Gender: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis) |
Add 3 books for Wikipedia:Pemastian (20240409)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
(47 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Gender''', '''jantina''' atau '''lapuan'''<ref>{{Cite web|title=Hasil Pencarian - KBBI Daring|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/lapuan|website=kbbi.kemdikbud.go.id|access-date=28-2-2023|archive-date=2023-02-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20230228121834/https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/lapuan|dead-url=no}}</ref> adalah serangkaian karakteristik yang terikat kepada dan membedakan [[maskulinitas]] dan [[femininitas]].
[[Seksologi|Seksolog]] Selandia Baru yaitu [[John Money]] mencetuskan perbedaan penggunaan isitilah [[Perbedaan seks dan gender|jenis kelamin biologis dan gender sebagai peran]] pada tahun 1955. Sebelum itu, kata "gender" jarang digunakan untuk menyebut hal lain selain [[gender gramatikal]] dalam ilmu bahasa.<ref name=udry /><ref name="haig" /> Definisi yang diajukan oleh Money tidak langsung banyak diakui sebelum akhirnya pada
▲'''Gender''' adalah serangkaian karakteristik yang terikat kepada dan membedakan [[maskulinitas]] dan [[femininitas]]. Karakeristik tersebut dapat mencakup [[jenis kelamin]] (laki-laki, perempuan, atau [[interseks]]), hal yang ditentukan berdasarkan jenis kelamin ([[struktur sosial]] sepeti [[peran gender]]), atau [[identitas gender]].<ref name="udry">{{cite journal |year=1994|title=The Nature of Gender|url=http://people.virginia.edu/~ser6f/udry.pdf|journal=Demography|volume=31|issue=4|pages=561–573|doi=10.2307/2061790|jstor=2061790|pmid=7890091|first1=J. R.|last1=Udry}}</ref><ref name="haig">{{cite journal|year=2004 |title=The Inexorable Rise of Gender and the Decline of Sex: Social Change in Academic Titles, 1945–2001 |url=http://www.oeb.harvard.edu/faculty/haig/publications_files/04inexorablerise.pdf |journal=Archives of Sexual Behavior |volume=33 |issue=2 |pages=87–96 |doi=10.1023/B:ASEB.0000014323.56281.0d |pmid=15146141 |first1=D. |last1=Haig |authorlink1=David Haig (biolog) |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20120615160110/http://www.oeb.harvard.edu/faculty/haig/Publications_files/04InexorableRise.pdf |archivedate= 2012-06-15|df= }}</ref><ref name="www.who.int">{{Cite web|title=What do we mean by "sex" and "gender"? |author=[[Organisasi Kesehatan Dunia]] |accessdate=2015-11-26 |url=http://apps.who.int/gender/whatisgender/en/ |archive-url=https://web.archive.org/web/20170130022356/http://apps.who.int/gender/whatisgender/en/ |archive-date=2017-01-30|deadurl=yes |df= }}</ref> Orang-orang yang tidak mengidentifikasi dirinya sebagai pria atau wanita umumnya dikelompokkan ke dalam masyarakat ''nonbiner'' atau ''[[genderqueer]]''. Beberapa kebudayaan memiliki peran gender spesifik yang berbeda dari "pria" dan "wanita" yang secara kolektif disebut sebagai ''[[gender ketiga]]'' seperti golongan [[Bissu]] di masyarakat [[Bugis]] di [[Sulawesi]] dan orang [[Hijra (Asia Selatan)|hijra]] di [[Asia Selatan]].
Konteks-konteks lain menggunakan istilah "gender" yang mencakup atau sebagai pengganti dari "jenis kelamin".<ref name="udry" /><ref name="haig" /> Sebagai contoh, dalam kajian terhadap hewan nonmanusia, ''gender'' umumnya digunakan untuk menyebut jenis kelamin dari hewan.<ref name="haig" /> [[Perubahan semantik|Perubahan makna]] dari kata "gender" dapat ditelusuri hingga dekade 1980-an. Pada tahun 1993, [[Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat|Food and Drug Administration]] (FDA) mulai menggunakan ''gender'' sebagai pengganti istilah ''jenis kelamin'' ({{lang-en|sex}}).<ref>{{cite web|author=Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat|url=http://www.fda.gov/downloads/RegulatoryInformation/Guidances/UCM126835.pdf
▲[[Seksologi|Seksolog]] Selandia Baru yaitu [[John Money]] mencetuskan perbedaan penggunaan isitilah [[Perbedaan seks dan gender|jenis kelamin biologis dan gender sebagai peran]] pada tahun 1955. Sebelum itu, kata "gender" jarang digunakan untuk menyebut hal lain selain [[gender gramatikal]] dalam ilmu bahasa.<ref name=udry /><ref name="haig" /> Definisi yang diajukan oleh Money tidak langsung banyak diakui sebelum akhirnya pada dekdae 1970-an ketika [[teori feminis]] mengangkat konsep perbedaan antara jenis kelamin biologis dan [[Konstruksi sosial perbedaan gender|gender sebagai konstruksi sosial]]. Definisi tersebut hingga kini masih digunakan untuk beberapa konteks seperti dalam ilmu sosial<ref name="socialsciencedictionary">{{cite web| url=http://www.socialsciencedictionary.com/GENDER|title=GENDER | publisher=Social Science Dictionary | accessdate=2015-03-20}}</ref><ref name="pearsonhighered">{{cite book|title=Gender Roles: A Sociological Perspective|author=Lindsey, L. L.|isbn=0-13-244830-0|year=2010|publisher=Pearson|chapter=The Sociology of Gender|url=http://www.pearsonhighered.com/assets/hip/us/hip_us_pearsonhighered/samplechapter/0132448300.pdf|deadurl=yes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150405145514/http://www.pearsonhighered.com/assets/hip/us/hip_us_pearsonhighered/samplechapter/0132448300.pdf|archivedate=2015-04-05|df=}}</ref> dan beberapa dokumen terbitan [[Organisasi Kesehatan Dunia]].<ref name="www.who.int" />
