Mao Zedong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231010)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 34:
| birth_name =
| birth_date = {{birth date|1893|12|26}}
| birth_place = [[Shaoshan]], [[Hunan]], [[Dinasti Qing|Kekaisaran Qing]]
| death_date = {{death date and age|1976|9|9|1893|12|26}}
| death_place = [[Beijing]], [[Republik Rakyat Tiongkok]]
Baris 53:
|
| 1938–1976: Anggota Politbiro ke-6, 7, 8, 9, 10
| 1938–1976: Anggota Komite Sentral ke-6, 7, 8, 9, 10
}}
----
Baris 207:
=== Republik Soviet Tiongkok di Jiangxi: 1929–1934 ===
[[Berkas:Mao_Zedong_in_Yan'an.jpg|jmpl|Mao di [[Yan'an]]]]
Pada Januari 1929, Mao dan Zhu mengevakuasi pangkalan dengan 2.000 orang dan 800 orang lagi yang disediakan oleh Peng, dan membawa pasukan mereka ke selatan, ke daerah sekitar Tonggu dan Xinfeng di Jiangxi.<ref>{{harvnb|Schram|1966|p=138}}; {{harvnb|Carter|1976|pp=71–72}}</ref> Evakuasi menyebabkan penurunan moral, dan banyak pasukan menjadi tidak patuh dan mulai mencuri; hal ini membuat [[Li Lisan]] dan Komite Sentral khawatir, yang melihat tentara Mao sebagai ''[[lumpenproletariat]]'', yang tidak dapat ikut ambil bagian dalam kesadaran kelas proletariat.<ref>{{harvnb|Schram|1966|pp=138, 141}}</ref><ref name="Carter1976 p72">{{harvnb|Carter|1976|p=72}}</ref> Sesuai dengan pemikiran Marxis ortodoks, Li percaya bahwa hanya proletariat perkotaan yang dapat memimpin revolusi yang sukses, dan melihat sedikit kebutuhan akan gerilyawan petani Mao; dia memerintahkan Mao untuk membubarkan pasukannya menjadi unit-unit yang akan dikirim untuk menyebarkan pesan revolusioner. Mao menjawab bahwa meskipun dia setuju dengan posisi teoritis Li, dia tidak akan membubarkan pasukannya atau meninggalkan markasnya.<ref name="Carter1976 p72" /><ref>{{harvnb|Schram|1966|p=139}}</ref> Baik Li maupun Mao melihat revolusi Tiongkok sebagai kunci [[revolusi dunia]], percaya bahwa kemenangan PKT akan memicu penggulingan imperialisme dan kapitalisme global. Dalam hal ini, mereka tidak setuju dengan garis resmi pemerintah Soviet dan Komintern. Pejabat di Moskow menginginkan kontrol yang lebih besar atas PKT dan menyingkirkan Li dari kekuasaan dengan memanggilnya ke Rusia untuk pemeriksaan atas kesalahannya.<ref>{{harvnb|Schram|1966|pp=146–149}}</ref><ref name="Carter1976 p75">{{harvnb|Carter|1976|p=75}}</ref><ref name="Feigon 2002 51">{{harvnb|Feigon|2002|p=51}}</ref> Mereka menggantikannya dengan Komunis Tiongkok berpendidikan Soviet, yang dikenal sebagai "[[28 Bolshevik]]", dua di antaranya, [[Bo Gu]] dan [[Zhang Wentian]], mengambil alih Komite Sentral. Mao tidak setuju dengan kepemimpinan baru, percaya bahwa mereka memahami sedikit situasi Tiongkok, dan dia segera muncul sebagai saingan utama mereka.<ref name="Carter1976 p75" /><ref>{{harvnb|Schram|1966|pp=149–151}}</ref>
[[Berkas:1931_military_parade_of_formation_of_Chinese_Soviet_Republic.jpg|kiri|jmpl|Parade militer pada kesempatan berdirinya Republik Soviet Tiongkok pada tahun 1931]]
