Petrus Josephus Zoetmulder: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ojjm (bicara | kontrib)
 
(83 revisi perantara oleh 40 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Christian leader
[[Gambar:Zoetmulder-ultah.jpg|thumb|120px|Piet Zoetmulder]]
|type = priest
|honorific-prefix = ''Reverendus Pater''
|name = Petrus Josephus Zoetmulder
|honorific-suffix = [[Serikat Yesus|S.J.]]
|title =
|image = Zoetmulder-jas.jpg
|caption = Piet Zoetmulder
|church = [[Gereja Katolik Roma]]
|archdiocese =|province =|metropolis=|diocese =
|see =
|elected =|appointed =
|term =
|term_start =
|quashed =
|term_end =
|predecessor =
|opposed = |successor =
|other_post =
<!---------- Orders ---------->
|ordination = 15 Agustus 1938 |ordinated_by =
|consecration = |consecrated_by =
|cardinal = |rank =
<!---------- Personal details ---------->
|birth_name = Petrus Josephus Zoetmulder
|birth_date = {{birth date|1906|1|29}}
|birth_place = [[Utrecht (Utrecht)]], [[Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1995|7|8|1906|7|8}}
|death_place = [[Yogyakarta]], [[Indonesia]]
|buried =
|nationality = [[Indonesia]]
|religion = [[Gereja Katolik Roma|Katolik Roma]]
|residence =
|parents =|occupation =|profession =
|previous_post = {{unbulleted list|}}
|alma_mater =
|motto =
|signature = |coat_of_arms =
|feast_day =|venerated=|saint_title =|beatified_date =|beatified_place =|beatified_by =
|canonized_date =|canonized_place =|canonized_by =
|attributes =|patronage =|shrine =|suppressed_date =|other =
}}
 
Prof. Dr. '''Petrus Josephus Zoetmulder''', [[Serikat Yesus|S.J.]] ({{lahirmati|[[Utrecht (Utrecht)|Utrecht]], [[Belanda]], [[|29 Januari]] [[|1|1906]] - |[[Yogyakarta]], [[11 Juli]] [[|8|7|1995]]}}) adalah seorang pakar [[Sastra Jawa]] dan budayawan [[Indonesia]]. BeliauIa terkenal dengan disertasinya mengenai penelitian tentang sebuah aspek agama [[Kejawen]] yang dalam edisi Indonesianya berjudul ''[[Manunggaling Kawula Gusti (buku)|Manunggaling Kawula Gusti]]''. Selain itu nama Zoetmulder tidak dapat dilepaskan dengandari telaah sastra Jawa KunaKuno ''[[Kalangwan]]'' dan kamus Jawa Kunanya yang terbit dalam dua edisi, yaitu edisi [[Bahasa Inggris]] ([[1982]]) dan edisi [[Bahasa Indonesia]] ([[1995]]).
 
==Masa kecilPendidikan ==
* ELS, Nijmegen, Negeri Belanda (1918)
Lahir di Utrecht, Negeri Belanda, sang Piet kecil sudah belajar membaca dan menulis sejak sebelum mengenal bangku sekolah. Ibunya, Catharina Noelege, seorang pemain piano profesional, adalah gurunya yang penyabar. Sehingga ketika Piet masuk Sekolah Dasar, tanpa melalui TK lebih dulu, ia praktis sudah pandai membaca dan menulis. Piet memang dikenal sebagai murid yang rajin, berbakat, dan cerdas.
* Gymnasium Kanisius Kolese dan Gymnasium Rolduc, Negeri Belanda, (1925)
* Novisiat Serikat Yesus, Negeri Belanda (1925)
* Kolese Ignatius, Yogya (1928)
* Studi Jawa di Universitas Leiden, Negeri Belanda (1930)
* Universitas Leiden, Negeri Belanda (doktor, 1935)
* Studi teologi, [[Maastricht]], Negeri Belanda (1939)
 