Beberapa ilmu seputar gender salah satunya adalah cabang dari [[ilmu sosial]] yaitu [[kajian gender]]. [[Seksologi]] dan [[ilmu saraf]] juga membahas beberapa hal mengenai gender. Kajian gender umumnya membahas gender sebagai sebuah [[konstruksi sosial]] sementara ilmu-ilmu dalam [[ilmu alam]] membahas mengenai [[perbedaan seksual pada manusia|perbedaan biologis]] antara laki-laki dan perempuan yang dapat mempengaruhi perkembangan gender pada manusia. Kedua pendekatan tersebut berkontribusi dalam menyelidiki seberapa jauh perbedaan biologis mempengaruhi pembentukan identitas gender pada seseorang. [[:wikt:trikotomi|Trikotomi]] antara jenis kelamin biologis, gender psikologis, dan peran gender sosial pertama kali muncul pada sebuah artikel jurnal mengenai [[transseksualisme]] pada tahun 1978.<ref name="haig" /><ref>{{cite journal|year=1978|title=Transsexualism and women: A critical perspective|url=https://archive.org/details/sim_feminist-studies_1978-10_4_3/page/97|journal=Feminist Studies|volume=4|issue=3|pages=97–106|doi=10.2307/3177542|jstor=3177542|author=Yudkin, M.}}</ref>▼
▲Konteks-konteks lain menggunakan istilah "gender" yang mencakup atau sebagai pengganti dari "jenis kelamin".<ref name="udry" /><ref name="haig" /> Sebagai contoh, dalam kajian terhadap hewan nonmanusia, ''gender'' umumnya digunakan untuk menyebut jenis kelamin dari hewan.<ref name="haig" /> [[Perubahan semantik|Perubahan makna]] dari kata "gender" dapat ditelusuri hingga dekade 1980-an. Pada tahun 1993, [[Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat|Food and Drug Administration]] (FDA) mulai menggunakan ''gender'' sebagai pengganti istilah ''jenis kelamin'' ({{lang-en|sex}}).<ref>{{cite web|author=Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat|url=http://www.fda.gov/downloads/RegulatoryInformation/Guidances/UCM126835.pdf |title=Guideline for the Study and Evaluation of Gender Differences in the Clinical Evaluation of Drugs}}</ref> Kemudian pada tahun 2011, FDA mulai menggunakan ''jenis kelamin''/''seks'' untuk klasifikasi biologis dan ''gender'' untuk "representasi diri seseorang sebagai laki-laki atau perempuan atau bagaimana ia merespon terhadap institusi-institusi sosial yang didasarkan pada presentasi gender seseorang."<ref>{{Cite web|author=Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat|url = http://www.fda.gov/medicaldevices/deviceregulationandguidance/guidancedocuments/ucm283453.htm|title = Draft Guidance for Industry and Food and Drug Administration Staff Evaluation of Sex Differences in Medical Device Clinical Studies|date = 2011-12-19|accessdate = 2014-08-03 }}</ref>
▲Beberapa ilmu seputar gender salah satunya adalah cabang dari [[ilmu sosial]] yaitu [[kajian gender]]. [[Seksologi]] dan [[ilmu saraf]] juga membahas beberapa hal mengenai gender. Kajian gender umumnya membahas gender sebagai sebuah [[konstruksi sosial]] sementara ilmu-ilmu dalam [[ilmu alam]] membahas mengenai [[perbedaan seksual pada manusia|perbedaan biologis]] antara laki-laki dan perempuan yang dapat mempengaruhi perkembangan gender pada manusia. Kedua pendekatan tersebut berkontribusi dalam menyelidiki seberapa jauh perbedaan biologis mempengaruhi pembentukan identitas gender pada seseorang. [[:wikt:trikotomi|Trikotomi]] antara jenis kelamin biologis, gender psikologis, dan peran gender sosial pertama kali muncul pada sebuah artikel jurnal mengenai [[transseksualisme]] pada tahun 1978.<ref name="haig" /><ref>{{cite journal|year=1978|title=Transsexualism and women: A critical perspective|journal=Feminist Studies|volume=4|issue=3|pages=97–106|doi=10.2307/3177542|jstor=3177542|author=Yudkin, M.}}</ref>
== Etimologi dan penggunaan ==
Kata ''gender'' berasal dari [[bahasa Prancis Pertengahan]] ''gendre'' yang pada
Arti akademis dari kata "gender" dalam konteks peran sosial pria dan wanita kurang lebih berasal dari tahun 1945.<ref>{{cite web |url=http://www.oed.com/view/Entry/77468 |title=''gender'', n. |page=Sense 3(b) |author=<!--Staff writer(s); no by-line.--> |website=Oxford English Dictionary Online |publisher=Oxford English Dictionary |access-date=2017-01-05 |quote= |archive-date=2017-07-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170721193428/http://www.oed.com/view/Entry/77468 |dead-url=no }}</ref> Gerakan feminis tahun 1970-an kemudian mengembangkan dan mempopulerkan kata tersebut. Kata ''gender'' juga masih banyak digunakan sebagai pengganti dari kata ''seks'' atau ''jenis kelamin'' (sebagai kategori biologi),
{{quote|Efektivitas pengobatan terlihat bergantung kepada seks (bukan gender) dari pasien.<br/>Di dalam masyarakat petani, peran gender (bukan seks) cenderung lebih dibatasi dengan jelas.
Dalam konteks hukum [[diskriminasi]], ''seks'' dan ''jenis kelamin'' yang menyangkut arti biologis umumnya lebih dipilih ketimbang ''gender'' sebagai [[norma]] yang terkonstruksi secara sosial dan lebih terbuka dari sisi tafsir maknanya.<ref>{{cite journal|last=Render|first=M. |year=2006|title=Misogyny, Androgyny, and Sexual Harassment: Sex Discrimination in a Gender-Deconstructed World|journal=Harvard Journal of Law & Gender |volume=29 |issue=1 |pages=99–150}}</ref> Pakar hukum Amerika Serikat, Julie A. Greenberg, menyatakan bahwa meskipun gender dan seks adalah konsep yang terpisah, kedua kata tersebut memiliki keterikatan dengan [[diskriminasi gender]]
== Identitas gender dan peran gender ==
Baris 23 ⟶ 20:
{{Templat sisi transgender}}
[[Berkas:Sebastian Berggren 1999 for Wild Side Story.jpg|jmpl|lurus|Aktor Swedia, Sebastian Berggren, dalam menggambarkan gender sebagai sebuah fenomena ambigu.]]
