Kerajaan Pagatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(97 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Manuscript map of the Banjarmasin region.jpg|jmpl|ka|500px|Peta Zuid en Ooster Afdeeling van Borneo, Lansdchap Pagatan berbatasan di utara dengan Lansdchap Koesan dan di selatan dengan Landschap [[Sambamban]].]]
'''Kerajaan Pagatan''' ([[1775]]-[[1908]]) adalah sebuah kerajaan kecil yang pernah berdiri di sebagian wilayah [[Kabupaten Tanah Bumbu]], [[Kalimantan Selatan]]. Kerajaan ini didirikan oleh imigran [[suku Bugis]] atas seijin [[Sultan Banjar]] ke-8, [[Panembahan Batu]] yang menjadi koloni suku Bugis di [[Kalimantan Selatan]]. Kerajaan ini semula merupakan kerajan bawahan dari [[Kesultanan Banjar]] selanjutnya menjadi bawahan Hindia Belanda, karena diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda dalam [[Traktat Karang Intan]]. Penguasa kerajaan ini bergelar [[Pangeran Muda]]. Menurut [[Staatblaad]] tahun [[1898]] no. [[178]], wilayah kerajaan ini merupakan "leenplichtige landschappen" dalam [[Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe]].
[[Berkas:Landschap-landshap di Tanah Bumbu Selatan.PNG|jmpl|ka|200px| Kerajaan Pagatan (warna merah) dan Kusan (warna biru)]]
'''Kerajaan Pagatan''' ([[1775]]-[[1908]])<ref>[http://rulers.org/indotrad.html Indonesia Traditional polities]</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/map/borneozelfb1900.html |title=Salinan arsip |access-date=2015-10-11 |archive-date=2012-05-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120505054754/http://www.indonesianhistory.info/map/borneozelfb1900.html |dead-url=yes }}</ref> adalah kerajamudaan sebagai bawahan [[kerajaan Banjar]] yang merupakan daerah otonomi bagi imigran suku Bugis di dalam negara [[Kesultanan Banjar]]. Kerajaan otonom ini adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di wilayah ''Tanah Kusan'' atau daerah aliran Sungai Kusan (sekarang wilayah ini termasuk dalam wilayah [[Kabupaten Tanah Bumbu]], [[Kalimantan Selatan]]). Wilayah Tanah Kusan bertetangga dengan wilayah [[Kerajaan Tanah Bumbu]] (yang terdiri atas negeri-negeri: ''Batu Licin, Cantung, Buntar Laut, Bangkalaan, Tjingal, Manunggul, Sampanahan'').
 
Kerajaan-kerajaan yang ada pada tahun 1844, berjumlah delapan, dulunya sebagian kabupaten atau sub-pembagian Tanah Bumbu, dan disebut: Pagatan, Kussan, Batoe-litjin, Tjantoeng dengan Boentar-laut, Bangkala-an, Sampanahan, Menoenggoel dan Tjengal. Wilayah Pagatan, yang tidak melebihi 3,38 gegr persegi. mil di daerah, memang kerajaan terkecil yang disebutkan, tetapi juga yang terbaik dibangun dan terkaya.<ref name="tijdschrift 1853">{{cite journal
| url=http://books.google.co.id/books?id=exRJAAAAMAAJ&dq=pangeran%20praboe%20tanah%20boemboe&pg=PA340#v=onepage&q=pangeran%20praboe%20tanah%20boemboe&f=true
| lang= nl
| author= Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen Lembaga Kebudajaan Indonesia |title=Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde
| volume= 1
| publisher= Lange & Co.
| year= 1853
}}</ref>
 
Penguasa Kerajaan Pagatan disebut Arung (bukan Sultan), Belanda menyebutnya ''de Aroeng van Pagattan''.<ref>{{nl}} Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën, Jilid 13, 1853</ref> Permukiman Pagatan didirikan oleh [[Puanna Dekke'|Puana Dekke]] (''La Dekke''), seorang imigran [[suku Bugis]] atas seijin [[Sunan Nata Alam]] atau [[Panembahan Batuah]] dari Dinasti [[Tamjidullah I dari Banjar|Tamjidullah I]]. Negeri Pagatan kemudian menjadi sekutu Sunan Nata Alam untuk menghabisi rival politiknya yaitu ''Sultan Amir bin Sultan Muhammadillah'' (keturunan ''Sultan Kuning'') yang menuntut tahta Kesultanan Banjar dengan dukungan ''Arung Turawe (Gusti Kasim)'' beserta pasukan Bugis-Paser. Atas keberhasilan mengusir Sultan Amir dari Tanah Kusan, [[La Pangewa]] (Hasan Pangewa), pemimpin orang Bugis Pagatan, dilantik Sultan Banjar sebagai kapitan (raja) Pagatan yang pertama sekitar tahun 1784 dengan gelar ''Kapitan Laut Pulo''.
 
