gedung tempat belajar mengajar. Gedung tersebut yaitu gedung [[Abu Bakar]] (ditulis sebagai {{transl|ar|Abu Bakar Al Siddiq}}), gedung [[Umar bin Khattab]] (ditulis sebagai {{transl|ar|Umar Ibnu Khaththab}}), gedung [[Utsman bin Affan]] (ditulis sebagai {{transl|ar|Utsman Ibnu Affan}}), dan gedung [[Ali bin Abi Thalib]] yang kesemuanya adalah nama sahabat nabi Islam [[Muhammad]] dan anggota [[Khulafaur Rasyidin]] dalam Islam Sunni. Sedangkan dua gedung lagi diambil dari nama Presiden pertama dan kedua Indonesia, [[Soekarno]] dan [[Soeharto]].{{cnsfn|Umar|2001|p=2}}
 
Selain memiliki gedung untuk tempat belajar mengajar, Gedung yang disebut [[asrama]] di antaranya Asrama Al-Mushthofa, Asrama Al-Fajr, Asrama Al-Nur, Asrama Al-Madani, Asrama Persahabatan, dan akan dibangun Asrama Syarifah Hidayatullah.<ref>[http://news.detik.com/lapsus/1630438/rahasia-di-balik-tembok-abu-nawas Rahasia si Balik Tembok Abu Nawas] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151223043959/http://news.detik.com/lapsus/1630438/rahasia-di-balik-tembok-abu-nawas |date=2015-12-23 }}. news.detik.com. 2 Mei 2011. Diakses tanggal 22 Desember 2015 (disesuaikan pada tanggal 7 Syawal 1444 H / 26 April 2022).</ref>
Baris 118 ⟶ 126:
Menanggapi isu-isu yang kemudian berkembang di masyarakat mengenai keterkaitan Ponpes Al-Zaytun dengan NII pada tahun 2011, Panglima TNI Jenderal [[Moeldoko]] yang saat itu menjabat panglima [[Kodam III/Siliwangi]], berinisiatif untuk melakukan komunikasi dari kedua pihak, baik dari [[Panji Gumilang]] selaku pengasuh Pesantren Al-Zaytun dan kelompok masyarakat tertentu. Hasilnya, isu bahwa Ponpes Al-Zaytun mendidik siswa atau santri agar menolak Pancasila tidak terbukti. Kata Moeldoko, "Sekarang kita lihat hasilnya, gaya komunikasi yang saya lakukan. Tidak ada kecurigaan lagi. Ini masalahnya komunikasi".<ref>[http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/08/10/na2anu-ponpes-al-zaytun-ajarkan-nii-ini-klarifikasi-moeldoko Ponpes Al Zaytun Ajarkan NII, Ini Klarifikasi Moeldoko]. republika.co.id. 10 Agustus 2014. Diakses tanggal 23 Desember 2015.</ref>
 
Mantan Kepala [[Badan Intelijen Negara]], [[Hendropriyono]] membantah jika Ponpes Al-Zaytun disebut sebagai sarang kelompok NII.{{sfn|Simanullang|2015}} Ia mengaku sering berkunjung ke pondok pesantren tersebut. Dalam buku ''Al-Zaytun Sumber Inspirasi Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara'' yang ditulis Drs. Ch. [[Robin Simanullang]], Hendopriyono menegaskan,<ref>{{Cite booksfn|url=https://www.worldcat.org/oclc/933291139|title=Al-Zaytun sumber inspirasi : bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara|last=Simanullang|first=Ch. Robin (Christian Robin),|publisher=Pustaka Tokoh Indonesia|year=2015|isbn=9786029712254|edition=Cetakan pertama|location=Jakarta|pages=ix-x|oclc=933291139}}</ref>
{{Kutipan|Al-Zaytun ini mengajarkan toleransi dan perdamaian, mengajarkan Pancasila dan mendidik santrinya supaya menjadi warga negara Republik Indonesia yang baik, sesuai kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama Republik Indonesia. Itu kebenarannya. Tapi oleh orang-orang lain masih dituding NII (Negara Islam Indonesia). Bagaimana mungkin NII mengajarkan Pancasila? Bukankah NII menentang dan mengkafirkan Pancasila dan NKRI?".}}
Menurut Hendropriyono, pembuktian bahwa ponpes tersebut bukan sarang NII dapat dilihat dari beberapa hal: salah satunya adalah hasil dari penelitian tim [[Kementerian Agama Republik Indonesia|Kementerian Agama]], yang menyatakan bahwa ajaran dalam Ponpes tersebut tidak ada yang menyalahi ajaran Islam.{{sfn|Simanullang|2015}}<ref>[http://nasional.kompas.com/read/2011/05/31/20294762/Hendro.Bantah.Al-Zaytun.Sarang.NII Hendro Bantah Al-Zaytun Sarang NII]. kompas.com. 31 Mei 2011. Diakses tanggal 23 Desember 2015.</ref><ref>[http://www.antaranews.com/en/news/71295/minister-al-zaytun-not-linked-to-nii Minister: Al-Zaytun Not Linked to NII]. antaranews.com. 11 Mei 2011. Diakses tanggal 23 Desember 2015.</ref>
 