''Identitas gender''
<nowiki> </nowiki>Feminis mempertanyakan ide-ide dominan yang ada mengenai gender dan jenis kelamin biologis seperti jenis kelamin seseorang terikat dengan peran sosial tertentu. Filsuf Amerika Serikat, [[Judith Butler]], menilai bahwa konsep wanita memiliki lebih banyak kesulitan yang bukan hanya akibat dari cara pandang masyarakat terhadap wanita sebagai sebuah kategori sosial, namun juga sebagai pengertian dan kesadaran diri, sebuah identitas subjektif yang diadakan atau dikonstruksi secara kultural.{{sfn|Butler|1990}} ''Identitas sosial''
[[Berkas:2013 Rally for Transgender Equality 21175.jpg|jmpl|Seorang pengunjuk rasa pada sebuah
Masyarakat di seluruh dunia mengartikan perbedaan biologis antara pria dan wanita untuk menyusun ekspektasi-ekspektasi sosial yang menentukan perilaku mana saja yang "pantas" bagi pria dan bagi wanita. Hal tersebut juga menentukan perbedaan dari sisi hak serta akses terhadap kepemilikan, jabatan dalam masyarakat, dan kesehatan.<ref>{{Cite journal|last1=Galdas|first1=P. M.|last2=Johnson|first2=J. L.|last3=Percy|first3=M. E.|last4=Ratner|first4=P. A.|year=2010|title=Help seeking for cardiac symptoms: Beyond the masculine–feminine binary|journal=Social Science & Medicine|volume=71|issue=1|pages=18–24|doi=10.1016/j.socscimed.2010.03.006|pmid=20398989|pmc=5142841}}</ref> Meskipun macam dan tingkat dari perbedaan-perbedaan tersebut bervariasi antara masyarakat satu dengan lainnya, pada umumnya pria lebih diuntungkan yang lalu membuat ketimpangan dan ketidaksetaraan gender ada di kebanyakan tempat.<ref name="Warnecke, Tonia 2013">{{Cite journal|year=2013|title=Entrepreneurship and Gender: An Institutional Perspective|url=https://archive.org/details/sim_journal-of-economic-issues_2013-06_47_2/page/455|journal=Journal of Economic Issues|volume=47|issue=2|pages=455–464|doi=10.2753/JEI0021-3624470219|last1=Warnecke|first1=T.}}</ref> Sistem norma dan kepercayaan mengenai gender berbeda-beda dalam masing-masing kebudayaan dan tidak ada standar universal maskulin atau feminin yang berlaku bagi seluruh masyarakat.<ref>{{cite book|last1=Spade|first1=J.|last2=Valentine|first2=C. |year=2011|title=The kaleidoscope of gender: prisms, patterns, and possibilities|publisher=Pine Forge Press|edition=3}}</ref> Peran sosial pria dan wanita berasal dari norma kebudayaan masyarakat tertentu yang menyusun sebuah [[sistem gender]], yang juga mencakup pembedaan jenis kelamin dan pengutamaan sifat maskulin.<ref name="Warnecke, Tonia 2013" />
Filsuf Prancis, [[Michel Foucault]], menyebutkan bahwa sebagai subjek seksual, manusia merupakan objek dari kekuasaan. Kekuasaan tersebut bukan berupa sebuah lembaga atau struktur melainkan sebuah penanda atau nama yang disebut berasal dari "situasi strategis kompleks".<ref>{{cite book|last=Tong|first=R.|year=2009|title=Feminist thought : a more comprehensive introduction |url=https://archive.org/details/feministthoughtm0000tong_o5c0|location=Boulder|publisher=Westview Press |isbn=0-8133-4375-5}}.</ref> Karena itulah, "kekuasaan" merupakan apa yang menentukan sifat, perilaku, dll. dari seseorang sementara masyarakat adalah bagian dari suatu set nama dan label [[ontologi]] dan [[epistemologi]]. Sebagai contoh, orang perempuan digolongkan sebagai wanita dan membuat orang tersebut diartikan lemah, emosional, irasional, dan tidak mampu melakukan tindakan "pria". Butler menyebutkan bahwa gender dan seks lebih menyerupai [[kata kerja]] dibandingkan [[kata benda]]. Butler beralasan bahwa perilaku yang ia lakukan menjadi terbatas karena ia perempuan dan tidak dibolehkan untuk menyusun gender dan seksnya sendiri. Butler juga menyebutkan bahwa hal tersebut terjadi karena gender dikendalikan secara politis dan sosial. "Wanita" diartikan bukan sebagai diri seseorang tetapi apa yang seseorang lakukan."{{sfn|Butler|1990}} Salah satu kritik terhadap teori Butler ini menanggapi sikap Butler dalam menggunakan dikotomi gender yang terlalu konvensional.<ref>Vigo, J. [[iarchive:TheBodyInGenderDiscourseTheFragmentarySpaceOfTheFeminine 203|'The Body in Gender Discourse: The Fragmentary Space of the Feminine.']] ''La femme et l’écriture''. Meknès, Maroc, 1996.</ref>
=== Kategori sosial ===
[[Berkas:Mollcutpurse.jpg|jmpl|lurus|[[Mary Frith]] (alias "Moll Cutpurse")
Seksolog asal Selandia baru yaitu [[John Money]] mencetuskan istilah ''[[peran gender]]'' pada tahun 1955. Istilah tersebut didefinisikan sebagai perilaku atau tindakan yang dapat menunjukkan status seseorang sebagai laki-laki, pria, perempuan, atau wanita.<ref name="j1">{{cite journal|year=1955|title=Hermaphroditism, gender and precocity in hyperadrenocorticism: Psychologic findings|journal=Bulletin of the Johns Hopkins Hospital|volume=96|issue=6|pages=253–64|pmid=14378807|last1=Money|first1=J.}}</ref> Unsur-unsur dari peran gender di antaranya mencakup pakaian, gaya bicara, gerakan tubuh, pekerjaan, serta hal-hal lainnya selain dari jenis kelamin biologis. Beberapa filsuf feminis juga menyebutkan bahwa gender merupakan rangkaian besar yang dirundingkan antara seseorang dan orang di sekitarnya ketimbang hanya semacam motivasi privat di balik perilaku seseorang.<ref>{{Citation|last=Laurie|first=T.|title=The Ethics of Nobody I Know: Gender and the Politics of Description|url=https://www.academia.edu/6262250|year=2014|journal=Qualitative Research Journal|volume=14|issue=1|pages=64–78|doi=10.1108/qrj-03-2014-0011|accessdate=2018-06-18|archive-date=2021-11-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20211102041812/https://www.academia.edu/6262250|dead-url=no}}</ref>
'''Gender Bias'''
Bias merupakan kondisi yang memihak atau merugikan, sedangkan gender merupakan sifat yang melekat pada [[Watak|karakter]] laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial dan budaya, menurut data [[Badan Pusat Statistik]], [[Indeks Pembangunan Manusia]] menurut provinsi dan jenis kelamin di [[Indonesia]] tahun 2018 menunjukan bahwa pria 75,43 persen dan wanita 68,63 persen, data tersebut menunjukan bahwa akses hasil pembangunan pada wanita masih lebih rendah daripada pria dalam meperoleh pendapatan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya, hal tersebut memicu adanya bias gender atau situasi kondisi yang memihak dan merugikan salah satu jenis kelamin, pada karakteristik gender sendiri terkait pada membedakan [[maskulinitas]] dan [[Femininasi|feminitas]].
