Sarnath: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Luckas-bot (bicara | kontrib)
k r2.5.2) (bot Menambah: tr:Sarnath
Faredoka (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(36 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
{{Infobox Indian Jurisdiction |
native_name = Sarnath |
skyline= Sarnath1.jpg|
skyline_caption= The [[DhamekhStupa StupaDhamek]], Sarnath |
type = city |
latd = 25.3811| longd = 83.0214|
Baris 25 ⟶ 24:
footnotes = |
}}
{{Tempat suci Buddhisme}}
'''Sarnath''' (atau disebut juga '''Mrigadava, Migadāya, Rishipattana, Isipatana)''' adalah taman rusa tempat [[Buddha]] pertama kali mengajarkan [[Dharma|Dharma,]] dan di mana Buddha [[Sangha]] muncul pertama kali melalui pencerahan [[Kondanna|Kondanna.]] Sarnath terletak 13 kilometer sebelah timur laut [[Varanasi|Varanasi,]] di [[Maharashtra|Uttar Pradesh,]] [[India|India.]] Singhpur, sebuah desa yang berjarak satu km jauhnya dari situs, merupakan tempat kelahiran [[Shreyansanath|Shreyansanath,]] [[Jain]] [[Tirthankar]] kesebelas jaman sekarang (Avasarpini), dan sebuah kuil yang didedikasikan untuk beliau adalah tempat ziarah penting bagi pemeluk Jain.
{{Buddhisme|buddha}}
 
'''Sarnath''' (atau disebut juga '''Mrigadava, Migadāya, Rishipattana, Isipatana)''' adalah taman rusa tempat [[Buddha]] pertama kali mengajarkan [[Dharma]], dan di mana Buddha [[Sangha]] muncul pertama kali melalui pencerahan [[Kondanna]]. Sarnath terletak 13 kilometer sebelah timur laut [[Varanasi]], di [[Maharashtra|Uttar Pradesh,]] [[India]]. Singhpur, sebuah desa yang berjarak satu km jauhnya dari situs, merupakan tempat kelahiran [[Shreyansanath]], [[Jain]] [[Tirthankar]] kesebelas zaman sekarang (Avasarpini), dan sebuah kuil yang didedikasikan untuk dia adalah tempat ziarah penting bagi pemeluk Jain.
 
Isipatana disebutkan oleh Sang Buddha sebagai salah satu dari empat tempat [[Ziarah Buddhis|ziarah]] penting bagi pengikutNya untuk dikunjungi.
 
 
 
== Asal nama ==
'''Mrigadava''' berarti "taman rusa". '''Isipatana''' adalah nama yang digunakan dalam kitab [[Pali|bahasa Pali ,]] dan memiliki arti "tempat di mana orang-orang suci berada" ([[bahasa Pali|Pali]]: ''isi,'', Sansekerta[[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: ''Resi)'' jatuh ke bumi.
 
Legenda mengatakan bahwa ketika calon Buddha lahir di dunia, beberapa [[Deva (Buddha)|dewa]] turun ke bumi untuk mengumumkannya kepada 500 Resi. Para Resi terbang ke udara, menghilang dan relik mereka jatuh ke tanah. {{Fact|date=April 2007}} Penjelasan lain untuk nama Isipatana tersebut adalah karena orang bijak, dalam perjalanan mereka melalui udara (dari Pegunungan Himalaya), turun di sini atau memulai dari sini perjalanan udara mereka (isayo ettha nipatanti uppatanti CATI-Isipatanam). Para Pacceka Buddha, setelah menghabiskan tujuh hari dalam perenungan mengenai Gandhamādana, mandi di Danau Anotatta dan datang ke pemukiman manusia melalui udara (terbang) untuk mencari sedekah. Mereka turun ke bumi di Isipatana.<ref>MA.i.387; AA.i.347 menambahkan bahwa orang bijak juga memegang uposatha di Isipatana)</ref> Kadang-kadang para Pacceka Buddha datang ke Isipatana dari Nandamūlaka-pabbhāra.<ref>(MA.ii.1019; PsA.437-8)</ref>
 