== Karier ==
Saat duduk di bangku ''Gymnasium'' (semacam [[SMU]]) ''College Kanisius'', putra seorang insinyur itu mulai tertarik untuk menjadi [[pastur]] dan terutama Imam [[Yesuit]]. Hal ini tak aneh, karena keluarganya tercatat sebagai Katolikus yang taat. Dua pamannya adalah pastor, sedang bude dan bibinya menjadi suster di [[Afrika]] dan [[Suriname]]. Ketika ayahnya, yang bekerja sebagai inspektur kesehatan umum, pindah ke [[Heerlen]], Piet sempat kecewa karena di situ tidak ada ''gymnasium''. Untung, orangtuanya membolehkan si anak bungsu masuk ''gymnasium'' di Kota Rolduc, yang kebetulan bekas sekolah ayahnya. Ia mengikuti ujian jurusan A dan B, dan keduanya ia lalui dengan berhasil. Pada [[1925]], Piet masuk Novisiat Serikat Yesus, pendidikan awal calon Imam Yesuit.
* Ditahbiskan menjadi Imam Katolik di Negeri Belanda (1938)
* Mengajar di Seminari Menengah, Yogya (1925)
* Administrator Apostolis, Jakarta (1925)
* Guru AMS, Yogya (1940)
* Diinternir Militer Jepang (1943-1945)
* Diinternir tentara Republik di Pundong (1946)
* Dosen Fakultas Sastra UGM (sejak 1951) kemudian guru besar
 
== Penghargaan ==
==Pergi ke tanah Jawa==
* Presiden [[Joko Widodo]] atas nama negara memberikan Tanda Kehormatan [[Bintang Budaya Parama Dharma]] kepada dedikasi Zoetmulder. Acara penyematan berlangsung di Istana Negara. Jakarta, 13 Agustus 2015.<ref>{{Cite news|url=http://news.detik.com/berita/2990828/jokowi-beri-tanda-kehormatan-ke-46-orang-dari-paloh-sampai-goenawan-mohamad|first = Moksa |last = Hutasoit|year = 2015|title = Jokowi Beri Tanda Kehormatan ke 46 Orang, dari Paloh Sampai Goenawan Mohamad|date=Kamis 13 Aug 2015, 11:18 WIB|accessdate= 13 Agustus 2015|publisher = News.detik.com|location = Jakarta|isbn =|work = [[Detik.com|detikcom]]}} Keputusan Presiden nomor 86/TK/tahun 2015 tanggal 7 Agustus 2015 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Paramadharma kepada 8 orang. Terdiri atas: 1. KH. [[Mustofa Bisri]] ([[Gus Mus]]), pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Lteteh, Rembang. 2. [[Goenawan Mohamad|Goenawan Soesatyo Mohamad]], sastrawan budayawan. 3. Alm. Petrus Josephus Zoetmulder, ahli sastra Jawa Kuno dan Penyusun Kamus Jawa Kuno Inggris. 4. Alm. [[Wasi Jolodoro]] ([[Ki Tjokrowasito]]), komposer musik karawitan Jawa dan pendukung utama Sedra Tari Ramayana. 5. Alm. [[Hoesein Djajadiningrat]], pelopor tradisi keilmuan. 6. Alm. [[Iwan Tirta|Nursjiwan Tirtaamidjaja]], perancang busana dan batik. 7. Alm. [[Hendra Gunawan]], pelukis dan pematung. 8. Alm. [[Soejoedi Wiroatmojo]], arsitek.</ref>
Pastur J. Willekens S.J., yang mengasuhnya di novisat menganjurkan Piet bekerja untuk karya misi di [[Jawa]], setelah pendidikannya rampung. Anjuran itu dipatuhinya, dan Piet masih berusia 19 tahun ketika menuju ke [[Hindia-Belanda]]. Ia segera ditempatkan di Seminari Menengah di [[Yogyakarta]]. Tidak diduga, tiga tahun kemudian Pastur Willekens sendiri menyusul ke Jawa untuk menjadi ''Visitor Apostolis''.
 
== Biografi ==
Setelah bertemu dengannya, Willekens berkata, "Di samping [[filsafat]], kamu juga harus belajar bahasa Jawa Kuna." Beliau lalu dihubungkan dengan Prof. [[C.C. Berg]], yang mengajar di [[Surakarta]], yang bisa membantunya studi Jawa Kuna. Pada tahun [[1931]], Zoet lulus dengan predikat ''cum laude'', dan bersamaan dengan itu ditahbiskan sebagai calon pastor di Girisonta, [[Ungaran]], [[Kabupaten Semarang]].
=== Masa kecil ===
[[Berkas:Zoetmulder-kecil.jpg|jmpl|250px|Piet pada masa kecil.]]
 