Maskulinitas yaitu [[laki-laki]] dianggap kuat, rasional, kuat dan tegas maka sering kai dalam [[masyarakat]] terdapat bias gender bahwa pria dianggap tabu apabila mengerjakan pekerjaan perempuan atau pekerjaan [[rumah tangga]] seperti memasak, mengurus anak dan membersihkan rumah sedangkan feminitas yaitu wanita dikena lemah lembut, keibuan, emosional, afektif dan irasional yang sering sekali menjadi bias gender, seringkali terjadi bias gender seperti [[Wanita muslim yang menjadi pemimpin di dunia|wanita]] diragukan kemampuannya untuk menduduki suatu jabatan dalam pekerjaan. Sehingga dampak dari bias gender adalah diskriminasi gender serta kekerasaan dan pelecehan seksual yang akan terjadi di lingkungan kerja maupun lingkungan sekitar. Bias gender dapat dicegah dengan mendidik dan mengasuh anak secara adil, selain itu juga dengan mengedukasi seks serta karakter anak sejak dini. Dengan mengurangi adanya bias gender, maka akan mendorong kesetaraan guna mewujudkan pembangunan yang adil dan setara bagi pria dan wanita. Selain itu dengan mendidik dan memberikan informasi terkait gender hal demikian juga dapat membangun rasa saling menghargai.<ref>{{Cite web|title=ANALISIS: BIAS GENDER PADA MASYARAKAT INDONESIA {{!}} Jurusan Pendidikan Sosiologi|url=http://pendidikan-sosiologi.fis.uny.ac.id/id/berita/analisis-bias-gender-pada-masyarakat-indonesia.html#:~:text=Hal%20tersebut%20memicu%20adanya%20bias,kepada%20membedakan%20Maskulinitas%20dan%20Feminitas.|website=pendidikan-sosiologi.fis.uny.ac.id|access-date=2022-09-10|archive-date=2022-09-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220910064744/http://pendidikan-sosiologi.fis.uny.ac.id/id/berita/analisis-bias-gender-pada-masyarakat-indonesia.html#:~:text=Hal%20tersebut%20memicu%20adanya%20bias,kepada%20membedakan%20Maskulinitas%20dan%20Feminitas.|dead-url=no}}</ref>
'''gender dan Usia'''
Sebagaimana Aldous Huxley dalam Two or Three Graces in the Coulmas's Book (hal.36) menyatakan bahwa “Pada abad delapan belas, ketika logika dan sains menjadi mode, wanita mencoba berbicara seperti pria. Abad kedua puluh telah membalikkan prosesnya”. Memang, saat ini banyak wanita berbicara seperti pria berbicara. Apalagi ada emansipasi perempuan yang menempatkan perempuan dalam berbagai posisi pekerjaan. Hal ini memungkinkan perempuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan khususnya laki-laki, kemudian meniru ucapan mereka agar lebih mudah dipahami dalam komunikasi. Namun, hal ini bertentangan dengan pernyataan yang akan menjadi teori yang mendasarinya; Labov (1990: 210) menegaskan wanita cenderung memilih varian standar lebih sering daripada pria. Itu ada di bab 3 Buku Coulmas (Gender) halaman 40. Mengapa berbeda dengan pernyataan pertama? Karena di sini, bicara perempuan tidak berubah atau tidak berbicara seperti laki-laki. Penyebabnya adalah laki-laki cenderung menggunakan bahasa yang tidak baku sedangkan perempuan sebaliknya. Secara rinci, laki-laki dalam pidato bahasa Inggris sering mengurangi ketika mereka berbicara berjalan, berlari, makan, dll sehingga mereka mengatakan walkin', runnin' dan eatin'. Temuan lain (Trudgill: 1984) menunjukkan bahwa –dalam bentuk lebih banyak digunakan oleh laki-laki daripada perempuan dan status sosial yang lebih tinggi adalah frekuensi yang lebih rendah menggunakan –dalam bentuk. Oleh karena itu, pernyataan Labov ini akan digunakan untuk menganalisis fakta dalam kehidupan sehari-hari sebagai temuan makalah ini. Ini untuk menentukan apakah pernyataan ini sejalan dengan temuan atau sebaliknya.
Selanjutnya, pernyataan esensial kedua yang akan diterapkan diadaptasi dari Downes (1984: 191) yang mengatakan bahwa antara usia 25 dan 60 orang paling sering memilih standar daripada bentuk dialektis (Coulmas: Bab 4-Age, halaman 61). . Menurut buku Coulmas (hal.61), seiring bertambahnya usia, ucapan mereka menjadi kurang dialektis dan menyatu dengan standar. Jika digunakan di Indonesia, berarti masyarakat sekitar usia tersebut (dewasa) cenderung menggunakan bahasa Indonesia baku daripada bahasa Indonesia non baku/dialektis. Di sisi lain, apakah fenomena ini selalu ada dalam setiap setting dan konteks? Itu akan terjawab setelah membandingkan teori ini dengan fakta yang ditemukan.
'''[[Bahasa]] dan Gender'''
Bahasa dan gender adalah bidang studi dalam sosiolinguistik, linguistik terapan, dan bidang terkait yang menyelidiki varietas pidato yang terkait dengan jenis kelamin tertentu, atau norma sosial untuk penggunaan bahasa gender tersebut (Tannen: 2006). Berbagai pidato (atau sosiolek) yang terkait dengan jenis kelamin tertentu kadang-kadang disebut genderlek.
Perbedaan antara bahasa perempuan dan laki-laki adalah pendekatan kesetaraan, itu milik 'sub-budaya' yang berbeda karena mereka telah disosialisasikan untuk melakukannya sejak kecil. Hal ini kemudian menghasilkan berbagai gaya komunikatif pria dan wanita (Tannen 1990). Dia membandingkan perbedaan gender dalam bahasa dengan perbedaan budaya.
Wanita umumnya diyakini berbicara dengan "bahasa" yang lebih baik daripada pria. Ini adalah kesalahpahaman yang konstan, tetapi para ahli percaya bahwa tidak ada gender yang berbicara bahasa yang lebih baik, tetapi setiap gender malah berbicara dengan bahasa uniknya sendiri (Azizi: 2011). Gagasan ini telah memicu penelitian lebih lanjut ke dalam studi tentang perbedaan antara cara pria dan wanita berkomunikasi
'''Bahasa dan [[Usia dewasa|Usia]]'''
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Argamon, et al. (2007), mereka melaporkan bahwa analisis mereka terhadap kumpulan besar posting blog untuk mengetahui apakah dan bagaimana topik dan gaya penulisan berbeda dengan usia dan jenis kelamin penulis di blog. Pennebaker, dkk. (2003) menyatakan bahwa baru-baru ini juga ditunjukkan bahwa topik dan gaya menulis adalah tanda-tanda yang menguntungkan dari perkembangan psikologis terkait usia dalam aspek kepribadian, minat, dan perasaan. Korpus mereka memiliki lebih dari 140 juta kata teks dari blog yang dipilih secara acak oleh pria dan wanita dari remaja hingga usia empat puluhan. Dengan menerapkan analisis faktor dan teknik pembelajaran mesin, mereka menunjukkan di sini pola yang jelas dan konsisten dari variasi terkait usia dan gender dalam topik dan gaya penulisan.