Pada Februari 1930, Mao membentuk Pemerintahan Soviet Provinsi Jiangxi Barat Daya di wilayah di bawah kendalinya.<ref>{{harvnb|Schram|1966|p=149}}</ref> Pada bulan November, ia menderita trauma emosional setelah istri keduanya Yang Kaihui dan saudara perempuannya ditangkap dan dipenggal oleh jenderal KMT He Jian.<ref name="Feigon 2002 50" /><ref name="Carter1976 p75" /><ref name="Schram1966 p153">{{harvnb|Schram|1966|p=153}}</ref> Menghadapi masalah internal, anggota Soviet Jiangxi menuduhnya terlalu moderat, dan karenanya anti-revolusioner. Pada bulan Desember, mereka mencoba untuk menggulingkan Mao, mengakibatkan insiden Futian, di mana loyalis Mao menyiksa banyak orang dan mengeksekusi antara 2000 dan 3000 pembangkang.<ref>{{harvnb|Schram|1966|p=152}}</ref><ref name="Carter1976 p76">{{harvnb|Carter|1976|p=76}}</ref><ref>{{harvnb|Feigon|2002|pp=51–53}}</ref> Komite Sentral PKT pindah ke Jiangxi yang dianggap sebagai daerah yang aman. Pada bulan November, ia memproklamirkan Jiangxi sebagai [[Republik Soviet Tiongkok]], sebuah negara merdeka yang diperintah oleh Komunis. Meskipun ia dinyatakan sebagai Ketua Dewan Komisaris Rakyat, kekuasaan Mao berkurang, karena kendalinya atas Tentara Merah dialokasikan ke [[Zhou Enlai]]. Sementara itu, Mao sembuh dari [[tuberkulosis]].<ref name="Carter1976 p77">{{harvnb|Carter|1976|p=77}}</ref><ref>{{harvnb|Schram|1966|pp=154–155}}; {{harvnb|Feigon|2002|pp=54–55}}</ref>
Baris 222:
{{Main|Perang Sino-Jepang Kedua}}
[[Berkas:1938_Mao_Zedong_Zhang_Guotao_in_Yan'an.jpg|kiri|jmpl|[[Zhang Guotao]] (kiri) dan Mao Zedong di Yan'an, 1937]]
Pasukan Mao tiba di Soviet [[Yan'an]] selama Oktober 1935 dan menetap di Pao An, hingga musim semi 1936. Sementara di sana, mereka mengembangkan hubungan dengan komunitas lokal, mendistribusikan kembali dan mengolah tanah, menawarkan perawatan medis, dan memulai program keaksaraan.<ref name="Feigon 2002 61" /><ref name="Schram p193">{{harvnb|Schram|1966|p=193}}</ref><ref>{{harvnb|Carter|1976|pp=94–96}}</ref> Mao sekarang memimpin 15.000 tentara, didorong oleh kedatangan orang-orang [[He Long]] dari Hunan dan tentara Zhu De dan Zhang Guotao kembali dari Tibet.<ref name="Schram p193" /> Pada bulan Februari 1936, mereka mendirikan Universitas Tentara Merah Anti-Jepang Barat Laut di Yan'an, di mana mereka melatih semakin banyak anggota baru.<ref>{{harvnb|Schram|1966|pp=206–207}}</ref> Pada Januari 1937, mereka memulai "ekspedisi anti-Jepang", yang mengirim kelompok pejuang gerilya ke wilayah yang dikuasai Jepang untuk melakukan serangan sporadis.<ref name="Schram1966 p20">{{harvnb|Schram|1966|p=20}}</ref><ref>{{harvnb|Carter|1976|p=101}}</ref> Pada bulan Mei 1937, sebuah Konferensi Komunis diadakan di Yan'an untuk membahas situasi tersebut.<ref>{{harvnb|Schram|1966|p=202}}</ref> Wartawan Barat juga tiba di "Wilayah Perbatasan" (karena nama Soviet telah diganti); yang paling menonjol adalah [[Edgar Snow]], yang menggunakan pengalamannya sebagai dasar untuk ''[[Red Star Over China]]'', dan [[Agnes Smedley]], yang catatannya membawa perhatian internasional pada perjuangan Mao.<ref>{{harvnb|Schram|1966|pp=209–210}}</ref>
[[Berkas:1945_Mao_and_Chiang.jpg|jmpl|Dalam upaya mengalahkan Jepang, Mao (kiri) setuju bekerja sama dengan Chiang (kanan).]]
