Bahasa Jawa Kuno: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20230609)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(29 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 5:
|familycolor=Bahasa Austronesia
|region=[[Jawa]], [[Madura]], dan [[Bali]]
|extinct=Berkembang menjadi [[Bahasa Jawa Pertengahan]] pada [[abad ke-13]], lalu terpecah-belah menjadi berbagai-macam [[
|fam1=[[rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]
|fam2=[[Bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
|fam3=[[Bahasa Melayu-Polinesia Inti|Melayu-Polinesia inti]]
|script=[[Aksara Pallawa]]<br>[[Aksara Kawi]]<br>[[Aksara Jawa]]<br>[[Aksara Bali]]
|iso3=kaw
|contoh_teks_judul=[[Kakawin Ramayana|Kakawin Rāmāyaṇa]] XVI.31
|contoh_ref=https://archive.org/details/RamayanaKakawinVol.2/page/n111/mode/1up?q=XVI
|contoh_teks=<div style="line-height:1.7;">꧅ꦗꦲ꧀ꦤꦷꦪꦴꦲ꧀ꦤꦶꦁꦠꦭꦒꦏꦢꦶꦭꦔꦶꦠ꧀꧈ ꦩꦩ꧀ꦧꦁꦠꦁꦥꦴꦱ꧀ꦮꦸꦭꦤꦸꦥꦩꦤꦶꦏꦴ꧈ ꦮꦶꦤ꧀ꦠꦁꦠꦸꦭꦾꦁꦏꦸꦱꦸꦩꦪꦱꦸꦩꦮꦸꦫ꧀꧈ ꦭꦸꦩꦿꦴꦥ꧀ꦮꦺꦏꦁꦱꦫꦶꦏꦢꦶꦗꦭꦢ꧉</div>
|contoh_terjemahan={{Switcher
|''The water of the lake was clear like the sky. The floating tortoise was like the moon, the flowers were like the stars scattered around, and the pollen drifting everywhere was like clouds''
----
|Kutipan terjemahan sumber
|Air danau itu jernih seperti langit. Kura-kura yang mengambang itu seperti bulan, bunganya seperti bintang yang bertebaran, dan serbuk sari yang beterbangan kemana-mana seperti awan.{{cn/bahasa|tidak}}
----
|Terjemahan bahasa Indonesia}}
|contoh_romanisasi=
Jahnī yāhning talaga kadi langit, mambang tang pās wulan upamanikā, wintang tulya ng kusuma ya sumawur, lumrā pwékang sari kadi jalada.
|extvideo = Kawyamandala Gupta Carana - Lagu Bahasa Jawa Kuno (Kawi)
|extlink = DzF15CiG3rE
| notice= IPA
| notice2 = Jawa
| catatan = <references group="ib"/>
}}
'''Bahasa Jawa Kuno''' atau '''Bahasa''' '''Kawi''' (Jawa: ꦨꦴꦰꦴꦗꦮ) adalah fase tertua dari [[rumpun bahasa Jawa|bahasa Jawa]] yang dituturkan di bagian Tengah dan Timur [[pulau Jawa]], termasuk di beberapa daerah di pulau [[Madura]] dan [[pulau Bali|Bali]]. Bahasa ini merupakan
Bukti tertulis bahasa Jawa Kuno yang
Karya sastra Jawa abad pertengahan yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dengan menggunakan aksara Kawi turut berkembang. Sastra-sastra itu disebut ''layang kawi'' atau ''kakawin''. Mulai abad ke-18, karya sastra yang terinspirasi dari bahasa Jawa Kuno ditulis dengan menggunakan bahasa dan syair Jawa modern.<ref>{{Cite journal|last=Arps|first=Bernard|date=2019-09-02|title=The power of the heart that blazes in the world: An Islamic theory of religions in early modern Java|url=http://dx.doi.org/10.1080/13639811.2019.1654217|journal=Indonesia and the Malay World|volume=47|issue=139|doi=10.1080/13639811.2019.1654217|issn=1363-9811}}</ref>
Baris 21 ⟶ 39:
Bahasa Jawa Kuno tidak bersifat statis, meskipun digunakan sekitar 500 tahun, yaitu sejak awal abad ke-9 Masehi hingga akhir zaman [[Kerajaan Majapahit]] pada abad ke-15. Bahasa Jawa Kuno tetap digunakan di Bali untuk menulis puisi [[kakawin]].<ref>{{Cite journal|last=Creese|first=Helen|date=1999|title=The Balinese Kakawin Tradition: A Preliminary Description and Inventory|journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde|volume=155|issue=1|url=https://www.jstor.org/stable/27865492}}</ref> Bahasa Jawa yang dituturkan dan ditulis pada zaman Majapahit dianggap lebih ke arah [[Bahasa Jawa Pertengahan]] karena telah mengalami setengah perubahan.
