Malahayati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Referensi: Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
(14 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kegunaan lain|Malahayati (disambiguasi)}}
{{Infobox Person
| name = Malahayati
| image = Malahayati_2018_stamp_of_Indonesia.jpg
| image_size = 175px
| caption = Laksamana Keumala Hayati
| birth_date = {{birth date|1550|01|01|df=y}}
| birth_place = {{negara|Kesultanan Aceh}} [[Aceh Besar]], [[Kesultanan Aceh]]
| other_names = Keumalahayati
Baris 10 ⟶ 11:
| alma_mater = Akademi Militer Ma'had Baitul Maqdis
| known_for = ● Pejuang [[Perang Aceh]],<br/> [[Pahlawan Nasional Indonesia]]
| death_date = Juni{{death date and age|1615|6|30|1550|01|01|df=y}}
| death_place = {{negara|Kesultanan Aceh}} [[Aceh Besar]], [[Kesultanan Aceh]]
| death_cause = Gugur saat melindungi Teluk Krueng Raya dari serangan Portugis yang dipimpin Laksamana Martim Afonso De Castro
Baris 22 ⟶ 23:
Sultan Salahuddin Syah (Buyut)
}}
'''Keumalahayati''' ({{lahirmati|[[Aceh Besar]], [[Kesultanan Aceh]]|01|01|1550|[[Aceh Besar]], [[Kesultanan Aceh]]|30|06|1615}}) adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari [[Kesultanan Aceh]]. Ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari [[Salahuddin dari Aceh|Sultan Salahuddin Syah]] yang memerintah sekitar tahun 1530–1539 M. Adapun [[Sultan Salahuddin Shah|Sultan Salahuddin Syah]] adalah putra dari [[Sultan Ali Mughayat Syah|Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah]] (1513–1530 M), yang merupakan pendiri [[Kerajaan Aceh Darussalam]].<ref>{{Cite web |url=http://acehpedia.org/Laksamana_Keumalahayati |title=Laksamana Keumalahayati |access-date=2011-11-27 |archive-date=2016-03-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160311142809/http://acehpedia.org/laksamana_keumalahayati |dead-url=yes }}</ref>
 
'''Keumalahayati''', adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari [[Kesultanan Aceh]]. Ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari [[Salahuddin dari Aceh|Sultan Salahuddin Syah]] yang memerintah sekitar tahun 1530–1539 M. Adapun [[Sultan Salahuddin Shah|Sultan Salahuddin Syah]] adalah putra dari [[Sultan Ali Mughayat Syah|Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah]] (1513–1530 M), yang merupakan pendiri [[Kerajaan Aceh Darussalam]].<ref>{{Cite web |url=http://acehpedia.org/Laksamana_Keumalahayati |title=Laksamana Keumalahayati |access-date=2011-11-27 |archive-date=2016-03-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160311142809/http://acehpedia.org/laksamana_keumalahayati |dead-url=yes }}</ref>
 
Pada tahun 1585–1604, dia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.<ref>{{Cite web |url=http://www.kalyanamitra.or.id/kalyanamedia/2/1/kronik2.htm |title=Kronik Perempuan-perempuan Pejuang Aceh di Kalyanamedia |access-date=2007-05-31 |archive-date=2007-07-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070717222120/http://www.kalyanamitra.or.id/kalyanamedia/2/1/kronik2.htm |dead-url=yes }}</ref>
 
Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan ''Inong Balee'' (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng [[Belanda]] tanggal [[11 September]] [[1599]] sekaligus membunuh [[Cornelis de Houtman]] dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Dia mendapat gelar [[Laksamana]] untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama '''Laksamana Malahayati'''<ref>{{Cite web |url=http://sejarah.kompasiana.com/2010/11/15/laksamana-malahayati-dan-bangsa-kita/ |title=Laksamana Malahayati dan bangsa kita |access-date=2011-11-27 |archive-date=2015-04-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150426043345/http://www.kompasiana.com/ |dead-url=yes }}</ref> Saat meninggal dunia, jasad Malahayati dikebumikan di bukit Krueng Raya, [[Lam Reh, Mesjid Raya, Aceh Besar|Lamreh]], [[Aceh Besar]].<ref>{{Cite webnews|url=https://news.detik.com/berita/d-3720257/jadi-pahlawan-nasional-makam-laksamana-malahayati-bersolek|title=Jadi Pahlawan Nasional, Makam Laksamana Malahayati Bersolek|last=Setyadi|first=Agus|websitework=detiknews[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2019-11-06}}</ref>
 
== Pendidikan Angkatan Laut ==
Laksamana Malahayati dikenal juga dengan nama Keumalahayati. Ia dilahirkan di Aceh Besar pada tahun 1550. Pada masa kanak-kanak dan remaja ia mendapat pendidikan istana. Malahayati masih berkerabat dengan Sultan Aceh. Ayah dan kakeknya berbakti di Kesultanan Aceh sebagai Panglima Angkatan Laut. Dari situlah semangat kelautan Malahayati muncul. Ia kemudian mengikuti jejak ayah dan kakeknya dengan menempuh pendidikan militer jurusan angkatan laut di akademi Baitul Maqdis.<ref>{{Cite webnews|url=https://nasional.kompas.com/read/2017/11/10/12303431/profil-pahlawan-malahayati-laksmana-laut-perempuan-pertama-di-dunia|title=PROFIL PAHLAWAN: Malahayati, Laksmana Laut Perempuan Pertama di Dunia|last=MediaSukmana|first=Kompas CyberYoga|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-04-27|editor-last=Asril|editor-first=Sabrina}}</ref>
 
== Memimpin Inong Balee ==
Perjuangan Malahayati melawan penjajah dimulai setelah terjadinya pertempuran di Teluk Haru. Armada laut Kesultanan Aceh melawan armada [[Portugis]]. Pada pertempuran itu, Laksamana Zainal Abidin, suami Malahayati, gugur. Setelah ditinggal wafat oleh suaminya, Malahayati mengusulkan kepada Sultan Aceh untuk membentuk pasukan yang terdiri dari janda prajurit Aceh yang gugur dalam peperangan. Permintaan itu dikabulkan. Ia diangkat sebagai pemimpin pasukan Inong Balee dengan pangkat laksamana. Malahayati adalah perempuan Aceh pertama yang menyandang pangkat ini.<ref>{{Cite webnews|url=https://jakarta.tribunnews.com/2018/11/06/mengenal-sosok-laksamana-malahayati-tempuh-pendidikan-militer-hingga-dapat-gelar-pahlawan|title=Mengenal Sosok Laksamana Malahayati, Tempuh Pendidikan Militer hingga Dapat Gelar Pahlawan|websitework=Tribun Jakarta[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id-ID|access-date=2020-04-27|last=Insiroh|first=Ilusi}}</ref>
 
== Perjuangan Melawan Belanda ==
Laksamana Malahayati dan pasukannya bertugas melindungi pelabuhan pelabuhan dagang di Aceh. Pada tanggal 21 Juni 1599, Laksamana Malahayati berhadapan dengan kapal Belanda yang mencoba memaksakan kehendaknya. Laksamana Malahayati dan pasukannya tentu saja tidak dapat menerimanya. Mereka mengadakan perlawanan. Dalam peristiwa itu [[Cornelis de Houtman]] dan beberapa pelaut Belanda tewas. [[Frederick de Houtman]], wakil komandan armada Belanda, ditangkap oleh pihak Aceh.<ref>{{Cite webnews|url=https://tirto.id/matinya-cornelis-de-houtman-di-tangan-malahayati-cz2x|title=Matinya Cornelis de Houtman diTewas Tangandalam Tikaman Rencong Malahayati|last=Raditya|first=Iswara N.|websitework=tirto[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2020-04-27}}</ref>
 