Kerajaan ini semula merupakan sebagian dari wilayah [[Kesultanan Banjar]] selanjutnya menjadi bawahan Hindia Belanda, karena diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda dalam [[Traktat Karang Intan]]. Menurut [[Staatblaad]] tahun [[1898]] no. [[178]], wilayah kerajaan ini merupakan "leenplichtige landschappen" dalam [[Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe]].
 
== Wilayah ==
Pusat pemerintahan di kota Pagatan ibukotaibu kota Kecamatan [[Kusan Hilir, Tanah Bumbu]], [[Kalimantan Selatan]].
 
== Kampung-kampung ==
Kampung-kampung di Kerajaan Pagatan
# Soengei doe Poempoeng
# Soengei doe besar
# Soengei Bakau
# Soengei [[Betung, Kusan Hilir, Tanah Bumbu | Betoeng]]
# Soengei Koempa
# Sarang alang
# Soengei Nipah
# [[Sungai Lembu, Kusan Hilir, Tanah Bumbu|Soengei Loemboe]]
# [[Kota Pagatan, Kusan Hilir, Tanah Bumbu|Pagatan]]
# Tanah danderi
# [[Mudalang, Kusan Hilir, Tanah Bumbu|Madalang]]
# Padoentingan kanan
# Padoentingan kiri
# [[Saring Sungai Binjai, Kusan Tengah, Tanah Bumbu|Saring]]
# [[Saring Sungai Bubu, Kusan Tengah, Tanah Bumbu|Songei Saring]]
 
=== Sejarah ===
Wilayah tenggara Kalimantan semula merupakan satu wilayah Kerajaan Tanah Bumbu yang diperintah oleh keturunan Sultan Banjar dengan pusat kerajaan kemungkinan dahulu terletak dekat perbatasan [[Kerajaan Pasir]] yaitu di negeri Cengal (Pamukan) seperti halnya [[Kerajaan Kotawaringin]] yang berdiri dekat perbatasan [[Kerajaan Tanjungpura]]. Raja Kerajaan Tanah Bumbu yang terkenal adalah [[Ratu Intan I]], dalam perkembangannya kemudian terbagi menjadi beberapa kerajaan kecil atau kepangeranan, karena rajanya hanya berhak bergelar Pangeran atau Ratu seperti gelar putra/putri Sultan Banjar, karena sebenarnya wilayah tersebut merupakan cabang Kesultanan Banjar yaitu keturunan Pangeran Dipati Tuha bin Sultan Saidullah. Belakangan juga berdiri beberapa kerajaan kecil seperti [[Kerajaan Kusan]], [[Sabamban]], [[Batoe Litjin]], [[Poelau Laoet]] dan Kerajaan Pagatan yang diperintah oleh keturunan Dinasti Tamjidullah I dan sekutunya. Kalau dilihat luas wilayahnya, semua kerajaan-kerajaan ini dapat disamakan dengan sebuah [[lalawangan]] (distrik) yang ada di Kesultanan Banjar pada kurun waktu yang sama.
 
Daerah Pagatan baru ada sekitar tahun [[1750]] dibangun oleh Puanna Dekke', hartawan asal Tanah Bugis tepatnya dari daerah [[Kerajaan Wajo]], Sulawesi Selatan. Puanna Dekke' berlayar menuju [[Kesultanan Pasir]], hatinya tidak berkenan sehingga menyusuri [[Kerajaan Tanah Bumbu]] (sekarang Kabupaten Kotabaru) dan belum menemukan daerah yang dapat dijadikan permukiman sampai dia menemukan sungai yang masuk dalam wilayah Kesultanan Banjar. Selanjutnya bertolaklah Puanna Dekke' menuju [[Banjarmasin]] untuk meminta izin kepada [[Sultan Banjar]] (1734) yaitu Panembahan Batu untuk mendirikan pemukiman di wilayah tersebut, yang kelak menjadi Kerajaan Pagatan. Pada akhirnya wilayah Kerajaan Pagatan dan Kerajaan Kusan disatukan menjadi semacam federasi dengan sebutan Kerajaan Pagatan dan Kusan dan rajanya disebut Raja Pagatan dan Kusan.
 