Lahir di [[Utrecht]], Negeri [[Belanda]], Piet kecil sudah belajar membaca dan menulis sejak sebelum mengenal bangku sekolah. Ibunya, Catharina Noelege, seorang pemain piano profesional, adalah gurunya yang penyabar. Sehingga ketika Piet masuk Sekolah Dasar, tanpa melalui TK lebih dulu, ia praktis sudah pandai membaca dan menulis. Piet memang dikenal sebagai murid yang rajin, berbakat, dan cerdas.
==Pendidikan lanjutan==
Pendalaman lebih jauh ia lakukan di [[Universitas Leiden]], Negeri Belanda. Di sini beliau meraih gelar sarjana muda dalam setahun, lazimnya tiga tahun, dan sarjana penuh, dalam bidang Sejarah Jawa dan Purbakala, juga dalam satu tahun. Pada bulan Oktober 1935, dengan bimbingan Prof. C.C. Berg, Zoetmulder mempertahankan disertasi doktoratnya, ''[[Pantheïsme en Monisme in de Javaansche Soeloek Literatuur]]'', dengan predikat ''cum laude''. Romo Zoet, demikian ia akrab dipanggil, merasa harus merampungkan studi teologinya dulu sebelum kembali ke Jawa. Empat tahun beliau belajar di [[Maastricht]]. Menjelang pulang ke Hindia-Belanda, beliau masih harus menjalani masa tertiat (masa pendidikan dan pendalaman rohani selama setahun), di [[Belgia]]. Tetapi, serbuan pasukan [[Nazi]] [[Jerman]] ke negeri itu memaksa Romo mengungsi ke [[Perancis]], Juni [[1940]].
 
Saat duduk di bangku ''Gymnasium'' (semacam [[SMU]]) ''College Kanisius'', putra seorang insinyur itu mulai tertarik untuk menjadi [[pastur]] dan terutama Imam [[Yesuit]]. Hal ini tak aneh, karena keluarganya tercatat sebagai penganut agama [[Katolik]] yang taat. Dua pamannya adalah pastor, sedang bude dan bibinya menjadi suster di [[Afrika]] dan [[Suriname]]. Ketika ayahnya, yang bekerja sebagai inspektur kesehatan umum, pindah ke [[Heerlen]], Piet sempat kecewa karena di situ tidak ada ''gymnasium''. Untung, orangtuanya membolehkan si anak bungsu masuk ''gymnasium'' di kota [[Rolduc]], yang kebetulan bekas sekolah ayahnya. Ia mengikuti ujian jurusan A dan B, dan keduanya ia lalui dengan berhasil. Pada [[1925]], Piet masuk [[Novisiat Serikat Yesus]], pendidikan awal calon Imam [[Yesuit]].
Ia kemudian berhasil mendapatkan kapal yang menuju ke Hindia-Belanda, tetapi mendarat di Inggris demi menghindari ranjau yang dipasang Jerman di lintas pelayaran. Bulan berikutnya Romo Zoet baru berhasil tiba di Jawa, lewat [[Hong Kong]]. Padahal, ada rekannya yang tewas bersama kapal yang tenggelam ditorpedo Angkatan Laut Jerman. "Tuhan menghendaki saya berbahagia di Tanah Jawa", ujarnya.
 
=== Pergi ke tanah Jawa ===
==Zaman pendudukan Jepang dan pasca-Perang Dunia II==
[[Berkas:Zoetmulder-jas.jpg|jmpl|250px|Piet Zoetmulder pada masa muda.]]
[[Gambar:Taal van het Adiparwa.jpg|thumb|Gambar sampul ''De Taal van het Adiparwa'', edisi tahun 1983.]]
 
Pastur [[J. Willekens]] S.J., yang mengasuhnya di novisat menganjurkan Piet bekerja untuk karya misi di [[Jawa]], setelah pendidikannya rampung. Anjuran itu dipatuhinya, dan Piet masih berusia 19 tahun ketika menuju ke [[Hindia Belanda]]. Ia segera ditempatkan di [[Seminari]] Menengah di [[Yogyakarta]]. Tidak diduga, tiga tahun kemudian Pastur Willekens sendiri menyusul ke Jawa untuk menjadi ''Visitor Apostolis''.
Tiba di Jakarta, Romo ditawari mengajar ilmu perbandingan bahasa di Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia|UI]]. Tetapi, dorongan untuk lebih mendalami bahasa Jawa membuatnya memilih menetap di Yogyakarta. Beliau lalu mengajar di AMS, dan muridnya antara lain Prof. Dr. Koentjaraningrat, Dr. Sukmono dan Dr. S. Supomo.
 
