Monumen van der Wijck: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jagawana (bicara | kontrib)
k {{rapikan}}
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Toposopamona (bicara) ke revisi terakhir oleh Donovanpalu
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(26 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:monument kapal vanderwee.jpg|thumb|Monumen Kapal van der Wijck]]
{{rapikan}}
'''Monumen Kapal van der Wijck''' dibangun oleh pemerintah [[Hindia Belanda]] di halaman Kantor Pelabuhan Brondong, [[Kabupaten Lamongan]], [[Jawa Timur]].
Monumen Kapal Van der Wijck
Pada tanggal 28 oktober 1936 di Pantura laut Jawa, tepatnya diperairan utara Brondong telah terjadi musibah dengan tenggelamnya kapal Van Der Vijck. Kapal mewah yang dibuat digalangan kapal Feijenoord Roterdam Belanda pada tahun 1921 adalah merupakan kapal milik perusahaan Koninklijke Paketvoart Maatschappij Amsterdam. Atas jasa nelayan Brondong, maka para awak kapal dan penumpang dapat diselamatkan. Berkat bantuan itulah pemerintah Belanda mendirikan monument yang terletak dihalaman Kantor Pelabuhan Brondong Kab. Lamongan
 
==Sejarah==
[http://www.lamongan.go.id]
===Van der Wijck, di Sulawesi Tengah===
Provinsi [[Sulawesi Tengah]] baru benar-benar "diperhatikan" oleh Pemerintah Hindia Belanda pada periode tahun 1860-an. Seorang pejabat pemerintah bernama [[Johannes Cornelis Wilhelmus Diedericus Adrianus van der Wyck]], berhasil mengunjungi [[Danau Poso]] pada tahun 1865—menjadi orang Eropa dan Belanda pertama yang melakukannya, dan memperkenalkan suku asli di Wilayah [[Grup Poso-Tojo]] yaitu [[Suku Bare'e]] (Bare'e-Stammen).
 
[[Suku Bare'e]] atau bahasa Belandanya Bare'e-stammen (De Bare'e-Sprekende jilid 1 halaman 119)<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 119, ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", Diakses 29 Mei 2023.</ref> yang pada waktu itu sudah banyak yang ber[[agama Islam]] yang disebut [[Hindia Belanda|Belanda]] dengan nama Mohammadisme, dan sebagian kecil [[Kabupaten Poso|Orang Poso]] masih beragama [[Lamoa]] (Langit), cara [[Hindia Belanda|Belanda]] mengidentifikasikan Alfouren yang disebut [[Hindia Belanda|Belanda]] dengan istilah Toradja yaitu Orang Toraja tersebut berpenampilan seperti Gelandangan yang berbeda penampilannya dengan [[Suku Bare'e]] yang merupakan Suku Asli di wilayah [[Grup Poso-Tojo]].
 
Kemudian orang-orang yang berpenampilan seperti Gelandangan tersebut diberinama Alfouren yang kemudian diganti oleh A. C. Kruyt dan Dr. N. Adriani dengan nama Toradja (Toraja), sementara yang sudah beragama islam masih disebut [[Suku Bare'e]] (Bare’e-Stammen).
 
Setelah mempelajari Watu Mpoga'a<ref>DATA CAGAR BUDAYA DI SULAWESI TENGAH (per Des 2014) ''[http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbgorontalo/data-cagar-budaya-di-sulawesi-tengah-per-des-2014/]", Diakses 29 Mei 2023.</ref>, maka para gelandangan yang telah menjadi [[Umat Kristen]] tersebut mengetahui asal usul mereka sebelum berada di wilayah Grup Poso-Tojo yaitu berasal dari wilayah [[Wotu, Luwu Timur|Wotu]].<ref>{{cite book|author=Idwar Anwar|title=Ensiklopedi Sejarah Luwu|year=2005|publisher=Collaboration of Komunitas Kampung Sawerigading, Pemerintah Kota Palopo, Pemerintah Kabupaten Luwu, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, and Pemerintah Kabupaten Luwu Timur|isbn=979-98372-1-9}}</ref>
 
Dan Wilayah [[Kabupaten Poso|Poso]] dan [[Kerajaan Tojo|Todjo]] kemudian dinamakan [[Grup Poso-Tojo]] (Toraja Poso-Tojo, atau Toraja Timur (Toradja Bare’e) dengan [[Bahasa Bare’e]] (Bare'e-Taal)<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes The Series, ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", Diakses 29 Mei 2023.</ref> sebagai bahasa asli di wilayah tersebut.
 
===Van der Wijck, di Jawa Timur===
Pada [[20 Oktober]] [[1936]] di pesisir utara Jawa, tepatnya di perairan Brondong, [[Kapal van der Wijck|kapal Belanda van der Wijck]] tenggelam, sebuah peristiwa yang mengilhami novel [[Tenggelamnya Kapal van der Wijck (novel)|Tenggelamnya Kapal van der Wijck]] oleh [[Hamka]]. Kapal mewah yang dibuat di galangan kapal Feijenoord, [[Rotterdam]], [[Belanda]] pada tahun [[1921]] merupakan kapal milik perusahaan [[Koninklijke Paketvaart Maatschappij]], [[Amsterdam]]. Tahun 2013, sebuah film mengangkat cerita tenggelamnya kapal tersebut berdasarkan buku Hamka dengan judul yang sama.
 
Atas jasa nelayan Brondong dan Blimbing, awak kapal dan penumpang dapat diselamatkan. Pemerintah [[Hindia Belanda]] mendirikan monumen di halaman Kantor Pelabuhan Brondong, [[Kabupaten Lamongan]], [[Jawa Timur]]<ref>{{Cite web |url=http://www.lamongan.go.id/index.cfm?fuseaction=articles.menu&Category_ID=1481 |title=Salinan arsip |access-date=2006-11-20 |archive-date=2007-10-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071030044457/http://www.lamongan.go.id/index.cfm?fuseaction=articles.menu&Category_ID=1481 |dead-url=yes }}</ref> untuk mengenang peristiwa tersebut dan menghormati jasa nelayan.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Lihat pula ==
* [[Tenggelamnya Kapal van der Wijck (novel)]] karangan [[Hamka]]
* [[Carel Herman Aart van der Wijck]], [[Gubernur-Jendral]] [[Hindia Belanda]] ([[1893]]–[[1899]])
* [[Benteng Van der Wijck]], yang terletak di [[Gombong, Kebumen|Gombong,]] [[Kabupaten Kebumen|Kebumen]]
 
[[Kategori:Monumen di Indonesia|Van der Wicjk]]