== Penguasaan Inggeris tahun 1811-1816 ==
Belanda kalah menghadapi Inggris dan pada tahun 1811 Belanda menyerahkan Batavia kepada East India Company (EIC), perusahaan perdagangan Inggris. East India Company (EIC) mengadakan perjanjian persahabatan dengan kesultanan Banjar. Dalam perjanjian itu EIC-Inggris tidak menyinggung masalah kedaulatan pemerintahan Sultan Sulaiman tetapi lebih banyak masalah perdagangan. EIC Inggris menduduki beberapa daerah yang sebelumnya diduduki Belanda seperti pulau Tatas (Banjarmasin), Kuin, Paser, Pulau Laut, Pagatan, dan Bakumpai.
 
== Kontrak Perjanjian Karang Intan I tanggal 1 Januari 1817 (12 Safar 1232 H) ==
<blockquote class="toccolours" style="text-align:justify; width:45%; float:right; padding: 10px; display:table; margin-left:10px;">"
Tuan Sultan kasih sama radja Wolanda itu Pulau Lodji Tatas dan benteng2 Kuin dan negeri Dajak Besar Ketjil dan negeri Mendawai dan negeri Sampit dan negeri Kuta Waringin dan negeri Sintang dan negeri Lawei dan negeri Djelai dan negeri Bakumpai dan negeri Tabanio dan negeri Pegatan sama Pulau Laut dan negeri Pasir dan negeri Kutei dan negeri Barau sama dia punja rantauan."<p style="text-align: right;">— CONTRACT MET DEN SULTAN VAN BANDJERMASIN Sultan Sulaiman al-Mu'tamid 'Alâ Allâh, pasal 5 pada tanggal 1 Januari 1817 (12 Safar 1232 H)/ Besluit 29 April 1818, No. 4.<ref name="Bandjermasin (Sultanate)">{{cite book
| pages= 158
| url= http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20393402-Surat-surat%20perdjandjian%20antara%20kesultanan%20%20bandjarmasin%20dengan%20pemerintah2%20V.O.C.,%20bataafse%20republik,%20Inggris%20dan%20hindia~1.pdf
| title= Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia-Belanda 1635-1860
| author= Hindia-Belanda
| publisher= Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat
| year= 1965
}}</ref>
</blockquote>
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Dalam Kontrak Perjanjian Karang Intan I pada tanggal [[1 Januari]] [[1817]] bertepatan 12 [[Safar]] 1232 [[Hijriyah]] ([[Besluit]] 29 April 1818, No. 4), pada masa kekuasaan Raja Banjar Paduka Sri [[Sulaiman dari Banjar|Sultan Sulaiman al-Mu'tamid 'Alâ Allâh]] menyerahkan wilayah Pagatan kepada [[Hindia Belanda]] yang diwakili [[Residen]] Aernout van Boekholzt.<ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/>
 
== Kontrak Perjanjian Karang Intan II tanggal 13 September 1823 M (7 Muharam 1239 H) ==
<blockquote class="toccolours" style="text-align:justify; width:45%; float:right; padding: 10px; display:table; margin-left:10px;">"
Perkara lima dan kontrak lama dibuang tiada boleh pakai lagi melainkan dipakai bagaimana ganti dibawah ini. Paduka Sri Sultan salinkan kepada radja Holanda jang masjhur antero Pulau Tatas dan Kween sampai disubarang kiri Antasan Ketjil lagi tanah Lawai dan Djelai dan Sintang dan Tabonio dan Pagatan dan Pulau Laut dan Kota Waringin dan Pasir dan Kutai dan Berau dengan semuanja dia punja rantauan2 adanja. Dan lagi Tuan Sultan salinkan begitu djuga separo dari Tanah Pembuang dan Mendawai dan Sampit dan Dajak-besar dan Dajak ketjil dan Bakumpai dan Dusun adanja. Tetapi lagi geburmin salinkan kepada tuan Sultan separo dari tanah semuanja jang geburmin sudah ambil dengan paduka Sri Sultan punja bermintaan dari tangan tuan Hire jang punja dahulu namanja Maluka dan Laut Kuru dan Liang Anggang dengan dia punja rantauan semuanja sampai di Tandjung Selatan dan disebelah timur sampai antara pegangan Pagatan dan Pasir adanja."<p style="text-align: right;">— CONTRACT MET DEN SULTAN VAN BANDJERMASIN Sultan Sulaiman al-Mu'tamid 'Alâ Allâh, pasal 2 per tanggal 13 September 1823 M (7 Muharam 1239 H).<ref name="Bandjermasin (Sultanate)">{{cite book
| pages= 158
| url= http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20393402-Surat-surat%20perdjandjian%20antara%20kesultanan%20%20bandjarmasin%20dengan%20pemerintah2%20V.O.C.,%20bataafse%20republik,%20Inggris%20dan%20hindia~1.pdf
| title= Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia-Belanda 1635-1860
| author= Hindia-Belanda
| publisher= Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat
| year= 1965
}}</ref>
</blockquote>
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Wilayah kerajaan Pagatan merupakan salah satu daerah [[Kesultanan Banjar]] yang diserahkan oleh Sultan Sulaiman kepada kolonial Hindia Belanda melalui Perjanjian [[Karang Intan, Banjar|Karang Intan]]. CONTRACT MET DEN SULTAN VAN BANDJERMASIN 4 Mei 1826. / B 29 September 1826 No. 10, Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan dearah-daerah di Kalimantan termasuk Pagatan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.<ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/>
 