Setelah bertemu dengannya, Willekens berkata, "Di samping [[filsafat]], kamu juga harus belajar bahasa Jawa Kuno." Dia lalu dihubungkan dengan Prof. [[C.C. Berg]], yang mengajar di [[Surakarta]], yang bisa membantunya studi Jawa Kuno. Pada tahun [[1931]], Zoet lulus dengan predikat ''[[cum laude]]'', dan bersamaan dengan itu ditahbiskan sebagai calon pastor di [[Girisonta]], [[Ungaran]], [[Kabupaten Semarang]].
Saat Jepang masuk Indonesia pada tahun [[1942]], Zoetmulder termasuk warga Belanda yang ditahan. Dia beruntung, karena selama ditahan buku dan pena masih boleh ia bawa. Namun saat dipindahkan ke penjara Cimahi, ia berhasil menyelundupkan buku [[Adiparwa]] suntingan Dr. [[H.H. Juynboll]] dan sebuah kamus bahasa Jawa karangan Gericke-Roorda. Zoetmulder berusaha meneliti tatabahasa Jawa Kuna dari buku ini. Kelak buku tatabahasa Jawa Kuna diterbitkan dalam [[bahasa Belanda]] (''[[De Taal van het Adiparwa]]'') pada tahun [[1950]] dan edisi bahasa Indonesianya (''Bahasa Parwa'') diterbitkan pada tahun [[1954]] dengan bantuan I.R. Poedjawijatna. Buku ini kelak menjadi acuan dasar mahasiswa studi Jawa Kuna.
 
=== Pendidikan lanjutan ===
Pada zaman Revolusi Fisik (Perang atau Revolusi Kemerdekaan Indonesia antara tahun 1945-1950), sebagai seorang Belanda, Romo Zoet nyaris dibunuh oleh seorang laskar di Pastoran Kemetiran, Yogyakarta. Namun untung ada seorang Jawa yang membelanya dan berkata bahwa beliau adalah "orang suci".
Pendalaman lebih jauh ia lakukan di [[Universitas Leiden]], Negeri Belanda. Di sini dia meraih gelar [[sarjana muda]] dalam setahun, lazimnya tiga tahun, dan [[sarjana]] penuh, dalam bidang Sejarah Jawa dan Purbakala, juga dalam satu tahun. Pada bulan Oktober 1935, dengan bimbingan Prof. C.C. Berg, Zoetmulder mempertahankan disertasi doktoratnya, ''[[Pantheïsme en Monisme in de Javaansche Soeloek Literatuur]]'', dengan predikat ''cum laude''. Romo Zoet, demikian ia akrab dipanggil, merasa harus merampungkan studi teologinya dulu sebelum kembali ke Jawa. Empat tahun dia belajar di [[Maastricht]]. Menjelang pulang ke Hindia Belanda, dia masih harus menjalani masa tertiat (masa pendidikan dan pendalaman rohani selama setahun), di [[Belgia]]. Tetapi, serbuan pasukan [[Nazi]] [[Jerman]] ke negeri itu memaksa Romo mengungsi ke [[Prancis]], Juni [[1940]].
 
Ia kemudian berhasil mendapatkan kapal yang menuju ke Hindia Belanda, tetapi mendarat di Inggris demi menghindari ranjau yang dipasang Jerman di lintas pelayaran. Bulan berikutnya Romo Zoet baru berhasil tiba di Jawa, lewat [[Hong Kong]]. Padahal, ada rekannya yang tewas bersama kapal yang tenggelam ditorpedo Angkatan Laut Jerman. "Tuhan menghendaki saya berbahagia di Tanah Jawa", ujarnya.
==Karir akademis==
Setelah lolos dari tahanan interniran Baros pada tahun [[1945]], dia mulai mengajar di [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM). Lima tahun kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud, ia diangkat menjadi Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Sastra Pedagogik, Filsafat UGM. Pada tahun [[1955]], ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Sastra UGM. Saat itu dia telah menanggalkan kewarganegaraan Belandanya. Sehari-hari tugasnya menjadi lebih berat karena harus mewakili Dekan Fakultas Sastra [[Poerbatjaraka|Prof. Dr. R.M. Ng. Poerbatjaraka]], yang lebih banyak berada di Jakarta. Ini masih ditambah tugas lain, menjadi guru bahasa Jawa Kuna untuk wilayah Yogya.
 
