Sukanto Tanoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k -> Tidak menambahkan ikon bendera sesuai dengan aturan MOS:BENDERAINFOBOX
k Menambah Kategori:Miliarder Indonesia menggunakan HotCat
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(10 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
|imagesize =
|caption =
|citizenship = IndonesiaIndonesian
|known_for = [[Royal Golden Eagle]] Group<ref name="FORBES"/>
|birth_name = Tan Kang Hoo
|birth_date = {{birth date and age|1949|12|25}}
|birth_place = [[Medan Belawan, Medan|Belawan]], [[SumatraSumatera Utara]], [[Indonesia]]
|death_date =
|death_place =
|net_worth = [[US$]] 2,1[[miliar]] ({{Increase}} [[US$]] 2[[juta]]) (11 Maret 2022)<ref name="FORBES">{{cite web|url=https://www.forbes.com/profile/sukanto-tanoto/|title=Sukanto Tanoto|date=11 Maret 2022|access-date=12 Maret 2022|website=www.forbes.com|first=|last=Forbes}}</ref>
|spouse = Tinah Bingei Tanoto
|children = 4<!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->
|children = Andre Tanoto<br>Imelda Tanoto<br>Belinda Tanoto<br>Anderson Tanoto
|residence = [[Medan]] dan [[Singapura]]
|alma_mater =
Baris 26 ⟶ 27:
}}
 
'''Sukanto Tanoto''' ({{zh|first=t|s={{linktext|陈|江|和}}|t={{linktext|陳|江|和}}|p=Chén Jiānghé}}; {{lahirmati||25|12|1949}})<ref name="teo" /> merupakan pengusaha [[Indonesia]] yang memulai usaha di industri pengolahan kayu. Pada tahun 2013, dia adalah salah satu pengusaha terkaya di Indonesia dengan nilai aset sebesar 2,3 miliar dollar.<ref name="forbes2013">{{cite web|date=November 2013|title=Indonesia's 50 Richest List|url=http://www.forbes.com/indonesia-billionaires/list/|publisher=Forbes|language=|last=|first=|accessdate=29 April 2014}}</ref><ref name="forbes2008">{{cite web| publisher=The Jakarta Post |url=http://www.thejakartapost.com/news/2008/03/07/five-indonesians-039forbes039-rich-list.html |date=2008-03-08 |accessdate=2008-03-13 |title=Five Indonesians on 'Forbes' rich list}}</ref> Berawal sebagai pemasok peralatan dan kebutuhan bagi perusahaan minyak negara [[Pertamina]], Sukanto Tanoto merintis usaha di bidang kehutanan pada tahun 1972.<ref name="Forbes2006">{{cite web| publisher=[[Forbes]] |url=http://www.forbes.com/lists/2006/80/06indonesia_Sukanto-Tanoto-family_USK7.html |title=Sukanto Tanoto and family |date=2006-08-06 |accessdate=2007-10-15}}</ref> Kepentingan bisnis Sukanto Tanoto dijalankan oleh kelompok usaha the [[Royal Golden Eagle]] International (RGEI), yang dulu dikenal sebagai Raja Garuda Mas.<ref name="FortuneIndonesia">{{cite web|date=June 24, 2012|title=THE PULP & PAPER KING SHARES HIS STORY|url=http://www.rgei.com/files/media_releases/Fortune%20Indonesia%20Magazine%20article%20-%20English%20translation.pdf|publisher=Fortune Indonesia|language=|last=Ratnasari a|first=Evi|accessdate=28 April 2014}}</ref>
 