== Kontrak Perjanjian Tanggal 4 Mei 1826 (26 Ramadan 1241 H) ==
 
<blockquote class="toccolours" style="text-align:justify; width:45%; float:right; padding: 10px; display:table; margin-left:10px;">"
=== Cakupan Wilayah ===
'''Sri Paduka Sultan Adam''' salinkan kepada radja dari Nederland segala negeri jang tersebut dibawah ini: Pulau Tatas dan Kuin sampai di subarang kiri Antasan Ketjil dan pulau Burung mulai dari kuala Bandjar subarang kanan sampai di Pantuil dan di Pantuil subarang pulau Tatas lantas ke timur Rantau Kuliling dengan segala sungai2nja Kelajan Ketjil Kelajan Besar dan kampung jang di subarang pulau Tatas sampai di sungai Messa di ulu kampung Tjina lantas ke darat sampai di sungai Baru sampai di sungai Lumbah dan pulau Bakumpai mulai dari kuala Bandjar subarang kiri mudik sampai di kuala Andjaman di kiri milir sampai kuala Lopak dan segala tanah Dusun semuanja desa2 kiri kanan mudik ka ulu mulai Mengkatip sampai terus negeri Siang dan di ilir sampai di kuala Marabahan dan tanah Dajak Besar Ketjil dengan semuanja desa2nja kiri kanan mulai di kuala Dajak mudik ka ulu sampai terus ke ilir sungai Dajak dengan segala tanah di daratan jang takluk padanja dan tanah Mendawai Sampit Pembuang semuanja desa2nja dengan segala tanah jang takluk padanja dan tanah Kutaringin Sintang Lawey Djelei semuanja desa2nja dengan segala tanah jang takluk padanja. Dan Taboniou dan segala tanah Laut sampai di Tandjung Silatan dan ke timur sampai watas dengan Pagatan dan ka oetara sampai di kuala Maluka mudik sungai Maluka Selingsing Lijang Anggang Banju Irang lantas ke timur sampai di gunung Pamaton sampai watas dengan tanah Pagatan dan negeri jang di pasisir timur Pagatan Pulau Laut Batu Litjin Pasir Kutai Barau semuanja dengan tanah2 jang takluk padanja".<p style="text-align: right;">— CONTRACT MET DEN SULTAN VAN BANDJERMASIN Sultan Adam al-Wäthiq billäh, pasal 4, tanggal 4 Mei 1826 (26 Ramadan 1241 H)/ Besluit 29 September 1826 No. 10.<ref name="Bandjermasin (Sultanate)">{{cite book
Walaupun wilayahnya cukup kecil hanya merupakan sebuah kecamatan atau dapat disamakan dengan sebuah [[lalawangan]] (distrik) yang ada di wilayah [[Hulu Sungai]] pada kurun waktu yang sama, tetapi merupakan sebuah kerajaan. Pada kurun yang sama wilayah Hulu Sungai terdiri atas 9 distrik yaitu [[Distrik Tabalong]], [[Distrik Kelua]], [[Distrik Balangan]], [[Distrik Amuntai]], [[Distrik Alabio]], [[Distrik Batang Alai]], [[Distrik Negara]], [[Distrik Amandit]], [[Distrik Margasari]] dan [[Distrik Benua Empat]].
| pages= 158
| url= http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20393402-Surat-surat%20perdjandjian%20antara%20kesultanan%20%20bandjarmasin%20dengan%20pemerintah2%20V.O.C.,%20bataafse%20republik,%20Inggris%20dan%20hindia~1.pdf
| title= Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia-Belanda 1635-1860
| author= Hindia-Belanda
| publisher= Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat
| year= 1965
}}</ref>
</blockquote>
Dalam Kontrak Perjanjian per tanggal [[4 Mei]] [[1826]] bertepatan 26 [[Ramadan]] 1241 [[Hijriyah]] (Besluit 29 September 1826 No. 10.), pada masa kekuasaan Raja Banjar Paduka Sri [[Adam dari Banjar| Sultan Adam al-Wäthiq billäh]] menyerahkan wilayah Pagatan kepada Hindia Belanda.
 
