Ketupat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Real fact been fix
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Rizalmahmud35 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(15 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
| image_size = 250px
| caption = Ketupat masak yang belum dibuka disajikan di atas piring.
| alternate_name = Kupat ([[bahasa Jawa|Jawa]], dan [[bahasa Sunda|Sunda]]), Tipat ([[bahasa Bali|Bali]]), dan Topa' ([[bahasa Madura|Madura]]).
| course = Hidangan utama
| country = {{IDN}}<ref name="Ketupat as traditional food of Indonesian culture">{{cite journal |last1=Rianti |first1=Angelina |last2=Novenia |first2=Agnes E. |last3=Christopher |first3=Alvin |last4=Lestari |first4=Devi |last5=Parassih |first5=Elfa K. |title=''Ketupat'' as traditional food of Indonesian culture |journal=Journal of Ethnic Foods |date=March 2018 |volume=5 |issue=1 |pages=4–9 |doi=10.1016/j.jef.2018.01.001 |doi-access=free }}</ref><ref name="Kompas Sejarah Ketupat"/>
| creator =
| served = Hangat atau temperatur ruangan
Baris 15:
}}
 
'''Ketupat''' atau '''kupat''' adalah [[makanan]] dari bahan dasar [[beras]] yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda ([[janur]]), atau ada juga yang menggunakan daun [[palma]]. Hidangan ini berasal dari [[MalaysiaIndonesia]], tetapi indonesia kaki klaim selalu memgelaimnya, yang dalam perkembangannya menyebar ke negara lain, seperti; [[Brunei]], [[IndonesiaMalaysia]], [[Singapura]], dan [[Thailand selatan]]. Di [[Filipina]] juga dijumpai ''bugnoy'' yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman berbeda.<ref name="updf">[[Virgilio Almario|Almario, Virgilio]], et al. 2010. ''[[UP Diksyonaryong Filipino|UP Diksiyonaryong Filipino]]'', 2nd ed. [[Anvil Publishing|Anvil]]: [[Pasig City|Pasig]].</ref> Kupat paling banyak ditemui pada saat perayaan [[Idul Fitri|Lebaran]], dan Kupatan yang dilaksanakan seminggu setelah lebaran.<ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Keislaman di Tanah Jawa yang Sarat Makna.[https://www.kompas.tv/article/175096/lebaran-ketupat-tradisi-keislaman-di-tanah-jawa-yang-sarat-makna]</ref><ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Masyarakat Jawa Seminggu setelah Lebaran.[https://tugujatim.id/lebaran-ketupat-tradisi-masyarakat-jawa-seminggu-setelah-lebaran/]</ref><ref>MEMAHAMI TRADISI KUPATAN MASYARAKAT JAWA DAN ISLAM KOSMOPOLITAN[https://syakal.iainkediri.ac.id/memahami-tradisi-kupatan-masyarakat-jawa-dan-islam-kosmopolitan/]</ref><ref>Sejarah Tradisi Kupatan Atau Lebaran Ketupat Pada Masyarakat Jawa.[https://lumajang.jatimnetwork.com/pendidikan/pr-1803266135/sejarah-tradisi-kupatan-atau-lebaran-ketupat-pada-masyarakat-jawa]</ref>
 
== Sejarah ==
[[File:Ketupat weaving 7.jpg|thumb|left|Penjual Ketupat di Jakarta.]]
 
Berdasarkan buku ''Makna Ketipat dalam Upacara Telung Bulan di Denpasar'' karya Ni Made Yuliani dan I Ketut Wardana Yasa (2020), ketupat telah dipernalkan sejak jaman Hindu-Budha. Penyebutan ''kupat, akupat,'' dan ''khupat-kupatan'' tercantum dalam Kakawin Kresnayana, Kakawin Subadra Wiwaha, dan Kidung Sri Tanjung. Sebagai negeri agraris pada jaman Hindu-Budha, ketupat merupakan bagian dari bentuk pemujaan terhadap Dewi Sri. Dewi Sri adalah dewi tertinggi dan terpenting bagi masyarakat agraris salah satunya di Nusantara.
'Kupat' berasal dari istilah [[bahasa Jawa]], yaitu '''ngaku lepat''' yang berarti 'mengakui kesalahan' atau '''laku papat''' (4 perilaku) yang juga melambangkan 4 sisi dari kupat, yaitu '''lebaran''' (pintu maaf), '''luberan''' (berlimpah), '''leburan''' (saling memaafkan), dan '''laburan''' (dari kata Labur; putih, yang berarti 'bersih dari dosa-dosa').<ref>Filosofi Ketupat saat Idulfitri, Punya Makna Mendalam.[https://www.liputan6.com/hot/read/4547965/filosofi-ketupat-saat-idulfitri-punya-makna-mendalam]</ref>
 