Menghubungkan Usia dan Jenis Kelamin
Tidak luput dari perhatian bahwa dengan sedikit pengecualian, faktor dan kelas kata yang lebih banyak digunakan oleh blogger yang lebih muda (lebih tua) juga jelas lebih banyak digunakan oleh blogger perempuan (laki-laki). Dengan demikian, Artikel, Bisnis, Preposisi, Internet, Agama, dan Politik lebih banyak diterapkan oleh blogger pria dan blogger yang lebih tua, sedangkan Auxiliary Verbs, Conjunctions, Conversation, Personal Pronouns, At Home, Romance, Swearing, dan Fun lebih banyak diterapkan oleh blogger wanita. dan blogger muda. Hanya ada 3 pengecualian untuk pola ini: Keluarga, diterapkan lebih banyak oleh wanita dan blogger yang lebih tua; Musik, lebih banyak diterapkan oleh pria dan blogger muda; dan, Sekolah, di mana tidak ada perbedaan penting antara penggunaan pria dan wanita.
Kekuatan pengamatan ini digarisbawahi ketika memeriksa kata-kata pribadi yang menunjukkan efek terkait usia dan gender yang kuat. Argamon, dkk. (2007:1) menganggap bahwa 316 kata yang merupakan 1000 kata dengan informasi tertinggi didapat untuk usia dan 1000 kata dengan informasi tertinggi didapatkan untuk jenis kelamin.
==== Gender ketiga dan gender nonbiner ====
{{main|Gender ketiga|Genderqueer}}
Secara tradisional pada umumnya, masyarakat hanya mengakui dua peran gender yaitu feminin dan maskulin.
=== Pengukuran identitas gender ===
Penelitian awal terhadap identitas gender memiliki hipotesis bahwa dimensi maskulinitas-feminitas berada dalam suatu model [[gender biner|biner]]. Model tersebut mulai dipertanyakan seiring stereotipe pada masyarakat berubah yang kemudian mengarah pada berkembangnya model dua dimensi. Maskulinitas dan feminitas digambarkan sebagai dua dimensi yang terpisah yang eksis secara bersamaan dengan nilai yang berbeda-beda bagi setiap orang. Konsep tersebut merupakan standar yang digunakan hingga kini.<ref name=palan />
Terdapat dua instrumen dominan yang digunakan dalam penelitian identitas gender yaitu [[Bem Sex Role Inventory]] (BSRI) dan [[Personal Attributes Questionnaire]] (PAQ).<ref name=palan>{{cite journal |author=Palan, K. |year=2001 |url=http://www.amsreview.org/articles/palan10-2001.pdf |title=Gender Identity in Consumer Research: A Literature Review and Research Agenda |journal=Academy of Marketing Science Review |volume=10 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20120911204513/http://www.amsreview.org/articles/palan10-2001.pdf |archivedate=
=== Teori feminis dan kajian gender ===
{{Templat sisi filsafat feminis}}
Biolog dan feminis Amerika Serikat yaitu [[Anne Fausto-Sterling]] menolak diskursus gender secara [[determinisme]] biologis versus sosial dan menyarankan dilakukannya analisis yang lebih dalam terhadap bagaimana interaksi antara individu makhluk hidup dengan lingkungannya mempengaruhi kapasitas individu tersebut.<ref>{{cite book|first=A. |last=Fausto-Sterling |year=1992|title=Myths of Gender: Biological Theories about Men and Women|url=https://archive.org/details/mythsgenderbiolo00faus |location=New York|publisher= Basic Books|page=[https://archive.org/details/mythsgenderbiolo00faus/page/8 8] |isbn=0-465-04792-0}}</ref> Filsuf Prancis yaitu [[Simone de Beauvoir]] menerapkan [[eksistensialisme]] dalam feminisme dan menyebut di dalam bukunya tahun 1949 berjudul ''[[The Second Sex]]'', "Seseorang tidak lahir perempuan, tapi menjadi perempuan."<ref>{{cite book|last=de Beauvoir|first=S.|date=1949|title=The Second Sex|publisher=Alfred A. Knopf}}</ref> Kalimat ini di dalam konteksnya merupakan sebuah pernyataan filosofis. Tapi kalimat tersebut dapat pula dianalisis melalui sudut pandang biologi—bahwa seorang anak perempuan harus melalui [[pubertas]] untuk menjadi seorang wanita—serta sudut pandang sosiologi—dengan mempertimbangakan bahwa sebagian besar dari sifat kedewasaan diperoleh dari pengamatan lingkungan.{{sfn|Fausto-Sterling|2000|p=44–77}}
[[Kajian gender]] mengartikan "gender" sebagai konstruksi maskulinitas dan femininitas sosial dan kultural yang disediakan. Gender di dalam konteks ini tidak mencakup mengenai perbedaan biologis dan berfokus pada perbedaan kebudayaan.<ref>{{cite book|last=Garrett|first=S.|date=1992|url=https://books.google.com/books?id=WMoNAAAAQAAJ&printsec=frontcover
Sosiolog Amerika Serikat yaitu Charles E. Hurst menyatakan bahwa beberapa orang berpikir bahwa jenis kelamin akan, "... secara otomatis menentukan sikap dan peran (sosial) gender seseorang serta [[orientasi seksual]] seseorang ...".
Hurst menyatakan bahwa di dalam masyarakat yang membagi ekspresi gender secara tegas, sanksi dapat diberikan bagi mereka yang mendobrak norma tersebut. Kebanyakan dari sanksi tersebut bersumber dari [[diskriminasi]] berdasarkan orientasi seksual. Orang [[homoseksual]]
Ilmuwan politik Amerika Serikat yaitu Karen Beckwith menjelaskan konsep gender dalam ilmu politik dengan menyebutkan bahwa terdapat sebuah "bahasa gender yang umum" yang harus diekspresikan dengan jelas jika ingin digunakan dalam ilmu politik. Beckwith menyebutkan dua cara
Ilmuwan politik Kanada
=== Hipotesis konstruksi sosial seks/jenis kelamin ===
{{See also|Perbedaan seks dan gender}}
[[Berkas:WomanFactory1940s.jpg|jmpl|"[[Rosie the Riveter]]" adalah ikon dari [[front dalam negeri]] di Amerika Serikat selama [[Perang Dunia II]] yang dilihat sebagai sebuah ikon perubahan [[peran gender]] untuk [[Perang total|kebutuhan perang]].]]