Kontrak ini kemudian disahkan oleh [[Daftar Gubernur-Jenderal Hindia Belanda|De Kommissaris Generaal van Nederlandsch Indie]] [[Leonard Pierre Joseph du Bus de Gisignies]] pada tanggal [[26 September]] [[1826]].<ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/>
Setiap Lalawangan dipimpin seorang yang bergelar [[Kiai Tumenggung]] yaitu Kepala [[Bubuhan]] yang tertinggi kedudukannya secara hirarkis di daerah lalawangan masing-masing dan diakui Sultan sebagai pemimpin di daerah tersebut. Demikian juga pada daerah-daerah suku Dayak di Kaimantan Tengah. Raja Pagatan merupakan kepala bubuhan suku Bugis yang ada di daerah tersebut. Kerajaan Pagatan tidak dapat disamakan kedudukannya dengan [[Kesultanan Banjar]] (Kerajaan Negara Dipa) yang sudah ada sejak [[abad ke-14]] yang kekuasaannya meliputi sebagian besar wilayah Kalimantan.
 
== Asal Mula Pagatan ==
Dalam Hikayat Banjar ketika [[Pangeran]] [[Suriansyah|Samudera]] berperang dengan pamannya [[Maharaja Tumenggung]] dari [[Kerajaan Negara Daha]] sekitar tahun [[1526]], nama Pagatan tidak ada disebutkan sebagai daerah pesisir Kalimantan Selatan yang diminta untuk mengirim bantuan pasukan. Daerah yang sudah ada pada masa itu diantaranya Tabanio, Takisung, Asam-asam, Swarangan, [[Kintap, Tanah Laut|Kintap]], [[Satui, Tanah Bumbu|Satui]], Laut Pulau ([[Pulau Laut]]) dan Pamukan.
 
Wilayah kerajaan Pagatan merupakan salah satu daerah [[Kesultanan Banjar]] yang diserahkan oleh Sultan [[Adam dari Banjar]] kepada kolonial Hindia Belanda melalui Perjanjian [[Karang Intan, Banjar|Karang Intan]]. CONTRACT MET DEN SULTAN VAN BANDJERMASIN 4 Mei 1826. / B 29 September 1826 No. 10, Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan dearah-daerah di Kalimantan termasuk Pulau Laut kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda, seperti yang tertulis dalam pasal 4:<ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/>
Pagatan baru ada sekitar tahun 1750 dibangun oleh Puanna Dekke', hartawan asal Tanah Bugis tepatnya dari [[Kerajaan Wajo|Wajo]], Sulawesi Selatan. Puanna Dekke' berlayar menuju [[Kesultanan Pasir|Pasir]], hatinya tidak berkenan sehingga menyusuri [[Tanah Bumbu]] dan belum menemukan daerah yang dapat dijadikan pemukiman sampai dia menemukan sungai yang masuk dalam wilayah Kesultanan Banjar. Selanjutnya bertolaklah Puanna Dekke' menuju [[Banjarmasin]] untuk meminta ijin kepada Sultan Banjar ke-7 (1734) yaitu Panembahan Batu untuk mendirikan pemukiman di wilayah tersebut.
 
== Perjanjian Karang Intan ==
Wilayah kerajaan Pagatan merupakan salah satu daerah kekuasaan [[Kesultanan Banjar]] yang diserahkan Sultan Sulaiman kepada kolonial Hindia-Belanda melalui Perjanjian [[Karang Intan, Banjar|Karang Intan]].
 