Kemudian terjadi desakralisasi dan demitologisasi yang mana Dewi Sri tidak lagi dipuja sebagai dewi kesuburan dan pertanian tetapi hanya sebagai lambang dengan dipresentasikan dalam bentuk ketupat. Hingga akhirnya ketupat merupakan perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan [[Kesultanan Demak]] pimpinan [[Raden Fatah]] awal abad ke-15. Bentuknya yang persegi empat bermakna "kiblat papat lima pancer," sebagai keseimbangan alam yakni 4 arah mata angin yang bertumpu pada satu pusat. Kupat pertama kali muncul di tanah Jawa, diperkenalkan oleh [[sunan kalijaga]] kepada masyarakat [[suku Jawa|Jawa]] yang merupakan hasil perpaduan makan tradisional [[Tepo]] yang dibalut anyaman yang dapat ditemukan di Wengker sekitar Gunung Lawu. Sunan Kalijaga menjadikan kupat sebagai budaya dan filosofi Jawa.<ref>Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries : the Malay Annals of Semarang and Cerbon / translated and provided with comments by H.J. de Graaf and Th.G.Th. Pigeaud ; edited by M.C. Ricklefs.[https://catalogue.nla.gov.au/Record/1571153]</ref><ref>Fadly. Rahman. Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia</ref><ref>Angelina. Rianti. Ketupat as Traditional Food of Indonesia</ref> Kupat umumnya disajikan pada saat [[Lebaran]]<ref>Idul Fitri Tak Lengkap Tanpa Lepet.[https://amp.kompas.com/regional/read/2016/07/07/09533361/idul-fitri-tak-lengkap-tanpa-lepet]</ref>, Kupatan<ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Keislaman di Tanah Jawa yang Sarat Makna.[https://www.kompas.tv/article/175096/lebaran-ketupat-tradisi-keislaman-di-tanah-jawa-yang-sarat-makna]</ref><ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Masyarakat Jawa Seminggu setelah Lebaran.[https://tugujatim.id/lebaran-ketupat-tradisi-masyarakat-jawa-seminggu-setelah-lebaran/]</ref><ref>MEMAHAMI TRADISI KUPATAN MASYARAKAT JAWA DAN ISLAM KOSMOPOLITAN[https://syakal.iainkediri.ac.id/memahami-tradisi-kupatan-masyarakat-jawa-dan-islam-kosmopolitan/]</ref><ref>Sejarah Tradisi Kupatan Atau Lebaran Ketupat Pada Masyarakat Jawa.[https://lumajang.jatimnetwork.com/pendidikan/pr-1803266135/sejarah-tradisi-kupatan-atau-lebaran-ketupat-pada-masyarakat-jawa]</ref> dll. Dalam perkembangannya, panganan ini menyebar ke berbagai wilayah di [[Nusantara]] sebagai hidangan utama saat lebaran karena pengaruh Wali Songo dan murid-muridnya, seperti Malaysia yang dibawa prajurit Kesultanan Demak yang kemudian menetap di Semanjung Melayu.<ref>Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries : the Malay Annals of Semarang and Cerbon / translated and provided with comments by H.J. de Graaf and Th.G.Th. Pigeaud ; edited by M.C. Ricklefs.[https://catalogue.nla.gov.au/Record/1571153]</ref>
 