[[Berkas:Mao1938a.jpg|jmpl|Mao pada tahun 1938, menulis ''Tentang Perang yang Berkepanjangan'']]
Baris 231:
=== Melanjutkan perang saudara: 1940–1949 ===
[[Berkas:Kang_Seng_Mao_Zedong_in_Yan'an.jpg|jmpl|Mao with [[Kang Sheng]] in Yan'an, 1945]]
Pada tahun 1944, AS mengirim utusan diplomatik khusus, yang disebut [[Misi Dixie]], ke Partai Komunis Tiongkok. Para prajurit Amerika yang dikirim ke misi tersebut sangat terkesan. Partai itu tampak kurang korup, lebih bersatu, dan lebih kuat dalam perlawanannya terhadap Jepang daripada Kuomintang. Para prajurit menegaskan kepada atasan mereka bahwa partai itu kuat dan populer di wilayah yang luas.<ref name=":3">{{Cite book|last=Moise|first=Edwin E.|date=2008|url=https://books.google.com/books?id=c2787J5UfAQC|title=Modern China, a History|publisher=Pearson/Longman|isbn=978-0582772779|pages=105|language=en}}</ref> Di akhir misi, kontak yang dikembangkan AS dengan Partai Komunis Tiongkok sangat sedikit.<ref name=":3" /> Setelah berakhirnya Perang Dunia II, AS melanjutkan bantuan diplomatik dan militer mereka kepada Chiang Kai-shek dan pasukan pemerintah KMT-nya melawan [[Tentara Pembebasan Rakyat]] (PLA) yang dipimpin oleh Mao Zedong selama [[Perang Saudara Tiongkok|perang saudara]] dan mengabaikan gagasan tentang [[pemerintahan koalisi]] yang akan mencakup PKT.<ref>{{Cite book|last1=Eastman|first1=Lloyd E.|last2=Ch'en|first2=Jerome|last3=Pepper|first3=Suzanne|last4=Slyke|first4=Lyman P. Van|date=30 August 1991|url=https://books.google.com/books?id=6Wrw4RrFpUkC&pg=PA353|title=The Nationalist Era in China, 1927–1949|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0521385916|pages=353|language=en}}</ref> Demikian pula, [[Uni Soviet]] memberikan dukungan kepada Mao dengan menduduki Tiongkok timur laut, dan diam-diam memberikannya kepada komunis Tiongkok pada Maret 1946.<ref>{{cite web|author=作者:劉向上|date=20 April 2009|url=http://epaper.yangtse.com/yzwb/2009-04/20/content_12663469.htm|publisher=揚子晚報網|language=Chinese|script-title=zh:"张莘夫事件"与苏军撤出东北|archive-url=https://web.archive.org/web/20131101182923/http://epaper.yangtse.com/yzwb/2009-04/20/content_12663469.htm|archive-date=1 November 2013|access-date=20 April 2009|url-status=dead}}</ref>
[[Berkas:PLAHuaihai.jpg|kiri|jmpl|Pasukan PLA, didukung oleh tank ringan [[M3 Stuart|M5 Stuart]] yang ditangkap, menyerang garis Nasionalis pada tahun 1948]]
Pada tahun 1948, di bawah perintah langsung dari Mao, Tentara Pembebasan Rakyat membuat kelaparan pasukan Kuomintang yang menduduki kota [[Changchun]]. Setidaknya 160.000 warga sipil diyakini tewas selama [[Pengepungan Changchun|pengepungan]], yang berlangsung dari Juni hingga Oktober. Letnan kolonel PLA Zhang Zhenglu, yang mendokumentasikan pengepungan itu dalam bukunya ''White Snow, Red Blood'', membandingkannya dengan [[Hiroshima, Hiroshima|Hiroshima]]: "Korbannya hampir sama. Hiroshima butuh sembilan detik; Changchun butuh lima bulan."