[[Xuanzang]] mengutip Nigrodhamiga Jataka (Ji145ff) untuk menjelaskan asal usul dari Migadāya. Menurut dia Taman Rusa adalah hutan yang dihadiahkan oleh raja Benares dalam cerita Jataka, di mana rusa-rusa dapat berkeliaran tanpa gangguan. Migadāya disebut demikian karena diizinkan rusa-rusa itu berkeliaran di sana tanpa gangguan/pemburuan.
Legenda mengatakan bahwa ketika calon Buddha lahir di dunia, beberapa [[Deva (Buddha)|dewa]] turun ke bumi untuk mengumumkannya kepada 500 Resi. Para Resi terbang ke udara, menghilang dan relik mereka jatuh ke tanah. {{Fact|date=April 2007}} Penjelasan lain untuk nama Isipatana tersebut adalah karena orang bijak, dalam perjalanan mereka melalui udara (dari Pegunungan Himalaya), turun di sini atau memulai dari sini perjalanan udara mereka (isayo ettha nipatanti uppatanti CATI-Isipatanam). Para Pacceka Buddha, setelah menghabiskan tujuh hari dalam perenungan mengenai Gandhamādana, mandi di Danau Anotatta dan datang ke pemukiman manusia melalui udara (terbang) untuk mencari sedekah. Mereka turun ke bumi di Isipatana. <ref> MA.i.387; AA.i.347 menambahkan bahwa orang bijak juga memegang uposatha di Isipatana)</ref> Kadang-kadang para Pacceka Buddha datang ke Isipatana dari Nandamūlaka-pabbhāra. <ref> (MA.ii.1019; PsA.437-8)</ref>
 
 
[[Xuanzang]] mengutip Nigrodhamiga Jataka (Ji145ff) untuk menjelaskan asal-usul dari Migadāya. Menurut beliau Taman Rusa adalah hutan yang dihadiahkan oleh raja Benares dalam cerita Jataka, di mana rusa-rusa dapat berkeliaran tanpa gangguan. Migadāya disebut demikian karena diizinkan rusa-rusa itu berkeliaran di sana tanpa gangguan/pemburuan.
 
 
''Sarnath,'' dari ''Saranganath,'' berarti "Pemimpin dari Rusa" dan berkaitan dengan cerita Buddhis kuno lainnya di mana [[Bodhisattva]] terlahir sebagai rusa dan memberikan hidupnya untuk seorang raja menggantikan seekor rusa betina yang rencananya akan dibunuh. Raja begitu tergugah sehngga ia menciptakan taman sebagai tempat perlindungan bagi rusa. Taman tersebut masih ada hingga saat ini.
 
 
 
== Sejarah ==
{{BuddhasHolySites}}{{buddhism}}
 
=== Buddha Gautama di Isipatana ===
 
Buddha pergi dari [[Bodhgaya]] ke Sarnath sekitar 5 minggu setelah PencerahanNya. Sebelum Gautama (calon Buddha) mencapai Pencerahan, ia meninggalkan praktik pertapaan kerasnya, dan teman-temannya - para pertapa Pañcavaggiya, meninggalkannya dan pergi ke Isipatana.<ref>Ji68</ref>
 
Setelah mencapai Pencerahan, [[Buddha]], meninggalkan [[Uruvela]], dan pergi menuju Isipatana untuk menemui para pertapa Pañcavaggiya dan mengajar mereka. Ia pergi menemui mereka karena, dengan menggunakan kekuatan spiritualNya, Ia telah melihat bahwa kelima mantan sahabatnya akan mampu memahami Dharma dengan cepat. Dalam perjalanan menuju Sarnath, Buddha Gautama harus menyeberangi Sungai Gangga. Tidak punya uang untuk membayar tukang perahu, Ia menyeberangi [[Gangga|Sungai Gangga]] melalui udara (terbang). Ketika Raja [[Bimbisara]] mendengar hal ini, ia menghapuskan biaya perjalanan bagi para [[pertapa]]. Ketika Buddha Gautama menemukan lima mantan sahabatnya, Ia mengajar mereka, mereka mengerti dan sebagai akibatnya mereka juga menjadi Yang Tercerahkan. Pada saat itu [[Sangha]], komunitas yang Tercerahkan, didirikan. Khotbah yang diberikan Buddha kepada lima pertama tersebut merupakan khotbah pertama, yang disebut [[Dhammacakkappavattana Sutta]]. Khotbah itu diberikan pada hari bulan purnama di bulan [[Asalha]].<ref>Vin.i.10f.; Pada kesempatan ini dari 80 koti dewa Brahma dan tak terhitung mencapai pemahaman kebenaran (Mil.30); (130 koti kata Mil.350). The Lal. (528) memberikan rincian tentang tahap-tahap perjalanan ini</ref> Buddha kemudian juga menghabiskan [[vassa|musim hujan]] pertamaNya di Sarnath <ref>Bua., P.3</ref> di ''[[Mulagandhakuti]].'' Sangha telah berjumlah 60 biksu (setelah [[Yasa]] dan teman-temannya telah menjadi biksu), Buddha mengutus mereka menuju segala penjuru dunia untuk bepergian sendiri dan mengajarkan Dharma. Hal ini menandakan misionaris pertama di dunia telah dimulai.Keenam puluh biksu tersebut adalah [[Arahat]].
Buddha pergi dari [[Bodhgaya]] ke Sarnath sekitar 5 minggu setelah PencerahanNya. Sebelum Gautama (calon Buddha) mencapai Pencerahan, ia meninggalkan praktek pertapaan kerasnya, dan teman-temannya - para pertapa Pañcavaggiya, meninggalkannya dan pergi ke Isipatana. <ref> Ji68</ref>
 