===
Meskipun bahasa Jawa Kuno banyak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa luar, ia tetap memiliki ciri-ciri sebagai [[rumpun bahasa Austronesia|bahasa Austronesia]] dari segi [[kosakata]] dasarnya beserta [[tata bahasa]]nya. Sehingga bahasa Jawa Kuno dikelompokkan sebagai bagian dari rumpun bahasa Austronesia, khususnya cabang [[rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]].
=== Pengaruh Bahasa Sanskerta ===
Pengaruh [[Bahasa di India|
Bahasa Sanskerta memiliki pengaruh yang besar dan awet terutama pada [[perbendaharaan kata|kosakata]] bahasa Jawa sampai sekarang. ''Kamus bahasa Jawa Kuno - bahasa Inggris'' yang disusun oleh profesor [[Petrus Josephus Zoetmulder|P.J. Zoetmulder]] pada tahun [[1982]] mengandung sekitar 25.500 kata, dengan sekitar 12.500 (49%) kata diantaranya merupakan [[kata pinjaman]] dari kosakata Sanskerta. Namun, perlu dipahami bahwa kamus ini disusun hanya berdasarkan sumber-sumber tulisan Jawa Kuno yang tersisa pada tahun tersebut. Jadi, kemungkinan besar kosakata pada kamus tersebut lebih mencerminkan penggunaan bahasa pada konteks sastra dan istana, bukan penggunaan sehari-hari oleh masyarakat umum.<ref>{{Cite web|last=Blust|first=Robert Andrew|title=Austronesian Languages|url=https://www.britannica.com/topic/Austronesian-languages|website=Britannica|access-date=2022-07-15}}</ref>
== Fonologi ==
Walaupun bahasa Sanskerta sangat mempengaruhi bahasa Jawa Kuno, bahasa Jawa Kuno tetap merupakan bahasa Austronesia. Namun di samping itu, bahasa Sanskerta juga mempengaruhi tidak hanya kosakata saja, tetapi juga [[fonologi]]nya. Misalnya, bahasa Jawa Kuno (dan termasuk turunannya) mengandung
=== Vokal ===
Bahasa Jawa Kuno memiliki enam vokal, yaitu ⟨a⟩, ⟨ĕ⟩ /ə/, ⟨e⟩ /e/, ⟨i⟩, ⟨u⟩, dan ⟨o⟩ dalam penulisan aksara Latin. Secara umum, peneliti percaya bahwa pengucapan bahasa Jawa Kuno tidak memiliki perbedaan dengan pengucapan dalam bahasa Jawa Modern. Perkecualian itu terletak pada pengucapan ⟨a⟩ pada suku kata terakhir terbuka yaitu å /ɔ/ yang sebelumnya /a/ seperti pada kata ''wana'' (hutan).<ref name=":0">{{Cite book|last=van der Molen|first=Willem|year=2015|title=An Introduction to Old Javanese|location=Tokyo|publisher=Research Institute for Languages and Cultures of Asia and Africa, Tokyo University of Foreign Studies|language=en|trans-title=Pengantar Bahasa Jawa Kuno|url-status=live}}</ref> Walaupun bahasa Jawa Kuno secara penulisan membedakan vokal panjang, yaitu ⟨ā⟩, ⟨ö⟩, ⟨e⟩, ⟨ī⟩, ⟨ū⟩, and ⟨o⟩, namun secara fonologi vokal panjang dan pendek tidak memiliki perbedaan. Semua vokal tersebut diucapkan secara pendek.