Gender di dalam sosiologi umumnya dipahami sebagai sebuah konstruksi sosial. Di sisi lain, beberapa ilmuwan dan kalangan [[feminisme|feminis]] menilai bahwa seks hanya merupakan sebuah aspek biologi dan bukan soal konstruksi sosial atau kultural. Sebagai contoh, [[seksologi|seksolog]] Selandia Baru yaitu [[John Money]] menyebutkan perbedaan antara seks biologis dan gender sebagai peran.<ref name=j1 /> Sosiolog Britania Raya yaitu [[Ann Oakley]] mengatakan bahwa, "Keutuhan seks itu harus diakui, tapi begitu pula untuk keberagaman gender."{{efn|Teks asli dalam bahasa Ingrris: "the constancy of sex must be admitted, but so also must the variability of gender."}}<ref>{{cite book|last=Oakley|first=A. |year=1972|title=Sex, Gender and Society|url=https://archive.org/details/sexgendersociety0000oakl|location=London |publisher=Temple Smith|page=[https://archive.org/details/sexgendersociety0000oakl/page/16 16]|isbn=0-85117-020-X}}</ref> Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, "'Seks' merupakan karakteristik biologis dan fisiologis yang mendefinisikan pria dan wanita ... 'gender' merupakan peran, perilaku, aktivitas, dan sifat-sifat yang dikonstruksi secara sosial dan dianggap di dalam masyarakat tertentu sebagai pantas bagi pria dan wanita."{{efn|Teks asli dalam bahasa Inggris: "'Sex' refers to the biological and physiological characteristics that define men and women ... 'gender' refers to the socially constructed roles, behaviours, activities, and attributes that a given society considers appropriate for men and women."}}<ref name="www.who.int"/> Dengan demikian, seks dipandang sebagai sebuah objek kajian biologi (ilmu alam) sementara gender dipandang sebagai sebuah kajian dalam ilmu [[humaniora]] dan [[ilmu sosial]]. Lynda Birke, seorang biolog feminis, berpendapat bahwa biologi bukan sesuatu yang dapat berubah.<ref name="Birke, Lynda 2001" /> Meskipun demikian, terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa seks juga merupakan hasil konstruksi sosial. Judith Butler mengatakan, "Mungkin, hasil konstruksi yang disebut 'seks' ini memang betul hasil konstruksi kultural seperti gender. Mungkin memang yang ada hanya gender, sehingga antara seks dan gender tidak ada perbedaannya sama sekali."{{efn|Teks asli dalam bahasa Inggris: "perhaps this construct called 'sex' is as culturally constructed as gender; indeed, perhaps it was always already gender, with the consequence that the distinction between sex and gender turns out to be no distinction at all."}}{{sfn|Butler|1990|p=7}} Butler juga mengatakan,
<blockquote>Dengan demikian, mendefinisikan gender sebagai sebuah interpretasi kultural dari seks menjadi tidak akan masuk akal jika seks itu sendiri pengelompokkannya berpusat pada gender. Gender seharusnya tidak dipahami hanya sebagai sebuah penentuan arti kultural terhadap seks tertentu (sebuah formulasi yuridis). Gender juga harus menentukan perangkat dari cara seks-seks itu sendiri ditentukan. [...] Sebelum ada diskusi lain-lain tentang ini, ditentukannya seks itu sendiri harus dipahami sebagai akibat dari perangkat konstruksi sosial berdasarkan gender.{{efn|Teks asli dalam bahasa Inggris: "It would make no sense, then, to define gender as the cultural interpretation of sex, if sex is itself a gender-centered category. Gender should not be conceived merely as the cultural inscription of meaning based on a given sex (a juridical conception); gender must also designate the very apparatus of production whereby the sexes themselves are established. [...] This production of sex as the pre-discursive should be understood as the effect of the apparatus of cultural construction designated by gender."}}{{sfn|Butler|1990|p=10}}</blockquote>
Butler juga mengatakan, "Tubuh hanya tampak, hanya bertahan, hanya hidup dalam kondisi produktif dari suatu skema regulasi gender tertentu"{{efn|Teks asli dalam bahasa Inggris: "bodies only appear, only endure, only live within the productive constraints of certain highly gendered regulatory schemas"}}{{sfn|Butler|1993|p=xi}} dan seks "bukan lagi sebuah sifat fisik yang ditentukan dan direka oleh konstruksi gender, namun sebagai sebuah norma kultural yang mengatur materialisasi tubuh."{{efn|Teks asli dalam bahasa Inggris: "[sex] is no longer as a bodily given on which the construct of gender is artificially imposed, but as a cultural norm which governs the materialization of bodies."}}{{sfn|Butler|1993|p=2-3}} Lugones (2008) menyebutkan bahwa [[orang Yoruba|masyarakat Yoruba]] di Afrika tidak memiliki konsep mengenai gender dan sistem gender sebelum datangnya [[kolonialisme]]. Ia mengatakan bahwa para penjajah menggunakan sistem gender untuk berkuasa dan di saat yang sama mengubah dasar hubungan sosial masyarakat pribumi di daerah jajahan.<ref>{{cite journal|last=Lugones|first=M.|year=2008|title=Heterosexualism and the Colonial/Modern Gender System|journal=Hypatia|volume=22|issue=1|pages=196–198|doi=10.1353/hyp.2006.0067}}</ref> Nicholson (1994) menunjukkan bahwa pemahaman mengenai perbedaan seksual tubuh manusia tidak seragam di sepanjang periode sejarah. Ia menyatakan bahwa kelamin laki-laki dan perempuan dipandang sama di masyarakat Barat sebelum abad ke-18. Kala itu, kelamin perempuan dianggap sebagai kelamin laki-laki yang tidak sempurna dan keduanya merupakan tahapan kelamin yang berbeda—dengan kata lain, sebuah tahapan bentuk fisik atau sebuah spektrum.<ref>{{cite journal|year=1994 |title="Interpreting Gender". Signs |journal=Journal of Women in Culture and Society |volume=20 |issue=1 |pages=79–105 |doi=10.1086/494955 |jstor=3174928 |last=Nicholson |first=L.}}</ref>