 
Setelah mencapai Pencerahan, [[Buddha|Buddha,]] meninggalkan [[Uruvela|Uruvela,]] dan pergi menuju Isipatana untuk menemui para pertapa Pañcavaggiya dan mengajar mereka. Ia pergi menemui mereka karena, dengan menggunakan kekuatan spiritualNya, Ia telah melihat bahwa kelima mantan sahabatnya akan mampu memahami Dharma dengan cepat. Dalam perjalanan menuju Sarnath, Buddha Gautama harus menyeberangi Sungai Gangga. Tidak punya uang untuk membayar tukang perahu, Ia menyeberangi [[Gangga|Sungai Gangga]] melalui udara (terbang). Ketika Raja [[Bimbisara]] mendengar hal ini, ia menghapuskan biaya perjalanan bagi para [[pertapa]]. Ketika Buddha Gautama menemukan lima mantan sahabatnya, Ia mengajar mereka, mereka mengerti dan sebagai akibatnya mereka juga menjadi Yang Tercerahkan. Pada saat itu [[Sangha|Sangha,]] komunitas yang Tercerahkan, didirikan. Khotbah yang diberikan Buddha kepada lima pertama tersebut merupakan khotbah pertama, yang disebut [[Dhammacakkappavattana Sutta|Dhammacakkappavattana Sutta.]] Khotbah itu diberikan pada hari bulan purnama di bulan [[Asalha|Asalha.]] <ref> Vin.i.10f.; Pada kesempatan ini dari 80 koti dewa Brahma dan tak terhitung mencapai pemahaman kebenaran (Mil.30); (130 koti kata Mil.350). The Lal. (528) memberikan rincian tentang tahap-tahap perjalanan ini</ref> Buddha kemudian juga menghabiskan [[vassa|musim hujan]] pertamaNya di Sarnath <ref> Bua., P.3</ref> di ''[[Mulagandhakuti|Mulagandhakuti.]]'' Sangha telah berjumlah 60 bhiksu (setelah [[Yasa]] dan teman-temannya telah menjadi bhiksu), Buddha mengutus mereka menuju segala penjuru dunia untuk bepergian sendiri dan mengajarkan Dharma. Hal ini menandakan misionaris pertama di dunia telah dimulai.Keenam puluh bhiksu tersebut adalah [[Arahat]].
 
 
Beberapa kejadian lain yang berhubungan dengan Buddha, selain khotbah pertama, dikisahkan juga terjadi di Isipatana. Pada suatu hari saat fajar [[Yasa]] datang kepada Sang Buddha dan menjadi seorang [[Arahat|Arahat.]] <ref> Vin.i.15f</ref> Juga di Isipatana, aturan yang melarang penggunaan sandal yang terbuat dari daun talipot ditetapkan. <ref> Vin.i.189</ref> Pada kesempatan lain, ketika Sang Buddha tinggal di Isipatana, setelah datang dari [[Rajgir|Rajagaha,]] Beliau melembagakan aturan-aturan yang melarang penggunaan beberapa jenis daging, termasuk daging manusia. <ref> Vin.i.216ff.; Aturan mengenai daging manusia itu diperlukan karena Suppiyā membuat kaldu dari daging sendiri untuk sakit biarawan</ref> Dua kali, pada saat berada Buddha di Isipatana, [[Mara (setan)|Mara]] mengunjungiNya tetapi harus pergi dengan perasaan malu. <ref> Si105f</ref>
 
Beberapa kejadian lain yang berhubungan dengan Buddha, selain khotbah pertama, dikisahkan juga terjadi di Isipatana. Pada suatu hari saat fajar [[Yasa]] datang kepada Sang Buddha dan menjadi seorang [[Arahat]].<ref>Vin.i.15f</ref> Juga di Isipatana, aturan yang melarang penggunaan sandal yang terbuat dari daun talipot ditetapkan.<ref>Vin.i.189</ref> Pada kesempatan lain, ketika Sang Buddha tinggal di Isipatana, setelah datang dari [[Rajgir|Rajagaha,]] Dia melembagakan aturan-aturan yang melarang penggunaan beberapa jenis daging, termasuk daging manusia.<ref>Vin.i.216ff.; Aturan mengenai daging manusia itu diperlukan karena Suppiyā membuat kaldu dari daging sendiri untuk sakit biarawan</ref> Dua kali, pada saat berada Buddha di Isipatana, [[Mara (setan)|Mara]] mengunjungiNya tetapi harus pergi dengan perasaan malu.<ref>Si105f</ref>
 