=== Konsonan ===
Konsonan dalam bahasa Jawa Kuno berjumlah 20. Konsonan-konsonan tersebut antara lain adalah b, c, d, ḍ, g, h, j, k, l, m, n, ñ, ŋ, p, r, s, t, ṭ, w dan y dalam penulisan aksara Latin. Konsonan ñ terkadang ditulis sebagai digraf ny atau [[Alfabet fonetik Internasional|IPA]] ɲ, sedangkan konsonan ŋ terkadang ditulis dengan digraf ng.
{| class="wikitable" style="width:60%;"
|+ style="text-align:center;" |Konsonan
Baris 126 ⟶ 144:
== Tata Bahasa ==
===
====
* Kata kerja aktif
** Kata kerja aktif berawalan ''(m)aN-'' yang umumnya dinyatakan dengan awalan ''maN-'' atau ''aN-'' membentuk
** Sisipan ''-um-'' membentuk
*
** ** Bentuk kata kerja pasif dapat diturunkan dengan sisipan ''-in-'', seperti ''inalap'' (diambil) dari ''alap''.
{| class="wikitable"
|+Aturan
!Awalan Kata Dasar
!Sandi
Baris 146 ⟶ 165:
!Contoh
|-
|
|''(m)aN-'' + ''N-'' → ''(m)a-''
|''(m)a-''
Baris 208 ⟶ 227:
|''alap'' → ''umalap'' (mengambil)
|-
|
|''-um-'' + C- → ''um-''
|''um-''
Baris 221 ⟶ 240:
==== Kasus ====
* Kasus [[benefaktif]] (kasus yang menandakan bahwa tindakan dari pelaku/subjek menimbulkan manfaat pada objeknya) atau kejamakan/pluralitas dapat dinyatakan dengan akhiran ''-i'' dan ''an''. Akhiran ''-i'' digunakan pada
* Kasus kausatif ditandai dengan akhiran -''akĕn''
* Kasus aplikatif dibentuk dengan awalan ''maka-'' dan ''pinaka-''. Awalan ''maka-'' digunakan pada verba aktif (dengan ''(m)aN-'' atau ''-um-''), sedangkan verba pasif menggunakan awalan ''pinaka-'' (dengan awalan ''-in-'' atau ''ka-''). Fenomena denasalisasi dapat terjadi.
==== Modus ====
* Modus nirnyata/irealis (yaitu modus yang menyatakan bahwa tindakan yang dinyatakan pada kalimat merupakan tindakan yang belum terjadi) ditandai dengan akhiran -a pada
* Modus imperatif dalam bahasa Jawa Kuno dapat dinyatakan dengan tiga cara
** ...dengan bentuk tanpa imbuhan, seperti pada ''mijil'' (mohon datang) dan ''anunggangi'' (mohon menunggang) yang mana merupakan bentuk sopan. Bentuk ini hanya dapat diketahui berdasarkan konteks.
Baris 294 ⟶ 313:
|orang pertama
|
|''aku'' <small>(hanya tunggal)</small></br>''kami''</br>''mami''
|
|-
|orang kedua
|''ko''
|''kita</br>kamu</br>kanyu''
|
|-
Baris 317 ⟶ 335:
|orang pertama
|
|''-ku</br>-mami''
|-
|orang kedua
|''-mu</br>-nyu''
|''-ta''
|-
Baris 475 ⟶ 493:
* {{id}} P.J. Zoetmulder (1992–1993) Bahasa parwa : tatabahasa Jawa Kuna: Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Bekerja sama dengan I.J. Poedjawijatna. Cetakan ulang dari edisi tahun 1954
* {{en}} {{Cite book|year=2005|title=Bhomāntaka: the death of Bhoma|location=Leiden|publisher=KITLV Press|isbn=90-6718-253-2|editor-last=Teeuw|editor-first=A.|editor-link=A. Teeuw|series=Bibliotheca Indonesica, 32|editor-last2=Robson|editor-first2=S.O.}}
* [https://abvd.shh.mpg.de/austronesian/language.php?id=290 Old Javanese] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20221106212640/https://abvd.shh.mpg.de/austronesian/language.php?id=290 |date=2022-11-06 }} [http://language.psy.auckland.ac.nz/austronesian/language.php?id=290 Pusat Perbendaharaan Kata] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100527055204/http://language.psy.auckland.ac.nz/austronesian/language.php?id=290 |date=2010-05-27 }}
[[Kategori:Bahasa Jawa|Jawa Kuno]]
|