Salah seorang alumni Ponpes Al-Zaytun yang berasal dari Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, merasa keberatan jika lembaga tempatnya menuntut ilmu dituding sebagai sarang Negara Islam Indonesia (NII). Ia mengaku tidak pernah menemukan indikasi mencurigakan seperti penerapan [[Radikalisme|paham-paham radikal]] dan NII. "...Jangan mentang-mentang salah satu pengurus ponpes bekas anak buah [[Kartosuwiryo|Kartosoewiryo]], yang pernah membina pesantren ini, sehingga Al-Zaytun terbawa-bawa dengan gerakan NII," ujarnya.<ref>[http://www.antaranews.com/berita/257564/alumni-ponpes-keberatan-al-zaytun-dituding-sarang-nii Alumni Ponpes Keberatan Al-Zaytun Dituding Sarang NII]. antaranews.com. 7 Mei 2011. Diakses tanggal 23 Desember 2015.</ref>
Baris 141 ⟶ 149:
 
== Sumber buku ==
* {{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/933291139|title=Al-Zaytun sumber inspirasi : bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara|last=Simanullang|first=Ch. Robin (Christian Robin),|publisher=Pustaka Tokoh Indonesia|year=2015|isbn=9786029712254|edition=Cetakan pertama|location=Jakarta|pages=ix-x|oclc=933291139|ref={{sfnref|Simanullang|2015}}}}
* Simanullang, Ch. Robin (Christian Robin)), (2015). Al-Zaytun Sumber Inspirasi: Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara (Cetakan Pertama). Jakarta: Pustaka Tokoh Indonesia. ISBN 9786029712254. OCLC 933291139
* {{cite book|last = Halim|first = Abdul|last2 = Nawawi|last3 = Abdurrazaq|first3 = Kholish|title = Al-Zaytun International Education Center, Profile 2007|publisher = Yayasan Pesantren Indonesia|date = 2007|location = Indramayu|pages =|ref={{sfnref|Halim|2007}}}}
* {{cite book|author=Melissa Crouch|title=Law and Religion in Indonesia: Conflict and the courts in West Java|url=http://books.google.com/books?id=7wEVAgAAQBAJ&pg=PT99|date=12 November 2013|publisher=Taylor & Francis|isbn=978-1-134-50836-5|pages=99–}}
* {{Cite book|last=Abduh|first=Umar|date=2001|url=https://books.google.com/books/about/Membongkar_gerakan_sesat_NII_di_balik_pe.html?hl=id&id=Ovu1iIRdHI4C#v=onepage&q&f=false|title=Membongkar gerakan sesat NII di balik pesantren mewah al-Zaytun|publisher=Gema Insani|language=id|ref={{sfnref|Umar|2001}}}}
* {{Cite book|editor-last=Baedowi|editor-first=Ahmad|date=2011|url=https://books.google.com/books/about/Al_Zaytun_the_Untold_Stories.html?hl=id&id=RUrIf-v4nuQC|title=Al-Zaytun the Untold Stories: Investigasi terhadap Pesantren Paling Kontroversial di Indonesia|publisher=Pustaka Alvabet|isbn=978-602-9193-09-1|language=id|ref={{sfnref|Baedowi|2011}}}}
 
== Pranala luar ==