Selain Dhammacakkappavattana Sutta yang disebutkan di atas, beberapa sutta juga dikhotbahkan oleh Buddha selama berada di Isipatana, di antaranya:
* [[Anattalakkhana Sutta]],
 
* [[Anattalakkhana Sutta|Anattalakkhana Sutta,]]
* Saccavibhanga Sutta,
* Panca Sutta (S.iii.66f),
Baris 73 ⟶ 59:
* Dhammadinna Sutta (Sv406f), khotbah kepada umat awam terkemuka Dhammadinna, yang datang untuk mengunjungi Sang Buddha.
 
Beberapa anggota terkemuka Sangha tampaknya sudah tinggal di Isipatana dari waktu ke waktu, di antara beberapa catatan pembicaraan di Isipatana adalah antara [[Sariputta]] dan [[Mahakotthita]],<ref>S.ii.112f; iii.167f; iv.162f; 384ff</ref> dan salah satu di antara Mahākotthita dan [[Citta-Hatthisariputta]].<ref>(A.iii.392f)</ref> Disebutkan juga di dalam wacana, di mana beberapa biksu yang menetap di Isipatana mencoba untuk membantu [[Channa]] yang mengalami kesulitan.<ref>S.iii.132f)</ref>
 
Menurut Udapāna Jataka (J.ii.354ff) di dekat Isipatana juga terdapat sebuah mata air yang sangat kuno, yang pada masa kehidupan Buddha, digunakan oleh para biksu yang tinggal di sana.
Beberapa anggota terkemuka Sangha tampaknya sudah tinggal di Isipatana dari waktu ke waktu, diantara beberapa catatan pembicaraan di Isipatana adalah antara [[Sariputta]] dan [[Mahakotthita|Mahakotthita,]] <ref> S.ii.112f; iii.167f; iv.162f; 384ff</ref> dan salah satu di antara Mahākotthita dan [[Citta-Hatthisariputta|Citta-Hatthisariputta.]] <ref> (A.iii.392f)</ref> Disebutkan juga di dalam wacana, di mana beberapa bhiksu yang menetap di Isipatana mencoba untuk membantu [[Channa]] yang mengalami kesulitan. <ref> S.iii.132f)</ref>
 
 
Menurut Udapāna Jataka (J.ii.354ff) di dekat Isipatana juga terdapat sebuah mata air yang sangat kuno, yang pada masa kehidupan Buddha, digunakan oleh para bhiksu yang tinggal di sana.
 
 
 
=== Isipatana setelah Buddha ===
Menurut [[Mahavamsa]], ada komunitas para biksu yang besar di Isipatana pada abad kedua SM. Alasannya kita diberitahu bahwa pada upacara fondasi [[Maha Thupa|Maha Thūpa]] di [[Anuradhapura]], dua belas ribu biksu yang hadir dari Isipatana dipimpin oleh Sesepuh Dhammasena.<ref>Mhv.xxix.31)</ref>
 
Di Isipatana, Hiouen Thsang <ref>Beal: Rekor Dunia Barat, ii.45ff</ref> menemukan seribu lima ratus biksu mempelajari Hinayana. Di bagian depan dari Sanghārāma terdapat sebuah vihara sekitar dua ratus meter tingginya, dibangun dengan kokoh, dan atapnya ditutupi oleh ornamen pohon mangga emas. Di tengah-tengah vihara terdapat patung Buddha ukuran normal yang sedang memutar roda Hukum/Dharma. Di barat daya terdapat sisa-sisa sebuah stupa batu yang dibangun oleh Raja [[Asoka]]. Divy. (389-94) menyebutkan bahwa Asoka berkeinginan untuk mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan Buddha, dan untuk mendirikan thupa disana. Dengan demikian ia mengunjungi [[Taman Lumbini|Lumbini,]] [[Bodhimula|Bodhimūla,]] Isipatana, Migadāya dan [[Kusinagara|Kusinagara;]] ini ditegaskan dengan prasasti Asoka, misalnya Prasasti Batu, viii.
 