Fausto-Sterling (2000) di dalam studinya mendeskripsikan sikap-sikap dokter terhadap kondisi [[interseks]]. Ia memulai argumennya dengan mengatakan, "Pengertian kita terhadap konsep dasar gender membentuk dan mencerminkan cara kita membangun sistem dan aturan sosial kita serta pemahaman kita mengenai tubuh fisik kita."{{efn|Teks asli dalam bahasa Inggris: "our conceptions of the nature of gender difference shape, even as they reflect, the ways we structure our social system and polity; they also shape and reflect our understanding of our physical bodies."}}{{sfn|Fausto-Sterling|2000|p=45}} Fausto-Sterling kemudian menyebutkan akibat dari asumsi kita mengenai gender terhadap penelitian ilmiah mengenai seks dengan mengambil kasus penelitian terhadap orang interseks. Ia berkesimpulan bahwa para peneliti tidak mempertanyakan asumsi dasar mereka bahwa "hanya ada dua jenis kelamin" karena, menurut Fausto-Sterling, penelitian mereka terhadap orang interseks dilakukan sebagai perbandingan perkembangan jenis kelamin yang "normal".{{sfn|Fausto-Sterling |2000|p=46}} Ia juga menyebutkan mengenai bahasa yang digunakan oleh para dokter ketika berbicara dengan orang tua dari anak dengan kondisi interseks. Ia menyatakan bahwa karena para dokter memiliki kepercayaan bahwa si anak itu sebetulnya hanya laki-laki/perempuan dengan kondisi yang berbeda, mereka menyampaikan kepada orang tua si anak bahwa akan perlu waktu lebih untuk menentukan apakah anak tersebut laki-laki atau perempuan. Fausto-Sterling menyebut perilaku para dokter tersebut dibentuk oleh asumsi gender kultural mereka yang mengatakan bahwa hanya ada dua jenis kelamin. Ia menyebutkan pula bahwa perbedaan cara dokter di daerah-daerah yang berbeda dalam menangani kasus orang interseks memberikan gambaran baik mengenai konstruksi sosial jenis kelamin dan dengan demikian budaya memiliki peran dalam menentukan gender, terutama pada kasus anak-anak interseks.{{sfn|Fausto-Sterling|2000}} Sebagai contoh,
<blockquote>Beberapa dokter dari Arab Saudi juga pernah menemukan beberapa kasus anak interseks ber[[kromosom]] XX dengan [[hiperplasia adrenal kongenital]] (''congenital adrenal hyperplasia'', CAH) yaitu kondisi genetis berupa gangguan pada enzim yang berperan dalam pembuatan [[hormon steroid]]. [...] Di Amerika Serikat dan Eropa, anak-anak XX dengan CAH, karena mereka berpeluang untuk bisa hamil pada usia dewasanya, umumnya akan dibesarkan sebagai anak perempuan. Dokter di Arab Saudi yang dididik dari pendidikan serupa menyarankan tindakan tersebut kepada orang tua-orang tua anak XX dengan CAH. Akan tetapi, beberapa orang tua menolak tindakan tersebut untuk anaknya, yang pada awalnya diidentifikasi sebagai laki-laki [karena kondisi CAH], untuk dibesarkan sebagai perempuan. Mereka juga menolak operasi feminisasi terhadap anaknya. [...] Hal ini pada dasarnya merupakan bentuk dari sikap masyarakat lokal yang [...] lebih memilih memiliki anak laki-laki.{{efn|Teks asli dalam bahasa Inggris: A group of physicians from Saudi Arabia recently reported on several cases of XX intersex children with congenital adrenal hyperplasia (CAH), a genetically inherited malfunction of the enzymes that aid in making steroid hormones. [...] In the United States and Europe, such children, because they have the potential to bear children later in life, are usually raised as girls. Saudi doctors trained in this European tradition recommended such a course of action to the Saudi parents of CAH XX children. A number of parents, however, refused to accept the recommendation that their child, initially identified as a son, be raised instead as a daughter. Nor would they accept feminizing surgery for their child. [...] This was essentially an expression of local community attitudes with [...] the preference for male offspring.}}{{sfn|Fausto-Sterling|2000|p=58–59}}</blockquote>
Priess, et al. (2009) meneliti mengenai apakah anak perempuan dan laki-laki dapat mulai memiliki variasi identitas gender pada masa remajanya. Mereka mendasari penelitian tersebut berdasarkan hipotesis intensifikasi gender yang digagas oleh Hill dan Lynch (1989)<ref>{{cite book|last1=Hill |first1=J. P.|last2=Lynch |first2=M. E.|year=1983 |chapter=The Intensification of Gender-Related Role Expectations during Early Adolescence |editor-last1=Brooks-Gunn |editor-first1=J. |editor-last2=Petersen |editor-first2=A. C. |title=Girls at Puberty|publisher= Springer|location=Boston}}</ref> yang menyebutkan bahwa ucapan dan perilaku orang tua serta interaksi antara anak dan orang tua menentukan dan "mengintensifkan" identitas [[peran gender]] anak-anak mereka. Priess, et al. tidak menemukan kondisi tersebut pada penelitian mereka.<ref>{{Cite journal|last1=Priess|first1=H. A.|last2=Lindberg|first2=S. M.|last3=Hyde|first3=J. S. |authorlink3=Janet Shibley Hyde |title=Adolescent Gender-Role Identity and Mental Health: Gender Intensification Revisited|jstor=25592088|volume=80|issue=5|pages=1531–1544|doi=10.1111/j.1467-8624.2009.01349.x|journal=Child Development|pmc=4244905|pmid=19765016|year=2009}}</ref>
Ridgeway dan Correll (2004) mengatakan bahwa gender itu tidak hanya sebuah identitas atau peran namun sesuatu yang dilembagakan melalui "konteks hubungan sosial"— yang mereka definisikan sebagai, "Situasi apapun saat individu mendefinisikan dirinya sendiri dalam hubungannya dengan individu lain untuk bertindak."{{efn|Teks asli dalam bahasa Inggris: "any situation in which individuals define themselves in relation to others in order to act."}} Mereka juga menyebutkan bahwa selain dari konteks hubungan sosial, budaya juga berpengaruh terhadap sistem gender. Ridgeway dan Correl mengatakan bahwa setiap orang dipaksa untuk mengakui dan berinteraksi dengan orang lain melalui cara-cara yang terikat dengan gender. Setiap individu berinteraksi dengan individu lain dan patuh terhadap standar kepercayaan [[hegemoni]] di masyarakat, yang salah satunya adalah peran gender.<ref name="Wiley">{{Cite journal|last1=Ridgeway|first1=C. L.|last2=Correll|first2=S. J.|title=Unpacking the Gender System: A Theoretical Perspective on Gender Beliefs and Social Relations|jstor=4149448|volume=18|issue=4|pages=510–531|doi=10.1177/0891243204265269|journal=Gender|year=2004}}</ref>
== Faktor dan pandangan biologi ==
{{Lihat pula|Diferensiasi seksual|Diferensiasi seksual pada manusia}}