<ref>{{cite news|last=Jacobs|first=Andrew|date=2 October 2009|title=China Is Wordless on Traumas of Communists' Rise|url=https://www.nytimes.com/2009/10/02/world/asia/02anniversary.html|work=The New York Times|access-date=2 October 2009}}</ref> Pada tanggal 21 Januari 1949, pasukan Kuomintang menderita kerugian besar dalam pertempuran yang menentukan melawan pasukan Mao.<ref name="Palestini2011">{{cite book|author=Robert Palestini|year=2011|url=https://books.google.com/books?id=9n_DUv1_NkAC&pg=PA170|title=Going Back to the Future: A Leadership Journey for Educators|publisher=R&L Education|isbn=978-1607095866|page=170}}</ref> Pada pagi hari tanggal 10 Desember 1949, pasukan PLA mengepung [[Chongqing]] dan [[Chengdu]] di [[daratan Tiongkok]], dan Chiang Kai-shek melarikan diri dari daratan ke [[Formosa (Taiwan)|Formosa]] (Taiwan).<ref name="Palestini2011" /><ref name="Perkins2013">{{cite book|author=Dorothy Perkins|year=2013|url=https://books.google.com/books?id=KMQeAgAAQBAJ&pg=PA79|title=Encyclopedia of China: History and Culture|publisher=Routledge|isbn=978-1135935627|page=79}}</ref>
Baris 318:
Selama awal 1960-an, Mao menjadi prihatin dengan sifat Tiongkok pasca-1959. Dia melihat bahwa revolusi dan Lompatan Jauh ke Depan telah menggantikan elit penguasa lama dengan yang baru. Dia khawatir bahwa mereka yang berkuasa menjadi terasing dari orang-orang yang mereka layani. Mao percaya bahwa revolusi budaya akan menggoyahkan dan meresahkan "kelas penguasa" dan membuat Tiongkok tetap dalam keadaan "revolusi abadi" yang, secara teoritis, akan melayani kepentingan mayoritas, bukan elit kecil dan istimewa.<ref>{{harvnb|Feigon|2002|p=140}}</ref> Ketua Negara [[Liu Shaoqi]] dan Sekretaris Jenderal [[Deng Xiaoping]] menyukai gagasan bahwa Mao disingkirkan dari kekuasaan sebenarnya sebagai kepala negara dan pemerintahan Tiongkok tetapi mempertahankan peran seremonial dan simbolisnya sebagai Ketua Partai Komunis Tiongkok, dengan partai menjunjung tinggi semua kontribusi positifnya terhadap revolusi. Mereka berusaha meminggirkan Mao dengan mengambil kendali atas kebijakan ekonomi dan juga menegaskan diri mereka secara politis. Banyak yang mengklaim bahwa Mao menanggapi gerakan Liu dan Deng dengan meluncurkan [[Revolusi Kebudayaan|Revolusi Kebudayaan Proletarian Besar]] pada tahun 1966. Beberapa sarjana, seperti Mobo Gao, mengklaim bahwa kasus ini dilebih-lebihkan.<ref>For a full treatment of this idea, see {{Harvnb|Gao|2008}}</ref> Yang lain, seperti Frank Dikötter, berpendapat bahwa Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan untuk membalas dendam pada mereka yang berani menantangnya dalam Lompatan Jauh ke Depan.<ref>Jonathan Mirsky. [http://www.literaryreview.co.uk/mirsky_09_10.html ''Livelihood Issues.''] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100906144248/http://www.literaryreview.co.uk/mirsky_09_10.html|date=6 September 2010}} [[Literary Review]]</ref>
 