Di depannya terdapat sebuah pilar batu untuk menandai tempat di mana Buddha mengajarkan khotbah pertamaNya. Di dekat stupa lain merupakan situs di mana para pertapa Pañcavaggiya menghabiskan waktu mereka bertapa sebelum kedatangan Buddha, dan satu lagi di mana lima ratus [[Pacceka Buddha]] mencapai [[Nibbana]]. Dekat dengannya terdapat bangunan lain di mana [[Maitreya|Buddha Metteyya]] yang akan datang mendapatkan kepastian menjadi seorang Buddha.
Menurut [[Mahavamsa|Mahavamsa,]] ada komunitas para bhiksu yang besar di Isipatana pada abad kedua SM. Alasannya kita diberitahu bahwa pada upacara fondasi [[Maha Thupa|Maha Thūpa]] di [[Anuradhapura|Anuradhapura,]] dua belas ribu biksu yang hadir dari Isipatana dipimpin oleh Sesepuh Dhammasena. <ref> Mhv.xxix.31)</ref>
 
Ajaran Buddha berkembang di Sarnath sebagian karena raja dan saudagar kaya yang berbasis di [[Varanasi]]. Pada abad ketiga Sarnath telah menjadi pusat penting bagi seni budaya dan mencapai puncaknya selama periode [[Kemaharajaan Gupta|Gupta]] (4th ke abad 6 M). Pada abad ke-7 pada saat [[Xuan Zang]] berkunjung dari Cina, ia menemukan 30 vihara dan 3000 biksu tinggal di Sarnath.
 
Sarnath menjadi pusat utama dari sekolah agama Buddha [[Awal sekolah Buddhis|Sammatiya]], salah satu [[awal sekolah Buddhis|sekolah Buddhisme awal.]] Namun adanya gambar [[Heruka]] dan [[Tara (Devi)|Tara]] menunjukkan bahwa Buddhisme [[Vajrayana]] (pada waktu kemudian) juga dipraktikkan di sini. Juga gambar-gambar dewa kaum Brahmana seperti [[Shiva|Siwa]] dan [[Brahma]] ditemukan di lokasi ini, dan masih ada kuil [[Jain]] (di Chandrapuri) yang terletak sangat dekat dengan [[Dhamekh Stupa]].
Di Isipatana, Hiouen Thsang <ref> Beal: Rekor Dunia Barat, ii.45ff</ref> menemukan seribu lima ratus biksu mempelajari Hinayana. Di bagian depan dari Sanghārāma terdapat sebuah vihara sekitar dua ratus meter tingginya, dibangun dengan kokoh, dan atapnya ditutupi oleh ornamen pohon mangga emas. Di tengah-tengah vihara terdapat patung Buddha ukuran normal yang sedang memutar roda Hukum/Dharma. Di barat daya terdapat sisa-sisa sebuah stupa batu yang dibangun oleh Raja [[Asoka|Asoka.]] Divy. (389-94) menyebutkan bahwa Asoka berkeinginan untuk mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan Buddha, dan untuk mendirikan thupa disana. Dengan demikian ia mengunjungi [[Taman Lumbini|Lumbini,]] [[Bodhimula|Bodhimūla,]] Isipatana, Migadāya dan [[Kusinagara|Kusinagara;]] ini ditegaskan dengan prasasti Asoka, misalnya Prasasti Batu, viii.
 
 
Di depannya terdapat sebuah pilar batu untuk menandai tempat di mana Buddha mengajarkan khotbah pertamaNya. Di dekat stupa lain merupakan situs dimana para pertapa Pañcavaggiya menghabiskan waktu mereka bertapa sebelum kedatangan Buddha, dan satu lagi di mana lima ratus [[Pacceka Buddha]] mencapai [[Nibbana|Nibbana.]] Dekat dengannya terdapat bangunan lain di mana [[Maitreya|Buddha Metteyya]] yang akan datang mendapatkan kepastian menjadi seorang Buddha.
 
 
Ajaran Buddha berkembang di Sarnath sebagian karena raja dan saudagar kaya yang berbasis di [[Varanasi|Varanasi.]] Pada abad ketiga Sarnath telah menjadi pusat penting bagi seni budaya dan mencapai puncaknya selama periode [[Kemaharajaan Gupta|Gupta]] (4th ke abad 6 M). Pada abad ke-7 pada saat [[Xuan Zang]] berkunjung dari Cina, ia menemukan 30 vihara dan 3000 bhiksu tinggal di Sarnath.
 
 
Sarnath menjadi pusat utama dari sekolah agama Buddha [[Awal sekolah Buddhis|Sammatiya]], salah satu [[awal sekolah Buddhis|sekolah Buddhisme awal.]] Namun adanya gambar [[Heruka]] dan [[Tara (Devi)|Tara]] menunjukkan bahwa Buddhisme [[Vajrayana]] (pada waktu kemudian) juga dipraktekkan di sini. Juga gambar-gambar dewa kaum Brahmana seperti [[Shiva|Siwa]] dan [[Brahma]] ditemukan di lokasi ini, dan masih ada kuil [[Jain]] (di Chandrapuri) yang terletak sangat dekat dengan [[Dhamekh Stupa|Dhamekh Stupa.]]
 
 
Pada akhir abad ke-12 Sarnath ditaklukkan oleh Muslim Turki, dan situs tersebut kemudian dijarah untuk dijadikan bahan bangunan.
 