=== Zaman pendudukan Jepang dan pasca-Perang Dunia II ===
Pertama memberi kuliah, Zoetmulder memakai bahasa Jawa. Tapi kemudian dia menyadari, mahasiswanya banyak yang berada dari luar Jawa. Ia pun kemudian menulis buku panduan berjudul ''Sekar Sumawur: Bunga rampai bahasa Djawa Kuno''. Kemudian untuk membantu kesulitan itu, Zoet bermaksud membuat kamus bahasa Jawa Kuna. Kamus ini mulai dikerjakannya sejak tahun 1950. Semula ia yakin, sepuluh tahun adalah waktu yang ia butuhkan, tapi kenyataan berbicara lain.
[[Berkas:Taal van het Adiparwa.jpg|jmpl|250px|Gambar sampul ''De Taal van het Adiparwa'', edisi tahun 1983.]]
 
Tiba di Jakarta, Romo ditawari mengajar ilmu perbandingan bahasa di Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia|UI]]. Tetapi, dorongan untuk lebih mendalami bahasa Jawa membuatnya memilih menetap di Yogyakarta. Ia lalu mengajar di AMS, dan muridnya antara lain [[Koentjaraningrat|Prof. Dr. Koentjaraningrat]], [[Soekmono|Dr. Sukmono]] dan [[Soepomo|Dr. S. Supomo]].
Bukunya yang mengupas kehidupan empu dan sastra Jawa Kuna ''[[Kalangwan]]'' akhirnya terbit pada tahun [[1974]], disusul dengan ''Old Javanese-English Dictionary'' pada tahun [[1982]]. Dalam menulis buku-bukunya, Zoetmulder mengaku kesulitan karena harus mengumpulkan naskah dari mikrofilm dari Universitas Leiden.
 
Saat Jepang masuk Indonesia pada tahun [[1942]], Zoetmulder termasuk warga Belanda yang ditahan. Dia beruntung, karena selama ditahan buku dan pena masih boleh ia bawa. Namun saat dipindahkan ke penjara Cimahi, ia berhasil menyelundupkan buku [[Adiparwa]] suntingan Dr. [[H.H. Juynboll]] dan sebuah kamus bahasa Jawa karangan [[Gericke]]-[[Roorda]]. Zoetmulder berusaha meneliti tatabahasa Jawa Kuno dari buku ini. Kelak buku tatabahasa Jawa Kuno diterbitkan dalam [[bahasa Belanda]] (''[[De Taal van het Adiparwa]]'') pada tahun [[1950]] dan edisi bahasa Indonesianya (''Bahasa Parwa'') diterbitkan pada tahun [[1954]] dengan bantuan I.R. Poedjawijatna. Buku ini kelak menjadi acuan dasar mahasiswa studi Jawa Kuno.
Prof. Zoetmulder meninggal dunia pada tanggal [[11 Juli]] [[1995]] dan lalu dimakamkan di pemakaman Pasturan Girisonta, [[Kabupaten Semarang]], [[Jawa Tengah]].
 
Pada zaman Revolusi Fisik (Perang atau Revolusi Kemerdekaan Indonesia antara tahun 1945-1950), sebagai seorang Belanda, Romo Zoet nyaris dibunuh oleh seorang laskar di Pastoran Kemetiran, Yogyakarta. Namun untung ada seorang Jawa yang membelanya dan berkata bahwa dia adalah "orang suci".
==Lain-lain==
 
Rohaniawan pecandu buku, dan suka bermain biola, ini sudah merasa dirinya orang Indonesia, malah Jawa. ''Tuhan yang menaruh saya di Indonesia. Papanku (tempat tinggalku) sudah ditentukan di sini,'' ujar dosen UGM itu. Pada [[13 Maret]] [[1951]], Romo Zoet sah menjadi warga negara Indonesia. Ia merasa sesuai tinggal di Pastoran Kemetiran, Yogyakarta, yang konon sangat cocok dengan ''perasaan kejawaannya''. Di situ ia menetap sembilan tahun.
=== Karier akademis ===
Setelah lolos dari tahanan interniran Baros pada tahun [[1945]], dia mulai mengajar di [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM). Lima tahun kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud, ia diangkat menjadi Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Sastra Pedagogik, Filsafat UGM. Pada tahun [[1955]], ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Sastra UGM. Saat itu dia telah menanggalkan kewarganegaraan Belandanya. Sehari-hari tugasnya menjadi lebih berat karena harus mewakili Dekan Fakultas Sastra [[Poerbatjaraka|Prof. Dr. R.M. Ng. Poerbatjaraka]], yang lebih banyak berada di Jakarta. Ini masih ditambah tugas lain, menjadi guru bahasa Jawa Kuno untuk wilayah Yogya.
 