== Biografi ==
Baris 44 ⟶ 45:
=== PT Indorayon Utama ===
 
Pada tahun 1989, Sukanto Tanoto mulai pabrik pulp di bawah nama PT Inti Indorayon Utama, yang dibangun di sebuah desa Sosor Ladang Kecamatan Porsea, Danau Toba SumatraSumatera Utara. Namun pabrik ini tidak berjalan lancar karena konflik dengan penduduk setempat, yang berpendapat bahwa Indorayon mencemari daerah, melakukan deforestasi besar besaran dan sengketa tanah. Sejak awal, pabrik pulp pertama di Indonesia itu penuh dengan sengketa.
Izin awal dirilis sengketa tanah yang terkandung, kualitas udara dan air di sekitar Sungai Sunagi Asahan tercemar drastis, menyebabkan penyakit kulit dan pencemaran air, bencana longsor, dan pencemaran gas klor beracun akibat ledakan boiler pada tahun 1993. Namun selama pemerintahan [[Soeharto]], Indorayon bebas dari semua kegiatan karena hubungan dekat antara Sukanto dengan Soeharto. Demonstrasi kepada lembaga pemerintah, yang telah dimulai sejak tahun 1986, gagal menghentikan kegiatan pabrik.<ref>http://www.liputan6.com/fullnews/1056.html</ref>
Setelah jatuhnya Soeharto pada tahun 1998, tekanan publik makin keras, tapi selalu dijawab dengan kekerasan dan teror oleh petugas polisi militer yang disewa oleh perusahaan. Bentrokan antara penduduk setempat, staf dan anggota pasukan keamanan yang tidak dapat dihindari dan mengakibatkan enam orang tewas dan ratusan luka-luka pada tahun 1999. Akibatnya, Presiden [[Habibie]] sementara menempatkan pabrik pada berhenti pada tanggal 19 Maret 1999. Meskipun lobi yang dilakukan oleh pendukung Indorayon, termasuk-maka pelayanan perdagangan [[Jusuf Kalla]], pabrik itu ditutup secara permanen oleh Presiden Abrurahman Wahid setelah oposisi sengit dari masyarakat lokal dan aktivis lingkungan diikuti oleh demonstrasi yang lebih fatal.<ref>http://www.tempo.co.id/hg/nusa/sumatera/2003/02/02/brk,20030202-06,id.html{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Namun pada masa pemerintahan Presiden [[Megawati Soekarnoputri]], perusahaan ini kembali memperoleh ijin dan telah beroperasi secara penuh setelah berganti nama menjadi PT. Toba Pulp Lestari (PT. TPL) meskipun, sampai saat ini masih menuai perlawanan dari masyarakat sekitar yang terdampak langsung pencemaran air, tanah dan udara akibat limbah pabrik bubur kertas tersebut.<ref>https://www.liputan6.com/news/read/48750/empat-menteri-menyetujui-toba-pulp-lestari-beroperasi</ref>
 
=== Asian Agri ===
PT [[Asian Agri]] merupakan perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Sejak tahun 2006 terlibat kasus penggelapan pajak. Awal tahun 2013, [[Mahkamah Agung]] memvonis 14 perusahaan Grup Asian Agri (GAA) harus membayar denda sebesar Rp 2,5 triliun. PT Asian Agri mengajukan gugatan peninjauan kembali atas putusan MA tersebut.<ref>[http://www.tempo.co/read/news/2013/01/15/090454551/Asian-Agri-Siap-Ajukan-Peninjauan-Kembali Asian Agri Siap Ajukan Peninjauan Kembali]{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Asian Agri juga dituding terlibat dalam kasus pembakaran untuk pembukaan lahan di Riau, pada Juni 2013. Kebakaran hutan menimbulkan kabut asap dengan tingkat polusi mencapai di atas 800 Indeks Polusi Udara, atau hampir tiga kali lipat dari ambang batas bahaya polusi di angka 300 Indeks Polusi Udara. [[Wahana Lingkungan Hidup Indonesia]] WALHI Riau menyebutkan, sebagian besar titik api di Riau berada di lahan konsesi perkebunan kelapa sawit dan [[hutan tanaman industri]] (HTI), baik di perusahaan milik Sukanto Tanoto maupun sejumlah pengusaha lain seperti [[Eka Tjipta Wijaja]] (APRIL/APP), [[Martias]] pemilik PT Surya Dumai Grup, serta [[Wilmar Group]] (kelapa sawit).<ref>[http://www.portalkbr.com/nusantara/acehdansumatera/2687242_4264.html Bencana Asap, Pemerintah Harus Minta Tanggung Jawab Sukanto Tanoto Dkk]</ref>
 
=== Kegiatan filantropi ===
Baris 77 ⟶ 78:
[[Kategori:Orang terkaya di dunia menurut Forbes]]
[[Kategori:Marga Chen]]
[[Kategori:Miliarder Indonesia]]
 
 
{{negara-bio-stub|Indonesia}}