 
 
=== Penemuan Isipatana ===
Isipatana diidentifikasi dengan Sarnath modern, enam mil dari Benares. [[Alexander Cunningham]] <ref>Arch. Laporan, ip 107</ref> menemukan Migadāya diwakili dengan sebuah hutan seluas sekitar setengah mil, yang membentang dari makam besar [[Dhamekha]] di sebelah utara hingga ke gundukan [[Chaukundi]] di sebelah selatan.
 
 
Isipatana diidentifikasi dengan Sarnath modern, enam mil dari Benares. [[Alexander Cunningham]] <ref> Arch. Laporan, ip 107</ref> menemukan Migadāya diwakili dengan sebuah hutan seluas sekitar setengah mil, yang membentang dari makam besar [[Dhamekha]] di sebelah utara hingga ke gundukan [[Chaukundi]] di sebelah selatan.
 
 
 
=== Karakteristik legendaris Isipatana ===
Menurut [[atthakatha|kitab komentar buddhis,]] semua [[Daftar dua puluh delapan Buddha|Buddha]] mengkhotbahkan khotbah pertama mereka di Migadāya di Isipatana. Ini adalah salah satu dari empat [[avijahitatthanani|avijahitatthānāni]] (titik-titik yang tidak berubah), yang lainnya adalah [[Bodhi-pallanka]], tempat di pintu gerbang [[Sankassa]], di mana Sang Buddha pertama kali menyentuh bumi saat kembali dari [[Tavatimsa|Tāvatimsa,]] dan situs tempat tidur di [[Gandhakuti]] di [[Jetavana]] <ref>(BuA.247; DA.ii.424).</ref>
 
Pada masa lampau kadang Isipatana mempertahankan nama sendiri, seperti yang terjadi pada masa Phussa Buddha (Bu.xix.18), Dhammadassī (BuA.182) dan Kassapa (BuA.218). Kassapa lahir di sana (ibid., 217). Tetapi lebih sering Isipatana dikenal dengan nama yang berbeda (untuk nama-nama ini tergantung dari masing-masing zaman Buddha). Jadi, pada masa Buddha [[Vipassi|Vipassī]], tempat itu dikenal sebagai Khema-uyyāna. Ini adalah kebiasaan bagi semua Buddha untuk pergi melalui udara menuju Isipatana untuk memberitakan khotbah pertama mereka. Namun Buddha Gotama berjalan sepanjang jalan, sejauh delapan belas liga (1 liga = 4.828032&nbsp;km), karena Ia tahu dengan demikian Ia akan bertemu [[Upaka]], pertapa [[Ajivaka]], yang dapat Ia ajarkan.<ref>DA.ii.471)</ref>
 
[[Berkas:Five disciples at Sarnath.jpg|jmpl|pus|550px|Pertama lima murid membayar hormat kepada roda Dharma di deerpark dari Isipatana.]]
Menurut [[atthakatha|kitab komentar buddhis,]] semua [[Daftar dua puluh delapan Buddha|Buddha]] mengkhotbahkan khotbah pertama mereka di Migadāya di Isipatana. Ini adalah salah satu dari empat [[avijahitatthanani|avijahitatthānāni]] (titik-titik yang tidak berubah), yang lainnya adalah [[bodhi-pallanka|Bodhi-pallanka,]] tempat di pintu gerbang [[Sankassa|Sankassa,]] di mana Sang Buddha pertama kali menyentuh bumi saat kembali dari [[Tavatimsa|Tāvatimsa,]] dan situs tempat tidur di [[Gandhakuti]] di [[Jetavana]] <ref> (BuA.247; DA.ii.424).</ref>
 
 
Di masa lampau kadang Isipatana mempertahankan nama sendiri, seperti yang terjadi pada masa Phussa Buddha (Bu.xix.18), Dhammadassī (BuA.182) dan Kassapa (BuA.218). Kassapa lahir di sana (ibid., 217). Tetapi lebih sering Isipatana dikenal dengan nama yang berbeda (untuk nama-nama ini tergantung dari masing-masing jaman Buddha). Jadi, pada masa Buddha [[Vipassi|Vipassī]], tempat itu dikenal sebagai Khema-uyyāna. Ini adalah kebiasaan bagi semua Buddha untuk pergi melalui udara menuju Isipatana untuk memberitakan khotbah pertama mereka. Namun Buddha Gotama berjalan sepanjang jalan, sejauh delapan belas liga (1 liga = 4.828032 km), karena Ia tahu dengan demikian Ia akan bertemu [[Upaka|Upaka,]] pertapa [[Ajivaka|Ajivaka,]] yang dapat Ia ajarkan. <ref> DA.ii.471)</ref>
 
 
[[Berkas:Five disciples at Sarnath.jpg|thumb|center|550px|Pertama lima murid membayar hormat kepada roda Dharma di deerpark dari Isipatana.]]
 