Pada era selanjutnya yakni era Kerajaan Demak 'Kupat' berasalmemiliki daridefinisi arti istilahdalam [[bahasa Jawa]], yaitu '''ngaku lepat''' yang berarti 'mengakui kesalahan' atau '''laku papat''' (4 perilaku) yang juga melambangkan 4 sisi dari kupat, yaitu '''lebaran''' (pintu maaf), '''luberan''' (berlimpah), '''leburan''' (saling memaafkan), dan '''laburan''' (dari kata Labur; putih, yang berarti 'bersih  dari dosa-dosa').<ref>Filosofi Ketupat saat Idulfitri, Punya Makna Mendalam.[https://www.liputan6.com/hot/read/4547965/filosofi-ketupat-saat-idulfitri-punya-makna-mendalam]</ref>
 
Kupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan [[Kesultanan Demak]] pimpinan [[Raden Fatah]] awal abad ke-15. Bentuknya yang persegi empat bermakna "kiblat papat lima pancer," sebagai keseimbangan alam yakni 4 arah mata angin yang bertumpu pada satu pusat. Kupat pertama kali muncul di tanah Jawa, diperkenalkan oleh [[sunan kalijaga]] kepada masyarakat [[suku Jawa|Jawa]] yang merupakan hasil perpaduan makan tradisional [[Tepo]] yang dibalut anyaman yang dapat ditemukan di Wengker sekitar Gunung Lawu. Sunan Kalijaga menjadikan kupat sebagai budaya dan filosofi Jawa.<ref>Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries : the Malay Annals of Semarang and Cerbon / translated and provided with comments by H.J. de Graaf and Th.G.Th. Pigeaud ; edited by M.C. Ricklefs.[https://catalogue.nla.gov.au/Record/1571153]</ref><ref>Fadly. Rahman. Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia</ref><ref>Angelina. Rianti. Ketupat as Traditional Food of Indonesia</ref> Kupat umumnya disajikan pada saat [[Lebaran]]<ref>Idul Fitri Tak Lengkap Tanpa Lepet.[https://amp.kompas.com/regional/read/2016/07/07/09533361/idul-fitri-tak-lengkap-tanpa-lepet]</ref>, Kupatan<ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Keislaman di Tanah Jawa yang Sarat Makna.[https://www.kompas.tv/article/175096/lebaran-ketupat-tradisi-keislaman-di-tanah-jawa-yang-sarat-makna]</ref><ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Masyarakat Jawa Seminggu setelah Lebaran.[https://tugujatim.id/lebaran-ketupat-tradisi-masyarakat-jawa-seminggu-setelah-lebaran/]</ref><ref>MEMAHAMI TRADISI KUPATAN MASYARAKAT JAWA DAN ISLAM KOSMOPOLITAN[https://syakal.iainkediri.ac.id/memahami-tradisi-kupatan-masyarakat-jawa-dan-islam-kosmopolitan/]</ref><ref>Sejarah Tradisi Kupatan Atau Lebaran Ketupat Pada Masyarakat Jawa.[https://lumajang.jatimnetwork.com/pendidikan/pr-1803266135/sejarah-tradisi-kupatan-atau-lebaran-ketupat-pada-masyarakat-jawa]</ref> dll. Dalam perkembangannya, panganan ini menyebar ke berbagai wilayah di [[Nusantara]] sebagai hidangan utama saat lebaran karena pengaruh Wali Songo dan murid-muridnya, seperti Malaysia yang dibawa prajurit Kesultanan Demak yang kemudian menetap di Semanjung Melayu.<ref>Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries : the Malay Annals of Semarang and Cerbon / translated and provided with comments by H.J. de Graaf and Th.G.Th. Pigeaud ; edited by M.C. Ricklefs.[https://catalogue.nla.gov.au/Record/1571153]</ref>
 