Pertama memberi kuliah, Zoetmulder memakai bahasa Jawa. Tapi kemudian dia menyadari, mahasiswanya banyak yang berada dari luar Jawa. Ia pun kemudian menulis buku panduan berjudul ''Sekar Sumawur: Bunga rampai bahasa Djawa Kuno''. Kemudian untuk membantu kesulitan itu, Zoet bermaksud membuat kamus bahasa Jawa Kuno. Kamus ini mulai dikerjakannya sejak tahun 1950. Semula ia yakin, sepuluh tahun adalah waktu yang ia butuhkan, tetapi kenyataan berbicara lain.
 
Bukunya yang mengupas kehidupan empu dan sastra Jawa Kuno ''[[Kalangwan]]'' akhirnya terbit pada tahun [[1974]], disusul dengan ''Old Javanese-English Dictionary'' pada tahun [[1982]]. Dalam menulis buku-bukunya, Zoetmulder mengaku kesulitan karena harus mengumpulkan naskah dari mikrofilm dari Universitas Leiden.
 
=== Akhir hayat ===
[[Berkas:Gereja Zoetmulder.jpg|jmpl|250px|Gereja di Muntilan di mana Zoetmulder dimakamkan.]]
[[Berkas:Nisan Zoetmulder.jpg|jmpl|250px|Batu nisan Zoetmulder dengan sebuah kalimat dalam bahasa Jawa Kuno yang diambil dari [[Kakawin Sumanasantaka]], pupuh XXVIII bait 11:''"Wiku haji jěněk angher ing śūnya"'' ("Pendeta raja dengan nyaman bersemayam di ke-tiada-an.")]]
Prof. Zoetmulder meninggal dunia pada tanggal [[8 Juli]] [[1995]] di pastoran Kemetiran, [[Yogyakarta]]. Jenazah dia lalu dimakamkan di pemakaman di gereja di [[Muntilan, Magelang|Muntilan]], [[Kabupaten Magelang]], [[Jawa Tengah]].
 
== Lain-lain ==
Rohaniawan pecandu buku, dan suka bermain biola, ini sudah merasa dirinya orang Indonesia, malah Jawa. ''Tuhan yang menaruh saya di Indonesia. Papanku (tempat tinggalku) sudah ditentukan di sini,'' ujar dosen UGM itu. Pada [[13 Maret]] [[1951]], Romo Zoet sah menjadi warga negara Indonesia. Ia merasa sesuai tinggal di Pastoran Kemetiran, Yogyakarta, yang konon sangat cocok dengan ''perasaan kejawaannya''. Di situ ia menetap sembilan tahun.
 
Romo Zoet penggemar musik [[Beethoven]] dan [[Mozart]]. Di samping buku rohani dan ilmu, ia juga pelahap novel dan puisi, malah cerita detektif. Konon, Zoetmulder memiliki 1.000 cerita detektif di kamarnya, termasuk karangan [[Ngaio Marsh]]. Bersahabat dengan pengarang detektif [[John Le Carré]] ketika di [[Bonn]], [[Jerman Barat]], ia pernah mendapat hadiah langsung dari Le Carré, sebuah buku laris berjudul ''[[The Spy Who Came in from the Cold]]''. Karangan Le Carré yang lain, ''A Small Town in Germany'', sempat 'diperiksa' Romo Zoet lebih dahulu sebelum terbit.
 
==Kutipan Penghargaan ==
* [[1970]], tanda penghargaan dari Pemerintah Indonesia sebagai ''Pengabdi dan Pendorong di Bidang Sosial Kemanusiaan''.
* [[1974]], penghargaan ''International Man of the Year'' dari International Biographical Centre, [[Cambridge]], [[Inggris]].
* [[1983]], penghargaan bintang ''Commandeur in de Orde van Oranje Nassau''
 
== Kutipan ==
{{wikiquote-id}}
* "Saya bilang, saya sendiri dari Belanda, dan saya mampu. Yang terpenting kemauan dan niat. Apa pun bisa dipelajari, tak ada yang sulit." - saat bercerita tentang perdebatannya dengan mahasiswa yang berasal dari luar Jawa, yang merasa tak mampu dan menolak belajar bahasa Jawa KunaKuno.
* "Bagi saya, sebenarnya menjadi warga negara [[Belanda]] atau Indonesia sama saja. Saya juga tak pernah merasa rindu dengan negeri Belanda... Bahkan kalau Tuhan mencabut nyawa saya, saya ingin itu terjadi di Jawa." - saat ditanya apakah ia menyesal menanggalkan kewarganegaraannya.
 