== Kapitan Laut Pulo ==
Atas jasa-jasa La Pangewa dan pasukannya mengempur pasukan Pangeran Amir bin Sultan Kuning yang menjadi rivalnyarival Sultan Banjar ke-8dari Sultan [[Tahmidullah II]] dalam perebutan mahkota kesultanan Banjar, dia anugerahi gelar Kapitan Laut Pulo<ref>{{id}} Mukhlis, Persepsi sejarah kawasan pantai, P3MP, Universitas Hasanuddin, 1989</ref> mungkin semacam panglima laut yang menjaga perairan wilayah Kesultanan Banjarsetempat, selanjutnya menjadi raja di daerah Pagatan. PadaWalaupun masademikian, tertentuSultan wilayahnyaBanjar Kerajaanmasih Pagatancuriga dandengan KerajaanKapitan KusanLaut-Pulau disatukanseperti menjadisurat semacamyang federasiterlihat dengandalam sebutansurat Kerajaankepada Pagatanpetor danWillem Kusan.Blom:<br />
Surat dari Seri Paduka Sultan Banjar kepada tuan Blom:<br />
"Bahwa ini warkatul ikhlas serta suci hati, yang tiada berhingga adanya, serta kirim tabek begitu banyak daripada sultan Banjar kepada sahabat kita petor Willem Blom, yang beroleh selamat umur panjang dalam dunia adanya. Wa ba'du kemudian daripada itu, barang maklum apalah kiranya kepada sahabat kita, adalah kita melayangkan warkat ini peri hal menyatakan, yang kita dapat kabar dari Kapitan Laut Pulau, minta senjata poer pukul ilanun. Maka yaitu Kompeni jangan begitu percaya sama kapitan itu punya perkataan, karena kita banyak dapat dia punya dusta, dan barangkali dia punya kerja jahat pada negeri-negeri Banjar kembali, jadi bagaimana Kota Waringin. Maka perkara Kapitan Laut Pulau ini sahabat kita kasih ingat pada Kompeni adanya. Tersurat pada hari Jumat, delapan likur hari bulan Ramadan, tarikh 1220<ref>{{nl}} loemlezing uit de maleische geschriften, Brill Archive</ref>
 
== ''Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe'' ([[Kalimantan Tenggara]]) ==
Kerajaan Pagatan merupakan salah satu daerah ''leenplichtige landschappen'' dalam [[Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe]]. Menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178, wilayah Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe, dengan ibukotaibu kota [[Kota Baru]], terdiri dari daerah-daerah ''leenplichtige landschappen'' dan daerah ''landschap'' yang langsung diperintah kepala bumiputeranya :
# [[Kesultanan Pasir|Pasir]]
# [[Pegatan]]
# [[Kerajaan Kusan|Koensan]]
# [[Tjingal]]
# [[Manoenggoel]]
Baris 31 ⟶ 137:
# [[Tjangtoeng]]
# [[Batoe Litjin]]
# [[Sabamban]] dan
# [[Poelau LaoeutLaoet]] ([[Pulau Laut]])dengan pulau Seboekoe ([[pulau Sebuku, Kotabaru|Pulau Sebuku]])
 
== Nama-Nama Raja Pagatan dan Kusan (Vorst van Pagatan)==
[[Berkas:Komplek Makam Raja Pagatan dan Kusan, Tanah Bumbu.jpg|jmpl|Kompleks pemakaman Raja-raja Pagatan dan Kusan di desa Kampung Baru, Kusan Hilir]]
<table border=0 cellspacing=0 cellpadding=3>
 