== Bentuk ==
Baris 29 ⟶ 33:
==Tradisi adat dan Jenis==
 
Makanan khas yang menggunakan ketupat, antara lain [[kupat tahu]] ([[Magelang]], [[Bandung]], [[Tasikmalaya]], [[Purbalingga]]), [[tahu masak]] ([[Banjarnegara]], [[Banyumas]], [[Kebumen]], [[Cilacap]]), kupat gecot ([[Purbalingga]]), [[Tegal]] (kupat glabed, kupat bongkok, kupat blegong, kupat tahu petis), [[tahu kupat]] ([[surakarta]]), [[ketoprak]] ([[Purbalingga]], [[Cirebon]]), [[katupat kandangan]] ([[Banjar]]), [[coto makassar]] (dari [[Makassar]], ketupat dinamakan katupa), [[lotek]], kupat tahu, [[tipat cantok]] (Bali), serta [[gado-gado]] yang dapat dihidangkan dengan ketupat atau [[lontong]]. Ketupat juga dapat dihidangkan untuk menyertai [[satai]], meskipun lontong lebih umum.
 
Nama nama makanan kupat yang disajikan dalam acara tradisi adat [[Suku Jawa|Jawa]] dan [[Suku Bali|Bali]], antara lain: [[Kupat Sumpil]] (Bentuknya segitiga dengan daun bambu sebagai bungkusnya), [[Kupat Sintalandan]], [[Kupat sinta]] (menggunakan 4 helai janur, ujung janurnya keluar di dua sudut berseberangan), [[Kupat Luwerluwer]] (menggunakan 2 helai janur, berbentuk persegi panjang seperti bata merah, helai janur keluar di kedua sudut), Ketupat[[Kupat Bawangbawang]] (Berbentuk persegi empat, menggunakan 2 helai janur), [[Kupat Jagojago]] (menggunakan 8 helai janur, berbentuk segitiga sama kaki dengan ujung menjuntai di kanan kiri. Helaian janur di bagian atasnya lalu diikat. Biasanya hadir di syukuran empat bulanan), [[Kupat Tumpengtumpeng]] (Berbentuk mengerucut dengan dasar melebar, helai janur menjuntai di bagian yang runcing), [[Kupat Sidalungguhsidalungguh]] (menggunakan 3 helai janur, ketiga helai janur dikeluarkan dari sisinya), [[Kupat Sarisari]] (berbentuk segitiga sama sisi, ada helaian janur yg keluar di sudut kanan kirinya), [[Kupat Sidapurnasidapurna]] (Berbentuk seperti huruf P terbalik. Salah satu sudutnya terdapat hiasan lipatan janur mirip pita. Bagian sudut bawahnya dilipat sebagai hiasan), [[Kupat Gelenggeleng]] (Berbentuk persigi panjang. Disemua sudutnya tidak keluar helaian janur, sehingga tampilannya terlihat sangat rapat), [[Kupat Bageabagea]] (Bentuknya hampir bundar dengan janur menjuntai di bagian atas. Anyamannya saling menyilang), [[Kupat Bebekbebek]] (Bentuk bagian bawahnya sedikit membulat dengan ujungnya dibiarkan agak panjang dan miring ke atas, mirip mulut bebek), [[Kupat Pandawapandawa]] (Bentuknya segitiga dengan ujung berupa 2 helai janur yang dikepang)
 
== Nama-nama lokal ==
Baris 37 ⟶ 41:
* [[bahasa Bali]]: tipat (ᬢᬶᬧᬢ᭄)
* [[bahasa Banjar]]: katupat
* [[Orang Tojo|bahasa Bare'e]] ([[Poso-Tojo Grup]]): Ketupatketupat
* [[bahasa Betawi]]: tupat
* [[bahasa CebuChamorro|bahasa Camoru]]: pusokatupat
* [[bahasa Gorontalo]]: atupato
* [[bahasa Indonesia]]: ketupat
Baris 50 ⟶ 54:
* [[bahasa Osing]]: kupat
* [[bahasa Sasak]]: topat (ᬢᭀᬧᬢ᭄)
* [[bahasa Cebu|bahasa Sugbu]]: pusô
* [[bahasa Sunda]]: kupat (ᮊᮥᮕᮒ᮪)
* [[bahasa Tagalog]]: bugnoy
Baris 64 ⟶ 69:
{{Masakan Indonesia}}
{{makanan-stub}}
[[Kategori:Makanan]]
 
[[Kategori:Hidangan Filipina]]
[[Kategori:Hidangan Indonesia]]