== Bibliografi ==
=== Buku ===
* [[1930]]a, ''Het Land van de Profeet'', [[Leuven]]: Xaveriana.
[[Gambar:Manunggaling.jpg|right|thumb|150px|''[[Manunggaling Kawula Gusti]]'', 1991.]]
*[[1930]]a 1930b, ''Het Land vanMohammed de Profeet, I, In Mekka'', [[Leuven]] : Xaveriana.
*1930b 1930c, ''Mohammed de Profeet, III, In MekkaMedina'', Leuven: Xaveriana.
* [[1935]], ''Pantheïsme en Monisme in de Javaansche Soeloek-litteratuur'', [[Nijmegen]]: Berkhout.
*1930c, ''Mohammed de Profeet, II, In Medina'', Leuven: Xaveriana.
* [[19351950]], ''Pantheïsme[[De enTaal Monismevan inhet de Javaansche Soeloek-litteratuurAdiparwa]]'', [[NijmegenBandung]]: Berkhout.Nix
* [[1951]], ''Cultuur Oost en West'', [[Amsterdam]]: Van der Peet dan Djakarta: Penerbitan Dan Balai Buku Indonesia.
*[[1950]], ''[[De Taal van het Adiparwa]]'', [[Bandung]]: Nix
* [[1954]], ''Bahasa Parwa. Tatabahasa Djawa Kuno''. Djakarta: [[Penerbit Obor|Obor]]. Bekerja sama dengan I.R. Poedjawijatna. Jilid I: Bentuk kata. Jilid II: Bentuk kalimat.
*[[1951]], ''Cultuur Oost en West'', [[Amsterdam]]: Van der Peet dan Djakarta: Penerbitan Dan Balai Buku Indonesia.
* [[19541958]]-[[1963]], ''BahasaSekar Parwa.Sumawur&nbsp;: Tatabahasabunga rampai bahasa Djawa Kuno''., Djakarta: [[Penerbit Obor|Obor]]. Bekerja sama dengan I.R. Poedjawijatna. Jilid I1: Bentuk kataDewamānusarāksasâdi. Jilid II2: Bentuk kalimatKorawapān.d.awacarita.
* [[1965]], ''Die Religionen Indonesiens'', [[Stuttgart]]: Kohlhammer. Bersama dengan [[Waldemar Stöhr]]. ISBN 0486-3585
*[[1958]]-[[1963]], ''Sekar Sumawur : bunga rampai bahasa Djawa Kuno'', Djakarta: Obor. Jilid 1: Dewamānusarāksasâdi. Jilid 2: Korawapān.d.awacarita.
* [[19651969]], ''DieSiwaratrikalpa Religionenof Indonesiensmpu Tanakung'',. [[StuttgartDen Haag|The Hague]]: KohlhammerMartinus Nijhoff. Bersama dengan[[A. Teeuw]], [[WaldemarTh.P. StöhrGalestin]], [[S.O. ISBNRobson]], 0486-3585dan [[P.J. Worsley]].
* [[19691974]], ''SiwaratrikalpaKalangwan. A Survey of mpuOld Javanese TanakungLiterature''., [[Den Haag|The Hague]]: Martinus Nijhoff. BersamaEdisi [[A.bahasa Teeuw]], [[Th.PInggris. Galestin]](Resensi, [[S.O.hal Robson]],218-233) danISBN [[P.J. Worsley]].90-247-1674-8
*[[1974]], ''Kalangwan. A Survey of Old Javanese Literature'', [[Den Haag|The Hague]]: Martinus Nijhoff. Edisi bahasa Inggris. (Resensi, hal 218-233) ISBN 902-471-674-8
* [[1982]], ''Old Javanese-English Dictionary'', The Hague: Martinus Nijhoff. In collaboration with S.O. Robson.
* [[1983]], ''Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang.'' [[Jakarta]]: [[Djambatan]].
* [[1991]], ''[[Manunggaling Kawula Gusti (Zoetmulder)|Manunggaling Kawula Gusti]]. Pantheïsme dan Monisme dalam Sastra Suluk Jawa: Suatu Studi FlsafatFilsafat''. Jakarta: [[Gramedia]]. Terjemahan dari bahasa Belanda oleh [[Dick Hartoko]]. ISBN 979-403-937-3
* [[1992]]-[[1993]], ''Bahasa parwa &nbsp;: tatabahasa Jawa Kuna'': Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Bekerja sama dengan I.J. Poedjawijatna. Cetakan ulang dari edisi tahun 1954
* [[1993]], ''Udyogaparwa: Teks Jawa Kuna'', Jakarta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV).
* [[1994]]-1995, ''Sekar Sumawur &nbsp;: bunga rampai bahasa Jawa Kuna'', Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Jilid 1: Dewamānusarāksasâdi. Jilid 2: Korawapān.d.awacarita.
* [[1995]], ''[[Kamus Jawa Kuna-Indonesia (Zoetmulder)|Kamus Jawa Kuna-Indonesia]]'', Jakarta: Gramedia dan Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV). Bekerja sama dengan S.O. Robson. Penerjemah: Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna. ISBN 979-605-347-0
 