<tr bgcolor=#99ccff>
# Puwana Deke (penguasa Pagatan di bawah komando Kesultanan Banjarmasin di Kalimantan Selatan sekitar 1733-setelah 1784)
<td align=center><b>No.</b></td>
# Hasan Pangewa (po 1784-?)
<td align=center width=100><b>Masa</b></td>
# Raja Bolo (regent/pemangku ?-1838)
<td align=center><b>Nama Raja</b></td>
# Aroeng Palewang Abdoel Rahim bin Hasan (1838-1855)<ref name="Almanak 51">{{cite book
<td align=center><b>K e t e r a n g a n</b></td>
| lang= nl
| pages= 94
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Almanak_van_Nederlandsch_Indi%C3%AB_voor_het/T1ZVAAAAcAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Pangeran-Mangkoe-Sampanahan&pg=RA1-PA94&printsec=frontcover
| title= Almanak en NaamRegisteer van Nederlandsch-Indië voor 1851
| first= Landsdrukkerij
| last= Landsdrukkerij
| location= Batavia
| publisher= Ter Lands-Drukkerij
| year= 1851
| volume= 24
}}</ref>
# [[Aroeng Abdoe’l-Karim]] (24 November 1855-1871) [anak]<ref name="Almanak 31">{{cite book
| lang= nl
| pages=134
| url= http://books.google.co.id/books?id=HVNVAAAAcAAJ&dq=Abdoel%20Kbzfdir%2C%20%20%D0%9A%D0%BE%D1%82%D1%8F%D1%82%2C%20Batoe%20Litjicn%20en%20Laoet%20Poeloe&hl=id&pg=PA134#v=onepage&q=Abdoel%20Kbzfdir,%20%20%D0%9A%D0%BE%D1%82%D1%8F%D1%82,%20Batoe%20Litjicn%20en%20Laoet%20Poeloe&f=false
| title= Almanak en NaamRegisteer van Nederlandsch-Indië voor 1858
| first= Landsdrukkerij
| last= Landsdrukkerij
| location= Batavia
| publisher= Ter Lands-Drukkerij
| year= 1858
| volume= 31
}}</ref><ref name="Almanak 44">{{cite book
| url=http://books.google.co.id/books?id=jlZVAAAAcAAJ&dq=Aroeng%20Abdoc%20%E2%80%99l-Karim%2C%20%D0%96%204de%20kl.%2C&hl=id&pg=PA222#v=onepage&q=Aroeng%20Abdoc%20%E2%80%99l-Karim,%20%D0%96%204de%20kl.,&f=false
| pages=222
| lang= nl
| title= Regerings-Almanak voor Nederlandsch-Indië 1871
| first= Landsdrukkerij
| location= Batavia
| publisher= Lands-Drukkerij
| year= 1871
| volume= 44
}}</ref>
# Raja Arung Abd al-Jabbar (1871-1875; regent/pemangku 1871-1875) [saudara]
# Ratu Arung Daeng Mengkau (Makau) (1875-1883) [saudari]
# Syarif Thoha bin Ali Alaydrus dengan Batulicin (regent/pemangku 1883-1885) [menantu Abd a-Rahim II]
# Pangeran Mangkoe Boemi Daëng Machmoed (regent/pemangku 1885-1893) [anak Mengkau]<ref name="Jaarboek 17">{{cite book
| url= https://books.google.co.id/books?id=InHOAAAAMAAJ&q=Pangeran+Sjarif+Achmad&dq=Pangeran+Sjarif+Achmad&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiugLzwtPjmAhXOfH0KHTTyB_AQ6AEIaDAH
| language= nl
| first= Dutch East Indies
| last= Dienst van den Mijnbouw, Netherlands. Departement van Kolonien
| title= Jaarboek van het mijnwezen in Nederlandsch-Indië
| volume= 17
| publisher= J.G. Stemler.
| year= 1888
}}</ref>
# Raja Arung Abd al-Rahim II Andi Sallo (1893-1908) [saudara]
# Kerapatan (regent/pemangku) (1908-1912)
# Hindia Timur Belanda menaklukan Pagatan 1912
 