Perilaku laki-laki dan perempuan serupa pada banyak hal pada umumnya dengan hanya sedikit perbedaan dalam gender tetapi beberapa perilaku yang telah dikaitkan dengan gender tertentu dipengaruhi oleh hormon [[androgen]] pada masa prakelahiran dan kanak-kanak. Beberapa contoh di antaranya adalah identifikasi diri sendiri terhadap gender tertentu dan kecenderungan untuk bertindak agresif.<ref>{{cite journal|last1=Hines|first1=M.|last2=Constantinescu|first2=M.|last3=Spencer|first3=D.|title=Early androgen exposure and human gender development|journal=Biology of Sex Differences |year=2015|volume=6|pages=3|doi=10.1186/s13293-015-0022-1|pmc=4350266|issn=2042-6410|pmid=25745554}}</ref> Kebanyakan manusia laki-laki dan [[mamalia]] jantan lainnya memperlihatkan perilaku bermain yang lebih kasar dan melibatkan fisik yang merupakan pengaruh dari tingkat paparan [[testosteron]] di dalam kandungan. Tingkat paparan hormon tersebut dapat pula mempengaruhi seksualitas. Orang nonheteroseksual dapat memperlihatkan perilaku yang tidak umum pada jenis kelaminnya pada masa kanak-kanak.<ref>{{cite journal|last1=Hines|first1=M.|title=Prenatal endocrine influences on sexual orientation and on sexually differentiated childhood behavior|journal=Frontiers in Neuroendocrinology|year=2017|volume=32|issue=2|pages= 170–182|doi=10.1016/j.yfrne.2011.02.006|pmc= 3296090|issn=0091-3022|pmid= 21333673}}</ref>
[[Dimorfisme seksual|Biologi gender]] menjadi subjek dari berbagai penelitian pada abad ke-20. Salah satu topik yang paling awal diminati kalangan ilmuwan adalah apa yang kelak disebut sebagai "gangguan identitas gender" ({{lang-en|gender identity disorder}}, GID) yang sekarang dikenal sebagai [[disforia gender]]. John Money menyimpulkan beberapa penelitian terkait GID dengan mengatakan,
{{quote|Istilah 'peran gender' pertama kali muncul di media cetak pada tahun 1955. (Sementara itu,) istilah ''identitas gender'' digunakan pada sebuah pernyataan pers pada 21 November 1966 yang mengumumkan sebuah klinik baru bagi transeksual [sic] di [[Rumah Sakit Johns Hopkins]]. Berita tersebut tersebar di media di seluruh dunia dan kemudian masuk ke ragam bahasa sehari-hari. Definisi gender dan identitas gender bervariasi berdasarkan doktrin. Dalam penggunaan populer di luar kajian ilmiah, seks adalah diri kita secara biologis, gender adalah diri kita secara sosial, identitas gender adalah pengertian dan kesadaran atau penentuan diri kita sendiri mengenai kelaki-lakian atau keperempuanan, dan peran gender adalah stereotip kultural mengenai hal maskulin dan feminin. Penyebab dari gangguan identitas gender dapat dijabarkan menjadi penyebab genetis, hormon prakelahiran, pengaruh sosial pascakelahiran, dan faktor hormon pascapubertas namun belum ada teori mengenai penyebab secara komprehensif dan rinci. Pengkodean gender pada otak bersifat bipolar. Pada (kasus) gangguan identitas gender, terdapat ketidakselarasan antara seks bawaan lahir seseorang dan pengkodean gender maskulin atau feminin pada otak orang tersebut.{{efn|Teks asli dalam bahasa Inggris: "The term 'gender role' appeared in print first in 1955. The term ''gender identity'' was used in a press release, November 21, 1966, to announce the new clinic for transsexuals at The Johns Hopkins Hospital. It was disseminated in the media worldwide, and soon entered the vernacular. The definitions of gender and gender identity vary on a doctrinal basis. In popularized and scientifically debased usage, sex is what you are biologically; gender is what you become socially; gender identity is your own sense or conviction of maleness or femaleness; and gender role is the cultural stereotype of what is masculine and feminine. Causality with respect to gender identity disorder is sub-divisible into genetic, prenatal hormonal, postnatal social, and post-pubertal hormonal determinants, but there is, as yet, no comprehensive and detailed theory of causality. Gender coding in the brain is bipolar. In gender identity disorder, there is discordance between the natal sex of one's external genitalia and the brain coding of one's gender as masculine or feminine."}}<ref>{{cite journal|pmid=7996589|year=1994|last1=Money|first1=J.|title=The concept of gender identity disorder in childhood and adolescence after 39 years|url=https://archive.org/details/sim_journal-of-sex-and-marital-therapy_fall-1994_20_3/page/163|volume=20|issue= 3|pages=163–177|doi= 10.1080/00926239408403428|journal= Journal of Sex & Marital Therapy}}</ref>}}
== Catatan kaki ==
{{notelist|2}}
== Referensi ==
{{reflist}}
;Sumber tersitasi
* {{Cite book |ref=harv | last=Butler |first=J. | year=1990 | title=Gender Trouble: Feminism and the Subversion of Identity. Thinking Gender' |url=https://archive.org/details/gendertroublefem0000butl | location=New York & London | publisher=Routledge | isbn=978-0-415-38955-6}}
* {{Cite book | ref=harv |last= Butler |first=J. | year=1993 | title=Bodies That Matter: On the Discursive Limits of "Sex" | url=https://archive.org/details/bodiesthatmatter00butl | location=New York | publisher=Routledge | isbn=978-0-415-61015-5}}
* {{Cite book | ref= |last=Fausto-Sterling |first=A. | year=2000 | title=Sexing the body: gender politics and the construction of sexuality | url=https://archive.org/details/sexingbodygender0000faus| location=New York | publisher=Basic Books | isbn=978-0-465-07714-4}}
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.intellinate.com/science/social-sciences/psychology/childrens-gender-beliefs.html Children's Gender Beliefs] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060212222852/http://www.intellinate.com/science/social-sciences/psychology/childrens-gender-beliefs.html |date=2006-02-12 }}
* {{en}} [http://www.gendercide.org Gendercide Watch] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080515225311/http://www.gendercide.org/ |date=2008-05-15 }}: a project of the Gender Issues Education Foundation (GIEF), a registered charitable foundation based in [[Edmonton]], [[Alberta]]
* {{en}} [http://moodle.ed.uiuc.edu/wiked/index.php/Gender_Differences WikEd—Gender Differences] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080905083128/http://moodle.ed.uiuc.edu/wiked/index.php/Gender_Differences |date=2008-09-05 }}
{{Identitas seksual}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Gender| ]]
|