 
 
== Fitur Isipatana saat ==
 
[[Berkas:Ancient Buddhist monasteries near Dhamekh Stupa Monument Site, Sarnath.jpg|rightka|200px|thumbjmpl|Biara kuno di dekat Monumen Dhamekh Stupa Situs, Sarnath.]]
[[Berkas:Sarnath 2005 01 27.jpg|thumbjmpl|Situs arkeologi di Sarnath (Dhamek stupa terlihat di latar belakang).]]
Sebagian besar bangunan kuno dan struktur di Sarnath rusak atau hancur oleh Muslim Turki. Namun, di antara puing-puing dapat dibedakan:
 
* The '''[[Dhamek Stupa|Dhamek Stupa;]]''' sebuah situs yang mengesankan dengan tinggi 128 meter dan diameter 93 meter.
* The '''Dharmarajika Stupa''' adalah salah satu dari beberapa stupa [[Asoka|pra-Ashokan]] yang tersisa, meskipun hanya bagian dasar yang tersisa. Bagian lain dari Stupa Dharmarajika dipindahkan ke Varanasi untuk digunakan sebagai bahan bangunan pada abad ke-18. Pada saat itu, relik ditemukan di dalam Stupa Dharmarajika. Relik-relik ini kemudian dibuang ke sungai Gangga.
* The '''[[Chaukhandi Stupa]]''' memperingati tempat Sang Buddha bertemu dengan murid pertama, pada abad kelima atau lebih awal ditambahkan sebuah menara oktagonal [[Islam]]. Dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami pemulihan.
* Reruntuhan '''vihara Mulagandhakuti''' menandai tempat di mana Buddha menghabiskan musim hujan pertama.
* Vihara Mulagandhakuti modern adalah sebuah vihara yang dibangun pada tahun 1930 oleh Sri Lanka [[Mahabodhi Society|Mahabodhi Society,]], dengan lukisan dinding yang indah. Di baliknya terdapat Taman Rusa (di mana rusa masih terlihat).
* Pilar '''[[Pilar Asoka|Asoka]]''' didirikan di sini, awalnya dengan ornamen [[Lion Ibukota Asoka|"Singa Asoka"]] (saat ini dipajang di [[Sarnath Museum|Museum Sarnath),]] yang rusak selama invasi Turki tetapi dasarnya masih berdiri di lokasi asli.
* Museum arkeologi'''[[Sarnath Museum|Sarnath]]''' menjadi kediaman untuk pilar Singa Ashoka yang terkenal, yang secara ajaib selamat setelah jatuh dari ketinggian 45-kaki ke tanah (dari bagian atas Pilar Ashoka ), dan saat ini menjadi [[Lambang India|Lambang Nasional India]] dan simbol nasional pada [[Indian flag|bendera India.]] Museum ini juga menjadi kediaman untuk patung Buddha dalam postur Dharmachakra yang terkenal.
* Ada juga sebuah pohon Bodhi yang ditanam oleh [[Anagarika Dharmapala]] yang tumbuh dari cangkokan [[Pohon bodhi|Pohon Bodhi]] di [[Bodh Gaya|Bodh Gaya.]].
 
 
Bagi umat Buddha, Sarnath (atau Isipatana) adalah salah satu dari empat situs ziarah yang ditunjuk sendiri oleh [[Buddha|Buddha Gautama,]] tiga lainnya adalah [[Kushinagar|Kushinagar,]] [[Bodh Gaya|Bodh Gaya,]] dan [[Taman Lumbini|Lumbini.]]
 
 
Bagi umat Buddha, Sarnath (atau Isipatana) adalah salah satu dari empat situs ziarah yang ditunjuk sendiri oleh [[Buddha|Buddha Gautama,]] tiga lainnya adalah [[Kushinagar]], [[Bodh Gaya]], dan [[Taman Lumbini|Lumbini.]]
 
== Modern-Day Ziarah ke Sarnath ==
[[Berkas:Sarnath tibetan temple 1.jpg|thumbjmpl|250px|Bait komunitas Tibet di Sarnath.]]
[[Berkas:A Buddhist temple at Sarnath.jpg|rightka|200px|thumbjmpl|Mulagandhakuti Vihara, Candi Budha di Sarnath.]]
[[Berkas:Sridigamber Jain Temple, Singhpuri, Sarnath, Varanasi.jpg|rightka|200px|thumbjmpl|Jain Sridigamber kuil, Singhpuri, Sarnath, tepat di belakang Stupa Dhamekh.]]
 