== Perundingan Damai ==
Laksamana Malahayati tidak hanya cakap di medan perang. Ia juga melakukan perundingan damai mewakili Sultan Aceh dengan pihak Belanda. Perundingan itu adalah upaya Belanda untuk melepaskan Frederick de Houtman yang ditangkap oleh Laksamana Malahayati. Perdamaian itu terwujud. Frederick de Houtman dilepaskan namun Belanda harus membayar ganti rugi kepada Kesultanan Aceh. Laksamana Malahayati juga menjadi orang yang menerima [[:en:James_LancasterJames Lancaster|James Lancaster]], duta utusan [[Ratu Elizabeth I dari Inggris]].
 
Laksamana Malahayati meninggal dunia pada tahun 1615. Makamnya terletak di Desa Lamreh, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar. Laksamana Malahayati mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 9 November 2017 bersama dengan 3 orang lainnya.<ref>{{Cite web|url=https://ilovelife.co.id/blog/malahayati-laksamana-wanita-aceh-pertama-di-dunia-yang-juga-diplomat-ulung/|title=Malahayati, Laksamana Wanita Aceh Pertama di Dunia yang Juga Diplomat Ulung|date=2017-12-07|website=Blog|language=en-US|access-date=2020-04-27}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://bobo.grid.id/read/08678973/pahlawan-nasional-laksamana-malahayati|title=Pahlawan Nasional: Laksamana Malahayati - Bobo|website=bobo.grid.id|language=id|access-date=2020-04-27}}</ref>
Baris 50:
# Salah satu [[kapal perang]] jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali (''fregat'') kelas Fatahillah milik [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|Angkatan Laut]] yang dinamakan [[KRI Malahayati]]. Kapal perang ini dibuat di galangan kapal ''Wilton-Fijenoord'', Schiedam, [[Belanda]] pada tahun 1980, khusus untuk [[TNI-AL]].
# Dalam dunia pendidikan, terdapat [[Universitas Malahayati]] yang terdapat di [[Bandar Lampung]].
# Sebuah serial film [[Laksamana Malahayati]] yang menceritakan riwayat hidup Malahayati telah dibuat pada tahun 2007.<ref>{{Cite webnews|url=https://aceh.tribunnews.com/2018/01/22/marcella-zalianty-produseri-film-laksamana-malahayati|title=Marcella Zalianty Produseri Film Laksamana Malahayati|websitework=Serambi Indonesia[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id-ID|access-date=2019-11-06|last=Bakri}}</ref>
# Nama Malahayati juga dipakai oleh [[Nasional Demokrat (Indonesia)|Ormas Nasional Demokrat]] sebagai nama divisi wanitanya dengan nama lengkap Garda Wanita Malahayati.<ref>Metro TV 19 Juli 2011, pukul 21.30</ref>
 
Atas jasa-jasanya Pemerintah Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/TK/Tahun 2017 tanggal 6 November 2017.<ref name="news.detik.com_JokowiTetapkanL">{{Cite web news|title=Jokowi Tetapkan Laksamana Malahayati Jadi Pahlawan Nasional |last=Nugroho |first=Bagus Prihantoro |work=detiknews[[Detik.com|detikcom]] |date=9 November 2017 |accessdate={{date|2017-11-09}} |url=https://news.detik.com/berita/d-3719818/jokowi-tetapkan-laksamana-malahayati-jadi-pahlawan-nasional |language= |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/melihat-makam-laksamana-malahayati-yang-telah-dipercantik.html|title=Melihat makam Laksamana Malahayati yang telah dipercantik|websitework=merdeka[[Merdeka.com]]|language=enid|access-date=2019-11-06|last=Afif|editor-last=Andwika|editor-first=Rizky}}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 59:
 
{{Pahlawan Nasional Indonesia}}
{{Indo-bio-stub}}
 
{{Authority control}}