=== Artikel ===
* {{nl}} [[1933]] - 'De Strijd om het Paradijs (Bali)', ''Studiën; Tijdschrift voor Godsdienst, Wetenschap en Letteren'' 120:90-109, 196-210, 298-309. (Diterbitkan dengan nama samaran R. Artati).
* {{nl}} [[1934]] - 'Literatuur over den Islam', ''''Studiën; Tijdschrift voor Godsdienst, Wetenschap en Letteren'' 121:257-63. (Diterbitkan dengan nama samaran R. Artati).
* [[1956]] - 'Pepindan ing Kasusastran Djawi Kina', ''Pradapa'' 1.
* {{en}} [[1957]] - 'Kawi and Kekawin', ''Bijdragen tot de Taal-, Land-, en Volkenkunde'' 113-1:50-69 (Terjemahan dalam [[bahasa Inggris]] dari versi [[bahasa Indonesia]] yang terbit tahun 1955).
* {{id}} [[1961]] - 'Zaman Madjapahit', ''Basis; Madjalah Bulanan untuk Soal-Soal Kebudajaan Umum'' 11:14-8.
 
=== Makalah yang tidak diterbitkan ===
==Pranala luar==
* {{id}} [[1953]] - 'Kedudukan Bahasa Djawa', dalam: ''Pasarasehan Bahasa Djawa pada Tanggal 14/15 Nopember 1953 di Gedung Agung Jogjakarta'', Jogjakarta: Tjabang Bagian Bahasa Djawatan Kebudajaan Kementerian P.P. & K.
* {{id}} [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/P/ads,20030625-29,P.html Salah satu sumber artikel ini].
* {{nl}} [[1957]] - 'Literarische Yantras', Makalah yang dipersembahan kepada "''Twenty-Fifth International Congress of Orientalists''", München, 28 Agustus - 4 September 1957.
* {{id}} [http://www.suaramerdeka.com/cybernews/layar/tokoh/tokoh34.html Profil di suaramerdeka.com]
* {{en}} [[1964]] - 'The Old Javanese Poet and his Craft', Makalah yang dipersembahkan pada "''Twenty-Sixth International Congress of Orientalists''", [[New Delhi]] 4 - 10 Januari 1964
* {{en}} [[1967]] - 'The Cultural Background of Indonesian Politics', University of South Caroline, Colombia.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Lihat pula ==
* [[Ignatius Kuntara Wiryamartana]], salah seorang siswa Zoetmulder yang kelak menjadi dosen Sastra Jawa Kuno di Universitas Gadjah Mada.
 
== Pranala luar ==
{{rintisan}}
* {{id}} [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/P/ads,20030625-29,P.html Salah satu sumber artikel ini] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110928095218/http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/P/ads,20030625-29,P.html |date=2011-09-28 }}
* {{id}} [http://www.suaramerdeka.com/cybernews/layar/tokoh/tokoh34.html Profil di suaramerdeka.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060118042548/http://www.suaramerdeka.com/cybernews/layar/tokoh/tokoh34.html |date=2006-01-18 }}
* {{id}} [http://kompas.com/kompas-cetak/0602/07/utama/2419930.htm "Berdoa dalam Karya"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929145031/http://kompas.com/kompas-cetak/0602/07/utama/2419930.htm |date=2007-09-29 }}, ''[[KOMPAS]]'', 7 Februari 2006 - artikel mengenai P.J. Zoetmulder
{{lifetime|1906|1995|}}
 
{{DEFAULTSORT:Zoetmulder, Petrus Josephus}}
[[Kategori:Tokoh Indonesia|Zoetmulder]]
[[Kategori:Kelahiran 1906|Zoetmulder]]
[[Kategori:Kematian 1995|Zoetmulder]]
[[Kategori:Sastra Jawa]]
[[Kategori:Yesuit Indonesia|Zoetmulder]]
[[Kategori:Filsuf Indonesia]]
[[Kategori:Belanda-Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Budaya Parama Dharma]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Belanda]]
[[Kategori:Tokoh dari Utrecht (Utrecht)]]