 
Sarnath telah dikembangkan sebagai tempat ziarah, baik bagi umat Buddha dari India maupun luar negeri. Sejumlah negara di mana agama Buddha merupakan agama dominan, di antaranya Thailand, Jepang, Tibet dan Myanmar, telah mendirikan kuil-kuil dan vihara-vihara dengan gaya masing-masing negara yang khas di Sarnath.Dengan demikian, peziarah dan pengunjung memiliki kesempatan untuk mengalami sekilas mengenai arsitektur Buddhis dari berbagai budaya.
 
 
 
== Galeri ==
 
<gallery>
Berkas:SarnathWallPaintings.jpg|Mural di dalam Mulagandhakuti Vihara
Berkas:SarnathWallPaintings2.jpg|Mural di dalam Mulagandhakuti Vihara
Berkas:SarnathEntrance.jpg|Sarnath reruntuhan
Berkas:Dharmarajika_Stupa.JPG|Dharmarajika Stupa dari pra-Ashokan Era
Berkas:Sarnath Ashoka Pillar.jpg|Dasar pilar Asoka di Sarnath yang rusak selama invasi Islam Turki, itu pada awalnya diliputi oleh "Lion Ibukota Asoka" yang saat ini di Sarnath dipajang di Museum. Lion khusus ini Ibukota Asoka, awalnya di atas pilar di Sarnath ini telah diadopsi sebagai "Lambang India".
Berkas:Aramaic_Inscriptures_in_Sarnath.JPG|Brahmi Inscriptures pada tiang utama
Berkas:Sarnath Lion Capital of Ashoka.jpg|Ini adalah batu asli patung terkenal Lion Ibukota Asoka Sarnath diawetkan di Museum yang awalnya didirikan sekitar 250 SM di atas sebuah Pilar Asoka di Sarnath. Sudut dari mana gambar ini telah diambil, dikurangi berbentuk lonceng terbalik bunga teratai, telah diadopsi sebagai Lambang Nasional India menunjukkan Kuda di sebelah kiri dan Banteng di sebelah kanan dari Asoka Chakra dalam dasar yang melingkar India empat singa yang berdiri kembali ke belakang. Di ujung ada Gajah dan Singa sebagai gantinya. Roda "Ashoka Chakra" dari dasar tersebut telah ditempatkan ke pusat Bendera Nasional India.
Berkas:Buddha from Mulgandha Kuti Vihar.jpg|Buddha dari Kuti Mulgandha Nagar.
</gallery>
 
 
 
== Lihat pula ==
 
* [[Asoka's Mayor Rock Edict]]
* [[Ziarah Buddhis]]
 
== Referensi ==
 
 
== Sumber : ==
{{reflist}}
 
 
 
== Pranala luar ==
 
 
{{commonscat|Sarnath}}
* {{wikivoyage|Sarnath}}
* {{en}} [http://vishwakala.org/uniportal/info/index.asp Sarnath india Arsitektur Seni Budaya Sejarah Archcelogy Proyek Studi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080324193656/http://www.vishwakala.org/uniportal/info/index.asp |date=2008-03-24 }}
 
[[Kategori:Kota di Uttar Pradesh]]
* {{wikitravel}}
{{ppn|i_/isipatana.htm|Isipatana}}
{{RBK|33|Sarnath}}
 
* [http://vishwakala.org/uniportal/info/index.asp Sarnath india Arsitektur Seni Budaya Sejarah Archcelogy Proyek Studi]
 
 
{{Buddhism topics}}
 
[[Kategori:Ziarah Buddhis]]
[[Kategori:Kota-kota di Uttar Pradesh]]
[[Kategori:Varanasi]]
[[Kategori:BudayaBuddha pada Warisan Dunia UNESCO Tentative ListGautama]]
[[Kategori:PariwisataTempat diziarah Uttaragama PradeshBuddha]]
[[Kategori:Buddha]]
[[Kategori:Awal Buddhisme]]
[[Kategori:Suci Buddhis]]
[[Kategori:Bekas pemukiman di India]]
 
[[ca:Sarnath]]
[[cs:Sárnáth]]
[[cy:Sarnath]]
[[de:Sarnath]]
[[en:Sarnath]]
[[es:Sarnath]]
[[fi:Sarnath]]
[[fr:Sārnāth]]
[[gu:સારનાથ]]
[[hi:सारनाथ]]
[[it:Sarnath]]
[[ja:サルナート]]
[[ko:사르나트]]
[[my:မိဂဒါဝုန်]]
[[nl:Sarnath]]
[[pl:Sarnath]]
[[pt:Sarnath]]
[[sh:Sarnath]]
[[sv:Sarnath]]
[[te:సారనాథ్]]
[[th:สารนาถ]]
[[tr:Sarnath]]
[[zh:鹿野苑]]