Revolusi Kebudayaan menyebabkan penghancuran banyak warisan budaya tradisional Tiongkok dan pemenjaraan sejumlah besar warga Tiongkok, serta menciptakan kekacauan ekonomi dan sosial secara umum di negara tersebut. Jutaan nyawa hancur selama periode ini, ketika Revolusi Kebudayaan menembus setiap bagian kehidupan Tiongkok, yang digambarkan oleh film-film Tiongkok seperti ''[[To Live (film 1994)|To Live]]'', ''The Blue Kite'', dan ''[[Farewell My Concubine (film)|Farewell My Concubine]]''. Diperkirakan ratusan ribu orang, mungkin jutaan, tewas dalam kekerasan Revolusi Kebudayaan.<ref name="maostats"/> Ini termasuk tokoh-tokoh terkemuka seperti Liu Shaoqi.<ref>{{Cite web|url=https://www.theatlantic.com/international/archive/2016/05/cultural-revolution-china/482964/|title=The Cultural Revolution's Legacy in China|last=Vasilogambros|first=Matt|date=16 May 2016|website=The Atlantic|access-date=28 November 2019}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://reviews.history.ac.uk/review/1179|title=Debating the Cultural Revolution in China |website=Reviews in History |access-date=28 November 2019}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Pye|first=Lucian W.|year=1986|title=Reassessing the Cultural Revolution|url=https://archive.org/details/sim_china-quarterly_1986-12_108/page/597|journal=The China Quarterly|volume=108|issue=108|pages=597–612|doi=10.1017/S0305741000037085|issn=0305-7410|jstor=653530|s2cid=153730706}}</ref>
 
Ketika Mao diberitahu tentang kerugian seperti itu, terutama bahwa orang-orang telah didorong untuk bunuh diri, dia diduga berkomentar: "Orang yang mencoba bunuh diri—jangan berusaha menyelamatkan mereka! ... Tiongkok adalah negara yang sangat padat penduduknya, bukan seolah-olah kita tidak dapat melakukannya tanpa beberapa orang."<ref>{{Harvnb|MacFarquhar|Schoenhals|2006|p=110}}</ref> Pihak berwenang mengizinkan Pengawal Merah untuk menyalahgunakan dan membunuh lawan rezim. [[Xie Fuzhi]], kepala polisi nasional berkata: "Jangan katakan bahwa mereka salah memukuli orang jahat: jika dalam kemarahan mereka memukuli seseorang sampai mati, maka biarlah."<ref>{{Harvnb|MacFarquhar|Schoenhals|2006|p=125}}</ref> Pada bulan Agustus dan September 1966, dilaporkan ada 1.772 orang yang dibunuh oleh Pengawal Merah di Beijing saja.<ref>{{Harvnb|MacFarquhar|Schoenhals|2006|p=124}}</ref>
Baris 615:
* {{cite book|author=Davin, Delia|title=Mao: A Very Short Introduction|url=https://books.google.com/books?id=GfShg2lD8Y4C|year=2013|publisher=Oxford UP|isbn=978-0191654039}}
* {{cite book |last1=Keith |first1=Schoppa R. |title=Twentieth Century in China: A History in Documents |date=2004 |publisher=Oxford University Press |location=Oxford |isbn=978-0199732005}}
* {{cite book|last= Schaik |first= Sam |title= Tibet: A History |url= https://archive.org/details/tibethistory0000vans |year= 2011 |publisher= Yale University Press Publications |location= New Haven |isbn= 978-0300154047 }}
{{refend}}