 
[[:pl:Władcy Kalimantanu#Władcy Pegatanu|Berikut adalah Raja Pagatan dan Kusan]]:<ref>Truhart P., Regents of Nations. Systematic Chronology of States and Their Political Representatives in Past and Present. A Biographical Reference Book, Part 3: Asia & Pacific Oceania, München 2003, s. 1245-1257, ISBN 3-598-21545-2.</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1879.html |title=Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca 1879 |access-date=2012-07-25 |archive-date=2012-05-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120524181610/http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1879.html |dead-url=yes }}</ref><table border="0" cellpadding="3" cellspacing="0">
<tr bgcolor="#99ccff">
<td align="center">'''No.'''</td>
<td align="center" width="100">'''Masa'''</td>
<td align="center">'''Nama Raja'''</td>
<td align="center">'''K e t e r a n g a n'''</td>
</tr>
<tr>
Baris 46 ⟶ 209:
<td align="center">[[1755]]-[[1800]]</td>
<td>[[La Pangewa]]</td>
<td>*Raja pertama Pagatan I yang diberi gelar Kapitan Laut Pulo oleh Panembahan Batu</td>
</tr>
<tr>
<td bgcolor="#DDEEFF"><p align="center">2</td>
<td align="center" bgcolor="#DDEEFF">[[1830]]-[[1838]]</td>
<td bgcolor="#DDEEFF">[[La PalebiPalebbi]]</td>
<td bgcolor="#DDEEFF">Raja Pagatan II</td>
</tr>
Baris 57 ⟶ 220:
<td align="center">3</td>
<td align="center">[[1838]]-[[1855]]</td>
<td>[[La Palliweng|La Paliweng]] ([http://books.google.co.id/books?id=j8kZAQAAIAAJ&dq=adji%20mandoera&pg=RA1-PA352#v=onepage&q&f=true Arung AbdulrahimAbdul Rahman])</td>
<td>Raja Pagatan III</td>
</tr>
<tr>
<td align="center" bgcolor="#DDEEFF">4</td>
<td align="center" bgcolor="#DDEEFF">24 November [[1855]]-[[1863]]</td>
<td bgcolor="#DDEEFF">[[La Matunra]] (Arung Abdul Karim)</td>
<td bgcolor="#DDEEFF">Raja Pagatan dan Kusan</td>
Baris 81 ⟶ 244:
<td align="center">7</td>
<td align="center">[[1875]]-[[1883]]</td>
<td>[[Ratu Senggeng]] (Daeng Mangkau)<ref>http://www.guide2womenleaders.com/womeninpower/Womeninpower1870.htm#1875-83 Arung Raja Daeng Mangkau of Pengatan and Kusan (Indonesia)</ref></td>
<td>RajaRatu Pagatan dan Kusan</td>
</tr>
<tr>
<td align="center" bgcolor="#DDEEFF">8</td>
<td align="center" bgcolor="#DDEEFF">[[1883]]-[[1893]]</td>
<td bgcolor="#DDEEFF">[[Petta Ratu|H Andi Tangkung]] (Petta Ratu)</td>
<td bgcolor="#DDEEFF">Raja Pagatan dan Kusan<td bgcolor="#DDEEFF">&nbsp;</td>
</tr>
Baris 93 ⟶ 256:
<td align="center">9</td>
<td align="center">[[1893]]-[[1908]]</td>
<td>[[ Andi Sallo]] (Arung Abdurahman)</td>
<td>Raja Pagatan dan Kusan</td>
</tr>
Baris 99 ⟶ 262:
</table>
 
== Penggabungan Pagatan dan Kusan (1850) ==
Pangeran Djaja Soemitra anak dari pangeran M. Nafis dan menjadi Raja Kusan IV tahun 1840-1850, kemudian ia pindah ke Kampung Malino dan menjadi Raja Pulau Laut I pada tahun 1850-1861. Sejak itu pemerintahan kerajaan Kusan digabungdirangkap denganoleh Raja kerajaan Pagatan.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{en}}[http://www.guide2womenleaders.com/womeninpower/Womeninpower1870.htm 1875-1883 Arung Raja Daeng Mangkau of Pengatan and Kusan]
* {{id}} [http://www.bpskusanhilir.com/?set=viewProfil&id=6 Kerajaan Pagatan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100123035621/http://www.bpskusanhilir.com/?set=viewProfil&id=6 |date=2010-01-23 }}
* {{id}} [http://www.fokusbatulicin.com/2011/03/mengupas-asal-muasal-bugis-pagatan.html Mengupas Asal Muasal Bugis Pagatan ] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150103134120/http://www.fokusbatulicin.com/2011/03/mengupas-asal-muasal-bugis-pagatan.html |date=2015-01-03 }}
* {{id}} [http://faisalbatennie.blogspot.com/2010/07/kerajaan-di-tanah-bumbu.html KERAJAAN DI TANAH BUMBU ]
* http://mappanretasi.com/v2014/index.php/profile/116-peradaban-bugis-di-banua-banjar {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141019024541/http://mappanretasi.com/v2014/index.php/profile/116-peradaban-bugis-di-banua-banjar |date=2014-10-19 }}
 
{{Kerajaan di Kalimantan}}
 
[[Kategori:Kerajaan Pagatan| ]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Pagatan]]
[[Kategori:Kerajaan di Kalimantan Selatan|Pagatan]]
[[Kategori:Kerajaan Pagatan|Hindia Belanda]]
[[Kategori:Hindia-Belanda]]
[[Kategori:Sejarah Kalimantan]]
[[Kategori:Bekas negara di Borneo]]